Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGARUH UTSAWA DHARMA GITA PADA PESERTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2017 Santiawan, I Nyoman
Widya Aksara Vol 22 No 2 (2017)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.725 KB)

Abstract

Utsawa Dharma Gita tingkat nasional merupakan ajang kompetisi bagi lembaga Hindu yang ada di Indonesia. Dalam penyelenggaraan kegiatan Utsawa Dharma Gita banyak persiapan yang harus dilakukan. Bagi setiap daerah, tantangan yang paling menjadi kendala setiap tahunya untuk diluar daerah bali adalah melengkapi formasi peserta lomba. Disamping itu, kendala lainya adalah kurangnya pendampingan peserta pada saat melakukan latihan beberapa penyebab, masih kurangnya minat generasi untuk mengikuti kegiatan lomba. Dari hasil penelitian yang didapat, di luar daerah Bali perlu diadakannya kerja sama yang mendalam antara lembaga Hindu dan Guru Agama Hindu. Dengan peran Guru Agama Hindu inilah menjadi jalan keluar dalam kendala kesulitan dalam melengkapi formasi peserta. Melalui pendekatan yang dilakukan guru, dapat menarik minat siswa untuk mengikuti perlombaan. Hasil penelitian membuktikan pendampingan yang rutin menjadikan peserta lebih percaya diri dan dapat menyelesaikan setiap kendala yang dihadapi peserta. Penelitian ini memeberikan idnikato, siswa atau generasi yang ikut lomba utsawa dhrama gita mengalami perubahan yang cukup signifikan. Yaitu peserta menjadi meningkat sradda dan bhakti, mengenal dan mencintai kebudayaan serta mendapat nilai-nilai pendidikan, seperti nilai pendidikan religi, nilai pendidikan budaya dan nilai pendidikan sosial. Dengan mengikuti lomba, kemandirian dan kebahagiaan generasi Hindu dapat tercipta dan memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi generasi muda Hindu.
PERSEMBAHYANGAN PURNAMA DAN TILEM SEBAGAI MOMENT STRATEGIS UNTUK PENINGKATAN SRADDHA BHAKTI SERTA PEMBINAAN UMAT YOGYAKARTA Santiawan, I Nyoman
Widya Aksara Vol 23 No 2 (2018)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.615 KB)

Abstract

Persembahyangan Purnama dan Tilem di Pura Jagadnatha Banguntopo Yogyakarta yang secara rutin dilaksanakan setiap lima belas hari sekali. Dalam implementasi persembahyangan Purnama dan Tilem yang termasuk bagian dari upacara Dewa Yadnya yang dapat dijadikan tempat untuk pembinaan umat. Secara realita yang ada di sekitar khususnya di Banguntapan, pelaksanaan persembahyangan Purnama dan Tilem  dilihat tidak diragukan lagi mengenai hal ritual atau upacaranya, tetapi persembahyangan rutin tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ajang pembinaan umat yang tepat karena pada saat tersebut umat benar-benar datang untuk mencari ketenangan dan tempat berkumpul untuk mendapatkan pengetahuan. Sebagian umat dalam melaksanakan ritual atau upacara persembahyangan Purnama dan Tilem belum memahami secara mendalam bagaimana makna yang terkadung di dalamnya, makna apa saja yang didapat ketika mengikuti persembahyangan Purnama dan Tilem. Persembahyangan Purnama dan Tilem penting dilaksanakan, sehingga perlu adanya pembinaan setiap saat pesembahyangan. Di Pura Jagadnatha Banguntopo telah menerapkan rangkaian acara persembahyangan Purnama dan Tilem yang tersusun begitu jelas dan terarah. Yang mana di dalam proses persembahyangan memberikan makna tersendiri, mulai dari persiapan, susunan acara yang memberikan banyak pengetahuan dalam peningkatan sraddha dan bhakti sumat. Sehingga persembahyangan Purnama dan Tilem yang diterapkan di Pura Jagadnatha menjadi sebagai moment peningkatan sraddha dan bhakti dan pembinaan umat yang strategis.
Nilai Hidup Rukun Pondasi Kebhinekaan Dalam Mengantasipasi Radikalisme I Nyoman Warta; I Nyoman Santiawan; I Nyoman Suendi
Widya Aksara Vol 24 No 2 (2019)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.098 KB)

