Claim Missing Document
Check
Articles

TRAINING IN MAKING POWTOON-BASED LEARNING MEDIA IN EDUCATION 4.0 Elly Sukmanasa; Lina Novita; Aries Maesya
International Journal of Business, Economics, and Social Development Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Research Collaboration Community (RCC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46336/ijbesd.v1i2.31

Abstract

The role of the teacher is needed to help students in the learning process so that the material can be understood optimally. A teacher is not just teaching in front of the class, but must be able to inspire students. The process of implementing learning in the 2013 curriculum requires the ability of teachers in the IT field, especially in making learning media easy and interesting because learning in the 2013 curriculum consists of observing, asking, reasoning, trying and communicating. The assessment conducted in the 2013 curriculum includes three domains, namely affective, cognitive, and psychomotor. The purpose of community service is to provide assistance in making media powtoon learning in the thematic 2013 curriculum learning for class V of the Cluster 1 Elementary School in Bogor City. This assistance gets a positive response as evidenced by the enthusiasm of the teacher in following from beginning to finish. Although this mentoring training is different from usual, using online media or webinars because of Covid-19. When giving material about the introduction of the Powtoon program, the teachers learned a lot, because this program was a new program. The enthusiasm and readiness of the teachers signifies motivation to foster student activity in learning.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA KEGEMARANKU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING Sukmanasa, Elly; Damayanti, Danti
JPPGuseda | Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar Vol 2, No 1 (2019): Jurnal Pendidikan & Pengajaran Guru Sekolah Dasar, Maret 2019
Publisher : Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.26 KB) | DOI: 10.33751/jppguseda.v2i1.989

Abstract

The research with classroom action research approach is carried out in collaboration and cycles. It is conducted in class 1A Ciheuleut 2 Elementary School, Bogor Timur with the aims of describing learning outcomes level of success in Tema 2 Kegemaranku, Sub-tema 4 Gemar Membaca Pembelajaran ke 3 through scientific approach by applying discovery learning model. The subjects of this study are a teacher with 31 students in the odd semester 2018/2019 school year. The first cycle result showed that the average value of learning outcomes of the students who achieved completeness is 16 students (48%), while 15 students (32%) have not. Meanwhile, In the second cycle there are 27 students (87%) who achieved completeness, and 4 students (13%) have not yet achieved it yet. In the first cycle learning process, the students changing behavior values were 48% which was considered good enough, and in the second cycle the average score is 80% with good category. From the results of this study it can be concluded that the application of discovery learning in Tema 2 Kegemaranku, Subtema 4 Gemar Membaca, Pembelajaran 3  in class  1A Ciheuleut 2 Elementary School, Bogor Timur improves the changes of students behavior.
Pelatihan dan Pendampingan Pembuatan Media Pembelajaran Powtoon pada Guru-Guru di Lingkungan Gugus I Bogor Tengah Kota Bogor Elly Sukmanasa; Lina Novita; Aries Maesya
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 3, No 3 (2020): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v3i3.6415

Abstract

Peranan guru sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar agar materi dapat dipahami secara optimal. Seorang guru tidak hanya semata mengajar di depan kelas saja, tetapi harus bisa menginspirasi siswa. Proses pelaksanaan pembelajaran dalam Kurikulum 2013 memerlukan kemampuan guru dalam bidang IT terutama dalam pembuatan media pembelajaran yang mudah dan menarik karena pembelajaran dalam kurikulum 2013 terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Penilaian yang dilakukan pada kurikulum 2013 mencakup tiga ranah yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Tujuan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk melakukan pendampingan pembuatan media pembelajaran powtoon pada pembelajaran kurikulum 2013 tematik untuk kelas V Sekolah Dasar Gugus 1 Kota Bogor. Pendampingan ini mendapatkan respon positif terbukti dengan antusiasme guru dalam mengikuti dari awal sampai selesai. Meskipun peelatihan pendampingan ini berbeda dari biasanya, yaitu menggunakan media online atau Webinar karena adanya Covid-19. Pada saat pemberian materi tentang pengenalan program powtoon ini, para guru banyak belajar, karena program ini merupakan program yang baru dikenal. Antusiasme dan kesiapan para guru menandakan adanya motivasi untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam belajar.
Penggunaan Media Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa SD Novita, Lina; Sukmanasa, Elly; Pratama, Mahesa Yudistira
Indonesian Journal of Primary Education Vol 3, No 2 (2019): Indonesian Journal of Primary Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijpe.v3i2.22103

