Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh Asupan Zat Gizi Harian dan Jogging Terhadap Perubahan Berat Badan pada Remaja Overweight di Surakarta Muharramah, Alifiyanti; Doewes, Muchsin; Tamtomo, Didik Gunawan
Wellness And Healthy Magazine Vol 1, No 2 (2019): August
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.412 KB) | DOI: 10.30604/well.39122019

Abstract

Overweight is an unbalanced nutritional status due to excessive nutritional intake resulting in an energy imbalance that can cause health problems. More nutrients that arise in adolescence tend to continue into adulthood and the elderly. Nutritional status in adolescents can indicate the level of nutritional problems that occur, namely problems regarding daily intake in adolescents. Fulfillment of daily care in adolescents impacts on body weight so it needs to be considered related to the expenditure of energy required, one form that can be done can be in the form of physical training in the form of aerobic exercise such as jogging. Jogging is included in cardio or aerobic exercise which has the benefit of increasing fitness and burning fat in the process of weight loss. This research is a type of analytic research with quasi experimental design with a pre-post test control group design. This research was conducted in the presence of a treatment group and a control group. This research was conducted for 12 weeks, namely in August-September 2017. Based on statistical tests conducted using the One Way Anova test with Post Hoc Games - Howell, showed that in the treatment group that is the regulation of daily nutrient intake (carbohydrates, fats, fiber) with jogging compared to the control group ie breakfast consumption in students without jogging exercises can affect changes in body weight that is indicated by a decrease in body weight in students, this can be seen from the value of p 0.032 which indicates a significant change in weight loss in students.The effect of the breakfast consumption control group with the treatment group daily intake of food and jogging on weight loss in overweight adolescents.
RELATION BETWEEN FOOD CONSUMPTION PATTERN OF RISK, FRUIT AND VEGETABLE CONSUMPTION AND HEART DISEASE EVENTS AGE OF 45-59 YEARS IN SULAWESI ISLAND (DATA ANALYSIS OF RISKESDAS 2007) Alifiyanti, Muharramah; Iskari, Ngadiarti; Sri, Hartati Lilik
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 8, No 1 (2016): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v8i1.1412