Abstract

The Importance of Tat Twam Asi Values ​​upholds humanistic values ​​with a strong religious spirit and sense, a sense of universal brotherhood that is not limited by religion, science and behavior which is limited by awidhya or darkness of mind, words and deeds. Explaining, hurting other people is essentially hurting themselves. Actually living in harmony indicates respect for others in essence of respecting oneself, and vice versa against others in essence against one's own self, in other words Tat Twam Asi is upholding the human values ​​that have been created by Ida Sang Hyang Widhi / God Almighty One as a necessity and need for the realization of a peaceful, harmonious and anhamham harmony as a tangible manifestation of a pluralistic state. What's more we see the teachings of ahimsa karma which are universal Vedic teachings, the value of ahimsa is popularized by Gandhi, who strongly emphasizes, must not kill, hurt, slander, envy, and pitting sheep of various lies as rhetoric wrapped in religious teachings, in fact it is not justified by the teachings of Hinduism. Because, in essence, it hurts life in this universe, its thighs actually hurt themselves. Because Hinduism places great importance on universal truths, everything that exists has the same rights and obligations and cannot be bound by others in any form or way. If the values ​​of harmony, religious norms in the archipelago are tainted, morality is degraded, then destruction, evil will be rampant. Sadistic murders occur everywhere, raping, drug networks, coronations as if they are difficult to eradicate and terrorism networks that are enemies of the world and humanity have not been able to be overcome to the maximum. Sophisticated communication networks often inconvenience humanity. This goes back to the true human identity, by grounding religious teachings, understood to be lived and practiced in the life of the nation and state, religious teachings are not solely in the air, but religious values ​​are able to interpret this life in accordance with the goals of human life namely Catur Marga Yoga. Then life will be wise gem rifah tablets jinawi.
KINERJA PENYULUH AGAMA HINDU NON PNS DITINJAU DARI FUNGSI PENYULUH DI MASA PANDEMI COVID- 19 Sugiman; I Nyoman Santiawan
Widya Aksara Vol 25 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyuluh Agama Hindu merupakan ujung tombak pembinaan umat Hindu disetiap daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja penyuluh agama Hindu Non PNS Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta ditinjau dari fungsi penyuluh agama di masa pandemic Covid- 19. Metode penelitian ini menggunakan metode pengambilan data dengan obeservasi dan wawsncara lansung dengan pihak pihak yang terkait seperti tokoh umat, penyuluh, bimas Hindu DIY dan beberapa umat sekitar DIY. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan 3 tahap, yang pertama reduksi data, penyajian data kemudian disimpulkan dan diverifikasi untuk mendapatkan data yang benar-benar relevan dan tingkat akurat yang tinggi. Kreteria/ Indikator fungsi yang akan digunakan untuk mengetahui kinerja Penyuluh Agama Hindu ada 4 kreteria yang akan dinilai,1. Funsgi Informatif, 2. Fungsi Edukatif, 3. Fungsi Konsultatif dan 4. Fungsi Advikatif. Dari keempat kreteria tersebut hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penyuluh mampu menjalakan fungsinya walaupun dalam kondisi pandemic covid-19. Hasil penelitian dari keempat fungsi tersebut adalah: 1. Penyuluh berberan aktif dalam menyapaikan informasi terkait peraturan pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan Covid- 19. 2. Penyuluh mampu menjalankan tugasnya fungsi edukatif dengan melakukan penyuluhan/ pembinaan daring, membuat koneten tulisan, membuat video pendek yang disebarkan di social media. 3. Penyuluh menjadi garda terdepan dalam menerapkan peraturan pemerintah untuk pelaksanaan ibadah dirumah ibadah sesuai peraturan pemerintah. 4. Penyuluh memberikan pendampingan kepada umat yang terdampak Covid-19 yang bagi beberapa warga yang menerima tuduhan terpapar Covid-19. Dari hasil tersebut kesimpulan penelitian ini adalah Penyuluh Agama Hindu Non PNS mampu melaksanakan kinerja dengan baik dan sesuai fungsinya walaupu di masa pandemi Covid-19. Bahkan para penyuluh memiliki peran yang sangat besar dalam penanggulangan Covid- 19 dengan menjadi rewalan untuk mendata, memverifikasi dan mendistribusikan bantuan untuk umat Hindu yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
DIALOG LINTAS IMAN SEBAGAI UPAYA MEMPERKUAT MODERASI BERAGAMA I Nyoman Santiawan; I Nyoman Warta
Widya Aksara Vol 26 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dialog lintas iman/ agama merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki latarbelakan kepercayaan dan agama yang berbeda. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang terkenal dengan julukan City Of Tolerance. Namun akhir-akhir ini masih saja ditemukan tidakan yang tidak mencerminkan julukan tersebut. Kondisi seperti itu menunjukan jauh dari sikap moderasi beragama. sehingga para tokoh agama yang didukung oleh pemerintah berupaya untuk menangkal dan mengatisipasi peristiwa radikal dan intoleransi di Daerah Istimewa Yogyakarta salah satunya adalah dengan mengadakan dialog lintas iman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, pengumpulan data menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara untuk mendapatkan data yang benar-benar valid. Hasil penelitian ini menunjukan. Dialog lintas iman sangat berkontribusi dalam memperkuat moderasi beragama. Indikatornya adalah: 1. Dialog lintas iman sebagai wadah memperkaya pengetahuan lintas agama. 2. Dialog lintas iman sebagai wadah mempererat pesaudaraan antar lintas agama. 3. Dialog Lintas iman sebagai wadah pemahaman budaya. Dari tiga indicator diatas maka, kesimpulan dari penelitian ini adalah dialog lintas iman sangat efektif untuk memperkuat moderasi beragama. Karena dalam dialog, kebanyakan yang hadir adalah tokoh lintas iman. Sehingga ini sangan berpengaruh pada kehidupan beragama di masing-masing agama.
ANALISIS SWOT DALAM PENCANANGAN CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PUSAT RITUAL UMAT HINDU I Nyoman Warta; Dewi Ayu Wisnu Wardani; I Nyoman Santiawan; Widhi Astuti; Ni Luh Putu Wiardani Astuti; Talang Dewayanti
Widya Aksara Vol 27 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54714/widyaaksara.v27i1.183

