Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PREDICTION OF CUMULONIMBUS (CB) CLOUD BASED ON INTEGRATED FORECAST SYSTEM (IFS) OF EUROPEAN MEDIUM-RANGE WEATHER FORECAST (ECMWF) IN THE FLIGHT INFORMATION REGION (FIR) OF JAKARTA AND UJUNG PANDANG Achmad Fahruddin Rais; Fani Setiawan; Rezky Yunita; Erika Meinovelia; Soenardi Soenardi; Muhammad Fadli; Bambang Wijayanto
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 21 No. 2 (2020): December 2020
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v21i2.4100

Abstract

This study was focused on cumulonimbus (Cb) cloud prediction based on Integrated Forecast System (IFS) European Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) model in the Flight Information Region (FIRs) Jakarta and Ujung Pandang. The Cb cloud prediction was calculated using convective cloud cover (CC) of the precipitation product. The model predictability was examined through categorical verification. The Cb cloud observation was based on brightness temperature (BT) IR1 and brightness temperature difference (BTD) IR1-IR2. The results showed that CC 50%' predictor was the best predictor to estimate the Cb cloud. The study in the period other than 2019 is suggested for the next research because Indian Ocean Dipole (IOD) is extreme that may affect the Cb cloud growth in the study area.
Hand Gesture Recognition as Password to Open The Door With Camera and Convexity Defect Method rossi passarella; Muhammad Fadli; Sutarno Sutarno
ICON-CSE Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : ICON-CSE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Computer Vision is one of reasearch that gets a lot of attention with many applications. One of the application is the hand gesture recognition system. By using EmguCV, will be obtained camera images from webcam camera. The Pictures will be disegmented by using  skin detection method for decrease noises in order to obtain the information needed. The final project of this system is to implement the convexity defect method for extracting images and recognize patterns of hand gesture that represent the characters A, B, C, D, and E. The parameters used in pattern recognition of hand gesture is the number and length of the line connecting the hull and defects derived from the pattern of hand gesture.
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI KOPI ARABIKA MANGLAYANG KARLINA DI WARUNG KOPI KIWARI Kuswarini Kusno; Muhammad Fadli; Tuti Karyani; Endah Djuwendah
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 4, No 2 (2019): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v4i2.26147

Abstract

Kiwari Farmers adalah suatu kelompok tani yang memproduksi kopi arabika yang diberi nama Manglayang Karlina dan dipasarkan di Warung Kopi Kiwari yang terletak di Jalan Palapa No.55, Padasuka, Cimenyan, Bandung, Jawa Barat. Maraknya kedai kopi di daerah Bandung menyebabkan persaingan bisnis semakin ketat sehingga terjadi fluktuasi dalam omzet penjualan kopi di Warung Kopi Kiwari. Salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensinya, warung Kopi Kiwari perlu mengetahui bagaimana perilaku konsumennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian kopi Manglayang Karlina di warung Kopi Kiwari. Desain penelitian ini adalah desain kualitatif dengan teknik penelitian survey terhadap 50 responden. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel frekuensi. Dari 11 faktor diperoleh 10 faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli kopi arabika Manglayang Karlina, yaitu faktor budaya, sosial, psikologis, produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan faktor bukti fisik. Disarankan Warung Kopi Kiwari memberikan informasi mengenai manfaat kopi dan suatu konten menarik melalui media sosial yang sudah dimilikinya. Konten menarik dapat berupa informasi pemanfaatan ampas kopi  untuk pengharum ruangan.Kata kunci: kedai kopi, keputusan pembelian, perilaku konsumen
PENGEMBANGAN METODE PRODUKSI TEH UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI GAMBIR DI DURIAN TINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Muhammad Fadli; Agriqisthi Agriqisthi; Luthfil Hadi Anshari
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jhi.v4i1.495

