Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

DEIKSIS DALAM WACANA NARASI BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP KELAS VII REVISI 2017 Apu, Fatmaruwanti; Konisi, La Yani; Yunus, Yunus
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 4, No 1 (2019): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2019
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v4i1.10731

Abstract

Penelitian ini berjudul “Deiksis dalam Wacana Narasi Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII Revisi 2017”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa sebuah karya fiksi khsusnya wacana narasi dalam buku siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII revisi 2017 tidak terlepas dari tanda-tanda deiksis, serta dalam dialog-dialog antar tokoh didalam narasi terdapat banyak kata yang mengandung unsur deiksis. Dalam hal ini, deiksis yang jelas akan mengantar pembaca untuk memahami ide yang disampaikan oleh pengarang, sebaliknya deiksis yang kabur memungkinkan akan memberikan penafsiran yang kurang tepat. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bentuk-bentuk deiksis apa saja yang terdapat dalam wacana narasi buku siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII revisi 2017? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk deiksis dalam wacana narasi buku siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII revisi 2017. Metode yang digunakan untuk menganalisis deiksis dalam wacana narasi buku siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII revisi 2017 adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode baca dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan hasil analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk deiksis persona yang terdapat dalam wacana narasi terdiri dari deiksis persona pertama saya dan kita serta deiksis persona ketiga ia, -nya, dan mereka. Deiksis penunjuk yang terdapat dalam wacana narasi ini yaitu itu dan ini. Dalam wacana narasi ini tidak terdapat deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deisksi sosial. Simpulan dalam penelitian ini yaitu pada wacana narasi dalam buku siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII revisi 2017 hanya terdapat bentuk deiksis persona serta deiksis penunjuk, dan tidak terdapat deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan serta deiksis sosial. Saran dalam penelitian ini yaitu peneliti selanjutnya dapat mengembangkan lagi bentuk-bentuk deiksis yang ada pada jenis wacana lain.Kata kunci: deiksis, bentuk deiksis, narasi
DEIKSIS DALAM NOVEL HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO Kalsum, Ummi; Konisi, La Yani; Ino, La
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 4, No 3 (2019): JURNAL BASTRA EDISI JULI 2019
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v4i3.10751

Abstract

Penelitian ini berjudul “Deiksis dalam Novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono”. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah jenis-jenis deiksis dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis deiksis yang terdapat dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca secara intensif novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono untuk mengidentifikasi jenis-jenis deiksis yang terdapat di dalamnya, mencatat semua kata dan kalimat yang berkaitan dengan deiksis yang ada pada novel, dan memberi tanda atau menggaris bawahi kata dan kalimat dalam novel yang berkaitan dengan jenis-jenis deiksis. Analisis data dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa dalam novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono terdapat lima macam deiksis yaitu: deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis sosial, dan deiksis wacana. (1) deiksis persona terdiri atas tiga bagian yaitu: kata ganti orang pertama. Kata ganti orang pertama terbagi atas: aku, -ku, saya, kami, dan kita, kata ganti orang kedua terbagi atas: kamu, -mu, kau dan kalian, dan kata ganti orang ketiga terbagi atas: dia, ia, -nya, dan mereka. (2) deiksis tempat terbagi atas: di sini, di sana, itu dan ini. (3) deiksis waktu terbagi atas: dulu, tadi, kali ini, sekarang dan nanti. (4) deiksis sosial terbagi atas: Bapak, Ibu, Pak, Bu dan Meneer. (5) deiksis wacana terbagi atas: anafora bentuk ­-nya. Kata Kunci: pragmatik, deiksis, novel
KENDALA PEMBELAJARAN SASTRA BAGI GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 43 KONAWE SELATAN Saskia, Indra; Sahlan, Sahlan; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 5, No 3 (2020): JURNAL BASTRA EDISI JULI-SEPTEMBER 2020
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v5i3.13220

