Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Organizational health structure and measurement of higher education in Indonesia Adiati, Rosatyani Puspita; Handoyo, Seger; Wicaksono, Dimas Aryo; Purba, Herison Pandapotan; Syarifah, Dewi
Indigenous Vol 6, No 1 (2021): Vol. 6 No. 1, 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v6i1.11147

Abstract

The changing of governance and the increasing target of university challenge organization to maintain organizational health to support university member to achieve optimal performance. This study consisted two steps. First study was held to undertand the structure of organizational health factor, spesifically in public university setting, and involving 204 state university lecturers from 3 public universities. We used exploratory factor analysis for reducting dimensions of organizational health. It revealed that organizational health consists of four factors, which are Positive Leadership, Organizational Virtue, Positive Relationship, and Resource Support. Second study aimed to identify organizational health condition in those public universities in Indonesia using the 4 factor of organizational health that were generated in study 1. We asked 398 public university lecturers from 6 state universities to participate in study 2. We found that organizational health conditions were quite good. Further data analysis showed required improvement is needed, related to the aspects of Organizational Virtue, which indicates the ability of the organization to maintain their core activity and value, face pressure from outside and also internal people. Furthermore, Resource Support factor is also found as a factor with lowest result, it indicates there were some deficiency in facility to support organization objective.
Efektivitas Komunikasi Persuasi Melalui Penggunaan Gambar Dampak Positif Berhenti Merokok untuk Meningkatkan Motivasi Berhenti Merokok Nur Diny Abadiah; Herison P. Purba
Jurnal Sains Psikologi Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um023v11i12022p25-33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas komunikasi persuasi melalui penggunaan gambar dampak positif berhenti merokok untuk me-ningkatkan motivasi berhenti merokok. Penelitian dilakukan menggunakan metode quasi experiment yang melibatkan 30 orang subjek ber­jenis kelamin laki-laki dengan rentang usia antara 20–23 tahun dan dengan skor motivasi berhenti merokok rendah hingga sedang. Desain penelitian menggunakan one-group pretest-posttest design. Motivasi para subjek dinilai menggunakan skala motivasi berhenti merokok milik Barus. Data yang telah diperoleh dianalisa menggunakan paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi persuasi melalui gambar dampak positif berhenti merokok dapat dikategorikan efektif dalam meningkatkan motivasi berhenti merokok. Hal ini dikarenakan proses komunikasi persuasi mengakibatkan suatu perubahan informasi mengenai merokok, yang dalam penelitian ini berfokus pada dampak positif dari berhenti merokok. Perubahan informasi itu kemudian menjadi suatu penguatan karena pemberian media gambar yang menunjukkan dampak positif dari berhenti merokok dilakukan secara kontinu sehingga subjek penelitian termotivasi untuk berhenti merokok.
Organizational health structure and measurement of higher education in Indonesia Rosatyani Puspita Adiati; Seger Handoyo; Dimas Aryo Wicaksono; Herison Pandapotan Purba; Dewi Syarifah
Indigenous Vol 6, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/indigenous.v6i1.11147

Abstract

The changing of governance and the increasing target of university challenge organization to maintain organizational health to support university member to achieve optimal performance. This study consisted two steps. First study was held to undertand the structure of organizational health factor, spesifically in public university setting, and involving 204 state university lecturers from 3 public universities. We used exploratory factor analysis for reducting dimensions of organizational health. It revealed that organizational health consists of four factors, which are Positive Leadership, Organizational Virtue, Positive Relationship, and Resource Support. Second study aimed to identify organizational health condition in those public universities in Indonesia using the 4 factor of organizational health that were generated in study 1. We asked 398 public university lecturers from 6 state universities to participate in study 2. We found that organizational health conditions were quite good. Further data analysis showed required improvement is needed, related to the aspects of Organizational Virtue, which indicates the ability of the organization to maintain their core activity and value, face pressure from outside and also internal people. Furthermore, Resource Support factor is also found as a factor with lowest result, it indicates there were some deficiency in facility to support organization objective.
Hubungan Cyberloafing dengan Innovative Work Behavior pada Pekerja Generasi Milenial dalam Industri Kreatif Digital Kurnia Sri Wijanarko; Herison Pandapotan Purba
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 3 No 2 (2018): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V3I22018.101-113

Abstract

Sejauh mana perusahaan dapat berinovasi ditentukan oleh perilaku kerja inovatif dari masing-masing pekerja, terutama pekerja generasi milenial yang mendominasi di era digital sekarang yang mengaburkan batasan kerja dengan kehidupan pribadi. Hal ini memunculkan fenomena cyberloafing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei secara online. Teknik samplingyang digunakan adalah non-probability sampling bertipe purposive sampling. Jumlah subjek penelitian sebanyak 103 responden yang tersebar di berbagai industri kreatif digital di Indonesia. Alat pengumpulan data berupa kuesioner cyberloafing dan alat ukur Innovative Work Behaviour. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi Bivariate Pearson dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 25 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif (r(103)=0,518, p<0,05) antara cyberloafing dengan innovative work behaviour generasi milenial yang bekerja di industri kreatif digital.
Perbedaan Value Pada Generasi X dan Y di Indonesia Dian Muliasari Solikha; Herison P. Purba
Jurnal Diversita Vol 8, No 1 (2022): JURNAL DIVERSITA JUNI
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/diversita.v8i1.5188

