Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

HUBUNGAN STATUS ANEMIA, PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN, PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN, DAN STIMULASI KOGNITIF DENGAN FUNGSI KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR Puspaningtyas, Desty Ervira; Sudargo, Toto; Syamsiatun, Nurul Huda
GIZI INDONESIA Vol 35, No 2 (2012): September 2012
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v35i2.127

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara status anemia, praktek pemberian makan pada anak, pemeliharaan kesehatan anak, dan stimulasi kognitif pada fungsi kognitif anak sekolah dasar umur  9-13  tahun  yang  tinggal di  Kabupaten  Imogiri  kota  Bantul,  Yogjakarta,  Sebanyak  120  anak  terplih secara  acak  sederhana,  tetapi  7  diantaranya  tidak  mengikuti  test  kognitif.  Status  anemia  ditentukan berdasarkan  konsentrasi  kadar  hemoglobin  secara  cyanmethemoglobin.  Data  tentang  kebiasaan pemberian  makan  anak,  praktik  pemeliharaan  kesehatan  dan  stimulasi  kognitif  anak  diambil  dengan pertanyaan  yang  diajukan  pada  orang  ibunya  melalui  kuesioner.  Fungsi  kognitif  diukur  dengan  metoda CFIT dan  hasil belajar  di sekolahnya, termasuk pada mata ajaran Bahasa Indonesia dan maematika. Uji Hubungan  2  variabel  menunjukkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  status  anemia dengan  angka  matematika  (p=0.005,  ρ  spearman  0.264),  praktek  pemberian  makan  pada  anak  dengan angka matematika (p=0.029, ρ spearman 0.206), dan stimulasi kognitif dengan angka matematika (p=0.027, ρ  spearman  0.208).  Dapat  disimpulkan  bahwa  dalam  penelitian  ini  status  anemia,  praktik  pemberian makanan  anak  dan  stimulasi  kogntif  pada  anak  mempunyai  hubungan  yang  bermakna  terhadap  fungsi kognitif anak, terutama pada angka pencapaian matematika. Kata kunci: status anemia, praktik pemberian makan pada anak, stimulasi kognitif, fungsi kognitif, anak sekolah dasar
Deteksi masalah kesehatan bagi lanjut usia Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan Puspaningtyas, Desty Ervira; Putriningtyas, Natalia Desy
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.649 KB)

Abstract

Latar Belakang:Lanjut usia (lansia) merupakan golongan umur yang rentan mengalami berbagai permasalahan gizi dan kesehatan, baik status gizi kurang maupun status gizi lebih karena adanya perubahan pola makan. Permasalahan lain yang biasa dialami paralansia adalah hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia. Tujuan: Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah mengetahui persentase kejadian malnutrisi, hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia pada lansia. Pengabdian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lansia untuk melakukan pemeriksaan secara dini dan berkala. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, pengecekan kadar asam urat dan kadar glukosa darah. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah menggunakan timbangan digital, mikrotoa, dan tensimeter digital.Pemeriksaan darah dilakukan secara cepat menggunakan easy touch.Sasaran pengabdian adalah lansia di RW 07 Kelurahan Pakuncen Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta yang berjumlah 48 orang (13 laki-laki dan 35 perempuan). Hasil: Diketahui berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT) secara berurutan adalah 57,84 ± 10,62; 153,23 ± 7,12; dan 24,58 ± 3,96. Data pemeriksaan kesehatan menunjukan tekanan darah sistole, tekanan darah diastole, kadar asam urat dan glukosa adalah 132 (88 – 175); 78 (60 – 109); 6,1 (3,10 – 15,90); dan 112,5 (55 – 261).Persentase obesitas, hipertensi, hiperurisemia, dan hiperglikemia secara berurutan adalah 50%; 35,4%; 47,9%; 16,7%. Kejadian obesitas, hipertensi, dan hiperurisemia lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki. Kesimpulan: Mayoritas sasaran pengabdian memiliki status gizi obesitas, tekanan darah pre-hipertensi dan hipertensi, normourisemia, dan normoglikemia.Kata kunci:  lanjut usia; status gizi kurang; status gizi lebih; hipertensi; hiperurisemia; hiperglikemia
Asupan Cairan dan Vitamin C dengan Tingkat Kecemasan pada Atlet Sepak Bola di Yogyakarta Afriani, Yuni; Puspaningtyas, Desty Ervira; Mahfida, Silvi Lailatul; Kushartanti, Wara; Farmawati, Arta
Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Vol 7, No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/miki.v7i2.12147