Abstract

Gambir (Uncaria gambir Roxb.) is the only specific commodity from West Sumatra, especially in the District of Fifty Cities. The world's largest producer of gambier is in West Sumatra. Parts that have economic value from gambier plants are catechins. Catechins are secondary metabolites of the gambier plant, which plants use to protect themselves from biotic and abiotic disturbances. This compound also has properties as a beverage refresher apart from its healing ability. This activity aims to help minimize the obstacles faced by the Nine Farmers Group. This activity was carried out at the Nine Farmers Group in Durian Tinggi, Kapur IX District, Lima Puluh Kota Regency, West Sumatra. Producing refreshments from the gambier plant is done by developing a straightforward method. The simple steps that require further development of this production technology consist of picking gambier leaves, drying, milling, and packaging. Constraints that limit production are product standardization and packaging design. The ongoing tea production by the Nine Farmers Group has dramatically helped increase the income of gambier farmers. Increasing the income of gambier farmers in Kapur IX can be done using a simple technological approach to producing gambier tea. The gambier tea produced by the Nine Farmers Group allows gambier farmers to earn income apart from the fluctuating price of gambier tea production. Gambier tea which the Nine Farmers Group has successfully produced needs to be standardized and product packaging design to expand the market.
PENTINGNYA HAK IMUNITAS BAGI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (THE IMPORTANCE OF IMMUNITY RIGHTS TO CORRUPTION ERADICATION COMMISSION) Muhammad Fadli
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Legislasi Indonesia - Maret 2015
Publisher : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undang, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.212 KB) | DOI: 10.54629/jli.v12i1.365

Abstract

Pemberantasan korupsi harus menjadi agenda prioritas pemerintah untuk mewujudkan tujuan negara dalam memajukan kesejahteraan umum. Sebagaimana alinea keempat pembukaanUUD NRI 1945. Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan oleh tindak pidana korupsidapat menghambat terwujudnya tujuan tersebut. KPK merupakan lembaga yang bertugasdalam pemberantasan korupsi didasari Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KomisiPemberantasan  Korupsi (UU KPK). Pelaksanaan tugas tersebut masih menemui berbagaihambatan. Hak imunitas sangat dibutuhkan KPK dan merupakan salah satu solusi dalammendukung kelancaran tugas KPK. Maka peran pemerintah dan DPR sangat dibutuhkandalam mendukung pemberian hak imunitas tersebut dengan penyempurnaan UU KPK. Makayang menjadi permasalahan adalah bagaimana peran pemerintah dan DPR dalam pemberianhak imunitas yang bersifat terbatas kepada KPK dalam mendukung pelaksanaan tugaspemberantasan korupsi di Indonesia? Hak imunitas yang diberikan kepada KPK memilikitujuan yang sama dengan hak imunitas yang diberikan kepada Ombudsman, MPR, DPR,DPD, DPRD. Hak tersebut dalam mendukung pelaksanaan tugas lembaga tersebut. Hakimunitas tersebut dalam melindungi lembaga tersebut dalam melaksanaakan tugasnya denganbatasan-batasan tertentu yang diberikan oleh aturan. Sehingga persamaan kedudukan dalamhukum dan pemerintahan sebagaimana Pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945 tidakdikesampingkan. Pemberian hak imunitas diberikan melalui peraturan pemerintah penggantiundang-undang (Perpu) atau merevisi UU KPK.
Pembentukan Undang-Undang Yang Mengikuti Perkembangan Masyarakat Muhammad Fadli
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Legislasi Indonesia - Maret 2018
Publisher : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undang, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.696 KB) | DOI: 10.54629/jli.v15i1.12

Abstract

AbstrakUndang-undang merupakan salah satu jenis peraturan perundang-undangan yang pembentukannya membutuhkan waktu lama dengan prosedur yang panjang sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Tahap pembentukan undang-undang dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. Pembentukan peraturan perundang-undangan khususnya undang-undang memang seharusnya dilaksanakan secara cermat dan hati-hati karena menyangkut kepentingan bernegara dan orang banyak. Akan tetapi jika pembentukan undang-undang yang relatif lama justru tidak akan memenuhi kebutuhan masyarakat akan kepastian hukum. Selain itu hukum (aturan) yang seharusnya mengatur peristiwa saat ini akan menjadi semakin tertinggal mengingat perkembangan sosial masyarakat yang begitu cepat berubah. Maka dari itu dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan pembentukan undang-undang tersebut seperti, memungkinkan pembentukan undang-undang melalui jalur perpu dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat akan kepastian hukum. Selain itu pemberian kewenangan kepada institusi yang sudah ada dapat dilakukan untuk melakukan tinjauan undang-undang yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat. Hal ini diharapkan menjadi masukan dalam pembaharuan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.Kata kunci: pembentukan undang-undang, perkembangan masyarakat, kepastian hukumAbstractThe law is one type of legislation in wich its formation takes a long time with a long procedure as specified in Law Number 12 Year 2011 on Making Rules. The stage of the formulation of the law starts from the planning stage, compilation, discussion, endorsement or stipulation, and the enactment. The formulation of legislation especially the law should be implemented carefully because it concerns the interests of the state and the people. However, if the formation of legislation is relatively long it will not meet the community's need for legal certainty. Beside that,  the law that should regulate the current events will become increasingly left so far behind the social development of society that is so rapidly changing. Therefore, a solution is needed to overcome the problem of forming the law. Such as, enabling the establishment of a very long legislation through the government regulation in lieu of law (perpu) way with consideration of the community's need for legal certainty. In addition, the granting of authority to existing institutions to conduct a review of the law that is no longer appropriate with the development of society can be a good way. In hope, this can be a good recommendation  in the renewal of Law Number 12 Year 2011 on Making Rules.Key words: Law Making, social development, legal certainty.
Potential Antidiabetic and Anticancer Agents from the Inner bark Extractives of Mount Salak Forest Woods Rita K Sari; Wasrin Syafii; Nur Azizah; Juliasman Juliasman; Muhammad Fadli; Minarti Minarti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 12, No 2 (2014): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.87 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v12i2.66