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual Video terhadap Hail Belajar Subtema 1 Keberagaman Budaya Bangsaku. Pendekatan yang  diambil adalah eksperimen quasi desain dua grup di Sekolah Dasar Negeri Babakan 01. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan IV B Sekolah Dasar Negeri Babakan 01 Kabupaten Bogor yang terdiri dari 65 Siswa, penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perngaruh penggunaan media pembelajaran audio visual video terhadap hasil belajar subtema 1 keberagaman budaya bangsaku. Hal ini terlihat dari nilai N-Gain pada kelompok kelas eksperimen sebesar 76, sedangkan kelompok kelas control mendapatkan nilai N-Gain sebesar 68. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh kelompok eksperimen sebesar 85% sedangkan pada kelompok kelas control sebesar 75%. Serta hasil pengujian hipotesis bahwa  H0 ditolak dan Ha diterima karena thitung (2,541) ttabel (1,998). Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penelitian memiliki pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran audio visual video terhadap hasil belajar subtema 1 keberagaman budaya bangsaku. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru mengenai penggunaan media pembelajaran sehingga menggunakan media pembelajaran yang inovatif dapat meningkatkan hasil belajar.
Pendampingan pembuatan media pembelajaran Powtoon bagi guru Sekolah Dasar Gugus 1 Kota Bogor Elly Sukmanasa; Lina Novita; Aries Maesya
Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 16 No. 1 (2020): Transformasi Juni
Publisher : LP2M Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/transformasi.v16i1.2140

Abstract

[Bahasa]: Pembelajaran abad 21 menuntut guru untuk memahami, mengenali, dan mampu menggunakan teknologi dengan baik. Sejalan dengan itu proses pembelajaran Kurikulum 2013 juga memerlukan kemampuan guru dalam bidang teknologi terutama dalam pembuatan media pembelajaran yang menarik. Salah satu permasalahan yang terjadi di sekolah Gugus 1 Kota Bogor adalah keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah pelaksanaan pendampingan pembuatan media Powtoon kepada guru-guru Sekolah Dasar (SD) melalui pemberian materi secara teoritis, praktek pembuatan Powtoon, sampai kepada evaluasinya. Tujuan program pengadian kepada masyarakat (PKM) ini adalah untuk melakukan pendampingan pembuatan media pembelajaran Powtoon pada pembelajaran kurikulum 2013 tematik kelas V SD Gugus 1 Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah ceramah dan drill practice. Tahapan kegiatan diawali dengan penyampaian materi pentingnya media, pengenalan media Powtoon, dan dilanjutkan dengan drill practice yang mendorong peserta melakukan praktik pembuatan media Powtoon tersebut. Hasil pelatihan PKM ini menunjukkan sebanyak 91,2% peserta belum pernah mendengar tentang media Powtoon dan sebanyak 97,2% peserta belum pernah membuatnya dalam pembelajaran. Setelah dilaksanakannya PKM ini sebanyak 82,4% peserta mampu membuat media Powtoon dengan baik. Kegiatan PKM ini efektif membantu guru untuk merancang pembelajaran berbasis teknologi khususnya media pembelajaran Powtoon. Kata Kunci: pembelajaran abad 21, pendampingan, media Powtoon [English]: The 21st-century learning requires teachers to understand, recognize, and be able to use technology properly. In this case, the 2013 Curriculum (K13) learning process also requires teachers’ technological ability to make attractive learning media. One of the problems found in the Cluster 1 Schools in Bogor is the limited ability of teachers to use technology-based learning media. The alternative to this problem is the training in making Powtoon to elementary school (SD) teachers through theoretical material delivery, practice, and evaluation. The purpose of the community service program is to provide assistance in making Powtoon for thematic learning in grade V Cluster 1 Bogor City. The method used was lecture and drill practice. It started with the presentation of the importance of media in learning, the introduction of Powtoon, and following by drill practice that encourages participants to practice the making of Powtoon. The results showed that 91.2% of participants had never heard of Powtoon media and 97.2% of participants had never made it in learning. After the implementation of PKM, 82.4% of the participants were able to make Powtoon. This program is effective in helping teachers to design technology-based learning, especially Powtoon. Keywords: 21st-century learning, accompaniment, Powtoon media
Analisis Respon Guru terhadap Pelatihan dan Pendampingan Media Pembelajaran Berbasis Powtoon pada Guru Gugus 1 Kota Bogor Sukmanasa, Elly; Novita, Lina; Maesya, Aries
Indonesian Journal of Primary Education Vol 4, No 1 (2020): Indonesian Journal of Primary Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijpe.v4i1.25098

