Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Validasi Modul Piawai Bergawai untuk Mengurangi Perilaku Berisiko pada Generasi Digital Natives Verdiantika Annisa; Dessy Pramudiani; Marlita Andhika Rahman
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 4, No 3 (2022): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), February
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.322 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v4i3.918

Abstract

This study aims to conduct a validation on the psychoeducation module of Piawai Bergawai subjected towards the generation of digital natives to reduce risky behaviours. Research and development is the applied method in the form of a module formulation. The module is formulated through 4 (four stages), including 1) collecting information and analysing requirements by referring to digital literacy concept, the characteristics of digital natives, and risky behaviours, 2) formulating the module by constructing activity frameworks, 3) professional judgement by involving six (6) people experts in the module topic, including psychologists, teachers, digital literacy researchers, psychological practitioners in digital company, and 4) the last stage is the model improvement that encompasses the presentation of language and supplementary materials that are familiar and appealing for teenagers. The result of the validity test on the module of Piawai Bergawai is categorized as valid which is indicated by the Aiken score that shifted from 0.708 – 0.875. This means that the module already has valid criteria both in terms of construct, content and module appearance.
LANSIA ASIK, LANSIA AKTIF, LANSIA PODUKTIF Siti Raudhoh; Dessy Pramudiani
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 4 No. 1 (2021): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/medicaldedication.v4i1.13458

Abstract

ABSTRACT Elderly is someone who has entered the age of 60 years and over. Elderly is an age group in humans who have entered the final stage of their life phase. In the elderly, individuals experience a lot of problems, generally the elderly feel anxiety, loneliness, reduced emotional stability, and also experience dysfunction in their organs. This is because the elderly have physical limitations and have had traumatic experiences such as losing their family, children, spouse, and so on. Elderly community groups deserve the attention of all elements of government and the surrounding environment, but in reality elderly community groups are often ignored, and forgotten. Psychosocial support is needed to maintain emotional stability in the elderly and prepare for death. The provision of physical training in the form of elderly exercise and psychoeducation is given to encourage the elderly to remain happy and empowered even though they are no longer at their productive age. Keywords: Gerontic Psychology, Elderly, Psychoeducation ABSTRAK Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.Pada masa lansia individu mengalami banyak sekali permasalahan, umumnya lansia merasakan kecemasan, kesepian, berkurangnya stabilitas emosi, dan juga mengalami disfungsi terhadap organ tubuhnya. Hal-hal tersebut disebabkan karena lansia mempunyai keterbatasan fisik, serta mempunyai pengalaman yang traumatis seperti kehilangan keluarga, anak, pasangan, dan seterusnya. Kelompok masyarakat lanjut usia sudah sepatutnya menjadi perhatian oleh seluruh elemen pemerintahan maupun lingkungan sekitar, akan tetapi pada realitanya kelompok masyarakat lanjut usia sering kali ditepikan, dan dilupakan. Dukungan psikososial sangat diperlukan demi menjaga stabilitas emosi lansia, dan bersiap untuk menghadapi kematian. Pemberian latihan fisik berupa senam lansia dan psikoedukasi ini diberikan guna mengajak lansia untuk tetap bahagia, dan berdaya sekalipun tidak lagi berada pada usia produktif. Kata Kunci : Lansia, Psikoedukasi, Kesehatan Lansia, Psikologi Gerontik
Edukasi Pemberdayaan Keluarga dalam Optimalisasi Fungsi Keluarga di Desa Muara Jambi Guspianto Guspianto; Muthia Mutmainnah; Diah Tri Utami; Dessy Pramudiani; Riska Amalya Nasution; Ismi Nurwaqiah Ibnu
Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM) Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Salam Sehat Masyarakat
Publisher : Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, FKIK Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.686 KB) | DOI: 10.22437/jssm.v3i2.17769