Abstract

AbstractBackground: The prevalence of heart disease events in Indonesia in 2007 is 0,9%, while on the island of Sulawesi is 2,1%. Nationally, the prevalence of people with risky food consumption over 45 years of age showed 66,3% consumption of sweet foods, salty foods consumption of 24,9%, 12,5% consumption of fatty foods, 1,8% consumption of offal. This is also reflected in the prevalence of Indonesia's population who consume less fruit and vegetables at the age of 45 years showed that 93,5% (Riskesdas, 2007). Objective: To determine the relationship of food consumption patterns and the risk of fruit and vegetable consumption and the incidence of heart disease aged 45-59 years in Sulawesi island. Methods: Samples were obtained 17099 respondents of age 45-59 years from the data Riskesdas 2007. Data were analyzed using chi-square test and multiple logistic regression. Results: The percentage of events heart disease at the age of 45-59 years amounted is 2.1% of Sulawesi Island. Based on the results of the bivariate test related to the incidence of heart disease is the pattern of consumption of salty foods (p = 0.000) and consumption of fruit (p= 0.019), whereas that is not related to the incidence of heart disease is the pattern of consumption of sweet foods (p= 0.632), fat (p= 0.287), offal (p= 0.757), and vegetable consumption (p= 0.576). Based on the results of multivariate analysis the most effect on the incidence of heart disease is often salty food consumption patterns with OR 2.150. Conclusion: Need to do counseling activities about the dangers of consuming salty foods above the standards prescribed because it can affect the health of non-communicable diseases especially like heart disease and other factors that can lead to heart disease.Keywords : Patterns of foodfruit and vegetable consumption, heart disease. AbstrakLatar Belakang : Prevalensi kejadian penyakit jantung di Indonesia tahun 2007 sebesar 0,9% sedangkan di Pulau Sulawesi sebesar 2,1%. Secara nasional prevalensi penduduk dengan konsumsi makanan berisiko usia diatas 45 tahun menunjukkan 66,3% konsumsi makanan manis, 24,9% konsumsi makanan asin, 12,5% konsumsi makanan berlemak, 1,8% konsumsi jeroan. Hal tersebut juga terjadi pada prevalensi penduduk Indonesia yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur pada usia 45 tahun menunjukkan 93,5% (Riskesdas, 2007). Tujuan : Mengetahui hubungan pola konsumsi makanan berisiko dan konsumsi buah dan sayur dan kejadian penyakit jantung usia 45-59 tahun di Pulau Sulawesi. Metode Penelitian : Sampel yang didapat 17099 responden usia 45-59 tahun dari data Riskesdas 2007. Analisis data menggunakan Uji Chi-square dan Uji Regresi Logistik Ganda. Hasil Penelitian: Persentasi kejadian penyakit jantung usia 45-59 tahun di Pulau Sulawesi sebesar 2,1%. Berdasarkan hasil uji bivariat yang berhubungan terhadap kejadian penyakit jantung yaitu pola konsumsi makanan asin (p=0,000) dan konsumsi buah (p=0,019), sedangkan yang tidak berhubungan terhadap kejadian penyakit jantung yaitu pola konsumsi makanan manis (p=0,632), berlemak (p=0,287), jeroan (p=0,757), dan konsumsi sayur (p=0,576). Berdasarkan hasil uji multivariat yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung adalah pola konsumsi makanan asin sering dengan OR 2,150. Kesimpulan: Perlu dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai bahaya mengkonsumsi makanan asin di atas standar yang sudah ditentukan karena dapat berpengaruh pada kesehatan terutama penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan faktor lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung.Kata Kunci : Pola konsumsi, konsumsi buah dan sayur, penyakit jantung
PENGUKURAN INDEKS MASSA TUBUH SEBAGAI PENENTU STATUS GIZI DAN KONSELING GIZI SEIMBANG PADA PENGUNJUNG NGGERUPUT (MINGGU MERUPUT) DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI GIZI NASIONAL KE 62 DI KABUPATENPRINGSEWU TAHUN2022 Desti Ambar Wati; Amali Rica Pratiwi; Afiska Prima Dewi; Alifiyanti Muharramah
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/abdi.v4i1.555

Abstract

Masalah kesehatan terkait status gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda (Double Burden Nutrition). Masalah gizi kurang masih belum dapat teratasi sepenuhnya, sementara gizi lebih semakin mengalami peningkatan. Beberapa masalah gizi ganda yang menjadi perhatian pemerintah saat ini yaitu stunting dan obesitas. Karena itu, stunting dan obesitas menjadi tema dalam kegiatan Hari Gizi Nasional yang merupakan peringatan tahunan yang diadakan di Indonesia setiap tanggal 25 Januari oleh para ahli gizi di Indonesia. Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional ke 62, pengukuran indeks massa tubuh dan konseling gizi dilakukan pada pengunjung Ngrruput (Minggu Meruput). Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk mengetahui status gizi pengunjung Ngrruput dan memberikan wawasan mengenai gizi seimbang untuk menunjang kesehatan peserta sekaligus memperingati Hari Gizi Nasional tahun 2022. Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari pengunjung Nggruput. Penilaian status gizi dan konseling gizi seimbang berjalan dengan lancar dan cukup kondusif. Hasil penilaian status gizi berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) diketahui 73 responden sebagian besar termasuk dalam kategori overweight (15%) dan obesitas (35,6%).
PENGGUNAAN BERBAGAI BENTUK MEDIA EDUKASI SEBAGAI SARANA EDUKASI GIZI DI KECAMATAN GADINGREJO TAHUN 2021 Afiska Prima Dewi; Alifiyanti Muharramah; Amali Rica Pratiwi; Desti Ambar Wati; Abdullah
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu( ABDI KE UNGU) Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu ( ABDI KE UNGU)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/abdi.v4i1.556

