Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN WATER JET CUTTING (WJC) SEBAGAI ALAT PEMOTONG LEMBARAN KARET Suheri, Suheri -; Fadillah, Nurul; nazaruddin, nazaruddin; Arif, Zainal
JMEMME (JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY) Vol 3, No 2 (2019): EDISI DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.127 KB) | DOI: 10.31289/jmemme.v3i2.3020

Abstract

Penerapan teknologi dalam upaya peningkatan ragam produk olahan berbahan baku karet merupakan usaha peningkatan nilai jual produk di tataran petani karet. Di tingkat hilir, petani karet umumnya menjual getah karet hasil sadapan tanpa melakukan proses pengolahan menjadi karet setengah jadi. Hal ini berdampak terhadap pendapatan petani karet yang masih rendah dan kurang memadai. Pemanfaatan air sebagai sumber energi untuk melakukan proses pemotongan produk karet ditetapkan mengingat air mudah diperoleh dan dengan menggunakan teknologi yang tepat dapat dimanfaatkan sebagai alat potong. Ditambahkan lagi hasil pemotongan yang diperoleh tidak mempengaruhi sifat-sifat mekanis karet. Prinsip dasar sistem pemotongan menggunakan air adalah mengkonversi air yang bertekanan rendah menjadi air yang bertekanan tinggi. Pengkonversian   air tersebut menggunakan pompa sederhana bertekanan 120-180 bar, umumnya digunakan untuk pembersihan mobil, lantai, dinding bangunan dan lain-lain. Namun, tekanan yang dihasilkan masih belum mencukupi untuk memotong material lunak, sehingga diperlukan perancangan sebuah nosel yang dapat menghasilkan tekanan air lebih tinggi. Proses drilling dilakukan dengan mengatur ketinggian Stand Of Distance(SOD) tertentu dan katup dibuka dengan waktu selama 2 detik, kemudian dipindah ke posisi yang lain untuk drilling lubang yang lain dan ditandai untuk SOD yang ditentukan tadi. Untuk setiap SOD dilakukan drilling minimum tiga lubang untuk replikasi. Variasi SOD diatur dari 5 mm hingga 35 mm dengan selang 5 mm. Sedangkan waktu drilling untuk masing-masing SOD dinaikkan dari 2 detik hingga 10 detik dengan tahapan 2 detik. Gambar 3 menunjukkan bahwa grafik pengaruh SOD terhadap kedalaman penetrasi secara keseluruhan dengan diameter nozzle 1 mm dan tekanan pompa konstan sebesar 150 bar. Dari grafik dapat dilihat pada SOD 5 mm dengan waktu drilling mulai dari 2 detik sampai 10 detik terjadi peningkatan kedalaman penetrasi yang signifikan. Begitu juga antara SOD 10 mm dan SOD 15 mm masih terjadi tren kenaikan kedalaman penetrasi. Pada saat SOD diatas 15 mm dengan waktu drilling mulai 2 detik sampai 10 detik terjadi sebaliknya, yaitu penurunan kedalaman penetrasi yang terus terjadi hingga SOD 35 mm apabila dibandingkan dengan kedalaman penetrasi yang terjadi antara SOD 5 mm sampai SOD 15 mm.