Abstract

Peran keluarga menjadi sangat penting sebagai basis teladan dan sentral perubahan untuk mewujudkan generasi emas yang berakhlak, sehat, cerdas, terampil, dan mandiri dengan menciptakan kondisi lingkungan rumah yang asri, nyaman, ramah dan sehat untuk perkembangan anak. Kondisi ini dapat ditumbuh kembangkan melalui pendidikan keluarga berbasis paket pemberdayaan dengan sasaran perangkat desa, petugas kesehatan dan keluarga (PEKESGA) guna optimalisasi fungsi keluarga. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilaksanakan dengan melakukan survei kesiapan lokasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkoordinasi dengan mitra, melakukan edukasi kepada keluarga tentang fungsi-fungsi keluarga khususnya tentang perbaikan gizi keluarga dan program kelompok kerja PEKESGA, dan membentuk kelompok kerja PEKESGA berdasarkan kesepakatan bersama dan dilegalkan melalui SK Kepala Desa. Hasil analisis pre-test dan post-test diketahui terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap fungsi keluarga khususnya dalam perbaikan gizi keluarga.
HUBUNGAN ANTARA PERSONAL FABLE DAN PERCEIVED PARENTAL MONITORING DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA LAKI- LAKI DI SMA KECAMATAN SUNGAI PENUH KOTA SUNGAI PENUH: RELATIONSHIP BETWEEN PERSONAL FABLE AND PERCEIVED PARENTAL MONITORING WITH SMOKING BEHAVIORAL IN TEENAGE BOYS IN SENIOR HIGH SCHOOL SUNGAI PENUH DISTRICTS SUNGAI PENUH CITY Aulia Nadila; Dessy Pramudiani; Hendra Sofyan
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v6i02.17360