Abstract

Abstract In the teaching and learning process so that the material can be understood optimally the role of the teacher is needed. The rapid development of technology requires teachers to have abilities in the field. However, knowledge and operation of technology in this case ICT, is still minimal to master. Therefore, training and mentoring as a first step towards learning sustainability in accordance with RI 4.0 platform continue to be developed. The purpose of this study was to determine the level of teacher responses and products made by teachers after attending training and mentoring. The method used is descriptive qualitative method. Respondents from this study were 34 teachers. Data collection techniques are done by interview and questionnaire. Data analysis was carried out to find out how high the response to the training and mentoring was carried out. The results of the analysis found that the response of teachers in participating in training and mentoring was very high or very positive. This is evident from the results of questionnaire data and products made. The importance of training and mentoring is felt by teachers in facing learning that is increasingly developing along with the flow of technology. Teachers are required to be technology literate, innovate or create technology-based learning. Therefore training and mentoring are the first step of continuous learning in accordance with RI 4.0 playtform.Abstrak Dalam proses belajar mengajar agar materi dapat dipahami secara optimal peran guru sangat diperlukan. Perkembangan teknologi yang semakin pesat mengharuskan guru memiliki kemmapuan dalam bidang tersebut. Namun, pengetahuan dan pengoperasian teknologi dalam hal ini TIK, masih minim dikuasai. Oleh sebab itu pelatihan dan pendampingan sebagai langkah awal keberlanjutan pembelajaran sesuai dengan platform RI 4.0 terus dikembangkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat respon guru dan produk yang dibuat oleh guru setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan. Metode yang digunakan merupakan metode kualitatif deskripstif. Responden dari penelitian ini berjumlah 34 orang guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan angket. Analisis data dilakukan untuk nngetahui seberapa tinggi respon terhadap pelatihan dan pendampingannyang telah dilaksanakan.  Hasil penelitian ditemukan respon guru dalam mengikuti pelatihan dan pendampingan ini sangat tinggi atau sangat positif. Hal tersebut terbukti dari hasil data angket dan produk yang dibuat. Pentingnya pelatihan dan pendampingan dirasakan guru dalam menghadapi pembelajaran yang semakin berkembang mengikuti arus teknologi. Guru dituntut untuk melek teknologi, berinovasi atau menciptakan pembelajaran yang berbasis teknologi. Oleh sebab itu pelatihan dan pendampingan merupakan langkah awal dari keberlanjutan pembelajaran yang sesuai dengan playtform RI 4.0
IMPROVEMENT OF MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES OF MEASUREMENT MATERIAL THROUGH THE APPLICATION OF DISCOVERY LEARNING MODELS Sukmanasa, Elly; Suryanti, Yanti; Novita, Lina; Rostikawati, Teti
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol 11, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.011 KB) | DOI: 10.26418/jpmipa.v11i2.40974

Abstract

This study aims to improve the learning outcomes of mathematics through the Discovery Learning model. The 32 students of the fifth grade Papandayan State Elementary School became the subjects under study. The result showed that the learning implementation score in the first cycle was 72.2 and in the second cycle is 85.4. There are behavioral changes in students discipline, cooperation, confidence and enthusiasm in the first cycle with the acquisition of scores was 69.4, and in the second cycle increases to 81.13; meanwhile the average scores of students learning outcomes in the first cycle was 67.54 with the learning completion of 59.37%, and an average value in the second cycle is 80.86 with the learning completion 87.5%. The results of all aspects have increased: the implementation of learning increases to 13.2%, changes in student behavior with 11.73%, and completeness of mathematics learning outcomes increases to 28.13%. It can be concluded that the application of the Discovery Learning model improves the students students activities in each cycle.AbstrakMatematika merupakan mata pelajaran yang sering dikatakan sebagai mata pelajaran yang sulit. Kenyataan ini didukung dengan rendahnya tingkat keberhasilan belajar yang didapat peserta didik. Oleh sebab itu penelitian dilakukan untuk mencari model yang tepat dalam peningkatan hasil belajar. Mengacu pada permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model Discovery Learning. 32 siswa dari kelas lima Sekolah Dasar Negeri Papandayan menjadi mata pelajaran yang diteliti. Penelitian tindakan kelas diberikan pada kelas dengan nilai rendah. Penelitian dilakukan menerapkan model pembelajaran dengan dua siklus. Hal ini bertujuan guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor implementasi pembelajaran pada siklus pertama adalah 72,2 dan pada siklus kedua adalah 85,4. Ada perubahan perilaku dalam disiplin siswa, kerja sama, kepercayaan diri dan antusiasme pada siklus pertama dengan perolehan skor adalah 69,4, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 81,13; Sementara itu skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 67,54 dengan ketuntasan belajar 59,37%, dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 80,86 dengan ketuntasan belajar 87,5%. Hasil semua aspek telah meningkat: pelaksanaan pembelajaran meningkat menjadi 13,2%, perubahan perilaku siswa dengan 11,73%, dan kelengkapan hasil belajar matematika meningkat menjadi 28,13%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Discovery Learning meningkatkan aktivitas siswa siswa dalam setiap siklus.Kata kunci: Hasil belajar, Matematika, Discovery Learning
Pengaruh Kebiasaan Belajar Siswa SD terhadap Motivasi Berprestasi Sundari, Fitri Siti; Kurnia, Dadang; Sukmanasa, Elly; Novita, Lina
Indonesian Journal of Primary Education Vol 4, No 2 (2020): Indonesian Journal of Primary Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijpe.v4i2.25169