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan asupan cairan dan vitamin C dengan kondisi kecemasan atlet sepak bola. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, desain cross-sectional, dilakukan bulan Mei-Juni 2014 di Stadion Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Indonesia. Subjek penelitian ini adalah 10 atlet sepak bola dari UGM dan 11 atlet sepak bola dari UNY. Data asupan cairan dan vitamin C dilihat dengan wawancara menggunakan form SQFFQ. Kondisi kecemasan atlet diukur dengan kuesioner kecemasan yang dimodifikasi dari State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Data dianalisis menggunakan software statistik. Hasil : Rata-rata asupan cairan pada atlet sepak bola UGM  adalah 2.930,92 ± 1.249,26 ml. Asupan vitamin C pada atlet sepak bola UGM adalah 112,33 ± 212,38 mg. Skor kecemasan dari atlet sepak bola UGM adalah 26,9 ± 7,18. Tidak ada hubungan yang signifikan pada asupan cairan dan vitamin C dengan kecemasan pada atlet UGM (p>0,05). Sedangkan rata-rata asupan cairan pada atlet sepak bola UNY adalah 3.250,32 ± 1.055,53 ml. Asupan vitamin C atlet adalah 19,93 ± 12,9 mg. Rata-rata skor kecemasan dari atlet sepak bola UNY adalah 26,18 ± 2,52. Tidak ada hubungan yang signifikan pada skor kecemasan dengan asupan cairan dan vitamin C pada atlet sepak bola UNY (p>0,05). Tidak ada hubungan yang signifikan pada asupan cairan dan vitamin C dengan skor kecemasan atlet sepak bola di Yogyakarta. The aims of the reseach is correlation between fluid intake and vitamin C with anxiety condition of soccer athletes in Yogyakarta is the objects of this study.This was an observational study with cross-sectional design. This research was conducted on May-June 2014 at Yogyakarta State University Stadium (UNY) Indonesia. The subjects of this study were 10 soccer athletes from UGM and 11 soccer athletes from UNY. Data of fluid intake and vitamin C were seen by interview using SQFFQ form. The athlete's anxiety condition was measured by a modified anxiety questionnaire from the State-Trait Anxiety Inventory (STAI). Data were analyzed using statistical software.Result: The average fluid intake in UGM soccer athletes is 2,930.92 ± 1,249.26 ml. Vitamin C intake in UGM soccer athletes is 112.33 ± 212.38 mg. Anxiety score from UGM soccer athletes is 26.9 ± 7.18. There was no significant association between fluid intake and vitamin C with anxiety in UGM athletes (p> 0.05). While the average fluid intake in soccer athletes of UNY is 3,250.32 ± 1055,53 ml. Vitamin C intake of athletes was 19.93 ± 12.9 mg. The average anxiety score of a soccer athletes of UNY is 26.18 ± 2.52. There was no significant association in anxiety scores with fluid intake and vitamin C in soccer athletes of UNY (p> 0.05).There is no significant correlation of fluid intake and vitamin C with anxiety scores of soccer athletes in Yogyakarta.
Efek minuman kombinasi maltodekstrin dan vitamin C terhadap VO2maks atlet sepak bola Puspaningtyas, Desty Ervira; Sudargo, Toto; Farmawati, Arta
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 12, No 1 (2015): Juli
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.364 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.22831