Abstract

ABSTRACT Introduction smoking behavior is one part of risky behavior which at high rate, especially in teenage boys. Various factors are the cause of smoking behavior in teenage boys, including personal fable and parental monitoring. Each factor has its role in influencing the high or low smoking behavior in adolescent boys, especially in Sungai Penuh District, Sungai Penuh City. This study aims to see the relationship between personal fable and perceived parental monitoring with smoking behavior in adolescent boys at Senior High School Sungai Penuh District, Sungai Penuh City. Method This research is a quantitative research using the correlation method and is cross sectional. Subject in the study were 169 male smoking students who were determined using the purposive sampling technique. The data analysis technique used multiple regression test using the JASP application. Results the results of this study indicate that personal fable and perceived parental monitoring simultaneously have a relationship but do not contribute to smoking behavior in adolescent boys. Conclusions and Recommendation After being tested partially, it was found that both personal fable and perceived parental monitoring did not contribute to smoking behaviour. In the further research, it is recommended to find the exact number of each variable to be studied so that the data obtained is more significant. Further research are advised to explore one of the dimensions of perceived parental monitoring. Keywords personal fable, perceived parental monitoring, smoking behavior. ABSTRAK Pendahuluan Perilaku merokok merupakan salah satu bagian dari perilaku berisiko yang berada pada angka yang tinggi khususnya pada remaja laki-laki. Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya perilaku merokok pada remaja laki-laki, diantaranya adalah personal fable dan parental monitoring. Setiap faktor memiliki peran masing-masing dalam tinggi atau rendahnya perilaku merokok pada remaja laki-laki khususnya di Kecamatan Sungai Penuh Kota Sungai Penuh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara personal fable dan perceived parental monitoring dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMA Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasi dan bersifat cross sectional. Subjek pada penelitian sebanyak 169 siswa laki-laki perokok yang ditentukan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik Analisis data menggunakan uji regresi berganda menggunakan aplikasi JASP.  Hasil hasil penelitian ini menunjukkan bahwa personal fable dan perceived parental monitoring secara stimultan memiliki hubungan tetapi tidak berkontribusi terhadap perilaku merokok pada remaja laki-laki. Kesimpulan dan Saran Setelah dilakukan pengujian secara parsial, ditemukan bahwa personal fable tidak berkontribusi terhadap perilaku merokok, sedangkan perceived parental monitoring tidak berkontribusi terhadap perilaku merokok. Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk mencari jumlah pasti masing-masing variabel yang akan diteliti sehingga data yang didapat lebih signifikan. Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan eksplorasi pada salah satu dimensi dari perceived parental monitoring. Kata Kunci: personal fable, perceived parental monitoring, perilaku merokok.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI RT. 06 TANJUNG BARU, SEBERANG KOTA JAMBI Dessy Pramudiani; Agung Iranda; Yun Nina Ekawati; Jelpa Periantalo; Verdiantika Annisa
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 5 No. 1 (2022): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Clean and healthy behavior is important to be applied in our society. Many diseases is caused by untidy and unhealty habit. Such as diarrhea, dengue fever, contaminated larva, any other diseases. Therefore, wa are in need of outreaching, psycoeducation, and socialiszation for implementating clean and healty behavior, especially for children. Its Purpose is for enhancing knowledge on clean and healty lived implementation. This social event was conducted at RT.06 Tanjung Baru, Seberang Kota Jambi. The steps consist of approach, briefing, events, and third party contribution. Events that had finished are to educate hand washing, teeth brush, and throwing the garbage in it place. This activities work effectively in accordance with our purpose and society’s need. Keywords: Clean and healthy behavior, children, society ABSTRAK Perilaku hidup bersih dan sehat penting untuk diterapkan di tengah masyarakat. Banyak penyakit yang timbul akibat hidup kotor dan tidak sehat. Seperti diare, demam berdarah, kontaminasi larva, dan penyakit lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan penyuluhan, psikoedukasi, dan sosialisasi untuk penerapan hidup bersih dan sehat, terutama pada anak-anak. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerapan hidup bersih dan sehat. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di di RT. 06 Tanjung Baru, Seberang Kota Jambi. Tahapan kegiatan terdiri dari pendekatan, briefing, kegiatan, dan kontribusi mitra. Adapun kegiatan yang telah terlaksana yaitu edukasi perilaku mencuci tangan, menggosok gigi, dan membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan ini berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masyarakat. Kata kunci: Perilaku hidup bersih dan sehat, anak-anak, masyarakat
PELATIHAN DASAR PEER COUNSELOR UNTUK SISWA PENDAMPING SANTRI DI PESANTREN KOTA JAMBI Agung Iranda; Siti Raudhoh; Dessy Pramudiani; Marlita Andhika Rahman
Medical Dedication (medic) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat FKIK UNJA Vol. 5 No. 1 (2022): MEDIC. Medical dedication
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Students of Islamic boarding school (Pesantren) are teenagers in the transition phase from childhood into adulthood, who are vulnerable to conflict and psychological problems. For instance, negative influence from peers, sexual turmoil, juvenile delinquency, school or peer bullying might cause anxiety and social interaction difficult for teenagers. Therefore, it is important that peer counselor training be conducted at Pondok Pesantren Al-Jauharen and Al-As'ad Islamic boarding schools in Jambi Seberang, Jambi City. The implementation method is carried out in several steps, including determining the target area, surveying the target area, collecting data on participants, implementing activities, and evaluating activities. Peer counselor training activities with several sessions. First, brainstorming behaviors that need help. Second, games to increase the enthusiasm of participants. Third, lecturing about peer counseling, techniques in conducting peer counselors, as well as students' understanding in identifying which problems can be handled by students themselves, and which problems must involve professionals. Peer counselor training activities run effectively as planned, participants are very enthusiastic to follow each activity plan, and they are able to understand and apply peer counseling. Key word: Islamic boarding school, peer counselor, training ABSTRAK Para santri merupakan mereka yang menginjak fase remaja, dimana fase ini merupakan fase transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada fase ini rentan terjadi permasalahan psikologis, diantaranya remaja mudah terbawa pengaruh negatif, gejolak seksual, kenakalan remaja, tindakan bullyng dari teman-teman mereka dalam satu lingkungan sekolah, yang membuat mereka sulit interaksi sosial dan cemas. Oleh karena itu, pentingnya pelatihan peer counselor yang akan dilakukan di Pondok Pasantren Pondok Pasantren Al-Jauharen dan Al- As’ad yang ada di Jambi Seberang Kota Jambi. Metode pelaksanaan dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya penetapan tempat sasaran, survei daerah sasaran, pendataan peserta, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pelatihan peer counselor dengan beberapa sesi diantaranya; Pertama, Brainstorming Perilaku yang Membutuhkan Bantuan. Kedua, permainan untuk meningkatkan antusiasme peserta, Ketiga, Pemberi materi tentang Peer counseling, teknik dalam melakukan peer counselor, serta pemahaman santri terhadap identifikasi permasalah yang harus ditangani oleh santri sendiri, serta mana masalah yang harus melibatkan tenaga professional. Kegiatan pelatihan peer counselor berjalan efektif sesuai dengan yang direncakan, peserta sangat antusias untuk mengikuti setiap rencana kegiatan, dan mereka mampu memahami dan menerapkan konseling teman sebaya (peer counselor). Kata kunci: pesantren, peer counselor, pelatihan
PENERAPAN KONSELING DIREKTIF UNTUK MENANGANI SISWA UNDERACHIEVER DI SDN UTAN KAYU UTARA 01 PAGI JAKARTA TIMUR: THE APPLICATION OF DIRECT COUNSELING TO HANDLE UNDERACHIEVER STUDENTS OF SDN UTAN KAYU 01 PAGI EAST JAKARTA Dessy Pramudiani
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v4i1.8783