Abstract

Pencanangan candi Prambanan sebagai tempat ibadah umat Hindu merupakan harapan besar bagi umat Hindu. Dengan terbitnya Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Nomor 26 tahun 2021 tentang Tim Kerja Pencanangan Candi Prambanan sebagai tempat ibadah Hindu Indonesia dan Dunia, maka akan terbuka lebar peluang itu bisa diwujudkan. Penelitian ini bertunjuan untuk mengetahui SWOT analisis candi Prambanan sebagai pusat ritual umat Hindu. Penelitian ini merupakan tracer study, tetapi berkaitan dengan pendeskripsian, penguraian dan penggambaran suatu masalah yang sedang terjadi. Hasil penelitian menujukan Kekuatan: Umat Hindu terbesar nomor 3 di dunia, Candi Prambanan terletak di tengah-tengah umat Hindu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten, Candi Prambanan telah digunakan sejak lama sebagai tempat kegiatan ritual umat Hindu, kegiatan Tawur Kesanga mendapatkan pengakuan, kegiatan di Candi Prambanan didukung oleh pemerintah pusat dan daerah. Kelemahan: Belum ada definisi dan rumusan yang jelas terkait apa arti Candi Prambanan sebagai tempat ibadah Hindu Indonesia dan dunia, belum ada legal formal yang mengijinkan pelaksanaan ibadah di Candi Prambanan, dan perbedaan pandangan. Peluang: Pusat pariwisata spiritual baru di Indonesia, terjadi pertumbuhan perekonomian, terserapnya tenaga kerja, dan terciptanya kesejahteraan. Ancaman: Perubahan kebijakan setiap kepemimpinan, persaingan dengan negara lain dan pemikiran/pandangan yang berbeda.
Analisis Manajemen Pasraman Dalam Mewujudkan Sisya Yang Cerdas Berbudaya Pada Pasraman Padma Bhuana Saraswati Yogyakarta I Nyoman Santiawan; Supriyoko
Media Manajemen Pendidikan Vol 4 No 3 (2022): Februari 2022
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/mmp.v4i3.11730