Abstract

Background: VO2max is one of win determiner in a game. Athletes receive training to improve technical skills, tactical skills, and physiology functions that can support the improvement of VO2max, so they can improve their achievement. Maltodextrin and vitamin C can be used as an ingredient for beverage products which can improve VO2max.Objective: To assess the effect of maltodextrin and vitamin C combination drink on VO2max in soccer athletes.Method: Type of this study was experimental design with the same subject design. The study was conducted from January 2014 until June 2014 at Culinary Laboratory Universitas Gadjah Mada (UGM) and Stadium of Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Subjects of this study were 14 soccer players coming from Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Every subject had to fulfill the inclusion and exclusion criteria, and the subjects were chosen by purposive sampling. In the first treatment, subjects received the combination drink―a drink with a composition 15% of maltodextrin and 250 mg of vitamin C in 300 mL. After 6 days washout period, subjects received 300 mL plain water. Drinks were given 30 minutes before VO2max test. VO2max test method used in this study was yo-yo intermittent recovery test level 2 (IR-2).Results: VO2max when subjects consumed maltodextrin and vitamin C combination drink was significantly lower than VO2max when athletes consumed plain water (p=0,0000).Conclusion: Maltodextrin and vitamin C combination drink was less effective than plain water to enhance VO2max.
HUBUNGAN STATUS ANEMIA, PRAKTIK PEMBERIAN MAKAN, PRAKTIK PERAWATAN KESEHATAN, DAN STIMULASI KOGNITIF DENGAN FUNGSI KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR Puspaningtyas, Desty Ervira; Sudargo, Toto; Syamsiatun, Nurul Huda
GIZI INDONESIA Vol 35, No 2 (2012): September 2012
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.06 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara status anemia, praktek pemberian makan pada anak, pemeliharaan kesehatan anak, dan stimulasi kognitif pada fungsi kognitif anak sekolah dasar umur  9-13  tahun  yang  tinggal di  Kabupaten  Imogiri  kota  Bantul,  Yogjakarta,  Sebanyak  120  anak  terplih secara  acak  sederhana,  tetapi  7  diantaranya  tidak  mengikuti  test  kognitif.  Status  anemia  ditentukan berdasarkan  konsentrasi  kadar  hemoglobin  secara  cyanmethemoglobin.  Data  tentang  kebiasaan pemberian  makan  anak,  praktik  pemeliharaan  kesehatan  dan  stimulasi  kognitif  anak  diambil  dengan pertanyaan  yang  diajukan  pada  orang  ibunya  melalui  kuesioner.  Fungsi  kognitif  diukur  dengan  metoda CFIT dan  hasil belajar  di sekolahnya, termasuk pada mata ajaran Bahasa Indonesia dan maematika. Uji Hubungan  2  variabel  menunjukkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  status  anemia dengan  angka  matematika  (p=0.005,  ρ  spearman  0.264),  praktek  pemberian  makan  pada  anak  dengan angka matematika (p=0.029, ρ spearman 0.206), dan stimulasi kognitif dengan angka matematika (p=0.027, ρ  spearman  0.208).  Dapat  disimpulkan  bahwa  dalam  penelitian  ini  status  anemia,  praktik  pemberian makanan  anak  dan  stimulasi  kogntif  pada  anak  mempunyai  hubungan  yang  bermakna  terhadap  fungsi kognitif anak, terutama pada angka pencapaian matematika. Kata kunci: status anemia, praktik pemberian makan pada anak, stimulasi kognitif, fungsi kognitif, anak sekolah dasar
SIAPKAH INDONESIA DENGAN PENERAPAN CARBOHYDRATE COUNTING BAGI PASIEN DIABETES MELLITUS? Sri Kadaryati, Desty Ervira Puspaningtyas,
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.79 KB)