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap motivasi berprestasi siswa. Metode penelitian yaitu pendekatan kausal yang dilaksanakan pada siswa kelas VA, VB, VC dan VD di Sekolah Dasar Negeri Cikaret 1 Kota Bogor pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. Berdasarkan hasil perhitungan analisis persamaan regresi menunjukkan terdapat pengaruh positif antara kedua variabel, hal ini artinya jika variabel X naik jika variabel Y naik. Berdasarkan hasil analisis Product Moment menunjukan koefisien korelasi 0,77 dan koefisien determinasi sebesar 59% artinya terdapat korelasi yang sangat tinggi antara kebiasaan belajar dengan motivasi berprestasi siswa. Jika kebiasaan belajar tinggi maka motivasi berprestasi siswa pun akan ikut tinggi dan sebaliknya. Hasil analisis yang menunjukan hubungan positif variabel kebiasaan belajar dan variabel motivasi berprestasi dengan persamaan Ŷ = 81,193 + 0,1174X, artinya jika kebiasaan belajar mengalami penungkatan sebesar satu unit, maka motivasi berprestasi akan mengalami peningkatan sebesar 0,1174. Selanjutnya uji signifikasi koefisien korelasi yang diperoleh menunjukan bahwa thitung ttabel dengan hasil thitung =11,797 sedangkan ttabel 2,079. Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh kebiasaan belajar siswa SD positif dan signifikan terhadap motivasi berprestasi. Selanjutnya koefisien  determinasi sebesar 59% artinya motivasi berprestasi dipengaruhi oleh kebiasaan belajar sebesar 59%, sedangkan 41% dari motivasi berprestasi dipengaruhi oleh faktor lain.
ANALYSIS OF SOCIAL INTERACTION OF MENTALLY RETARDED CHILDREN Yudhie Suchyadi; Yulia Ambarsari; Elly Sukmanasa
JHSS (JOURNAL OF HUMANITIES AND SOCIAL STUDIES) Vol 2, No 2 (2018): Journal of Humanities and Social Studies
Publisher : UNIVERSITAS PAKUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.458 KB) | DOI: 10.33751/jhss.v2i2.903

Abstract

Differences in the characteritics of children with special needs will require the ability of teachers to combine various abilities and talents of each child, such as mentally retarded children who need communication like children in general. His developmental delays are often excluded from his playing enviranment, thus the need for good social interaction with mentally retarded children. Based on these problems, a study was conducted to describe the findings of social interaction in mentally retarded children in extraordinary school Mentari Kita. The research is a descriptive analysis with qualitative research approach. Technique of data analysis was performed with data reduction stage, the presentation of data, and verification (conclusions). Researchers used the test of credibility, transferabilitas, dependabilitas, and konfirmabilitas to obtain the validity of the data. The result showed that the way social interaction with mental retardation children how do social contacts and communication as being able to respond when invited to communicate but it should be repeated over and over,the subject has a weakness in the concentration of so when invited to talk hard staring at your opponents interlocutor. When did the subject communication using language that sounds stilted. Social contact subject well againts his peers is characterized by sensitivity to her friends when in distress, want to help his friend like get a pencil, and divide the food per day taken by subject. Based on the above research result it can be concluded that the way the social interactions of the child with mental retardation how do social contacts and communication in accordance with the terms of the occurrence of social interaction. Keywords: Social Interaction, Mental Retardation
HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Sukmanasa, Elly
Jurnal Kreatif : Jurnal Kependidikan Dasar Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Kreatif : Jurnal Kependidikan Dasar
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.245 KB) | DOI: 10.15294/kreatif.v7i1.9363

Abstract

This research applies correlational and survey method to collect the data about the correlation between learning discipline and students’ learning outcome in Social Science subject. The finding shows that Ho : py = 0. It means there is no correlation between learning discipline (X) and learning outcome (Y). Ha : py > 0. It means there is a correlation between learning discipline (X) and learning outcome (Y). It can be concluded that there is a high correlation between learning discipline (X) and learning outcome (Y) 94%. The detail data are as follows: 1) the normal distribution of the two variables is Lcalculated < Ltable = 0,1208 < 0,1240. Therefore, the distribution of learning discipline and learning outcome is normal. 2) learning discipline and learning outcome is homogenous, it can be seen from the calculation Xcalculated<Xtable= 2,262 < 33,92. Thus the two variables are homogenous.. 3) there is a correlation between learning discipline and learning outcome on Social Science subject seen from the correlation coefficien value (r=0,967), the value of determination coefficient (r2=0,94). It indicates that the contribution of variable X and variable Y is 94% with the regresion Ŷ = -47+0,49