Abstract

Permasalahan gizi yang terdapat dimasyarakat dapat menjadikan perhatian khusus yang harus diselesaikan, upaya penanggulangan dengan peningkatan pengetahuan sehingga dapat membentuk sikap positif dengan memberikan edukasi gizi. Berbagai bentuk media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian edukasi gizi dapat menggunakan pop up book, boneka wayang, papan putar, papan kuis, tebak kotak. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah ceramah dengan penyampaian materi secara lisan dan disertai dengan tanya jawab. Persiapan kegiatan ini dilakukan pada bulan November 2021 yaitu perizinan lokasi kegiatan, pengembangan media edukasi, sosialisasi kegiatan pengabdian masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan Desember 2021. Selama proses edukasi gizi berlangsung peserta menyimak dengan baik, memahami materi yang disampaikan, terdapat beberapa perserta yang bertanya terkait materi yang disampaikan. Penggunaan berbagai media edukasi gizi sebagai alat bantu dalam penyampaian edukasi gizi pada peserta dapat meningkatkan pengetahuan gizi. Mulai dari media pop up book, boneka wayang, papan putar, papan kuis, tebak kotak sebagai media tiga dimensi telah memberikan hasil yang positif.
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BALITA DI PEKON BLITAREJO KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2021 Septia Kusyani; Alifiyanti Muharramah; Ramadhana Komala; Abdullah
Jurnal Gizi Aisyah Vol. 4 No. 2 (2021): Jurnal Gizi Aisyah
Publisher : Journal Aisyah University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.073 KB)

Abstract

Stunting adalah salah satu masalah gizi pada balita dimana keadaan dimana tubuh tubuh yang sangat pendek hingga melampaui -2 standar deviasi (SD) dibawah mendian panjang atau tinggi yang menjadi referensi internasional. Tubuh yang pendek menggambarkan keadaan gizi kurang yang sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali. Berdasarkan hasil presurvey yang telah dilakukan di Pekon Blitarejo Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu didapatkan jumlah balita pada tahun 2021 yaitu 156 orang dan yang mengalami stunting sebanyak 73 orang balita (46,8%).Untuk mengetahui apakah ada Hubungan Tingkat kecukupan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita di Pekon Blitarejo Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu tahun 2021. Jenis Penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif, desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini 61 balita usia 12 – 59 bulan, pengambilan sampel dengan metode total sampling, Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian tingkat kecukupan protein dengan status gizi balita diperoleh nilai p-value <0,485 menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikat antara tingkat kecukupan protein dengan kejadian stunting pada balita di Pekon Blitarejo.
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN PROTEIN, PENGETAHUAN IBU, STATUS IMUNISASI DAN STATUS INFEKSI DENGAN STATUS GIZI (BB/U) BALITA USIA 12-24 BULAN Puji Nopianti; Afiska Prima Dewi; Abdullah; Alifiyanti Muharramah
Jurnal Gizi Aisyah Vol. 4 No. 2 (2021): Jurnal Gizi Aisyah
Publisher : Journal Aisyah University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.812 KB)

Abstract

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan gizi yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan. Didapatkan data balita penderita gizi kurang 16 balita (36,4%) dan gizi normal 28 balita (64%). Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kecukupan protein, pengetahuan ibu, status imunisasi dan status infeksi dengan status gizi (BB/U) balita usia 12-24 bulan di Pekon Yogyakarta dan Kediri Kacamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu tahun 2021. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 44 balita usia 12-24 bulan di Pekon Yogyakarta dan Kediri Kacamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu. Analisis statistik penelitian ini menggunakan Uji Chi Square. Pengambilan data pengetahuan ibu menggunakan kuesioner yang terdiri dari 25 soal terkait gizi seimbang pada balita, status infeksi dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengambilan data status infeksi dilakukan mengunakan kuesioner terkait riwayat penyakit yang dimiliki balita. Ada hubungan yang antara tingkat kecukupan protein dengan status gizi (BB/U)(p = 0,000), tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan status gizi (BB/U) (p = 1,000), tidak ada hubungan status imunisasi dengan status gizi (BB/U), tidak ada hubungan status infeksi dengan status gizi (BB/U) (p = 0,444).
Adequacy Levels of Micronutrient as Risk Factors of Stunting in Toddlers in Pardasuka Village Dewi, Afiska Prima; Muharramah, Alifiyanti; Wati, Desti Ambar; Wati, Hilda Widya
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.668 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1298