Abstract

Prevalensi diabetes mellitus masih tinggi di beberapa wilayah Indonesia. Salah satu pilar yang membantu penanganan diabetes mellitus adalah edukasi gizi. Mengingat pentingnya carbohydrate counting dalam penanganan diet pasien diabetes mellitus, maka ahli gizi bertanggung jawab dalam penyebaran informasi tersebut kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesiapan ahli gizi dalam menerapkan materi carbohydrate counting pada konsultasi gizi ditinjau dari gambaran pengetahuan dan sikap ahli gizi. Studi ini merupakan studi kualitatif dengan desain narrative yang memiliki penekanan terhadap narasi atau interpretasi. Subjektivitas ahli gizi digali sedalam mungkin melalui in-depth interview. Studi dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Oktober 2016 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan melibatkan lima ahli gizi sebagai responden. Hasil penelitian ditampilkan secara narasi. Pengetahuan ahli gizi mengenai carbohydrate counting masih kurang khususnya mengenai pengertian dan penerapan carbohydrate counting dalam diet pasien diabetes. Selain itu, sebagian besar ahli gizi merasa bahwa materi carbohydrate counting kurang penting untuk disampaikan dalam konsultasi gizi terkait dengan waktu dan tenaga yang dibutuhkan dalam konsultasi. Indonesia masih membutuhkan upaya khusus agar lebih siap menerapkan materi carbohydrate counting bagi pasien diabetes mellitus.Kata kunci : carbohydrate counting, diabetes mellitus, konsultasi gizi, pengetahuan, sikapThe prevalence of diabetes mellitus is still high in some regions of Indonesia. One of the pillars that helps in overcoming diabetes mellitus is nutritional education. Because carbohydrate counting is one of the best methods in the diet plan of diabetic patients, nutritionists are responsible for disseminating this information to the patients. This study aims to describe the readiness of nutritionists in applying carbohydrate counting to nutritional consultations in terms of the description of the knowledge and attitudes of nutritionists. This was a qualitative study with narrative design which had an emphasis on narrative or interpretative. Subjectivity of the nutritionists was explored as deeply as possible through in-depth interviews. The study was conducted in March-October 2016 at RSUD Dr. Moewardi Surakarta by involving five nutritionists. The results of the research were presented in a narrative. Nutritionists' knowledge regarding carbohydrate counting was still lacking especially regarding the understanding and application of carbohydrate counting in the diet of diabetic patients. In addition, most nutritionists felt that carbohydrate counting was less important to include in nutritional consultations related to the time and energy needed in the consultation. Indonesia still needs special efforts to be better prepared to apply carbohydrate counting for diabetic patients.Keywords: carbohydrate counting, diabetes mellitus, nutritional counseling, knowledge, attitude
Edukasi Penyusunan Menu Makan bagi Atlet Sepak Bola di PS Mlati Puspaningtyas, Desty Ervira; Fitrianingtyas, Fitrianingtyas; Sutoyo, Rr.Lieliesnaini Octaviariani
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 1, NO 2 (2018): AGUSTUS 2018
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.355 KB) | DOI: 10.35842/jpdb.v1i2.51

Abstract

Sepak bola merupakan olahraga yang paling diminati oleh semua kalangan. Keberhasilan suatu tim sepak bola dalam sebuah pertandingan menggambarkan capaian prestasi tim. Pada beberapa kesempatan, olahraga ini memiliki prestasi yang baik, namun tidak jarang sepak bola menunjukkan prestasi yang kurang baik. Perbaikan asupan gizi merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlet sepak bola. Permasalahan utama yang sering terjadi adalah masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet mengenai gizi pada kondisi olah raga. Pemberian edukasi gizi pada atlet diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran atlet akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi untuk menunjang prestasi atlet. Pengabdian masyarakat yang dilakukan merupakan edukasi gizi seimbang, edukasi pengaturan konsumsi cairan, dan edukasi penyusunan menu makan. Pengabdian masyarakat dilakukan terhadap 21 atlet sepak bola PS Mlati pada tanggal 10 Mei 2018 di Aula Desa Sendangadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta. Edukasi mengenai penyusunan menu makan dapat memberikan gambaran mengenai pemilihan makanan yang tepat bagi atlet. Kata kunci: sepak bola, edukasi, gizi seimbang, kebutuhan cairan, penyusunan menu
Edukasi Gizi Efektif Meningkatkan Pengetahuan Atlet Mengenai Gizi Seimbang dan Pemenuhan Kebutuhan Cairan Puspaningtyas, Desty Ervira; Sari, Siska Puspita; Afriani, Yuni; Mukarromah, Nurul
Jurnal Pengabdian Dharma Bakti VOL 2, NO 2 (2019): AGUSTUS 2019
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.39 KB) | DOI: 10.35842/jpdb.v2i2.87