Abstract

Abstract : Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan yang menjadi kendala pembelajaran sastra bagi guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 Konawe Selatan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan sebab peneliti turun langsung  ke lokasi untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan masalah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu peneltian yang bertujuan untuk menggambarkan kendala pembelajaran sastra bagi guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 Konawe Selatan. Sumber data dalam penelitia ini terdiri dari tiga guru Bahasa Indonesia, sembilan siswa SMP Negeri 43 Konawe Selatan, kepala SMP Negeri 43 Konawe Selatan, dan petugas perpusakaan. Instrumen dalam penelitian ini adalah berupa pedoman observasi, wawancara, dan angket untuk mengetahui kendala pembelajaran sastra bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 Konawe Selatan. Hasil penelitian menemukan lima faktor yang menjadi kendala pembelajaran sastra bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 Konawe Selatan. Kendala pembelajaran sastra ditinjau dari guru adalah (1)  kurangnya pemahaman guru dalam pembelajaran sastra, (a) tidak adanya pengalaman guru bahasa Indonesia mengikuti pelatihan yang membahasa khusus pembelajaran sastra, (b) guru bahasa Indonesia sering mengunakan salah satu metode dalam pembelajaran sastra, (c) guru sebagian besar sudah menguasai materi pembelajaran sastra, (2) kendala pembelajaran sastra ditinjau dari siswa di SMP Negeri 43 Konawe Selatan, (a) masih kurang pemahaman siswa dalam pembelajaran sastra, (b) kurang ketidaksiapannya aspek psikologi siswa, (c) siswa kurang memiliki minat dan bakat terhadap pembelajaran sastra, (d) siswa jarang membaca buku-buku tentang sastra (3) kendala pembelajaran sastra ditinjau dari sarana prasarana, (a) kondisi perpustakaan di SMP Negeri 43 Konawe Selatan yang tidak menunjang dalam pembelajaran sastra, (b) tidak tersedia media yang akan diterapkan dalam pembelajaran, (c) tidak tersedia sanggar  praktek, (4) kendala pembelajaran sastra bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 Konawe Selatan ditinjau dari faktor kurikulum, (5) faktor yang dominan yang menjadi kendala pembelajaran sastra bagi guru bahasa Indonesia di SMP Negeri 43 konawe Selatan yaitu: (a) faktor guru itu sendiri, (b)faktor sarana prasarana.Kata Kunci : kendala; pembelajaran; sastra
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR TEKS NARASI (CERITA FANTASI) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 KENDARI Rusnayanti, Rusnayanti; Harijaty, Erny; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 5, No 3 (2020): JURNAL BASTRA EDISI JULI-SEPTEMBER 2020
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v5i3.13193

Abstract

ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan sebab peneliti turun langsung ke lokasi penelitian (sekolah) untuk mengumpulkan data sesuai dengan masalah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara jelas mengenai kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari yang selanjutnya analisis data dengan menggunakan prinsip statistik yang berupa angka-angka. Responden dalam penelitian ini berjumlah 88 siswa yang tersebar dalam 11 kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai untuk mengetahui kemampuan mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi), angket dan observasi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 5 Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara individu terdapat 71 (80,8%) siswa yang dikategorikan mampu dan 17 (19,2%) siswa dikategorikan tidak mampu. Secara klasikal persentase kemampuan siswa dikategorikan tidak mampu karena tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal 85% atau hanya mencapai 80,8%. Adapun faktor yang menyebabkan siswa mampu dalam belajar yaitu alat pembelajaran sedangkan faktor yang menyebabkan siswa tidak mampu dalam belajar yaitu metode mengajar. Kata Kunci: hasil belajar; kemampuan mengidentifikasi; unsur-unsur teks narasi
HOMONIM KATA DALAM BAHASA TOLAKI DIALEK MEKONGGA Pertiwi Supriadi, Ade Putri; Marafat, La Ode Sidu; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 4, No 1 (2019): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI 2019
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v4i1.10721

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk homonim kata dalam Bahasa Tolaki dialek Mekongga berdasarkan lafal dan tulisannya pada masyarakat Sabilambo. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penulisan ini adalah (1) Sebagai bahan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kolaka yang berbahasa ibu Bahasa Tolaki dialek Mekongga, (2) Sebagai bahan informasi peneliti selanjutnya, khususnya yang akan mengkaji bahasa Tolaki dialek Mekongga. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan, karena melibatkan masyarakat sebgai informan atau sumber data dalam penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data lisan. Data lisan yang dimaksud adalah data yang berasal dari tuturan lisan bahasa daerah Tolaki dialek Mekongga yang dipakai dan diungkapkan dalam percakapan sehari-hari oleh masyarakat penuturnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik rekam, teknik catat dan teknik triangulasi. Pengumpulan data digunakan dengan menggunakan metode simak dan metode cakap dengan teknik rekam dan catat. Data yang terkumpul di analisis dengan metode distribusional dengan teknik oposisi. Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa homonim kata dalam bahasa Tolaki dialek Mekongga yaitu, bentuk-bentuk homonim kata berdasarkan lafal dan ejaan atau tulisan yaitu,  kata dasar seperti kata kadu ‘cukup’ dan kadu ‘karung’, kata tia ‘perut’ dan tia ‘bagi’. Kata turunan seperti moratu ‘memberi racun’ dan moratu ‘buah siap panen (matang)’, kata metemba ‘duduk bersila’ dan metemba ‘menembak’.Kata kunci: semantik, homonim, kehomoniman
MAKSIM KESANTUNAN BERBAHASA WAWONII Delima, Pita; Sailan, Zalili; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 4, No 2 (2019): JURNAL BASTRA EDISI APRIL 2019
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v4i2.10742