Abstract

Introduction: Research attempts to understand an overview of the effectiveness of directive counseling to handle underachiever students in SDN Utan Kayu 01 Pagi East Jakarta.Methods: The study used a single subject design. The research design used was an A-B-A design with a tied variable measurement procedure. The analysis in graph is intended to get an idea from time to time that could be used to clarify the results of a specific intervention. The subject in this study is a student of 3rd Grade in SDN Utan Kayu 01 Pagi East Jakarta.Result: On baseline (A1), behavior in a school where we are not performing our duties, has increased in the intervening phase (B) and the baseline (A2) is the number of tasks completed between two and four tasks. To see how far he can maintain a concentration of the lesson, at the intervening stage (B) and the baseline (A2) the ability to maintain a concentration of the lesson is increasing, taking between 14 and 26 minutes. Subject is experiencing some difficulty in socializing, at the intervention stage (B) and the baseline (A2) showd that it has decreasing.Conclusion and Recomendation: From the results of this analysis, it is concluded that the intervention by using directive counseling has improved. It is therefore expected to be constantly developed by researchers or school parties in the community. Keyword: Directive Conseling, Underachiever, Underachiever Behaviour. ABSTRAK Pendahuluan Penelitian berusaha memahami gambaran mengenai efektivitas konseling direktif untuk menangani siswa underachiever di SDN Utan Kayu Utara 01 Pagi Jakarta Timur. Metode Penelitian ini menggunakan desain subjek tunggal (single subject design). Penerapan yang digunakan adalah desain A-B-A dengan prosedur pengukuran variabel terikat. Analisis dalam bentuk grafik tujuannya untuk memperoleh gambaran dari waktu ke waktu yang bisa digunakan untuk memperjelas hasil intervensi dalam jangka waktu tertentu. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa kelas III SDN Utan Kayu 01 Pagi Jakarta Timur. Hasil Pada baseline (A1), tentang perilaku selama di sekolah yang tidak mengerjakan tugas, mengalami peningkatan pada tahap intervensi (B) dan baseline (A2) yaitu jumlah tugas sekolah yang berhasil dikerjakan antara dua sampai empat tugas. Untuk melihat sejauhmana dapat mempertahankan konsentrasi terhadap pelajaran, pada tahap intervensi (B) dan baseline (A2) kemampuan untuk mempertahankan konsentrasi terhadap pelajaran mengalami peningkatan, waktunya antara 14 sampai dengan 26 menit. Subjek mengalami hambatan dalam bersosialisasi, pada tahap intervensi (B) dan fase baseline (A2) bahwa hambatan dalam bersosialisasi mengalami penurunan. Kesimpulan dan Saran Dari hasil analisis ini disimpulkan bahwa intervensi dengan menggunakan konseling direktif mengalami peningkatan. Maka diharapkan ini terus dikembangkan oleh peneliti atau pihak sekolah di masyarakat. Kata kunci : Konseling direktif, underachiever, perilaku underachiever.
PEMAAFAN MENUJU REKONSILIASI: FORGIVENESS TOWARD RECONCILIATION Rahma Rizki Yuli; Dessy Pramudiani
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v6iJuli.11744