Abstract

Nutrition problems that are indicated by body size which is shorter than the toddlers' age are called stunting. Where the results of the pre-survey on 10 stunting toddlers in Pardasuka Village obtained an average level of vitamin A, zinc, and iron adequacy that is less than the RDA. The purpose of this study was to determine differences in adequacy levels of micronutrients (vitamin A, zinc, and iron) in toddlers aged 24-59 months with stunting and non-stunted conditions in Pardasuka village. The design used in this study was a case-control approach. The sample in this study amounted to 56 toddlers. Bivariate analysis in this study used the Chi-Square Test. Result : The results showed that there were differences between the case group and control group in vitamin A adequacy level with OR = 3.029 and p-value less than 0.05, zinc adequacy level with OR = 2,400 and p-value less than 0.05, and adequacy level iron value OR = 3.100 and p-value less than 0.05. Conclusion : there are differences in consumption patterns, levels of adequacy of macronutrients and micronutrients in stunted and non-stunted toddlers in Pekon Pardasuka
Correlation Beetwen Body Mass Index, Macro Nutrition Intake (Energy, Protein, Fat, Carb) with Vo2Max Value on Employees of Aisyah Pringsewu University in 2021 Muharramah, Alifiyanti; Komala, Ramadhana; Dewi, Afiska Prima; Wati, Desti Ambar; Febriani, Wiwi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.766 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1299

Abstract

Fitness and health are important aspects that must be owned by a person. One of the things is cardiovascular fitness (cardiorespiratory) because it is known to affect individual fitness levels for a person, for fitness measurements it can be expressed by maximum oxygen volume (VO2max). One of the factors that cause heart disease is low cardiorespiratory fitness. The purpose of this study was to determine the relationship between body mass index, macronutrient intake and the VO2max value of Aisyah Pringsewu University Employees in 2021. The design of this study used a cross-sectional. The number of research samples was 78 consisting of 30 men and 48 women with an average age of 30.81 ± 6.58 years. Fitness was measured using the 20-Meters Shuttle Run Test. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between body mass index and VO2max value (p less than 0.05), and there was no relationship between macronutrient intake and VO2max value (p less than 0.05). In conclusion, body mass index has a significant relationship with the vo2max value in employees. However, there was no significant relationship between macronutrient intake. Abstrack: Kebugaran dan kesehatan adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh seseorang. Salah satu hal yaitu kebugaran jantung paru (kardiorespirasi) karena diketahui dapat mempengaruhi tingkat kebugaran individu bagi seseorang, untuk pengukuran kebugaran dapat dinyatakan dengan volume oksigen maksimal (VO2max). Salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit jantung yaitu rendahnya kebugaran kardiorespiratori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetetahui hubungan indeks massa tubuh, asupan zat gizi makro dengan dengan nilai VO2max pada Karyawan Universitas Aisyah Pringsewu Tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakan Cross Sectional.  Jumlah sampel penelitian sebesar 78 yang terdiri dari 30 laki laki dan 48 perempuan dengan usia rata rata 30,81 ± 6,58 tahun. Kebugaran diukur menggunakan 20-Meters Shuttle Run Test. Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan nilai VO2max (p kurang dari 0,05), serta tidak ada hubungan antara, asupan zat gizi makro dengan nilai VO2max (p kurang dari 0,05). Kesimpulannya indeks massa tubuh memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai vo2max pada karyawan. Tetapi, asupan zat gizi makro tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Correlation Beetwen Body Fat Percent, Circle Ratio Waist Panel, Physical Activities with VO2Max Value on Employees of Aisyah Pringsewu University in 2021 Komala, Ramadhana; Muharramah, Alifiyanti; Dewi, Afiska Prima; Wati, Desti Ambar; Febriani, Wiwi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No S1 (2022): Suplement 1
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.73 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7iS1.1301