Abstract

The aim of this research was to determine the extract contents, antidiabetic and anticancer activities of the acetone extracts of the inner barks of beunying (Ficus fistulosa)/BE, hamerang (F. foxicaria)/HE, kilemo (Litsea cubeba)/KLE, kiseueur (Antidesma tetandrum)/KSE, kopo (Eugenia cymosa)/KOE, and pasang butarua (Quercus induta)/PBE from Mount Salak Forest. The phytochemical profile of the best extract as antidiabetic and anticancer agents was also determined. The investigation of antidiabetic and anticacer activities of this extracts was carried out through invitro inhibitory α-glucosidase test and toxicity test to Artemia salina. The content of acetone extract of the KSE, KOE, and BE contents were in the range of 4.3-7.8% (high), however that of the KLE, HE, and PBE contents were in the range of 3.0-3.9% (moderate). The acetone extract of the KSE was very active as α-glucosidase inhibitor (IC50 5.9 mg ml-1), the KLE, PBE, and BE were rated active with IC50 value 11.2, 17.2, and 43.2 mg ml-1 respectively, while the HE and KOE were inactive (IC50 > 100 mg ml-1). The acetone extract of the KSE was very toxic to A.salina (LC50 19.7 mg ml-1), these of the HE, KOE, and BE were toxic with LC50 value 79.5, 94.5, and 115.9 μg ml-1 respectively, while these of the KLE and PSE were inactive (LC50 > 250 mg ml-1). The most potential antidiabetic and anticancer agents was the acetone extract of KSE. The acetone extract of the KSE was detected with strong intensity containing alkaloids, flavonoids, and tannins.Keyword: anticancer, antidiabetic, α-glucosidase, innerbark extractives, Mount Salak Forest
Vulnerability of People's Beef Cattle Farming to Sustainable Livestock Development muhammad Fadli; Amam Amam; Pradiptya Ayu Harsita; Supardi Rusdiana
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (JITPI), Indonesian Journal of Animal Science and Technology Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Scie
Publisher : Faculty of Animal Husbandry, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jitpi.v8i1.109