Abstract

Introduction Kerinci regency conflicts occur between villages such as conflicts that occur between Pendung Talang Genting village and Sleman village. This incident result in many physical, material losses and causes mental problems for the residents living in the village. Psychological problems that arise after conflict are deep trauma to children which causes fear to do activities outside the home. Forgiveness is one of the behaviors of someone who is a victim of conflict in improving relations. Purpose the research to knows how the description of forgiveness and the factors that influence the forgiveness of Pendung Talang Genting villagers towards Sleman after conflict villagers.Method This research using qualitative phenomenological approach, and data collection methods through interview techniques and data analysis use interpretative phenomenological analysis (IPA). The character of native Pendung Talang Genting village participants from 30 - 60 years old for women and men. they suffer financial, physical and even mental.Results The forgiveness of Pendung Talang Genting villagers are emotional, safe and comfortable priority, hollow forgiveness, forgiveness as an effort of reconciliation, and acceptance. The factors that influence forgiveness are religiosity, personality, and situation factors.Conclusions and Suggestions The four participants express forgiveness in the form of behavior. However, in reality participants have not been able to appreciate and feel the existence of forgiveness in themselves as a whole.The residents in the village should have start to create a sense of self to forgive so that conflict does nott occur so that the village will be comfortable and peaceful.Keywords: forgiveness, conflict, reconciliation, Kerinci Village ABSTRAK Latar Belakang Kerinci merupakan daerah yang rawan konflik antardesa. Konflik antardesa di Kabupaten Kerinci merupakan hal biasa terjadi, hampir setiap tahunnya terjadi konflik antardesa. Konflik yang terjadi antardesa Pendung Talang Genting dan desa Sleman memberikan banyak kerugian fisik, material dan menimbulkan masalah mental pada anak-anak dan ibu-ibu yang melihat konflik di desa Pentagen. Masalah psikologis yang timbul pasca konflik adalah trauma yang mendalam pada anak-anak yang menyebabkan ketakutan untuk melakukan aktifitas di luar rumah. Pemaafan merupakan salah satu perilaku seseorang yang menjadi korban konflik mampu memperbaiki hubungan. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran pemaafan dan faktor yang mempengaruhi pemaafan warga desa Pendung Talang Genting terhadap warga desa Sleman pasca konflik. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data melalui teknik wawancara dan analisis data menggunakan interpretative phenomenilogical analisis (IPA). Karakter partisipan warga asli desa Pendung Talang Genting, usia 30 – 60 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, meraka mengalami kerugian finansial dan fisik, dan menyaksikan langsung peristiwa konflik tersebut. Hasil Pemaafan warga desa Pendung Talang Genting yaitu emosional, prioritas rasa aman dan nyaman, hollow forgiveness, pemaafan sebagai upaya rekonsiliasi, dan penerimaan. Adapun faktor yang memengaruhi pemaafan adalah religiusitas, kepribadian, dan faktor situasi. Kesimpulan dan Saran keempat partisipan mengekspresikan pemaafan dalam bentuk perilaku. Namun dalam kenyataannya, partisipan belum dapat menghayati dan merasakan adanya pemaafan dalam dirinya secara utuh. Kata kunci: pemaafan, konflik, rekonsiliasi, Kabupaten Kerinci.  
EMOSI POSITIF PADA GURU PENDAMPING SISWA AUTIS PADA SD NEGERI 131/IV KOTA JAMBI: POSITIVE EMOTIONS IN TEACHERS ASSISTANCE FOR AUTISTIC STUDENTS AT SD NEGERI 131/IV JAMBI CITY Agnes Rianty; Dessy Pramudiani
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v7i2.12638