Abstract

VO2max is one way to measure cardiorespiratory fitness. One of the factors that cause heart disease is low cardiorespiratory fitness. The purpose of this study was to determine the relationship between percent body fat, waist-to-hip ratio, physical activity with the value of VO2max in Aisyah Pringsewu University Employees in 2021. The design of this study used a cross-sectional. The number of research samples was 78 consisting of 30 men and 48 women with an average age of 30.81 ± 6.58 years. Fitness was measured using the 20-Meters Shuttle Run Test. The results of statistical analysis showed that there was a significant relationship between percent body fat and VO2max value (p less than 0.05), physical activity with VO2max value (p less than 0.05) and there was no relationship between waist-to-hip ratio and VO2max value (p less than 0.05). 0.05. The conclusion is good, percent body fat, and physical activity have a significant relationship with the vo2max value in employees, but the ratio of waist and hip circumference has no significant relationship. Abstrack: VO2max adalah  salah satu cara untuk mengukur kebugaran kardiorespirasi. Salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit jantung yaitu rendahnya kebugaran kardiorespiratori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetetahui hubungan persen lemak tubuh, rasio lingkar pinggang panggul, aktivitas fisikdengan nilai VO2max pada Karyawan Universitas Aisyah Pringsewu Tahun 2021. Desain penelitian ini menggunakanCross Sectional.  Jumlah sampel penelitian sebesar78yang terdiri dari 30 laki laki dan 48 perempuan dengan usia rata rata 30,81 ± 6,58 tahun. Kebugaran diukur menggunakan 20-Meters Shuttle Run Test. Hasil analisis statistik menunjukkanterdapat hubungan yang signifikan antarapersen lemak tubuh dengan nilai VO2max (p kurang dari 0,05), aktivitas fisik dengan nilai VO2max (p kurang dari 0,05) serta tidak ada hubungan antara rasio lingkar pinggang panggul dengan nilai VO2max (p kurang dari 0,05). Kesimpulannya baik, persen lemak tubuh, dan aktivitas fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan nilai vo2max pada karyawan. Tetapi, rasio lingkar pinggang dan panggul tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Gizi Dan Body Image Dengan Kurang Energi Kronik Remaja Putri Di Sman 2 Pringsewu Bella Puspita Sari; Masayu Dian Khairani; Abdullah Abdullah; Alifiyanti Muharramah
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.9631

Abstract

Kurang energi kronis selama masa prakonsepsi atau masa remaja adalah salah satu masalah gizi yang belum terpecahkan. Kelompok usia 15 hingga 19 tahun memiliki proporsi KEK tertinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi KEK di Indonesia pada kelompok usia 15-19 tahun adalah 36,3%. Menurut Riskesda 2018, angka KEK di Kabupaten Pringsewu adalah 13,4%. Jenis penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metodologi kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak. Terdapat 153 remaja putri di SMAN 2 Pringsewu yang menjadi subjek penelitian. KEK remaja perempuan merupakan variabel dependen, sedangkan citra tubuh dan tingkat kesadaran gizi merupakan variabel independen. Uji Chi-Square digunakan untuk analisis data. Tingkat kesadaran gizi dan KEK remaja perempuan di SMAN 2 Pringsewu tidak berkorelasi secara signifikan (p=0,364). Remaja putri di SMAN 2 Pringsewu memiliki korelasi yang signifikan (p=0,008) antara citra tubuh dan kejadian KEK. Kejadian KEK pada remaja perempuan berkorelasi secara signifikan dengan citra tubuh mereka. Diharapkan bahwa untuk mencegah terjadinya SEZ pada remaja putri, mereka harus menjunjung tinggi dan meningkatkan pemahaman gizi mereka dan menyingkirkan keyakinan citra tubuh yang tidak menguntungkan.