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat perbedaan value pada generasi X dan Y di Indonesia. Konsep value yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada (Schwartz, 1992), alat ukur yang digunakan juga berasal dari peneliti yang sama, yang bernama Schwartz Value Survey (SVS). Pengumpulan data dilakukan dari populasi seluruh generasi X dan Y di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Penelitian ini memiliki sampel dengan jumlah 820 partisipan dengan rentang kelahiran tahun 1965-1983 untuk generasi X dan 1984-2002 pada generasi Y (Sullivan, et.al., 2009). Pengambilan data dilakukan melalui snowball sampling dengan menyebarkan kuesioner secara online. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengukur skala value pada generasi X dan Y menggunakan skala likert. Perhitungan statistik menggunakan SPSS 20 dan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara generasi X dan Y di Indonesia. Penelitian ini menjelaskan jika terdapat openess to change value dan self-enhancement di Indonesia dengan generasi X dan Y.
Pengaruh Regulasi Diri dan Coronavirus Anxiety terhadap Mental Well-Being pada Wanita Karier yang Menikah Laili Faristin Sukma; Herison Pandapotan Purba
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.876 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.24833

Abstract

Fenomena wanita karier yang bertambah setiap tahunnya menjadikan wanita memiliki beberapa konflik peran yang menyebabkan adanya penurunan kesejahteraan mental, apalagi selama pandemi COVID-19 seperti saat ini. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh regulasi diri dan coronavirus anxiety  terhadap mental well-being pada wanita karier yang menikah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan 107 wanita karier yang menikah. Pengumpulan data dilakukan melalui survei daring yang tersusun atas Self-Regulation Scale (SRS), Coronavirus Anxiety Scale (CAS), serta The Warwick-Edinburgh Mental Well-being Scale (WEMWBS). Analisis data menggunakan teknik regresi linear berganda dengan bantuan program IBM SPSS 22.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara regulasi diri dan coronavirus anxiety terhadap mental well-being pada wanita karier yang menikah, baik secara simultan maupun parsial.
Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Burnout pada Perawat dengan Coronavirus Anxiety sebagai Variabel Mediator Abdul Karim; Herison Pandapotan Purba
Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 1 No 1 (2021): BULETIN RISET PSIKOLOGI DAN KESEHATAN MENTAL
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.525 KB) | DOI: 10.20473/brpkm.v1i1.25073

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap burnout pada perawat di Surabaya dengan coronavirus anxiety sebagai variabel mediator. Profesi keperawatan lebih banyak mengalami tekanan kerja dan burnout dibandingkan dengan profesi kesehatan lainnya. Selain itu, perawat juga dapat mengalami kecemasan selama masa pandemi COVID-19. Mengoptimalkan kecerdasan emosional merupakan faktor kunci yang dapat mengurangi tingkat kecemasan dan burnout. Partisipan dalam penelitian ini merupakan perawat di Kota Surabaya dengan total sebanyak 77 perawat. Alat ukur yang digunakan yaitu Maslach Burnout Inventory, Assessing Emotions Scale, dan Coronavirus Anxiety Scale. Analisis data menggunakan uji mediasi dengan metode PROCESS by Andrew F. Hayes. Hasil analisis data menunjukkan nilai pengaruh secara tidak langsung sebesar -0,1229. Hasil tersebut menunjukan adanya peran mediasi dari coronavirus anxiety yang secara tidak langsung mengendalikan pengaruh kecerdasan emosional terhadap burnout dan peran mediasi bersifat parsial.
CREATIVE SELF-EFFICACY SEBAGAI MODERATOR DALAM PENGARUH JOB AUTONOMY TERHADAP PERILAKU KERJA INOVATIF KARYAWAN STARTUP Atina Sekar Ramdhani Suryanto; Herison P. Purba
SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, dan Pendidikan Vol. 1 No. 8 (2022): July
Publisher : PENERBIT LAFADZ JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54443/sibatik.v1i8.210

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi creative self-efficacy pada pengaruh job autonomy terhadap perilaku kerja inovatif karyawan startup. Pemberian job autonomy yang tinggi dalam desain pekerjaan tidak selalu diiringi dengan pemunculan perilaku kerja inovatif yang tinggi pula dari karyawannya. Perbedaan karakteristik personal karyawan menjadi penyebab terjadinya perbedaan tersebut. Creative self-efficacy menjadi salah satu faktor personal yang dapat menjelaskannya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan partisipan dalam penelitian ini adalah 98 karyawan perusahaan startup. Uji hipotesis menunjukkan bahwa creative self-efficacy terbukti secara signifikan memoderasi pengaruh job autonomy terhadap perilaku kerja inovatif karyawan.