Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Nuraya, Tia; Ihwan, Andi; Apriansyah, Apriansyah
PRISMA FISIKA Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.158 KB) | DOI: 10.26418/pf.v4i1.14777

Abstract

Hujan ekstrim merupakan salah satu penyebab bencana alam di daerah Sumatera Barat. Angin dan uap air merupakan unsur yang diduga mempengaruhi terjadinya hujan ekstrim sehingga diperlukan analisis untuk melihat kondisi kecepatan angin, uap air dan pola osilasi pada Integrasi Uap Air (IUA) serta hubungan Precitable Water Vapor (PWV) dengan curah hujan. Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data angin zonal dan meridional dariEquatorial Atmosphere Radar (EAR) dan data radiometer berupa uap air ketingggian 2 km s.d 10 km, data IUA serta data curah hujan dari Optical Rain Gauge (ORG) dari Maret 2002 s.d Agustus 2004. Data kecepatandan arah angin, PWV dan CH dianalisis dengan analisis statistika. Hasil menunjukan bahwa kecepatan angin, arah angin dan uap air maksimum terjadi pada tanggal 29 Maret 2004 dengan kecepatan angin sebesar 4 m/sdominan ke arah barat dan uap air sebesar 8 gram/m3, serta PWV tertinggi terjadi pada bulan Maret. Dalam rentang waktu penelitian hujan ekstrim terjadi sebanyak 3 kejadian. Kecepatan angin dan uap air lebih besar terjadi saat hujan ekstrim serta arah angin saat hujan ekstrim dominan ke arah barat.Kata Kunci: Angin, Hujan Ekstrim, IUA, PWV, Uap AirHujan ekstrim merupakan salah satu penyebab bencana alam di daerah Sumatera Barat. Angin dan uap air merupakan unsur yang diduga mempengaruhi terjadinya hujan ekstrim sehingga diperlukan analisis untuk melihat kondisi kecepatan angin, uap air dan pola osilasi pada Integrasi Uap Air (IUA) serta hubungan Precitable Water Vapor (PWV) dengan curah hujan. Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data angin zonal dan meridional dariEquatorial Atmosphere Radar (EAR) dan data radiometer berupa uap air ketingggian 2 km s.d 10 km, data IUA serta data curah hujan dari Optical Rain Gauge (ORG) dari Maret 2002 s.d Agustus 2004. Data kecepatandan arah angin, PWV dan CH dianalisis dengan analisis statistika. Hasil menunjukan bahwa kecepatan angin, arah angin dan uap air maksimum terjadi pada tanggal 29 Maret 2004 dengan kecepatan angin sebesar 4 m/sdominan ke arah barat dan uap air sebesar 8 gram/m3, serta PWV tertinggi terjadi pada bulan Maret. Dalam rentang waktu penelitian hujan ekstrim terjadi sebanyak 3 kejadian. Kecepatan angin dan uap air lebih besar terjadi saat hujan ekstrim serta arah angin saat hujan ekstrim dominan ke arah barat.Kata Kunci: Angin, Hujan Ekstrim, IUA, PWV, Uap Air
Program Stimulus Budidaya Perikanan Terpadu Berbasis Agrosilvofisheries Plus dan Re-desain Kawasan Agrowisata Pendidikan (AgroEduTourism) Desa Sungai Bakau Besar Laut Mempawah Kalimantan Barat Normagiat, Sigit; Didik, Didik; Nuraya, Tia; Fachria, Rizqy; Prasetyo, Riko; Ningsih, Sulistia; Wulan Sari, Dahlia; Murni Harfinda, Elliska; Meiratania, Marisa; Agung Iman, Sabda; Tohari, Tohari
Jurnal Ilmiah Pangabdhi Vol 9, No 1: April 2023
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pangabdhi.v9i1.17405

Abstract

The priority issues at Sungai Bakau Besar Laut (SBBL) village are about how to preserve the mangrove ecosystem in line with improving the community's economy. This is also the basis for the consideration of the PKMS Faperta UNU Kalimantan Barat in designing a mangrove ecosystem management program so that the area can have a tourist attraction, be more productive from a cultivation perspective and maintain its sustainability to support the community's economy. The aim of implementing this PKMS is as a stimulus for the people in SBBL village to play an active role in the conservation of mangrove ecosystems. In fact, it is hoped that through the AgroEduTourism design provided, it will be able to improve community welfare and contribute to accelerating mangrove rehabilitation to the surrounding area. Several solutions are offered to overcome the problems faced by partners, namely: 1) organizing training on integrated fisheries agribusiness management based on agrosilvofisheries, 2) Providing stimulus to aquaculture businesses in the form of providing fish seeds and providing starter feed. 3) Organize mangrove planting as a rehabilitation measure for degraded mangrove areas; 4) Redesigning tourist areas to make them more attractive and representative for the purpose of educational agro-tourism. The results of the PKMS carried out were the training of 15 SBBL residents to cultivate fish in an integrated manner. Provided assistance of 7500 fish breeds and feed to the training participants. The design of an agro-tourism area has been produced which has four functions, namely tourism, cultivation, education and conservation