Abstract

Maksim Kesantunan Berbahasa Wawonii yang dilakukan di Desa Munse Kecamatan Wawonii Timur, penulisan ini dilatarbelakangi penggunaan bahasa daerah yang saat ini kerap menggunakan bahasa-bahasa yang dinilai kurang santun. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana kesantunan berbahasa masyarakat Wawonii yang berkaitan dengan maksim-maksim kesantunan berbahasa. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran-gambaran penggunaan maksim kesantunan berbahasa Wawonii di Desa Munse Kecamatan Wawonii Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cakap semuka, yaitu, langsung mengetahui kondisi geografis setiap daerah pengamatan yang mungkin turut berperan bagi perkembangan isolek pada daerah pengamatan itu sendiri. Teknik catat, yaitu teknik yang digunakan dengan cara mencatat percakapan dan teknik rekam yaitu teknik yang digunakan untuk merekam percakapan seluruh pembicaraan informan dilingkungan Desa Munse Kecamatan Wawonii Timur. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Maksim Kesantunan Berbahasa Wawonii di Desa Munse Kecamatan Wawonii Timur maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ditemukan gambaran-ganbaran penggunaan maksim berbahasa Wawonii di lingkungan Desa Munse Kecamatan Wawonii Timur menggunakan maksim kesantunan berbahasa,  maksim kesantunan yang dimaksud yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim perendahan hati, maksim kesetujuan, maksim kesimpatian, maksim pertimbangan.Kata Kunci: maksim, kesantuan, berbahasa
EKSISTENSI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LAUT BERCERITA KARYA LEILA S. CHUDORI Karolina, Karolina; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 6, No 3 (2021): Edisi Juli-September 2021
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v6i3.19644

Abstract

Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi tokoh utama yang terdapat dalam novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kepustakaan (libraryresearch).Desain / metodologi / pendekatan - Metode penelitian yang diterapkan adalah metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini merupakan data tertulis, yaitu novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori.Sumber data dalam penelitian ini diambil dari buku novel berjudul Laut Bercerita karya Leila S. Chudori cetakan ketujuh, yang diterbitkan oleh KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) di Jakarta pada Juli 2019 dengan tebal x + 379 halaman; 13,5 cm x 20 cm. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan cara pencatatan. Teknis Analisis data yang diterapkan berdasarkan pendekatan objektif (struktural), yaitu penelitian yang menitikberatkan kajiannya pada keterkaitan dan keterjalinan antar unsur karya sastra sehingga menghasilkan makna menyeluruh dengan tahapan sebagai berikut, yaitu: (1) mengidentifikasi data, (2) mengklasifikasi data, (3) mendeskripsikan data, dan (4) menginterpretasi data.Temuan/ Hasil - Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut (1) nasib sebagai eksistensi tokoh utama dialami Laut pada kesadaran dan penerimaannya terhadap kondisi keluarganya yang serba sederhana, tetapi di sisi lain ia menolak keadaannya yang harus merasakan zaman Orde Baru; (2) kematian sebagai eksistensi tokoh utama dialami Laut ketika menyadari bahwa kematian sebagai sesuatu kepastian yang datang tanpa bisa diprediksi olehnya, sehingga ia kemudian sampai juga pada tersingkapnya transendensi sebagai puncak dalam bereksistensi; (3) penderitaan sebagai eksistensi tokoh utama dialami Laut ketika menyadari arti penderitaannya itu sebagai konsekuensi yang harus ia hadapi karena ia telah memilih jalan yang terjal yaitu sebagai musuh pemerintah; (4) perjuangan sebagai eksistensi tokoh utama dialami Laut atas kegigihan dan rasa pantang menyerah dalam mempertahankan tujuannya untuk membebaskan Indonesia dari pemerintahan yang otoriter; (5) kesalahan sebagai eksistensi tokoh utama dialami Laut atas kesadara dan pengakuannya terhadap kesalahan yang berujung pada sebuah penyesalan.
TINDAK TUTUR DALAM RAPAT ORGANISASI HIPPMA OEMPU DI KOTA KENDARI (TINJAUAN PRAGMATIK) Mariana, Mariana; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 6, No 1 (2021): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI-MARET 2021
Publisher : FKIP UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v6i1.16313