Abstract

Balanced diet is an eating patternthat focuses on the type of food eatenby person, including staple foods, animal protein and vegetable protein, vegetables and fruits. Application of balanced diet accompanied by the fulfillment of fluid needs in athletes has a role supporting the athletes’ performance. However, many athletes have not understood the urgency of balanced diet and the fulfillment of fluid requirements in improving athlete's performance yet. Nutrition education is a solution that can be used to improve the athlete's knowledge about the urgency of balanced diet and fluid requirements fulfillment. Community devotion done to increase athletes’ knowledgewas nutrition education about balanced diet and fluid requirements. Nutrition education performed to 21 soccer athletes at Sekolah Sepak Bola (SSB) Real Madrid on May 08, 2018 at the Stadium of Universitas Negeri Yogyakarta. There was an increase of athlete knowledge between preeducation (56,67 ± 18,33) and post-education (75,24 ± 14,70), with p-value <0,001. Nutrition education can increase athletes' knowledge about balanced nutrition and fluid requirements effectively.Keywords: nutrition education, balanced diet, fluid requirement, knowledge, soccer
Aplikasi self-organizing mapping sebagai alat deteksi anemia pada citra sel darah merah Utari, Evrita Lusiana; Listyalina, Latifah; Puspaningtyas, Desty Ervira
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 16, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.044 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.39560

Abstract

Application of self-organizing mapping as anemia detection using an image of red blood cellsBackground: Anemia is a nutritional problem characterized by changes in blood cell size, especially in microcytic or macrocytic anemia. Iron deficiency anemia is included in hypochromic microcytic anemia because it has a smaller than normal size red blood cell and has a lower than normal hemoglobin (Hb) arising from reduced supply of iron for erythropoiesis (cell maturation process red blood). Analysis based on red blood cell image is a tool to detect anemia using technology applications. Self-organizing mapping (SOM) is one of the artificial neural networks by dividing the input pattern into several groups, so the network output is in the form of groups that are most similar to the input.Objective: To measure the accuracy of SOM for detecting the size of red blood cells in anemia condition.Methods: The type of research was an observational laboratory. The study was conducted at the Electrobiomedical Laboratory of Universitas Respati Yogyakarta from January to August 2018. The sample consisted of anemia and non-anemia red blood cells which had been tested in a laboratory of 92 blood preparations. Stage of measuring red blood cells consisted of pre-processing (cropping, gray scaling, contrast enhancement, and screening), segmentation, feature extraction, and image identification with SOM. The image identification results were concluded by calculating the accuracy of the anemia detection system based on laboratory examination results.Results: The characteristic that distinguishes anemia and non-anemia was in the size of red blood cells. Anemic red blood cells had different pixel intensities than non-anemic red blood cells. The image of non-anemia red blood cells had a full round or oval image. From as many as 92 detections of blood images, five blood images were not by the target results of laboratory tests. The accuracy achieved by the system was 94.57%.Conclusions: The accuracy value of anemia detection using SOM can be used to identify the type of anemia based on red blood cell size.
ANALISIS POTENSI PREBIOTIK GROWOL: KAJIAN BERDASARKAN PERUBAHAN KARBOHIDRAT PANGAN Puspaningtyas, Desty Ervira; Sari, Puspita Mardika; Kusuma, Nanda Herdiyanti; Helsius SB, Debora
GIZI INDONESIA Vol 42, No 2 (2019): September 2019
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1627.706 KB) | DOI: 10.36457/gizindo.v42i2.390

Abstract

Disease treatment and prevention can be done by providing appropriate dietary therapy, such as the use of functional food. Growol, cassava fermented food, is potentially developed as functional food. Cassava fermentation process into growol can change growol?s prebiotic potency. Aim of this study was to know growol?s prebiotic potency as a functional food based on carbohydrate changes. This was an observational laboratory study. Samples of this study were cassava and growol. Cassava used in this study was Manihot esculenta Crantz. The prebiotics potency was seen from carbohydrate, reducing sugar, sucrose and dietary fiber content. Carbohydrate was analyzed using carbohydrate by difference, while reducing sugar and sucrose were analyzed using Nelson-Somogyi and enzymatic hydrolysis. Gravimetric AOAC enzymatic was used to measure dietary fiber content. Dependent t-test was used to determine the prebiotic potency differences in growol and cassava. Fermentation of cassava into growol statistically reduced total sugar (p=0.001), reducing sugar (p=0.002), and sucrose (p=0.003). Furthermore, fermentation process of cassava into growol increased carbohydrate (p=0.038); insoluble dietary fiber (p=0.005); soluble dietary fiber (p=0.048); and dietary fiber (p=0.005). In conclusion, growol can be potentially developed as functional food in terms of carbohydrate changes, and it expected to be used in disease treatment and prevention. Further studies can examine changes of other nutritional compounds in growol due to fermentation. Moreover, study about health effects of growol administration is needed to be done.