Abstract

Introduction Autistic students had the same rights as normal students in obtained education. Inclusive school are needed for autistic students. Inclusive schools need teacher assisting for accompany the learning process of students with autism. Autistic students had excessive behaviour disorder; self-harm, aggression, and tantrums. The teacher assisting students with autism often feels angry and annoyed when accompanying students with autism. Positive emotions were things that can balanced the emotions of teachers assistance for autistic students in carried out their profession. To find out how to describe positive emotions and the factors that influence the formation of positive emotions in the teachers assistant for autistic students at SD Negeri 131/IV Jambi City. Method Qualitative method with a phenomenological approach. The data was collected use an observation, documentation and in-depth interviews. Use Interpretative phenomenological analysis (IPA). The characteristic of the participant teacher accompanying students with autism in SD Negeri 131/IV Jambi City, aged 25-55 years, faced autistic students directly, and had worked for at least 3 years. Result An overview the positive emotions in the teacher assistant for autistic students at SD Negeri 131 / IV Jambi City were feels of joy, self-satisfaction, attraction, love, fighting spirit, gratitude, and sympathy. The influence factors consist of environment, cooperation, selfefficacy, work experience, internal motivation, and personality. Conclusion And Recommendation The four participants have described positive emotions that are able to balance all emotions within themselves for their life and work. This research wasexpected to add insight into positive emotions. Keywords Positive emotions, teacher assistant, autistic students ABSTRAKPendahuluan Siswa autis memiliki hak yang sama dengan siswa normal dalam memperoleh pendidikan. Sekolah inklusi dibutuhkan untuk siswa autis. Sekolah inklusi memerlukan guru pendamping untuk mendampingi proses belajar siswa autis. Siswa autis memiliki gangguan perilaku berlebihan; melukai diri sendiri, agresif, dan tantrum. Guru pendamping siswa autis kerap merasakan emosi marah dan kesal saat mendampingi siswa autis. Emosi positif menjadi hal yang bisa menyeimbangkan emosi guru pendamping siswa autis dalam menjalani profesinya. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana gambaran emosi positif dan faktor yang mempengaruhi pembentukan emosi positif pada guru pendamping siswa autis di SD Negeri 131/IV Kota Jambi. Metode Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Menggunakan interpretative phenomenilogical analysis (IPA). Karakteristik partisipan guru pendamping siswa autis di SD Negeri 131/IV Kota Jambi, berusia 25-55 tahun, menghadapi secara langsung siswa autis, dan sudah bekerja minimal 3 tahun. Hasil Gambaran emosi positif pada guru pendamping siswa autis di SD Negeri 131/IV Kota Jambi adalah perasaan gembira, kepuasan diri, ketertarikan, cinta, berdaya juang, kebersyukuran, dan simpati. Faktor yang mempengaruhi terdiri dari lingkungan, kerja sama, kemampuan diri, pengalaman kerja, motivasi internal, dan kepribadian. Kesimpulan Dan Saran Keempat partisipan telah menggambarkan emosi positif yang mampu menyeimbangkan segala emosi dalam dirinya. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan mengenai emosi positif. Kata kunci emosi positif, guru pendamping, siswa autis
UJI VALIDITAS ISI MODUL PERMAINAN EDUKATIF BERJALAN DAN BERHENTI (B&B) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL SPASIAL ANAK USIA DINI: VALIDITY TEST OF THE CONTENT FROM MODULE EDUCATIVE GAME BERJALAN DAN BERHENTI (B&B) TO IMPROVE SPATIAL VISUAL ABILITIES FOR EARLY CHILDREN Putri Mayang Sari; Yun Nina Ekawati; Dessy Pramudiani
Jurnal Psikologi Jambi Vol. 5 No. 2 (2020): Jurnal Psikologi Jambi
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpj.v7i2.12640

Abstract

Introduction Shopping online carries risks, one of which is fraud. Fraud is caused by consumers lacking knowledge of the characteristics of fraud, low emotional control, such as being easily tempted by cheap prices and only interested in displaying images. Students who are in their late teens are vulnerable to becoming victims of online shopping scams. So a program is needed to improve student purchasing decision-making skills to prevent online shopping fraud. Method This research uses a descriptive study with a 3D model (define, design, develop). The research data were obtained from three stages, namely the first stage is a needs analysis. The second stage is designing a frame of reference for the implementation of the program smart buying. The third stage is validating with the validator. Results This study shows the results of the validation of the module content assessed by the validator, which have a score in the range of 0.58-0.83. The results of the validation of measuring instruments that were assessed by the validator had a range of numbers from 0.25 to 0.83. Conclusion and Recommendation Based on the results of the validity test of the module content of the program smart buying . is at a good level of content validity, meaning that there is a conformity of the content or material in each session of the program module smart buying with the objectives to be achieved. Keywords: Module validity, Decision making skills, Program smart buying , Online shopping ABSTRAKPendahuluan Belanja daring memiliki resiko salah satunya penipuan. Penipuan disebabkan konsumen kurang memiliki pengetahuan terhadap karakteristik penipuan, rendahya kontrol emosional seperti sangat mudah tergiur harga yang murah dan hanya tertarik dengan tampilan gambar. Mahasiswa yang berada pada usia remaja akhir rentan menjadi korban penipuan belanja daring. Sehingga diperlukan program guna meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan pembelian mahasiswa untuk mencegah terjadiya penipuan belanja daring. Metode Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan model 3D (define, design, develop). Data penelitian diperoleh dari tiga tahapan yaitu tahapan pertama merupakan analisa kebutuhan. Tahapan kedua merancang kerangka acuan kegiatan pelaksanaan program smart buying. Tahapan ketiga melakukan validasi bersama validator. Hasil Penelitian ini menunjukkan hasil validasi isi modul yang dinilai oleh validator yaitu memiliki angka skor dengan rentang 0,58-0,83. Hasil validasi alat ukur yang dinilai oleh validator memiliki rentang angka dari 0,25-0,83. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil uji validitas isi modul program smart buying berada pada tingkat validitas isi yang baik, artinya terdapat kesesuaian isi atau materi dalam tiap sesi modul program smart buying dengan tujuan yang hendak dicapai. Kata Kunci: Validitas modul, keterampilan pengambilan keputusan, program smart buying,belanja daring.