Abstract

This study aims to determine Pasraman management, inhibiting and supporting factors, how to overcome inhibiting factors and the results of Pasraman education in realizing culturally intelligent students at Padma Bhuana Pasraman Yogyakarta. The approach used in this research is a qualitative approach with a descriptive method. The technique used in data collection is by direct observation, direct interviews and documentation. Data obtained from observations and interviews with informants were analyzed using triangulation data analysis techniques. The results of the study are: 1. Padma Bhuana Saraswati Pasraman Management carries out planning, organizing, implementing and controlling together. Planning is done by determining fixed programs, short-term programs and long-term programs. Organizing by dividing groups of types of activities and assigning teachers and pasraman managers. The groups are divided into 3 groups, namely religious learning groups, arts and culture learning groups and social activities groups. Implementation of the program is carried out regularly every Saturday starting at 09.00-15.00 for religious learning groups and arts and culture groups. Meanwhile, for the group of social activities, preparations are carried out before the activities are carried out with the intensity of time as needed. In the supervision, the manager applies the attendance method and learning evaluation. Education management carried out with the cooperation of teacher managers and parents is very much needed in the success of learning activities at the Padma Bhuana Saraswati Pasraman; 2. Supporting factors and inhibiting factors in providing education are: Supporting factors, namely the solidity of the core management, parental commitment, government support and support from pasraman teachers. Some of the inhibiting factors are the limited time of parents, the presence of new members and the condition of the students who get bored quickly; 3. The inhibiting factor step is to use an area/block system that is used to collaborate with or invite to go together when parents cannot deliver students. The steps taken to overcome the limitations of new members are to carry out intense socialization and provide special attention and services, while to overcome the boredom of students quickly are to convey creative, innovative learning and insert games that provide prizes and punishments; 4. The results of education at Paraman Padma Bhuana Saraswati are shown by six indicators, namely pasraman students who have ethics/morals, independence, social care, achievement, able to preserve culture and commitment to the state as well as high tolerance.
UPAYA PASRAMAN PADMA BHUANA SARASWATI DALAM MEWUJUDKAN SISYA YANG CERDAS BERBUDAYA I Nyoman Santiawan; I Nyoman Warta
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.455

Abstract

Pasraman Padma Bhuana Saraswati is a parsaman located in the city of Yogyakarta that has a vision to form a cultured Smart Sisya. This study aims to find out how pasraman efforts Padma Bhuana Saraswati in realizing the vision of the institution. This study uses a qualitative approach, so that data collection is done by observation and direct interviews with selected respondents. The results of this study reveal the success of Pasraman Padma Bhuana Saraswati in forming intelligent cultured students, namely: 1. The role of parents, 2. The role of teachers, and 3. The role of managers of pasraman. Of these three factors, the role of parents has a very high influence on the success of postgraduate education in Padma Bhuana Saraswati. Parents have an important role that is directing, reminding and accompanying students during the learning process so that parents often become educators in Pasraman. With these 3 factors, Pasraman Padma Bhuana Saraswati was able to achieve a shared vision and goals. Not only that, until now Pasraman Padma Bhuana Saraswati is very active in community religious and social activities such as Social Service and involvement in national-scale cultural performances
HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN INTENSITAS BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AGAMA HINDU SISWA PASRAMAN SATYA DHARMA DI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Rahayu Fitriyani; I Nyoman Santiawan; Gatot Wibowo
Jawa Dwipa Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.396 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara (1) minat belajar dengan prestasi belajar agama hindu siswa pasraman satya dharma di Gunungkidul tahun pelajaran 2019/2020, (2) intensitas belajar dengan prestasi belajar agama hindu siswa pasraman satya dharma di Gunungkidul tahun pelajaran 2019/2020 dan (3) minat belajar dan intensitas belajar dengan prestasi belajar agama hindu siswa pasraman satya dharma di Gunungkidul tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V sampai dengan XII Pasraman di Gunungkidul sejumlah 64 siswa. Variabel penelitian terdiri atas minat belajar dan intensitas belajar sebagai variabel bebas. Sedangkan prestasi belajar agama hindu siswa sebagai variabel terikat. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Adapun uji prasyarat yang dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas dan keberartian regresi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis korelasi sederhana dan korelasi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar agama hindu yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar = 0,640, dengan persamaan garis regresi sederhana (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas belajar dengan prestasi belajar agama hindu yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar = 0,544, dengan persamaan garis regresi sederhana (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan intensitas belajar dengan prestasi belajar agama hindu yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar = 0,669, dengan persamaan garis regresi ganda . disimpulkan bahwa memang terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat belajar dan intensitas belajar dengan prestasi belajar agama hindu siswa. Hal ini juga sesuai dengan kerangka berfikir yang mengatakan bahwa semakin baik minat belajar dan intensitas belajar yang dimiliki siswa maka semakin baik pula prestasi belajar agama hindu siswa, sebaliknya semakin buruk minat belajar dan intensitas belajar siswa semakin rendah pula prestasi belajar agama hindu siswa.
PENGARUH AJARAN TRI GUNA DALAM MENINGKATKAN BUDHI PEKERTI ANAK DI TK SARI MEKAR BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA Mujirah; Gatot Wibowo; I Nyoman Santiawan
Jawa Dwipa Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penerbit Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.384 KB) | DOI: 10.54714/jd.v2i1.36