Abstract

ABSTRAK                 Tindak tutur merupakan aspek penting yang digunakan dalam sebuah percakapan, begitu pula pada kegiatan rapat atau diskusi dalam organisasi HIPPMA OEMPU. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur dalam kegiatan organisasi HIPPMA OEMPU di Kota Kendari. Penelitian ini termaksud penelitian lapangan. Peneliti turun langsung menyaksikan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi HIPPMA OEMPU untuk memperoleh keabsahan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini berupa tuturan antaranggota dalam organisasi HIPPMA OEMPU di Kota Kendari. Sumber data dalam penelitian ini adalah anggota HIPPMA OEMPU. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan menggunakan teknik rekam dan catat. Penelitian ini menggunakan metode analisis padan pragmatis dalam menganalisis data. Teknik analisis data dilakukan dengan tahap transkripsi data, identifikasi data, klasifikasi data, interpretasi data, dan deskripsi data.       Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tuturan dalam kegiatan organisasi HIPPMA OEMPU di Kota Kendari terdapat tindak tutur lokusi berupa pernyataan, tindak tutur ilokusi bentuk asertif dengan fungsi menyatakan, mengakui dan menyebut, direktif dengan fungsi memerintah, memohon, menyarankan dan meminta, komisif dengan fungsi menawarkan dan menjanjikan, ekspresif dengan fungsi meminta maaf dan mengucapkan terima kasih dan deklaratif dengan fungsi menunjuk, dan tindak tutur perlokusi yang dapat memberikan efek atau pengaruh dengan tindakan.             
MAKNA UNGKAPAN DALAM ADAT PERKAWINAN SUKU MANGGARAI KABUPATEN MANGGARAI BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Lajim, Adriana; Konisi, La Yani
Jurnal Bastra (Bahasa dan Sastra) Vol 7, No 1 (2022): JURNAL BASTRA EDISI JANUARI-MARET 2022
Publisher : UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/jb.v7i1.22710

Abstract

Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Makna Ungkapan dalam Adat Perkawinan Suku Manggarai Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur.Desain/ Metode/ Pendekatan - yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode deskriptif kualitatif.Temuan/ hasil - Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa makna ungkapan dalam adat perkawinan suku Manggarai di Desa Benteng Ndope Kecamatan Pacar Kabupaten Manggarai  Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat pada tahap Rekak Dokong, Tuke Mbaru, Wagal dan Podo. Salah satu ungkapan yang terdapat dalam tahap praperkawinan yaitu Ita kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun (melihat daun sirih, kami datang mencari pohon tempat ia bertumbu). Dalam adat perkawinan Manggarai kala dalam ungkapan ini diartikan sebagai seorang gadis atau wanita muda yang akan dipinang atau dijadikan istri. Makna dari  ungkapan kala le paang, tuluk pu’un batu mbaun  adalah seorang  juru bicara adat selaku wakil dari laki-laki menyampaikan maksud kedatangan mereka kepada pihak perempuan yaitu mereka menyampaikan rasa ketertarikan  anak mereka dengan gadis yang mereka kunjungi.Kesimpulan - Dari beberapa tahap dalam adat perkawinan Manggarai memiliki ungkapan-ungkapan yang disampaikan saat berdialog. Ungkapan tersebut memiliki makna yang  ingin disampaikan, baik bagi penutur maupun bagi mitratutur. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai tetap mempertahankan adat perkawinan sebagai salah satu ciri khas daerah dan unsur kebudayaan nasional. Diharapkan agar masyarakat suku Manggarai khususnya para generasi muda agar melibatkan diri disetiap acara kebudayaan khususnya adat perkawinan agar kebudayan tersebut tidak akan punah serta dapat dilestarikan kepada generasi lanjutnya.