Abstract

Usaha peternakan sapi potong rakyat merupakan usaha peternakan skala kecil yang dikelola secara tradisional dan memiliki akses sumber daya yang terbatas namun umumnya dijalankan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aspek kerentanan usaha sapi potong rakyat terhadap pembangunan peternakan berkelanjutan. Variabel penelitian terdiri dari pengaruh aspek kerentanan (X) dan ke lima dimensi pembangunan peternakan berkelanjutan yang terdiri dari dimensi ekologi (Y1), dimensi ekonomi (Y2), dimensi sosial dan budaya (Y3), dimensi kelembagaan (Y4), dan dimensi teknologi (Y5). Penelitian dilakukan di Desa Purnama, Kecamatan Tegalampel, Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian dilakukan dengan observasi, Focus Grup Discussion (FGD) dan survei. Hasil penelitian didapatkan bahwa aspek kerentanan usaha ternak sapi potong rakyat berpengaruh negatif pada 5 (lima) dimensi pembangunan peternakan berkelanjutan, namun secara signifikan berpengaruh terhadap dimensi ekonomi, sosial dan budaya, serta teknologi. Kesimpulan penelitian ini ialah kerentanan usaha ternak sapi potong rakyat harus mendapat perhatian dari berbagai pihak sebagai upaya menuju pembangunan peternakan berkelanjutan.
Reimplementasi Kebijakan terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah: Studi Kasus Kabupaten Barru Muhammad Fadli; M Nasir; Elihami Elihami
JURNAL EDUKASI NONFORMAL Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Edukasi Nonformal
Publisher : Universitas Muhammadiyah Enrekang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelenggaraan Pendidikan diniyah takmiliyah di Kabupaten Barru sebagai lembaga pendidikan non formal dianggap tidak kondusif. Hal ini disebabkan kurangnya pembinaan, sarana, prasarana, pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, program pendidikan, proses belajar mengajar, dan pembiayaan. Untuk mengatasi itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Barru harusnya mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pendidikan Diniyah Takmiliyah. Sebagai implementasinya dikeluarkan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemberian Bantuan Biaya Untuk Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah Takmiliyah Di Kabupaten Barru. Masalah penelitian dirumuskan dalam pertanyaan, bagaimana dampak implementasi kebijakan pendidikan diniyah takmiliyah terhadap peserta didik, kelembagaan, dan pendidik dalam pelaksanaan wajib belajar? Pendekatan penenlitan bersifat kualitatif dengan analisis deskriptif berdasarkan sumber data primer dan sekunder dari informan yang terpilih melalaui wawancara dan observasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Barru terhadap perkembangan peserta didik, kelembagaan, dan tenaga pendidik berdampak positif, namun tidak signifikan, karena wajib belajar Madrasah Diniyah yang dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat tidak menjadi syarat untuk masuk ke jenjang pendidikan formal seperti SMP dan MTs. Direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Barru bahwa kebijakan Pendidikan diniyah takmiliyah ini selain wajib belajar dalam proses pembelajarannya juga harus diperkuat dengan ijazah dan sertifikat sebagai persyaratan masuk ke jenjang pendidikan formal.
BIntegrasi Sensor Ultrasonik Dan Bluetooth Pada Sistem Buka-Tutup Palang Busway B.S Rahayu Purwanti; Tri Setia Ningsih; Safira Putri Wibowo; Edho Dwi Tirwanda; Muhammad Fadli
Retii Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-12 2017
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang buka-tutup palang busway untuk antisipasi masuknya kendaraan selain TransJakarta. Transportasi umum TransJakarta, berjalur khusus (busway) seharusnya tidak dilewati kendaraan lainnya (follower), kenyataannya berbeda. Sebagian pengendara motor/mobil masih melanggar aturan penggunaan busway. Antisipasi pelanggaran telah dicegah secara manual, seorang petugas membuka/menutup palang. Fungsi buka/tutup palang untuk mencegah follower TransJakarta. Sopir TransJakarta memperlambat kecepatan/berhenti menjelang melewati palang buka/tutup, agar petugasnya tidak tertabrak. Palang busway juga meminimalisasi pelanggaran lalu lintas di persimpangan/titik rawan kecelakaan. Pemasangan palang berjarak sekitar ≥ 10 m sebelum halte TransJakarta. Oleh karena itu, perlu dirancangbangun sistem buka- tutup palang otomatis. Metodenya dengan merancangbangun model sistem buka/tutup palang dan mengkomunikasikan dua bluetooth. Box memuat modul mikrokontroler ATMega16, terkoneksi dan merespon sistem deteksi pada sensor ultrasonik. Sensor ultrasonik mendeteksi waktu sepanjang sisi samping TransJakarta. Output sensor men- trigger servo menutup palang dan mencegah masuknya follower TransJakarta. Tujuan integrasi sistem untuk mengantisipasi dan minimalisasi peluang menyelinapnya sebagai follower TransJakarta. Hasil uji sistem buka-tutup palang busway; jarak rata-rata komunikasi bluetooth transmitter ke bluetooth receiver >2 cm and ≤ 5 cm. Panjang busway sebagai deteksi batas akhir TransJakarta dan batas awal follower. Rata-rata waktu tempuhnya terdeteksi ≤ 1.400 ms dengan panjang TransJakarta ≤ 23± 0.04 cm.Kata Kunci: bluetooth, buka-tutup, palang, busway, ultrasonic