Abstract

Pengaruh Ajaran Tri Guna Dalam Pendidikan Budhi Pekerti Anak Di TK Sari Mekar Banguntapan Bantul Yogyakarta, Dalam mencapai pendidikan Budhi pekerti di dalam ajarangama Hindu terdapat tiga sifat yang mempengaruhi pikiran manusia yang disebut Tri Guna yaitu sifat alami yang dibawa sejak lahir yaitu sattwam, rajas, tamas. Tiga sifat yang disebut Tri Guna tersebut saling memberi pengaruh terhadap pikiran (citta) anak dalam membentuk budhi pekerti sebagai sebuah perilaku. Anak yang memiliki sifat sattwam memiliki sifat tenang, suci, bijaksana, cerdas, cenderung memiliki perilaku kebaikan, anak yang memiliki sifat rajas memiliki sifat lincah, gesit, tergesa-gesa, bernafsu, cenderung memiliki sifat mudah marah, selalu gelisah susah mengontrol emosinya, anak yang memiliki sifat tamas memiliki sifat tamak, malas, cenderung kurang aktif dan lamban. Pengaruh ajaran Tri Guna dalam mencapai keseimbangan ketiganya dalam membentuk perilaku yang berbudhi luhur pada anak dengan mengatasi sifat rajas dan tamas melalui peningkatan sifat sattwam menerapkan doa sehari-hari yang merujuk kepada ajaran suci weda dan mengatasi sifat rajas melalui ajaran tattwam asi, Tri kaya parisudha dan catur paramita. Sifat tamas dapat dicapai dengan melatih berjapa berulang-ulang dan penanaman Tri hita karana. Untuk menyeimbangkan sifat rajas, rajas dam meningkatkan sifat tamas dalam meningkatkan budhi pekerti dengan melakukan yoga asanas di sekolah yang melatih anak untuk, menghapal dan mengucapkan puja yoga : mantra gayatri, mantra guru, maha mrtyunjaya mantra, Pranayama (pernapasan), Pawanamuktasana (peregangan), asanas, Surya namaskar, Candra namaskar, relaksasi, pengurutan dan doa penutup.Beberapa manfaat yoga asanas diberikan kepada anak untuk menyeimbangkan kecenderungan tiga sifat (Tri guna) yang mempengaruhi pikiran (citta) sehingga akan membentuk budhi pekerti yaitu : Anak yang memiliki kecenderungan sifat sattwam akan dapat : Membangun pondasi tentang ajaran Weda, membuat anak memiliki kehidupan spiritual yang kuat sesuai dengan falsafah yoga yaitu mengutamakan hubungan dengan Tuhan, alam dan menjaga keseimbangan. Anak yang memilki kecenderungan sifat rajas akan dapat : Melatih anak lebih mengenal diri dan mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Meningkatkan ketenangan dan mengurangi ketegangan pada dirinya, Meningkatkan kelententuran, kekuatan, fleksibilitas, koordinasi dan kesadaran tubuh, Anak yang memiki kecenderungan sifat tamas akan dapat : Meningkatkan kepercayaan diri anak, Membangkitkan sifat lamban anak untuk lebih aktif.