Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

CYTOTOXICITY AND ANTIPROLIFERATION OF PHYCOCYANIN FROM SPIRULINA PLATENSIS EXTRACT ON WIDR COLON CANCER CELL LINE Putri, Ajeng Kurniasari; Dimarti, Safira Chairani; Yuniati, Renni; Susilaningsih, Neni
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 12, No 1 (2020): April 2020 Article-in-Press
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v12i1.22881

Abstract

Phycocyanin from Spirulina platensis extract has anticancer activity against various types of cancer cell cultures. However study about its effect on colon cancer cell lines, especially the WiDr, has not been reported before. This study aimed to reveal the anticancer activity of phycocyanin from Spirulina platensis extract on WiDr cells. The research was an in vitro experimental study, with the investigation on cytotoxicity also antiproliferation as the anticancer parameters. Both cytotoxicity and antiproliferation test was conducted through MTT assay to observe the visualization and inhibition of proliferation of different concentrations of phycocyanin in several incubation times on the WiDr colon cancer cell line. The obtained data were then processed statistically with the Two Way ANOVA test at a significance value of p <0.05 and followed with the Post Hoc test since there were significant differences. Based on the results, it could be postulated that phycocyanin extracted from freshwater Spirulina platensis was classified as non-toxic (IC50 of 855 µg/ml). Consequently, it is less potential to be used as the treatment for colon cancer. However, phycocyanin could inhibit the proliferation of the WiDr cell for approximately 47.4%, specifically at the concentration of 1710 µg/ml for 72 hours. It could be concluded that freshwater phycocyanin is less effective as an anticancer substance. The benefit of this study is to provide the new scientific evidence of the contrary results of freshwater phycocyanin activity from Spirulina platensis as an anticancer agent of colon cancer.
VARIASI TEMPORAL KADAR SAKSITOKSIN DALAM KEKERANGAN DARI PERAIRAN TANJUNG BALAI, SUMATRA UTARA Januar, Hedi Indra; Dwiyitno, Dwiyitno; Annisah, Umi; Putri, Ajeng Kurniasari
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.06 KB) | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i2.613

Abstract

Kekerangan merupakan salah satu biota ekonomi penting di sektor perikanan. Namun, dengan sifatnya sebagai filter feeder, pencemaran lingkungan perairan dapat mempengaruhi keamanan pangannya, misalnya pencemaran senyawa saksitoksin, yang sering terakumulasi di biota kekerangan. Saksitoksin adalah senyawa yang dihasilkan oleh fitoplakton perairan, sehingga kadarnya dapat bervariasi secara temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal  secara musiman (muson timur, peralihan, dan barat) dari kadar saksitoksin pada tiga jenis biota kerang ekonomis (Anadara granosa, Anadara antiquata, dan Polymesoda erosa) yang diperoleh dari Perairan Tanjung Balai. Kekerangan diketahui sebagai produk unggulan di sentra perikanan Tanjung Balai. Variasi temporal kadar saksitoksin dihubungkan dengan kualitas air, untuk mengetahui korelasinya terhadap lingkungan tempat hidup kekerangan. Kualitas air dianalisis secara in situ menggunakan metode potensiometri dan kolorimetri, sementara kuantifikasi saksitoksin dilakukan menggunakan teknik spektrometri massa. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar saksitoksin dari ketiga jenis kerang bervariasi antara 0,04 hingga 0,16 mg STXeq/kg berat basah kerang. Hal ini menunjukkan kekerangan di wilayah ini aman dari bahaya saksitoksin (ambang maksimum 0,8 mg STXeq/kg). Kadar bahan berbahaya ini tidak secara signifikan (P>0,05) dipengaruhi oleh ukuran dan jenis kerang. Namun, akumulasinya di musim muson barat secara signifikan (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan musim muson timur dan peralihan. Hal ini diduga terkait dengan musim penghujan di muson barat yang meningkatkan polusi nutrien akibat limpasan terestrial. Kondisi ini diduga memicu peningkatan pertumbuhan fitoplakton, termasuk jenis penghasil saksitoksin, sehingga memicu peningkatan akumulasinya di kekerangan.