PT XYZ didirikan pada tahun 2013. Perusahaan ini telah menggunakan teknologi informasi dan memiliki divisi TI dengan sistem program dan informasi yang digunakan oleh perusahaan adalah produksi internal divisi TI. Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan maka banyak perubahan juga pada sistem informasi yang digunakan, hal tersebut membawa banyak proyek pembangunan dan penambahan sistem yang dilakukan oleh divisi IT. Dalam hal ini proyek yang sepenuhnya diatur oleh divisi IT memulai tahap awal untuk implementasi dan dikirimkan ke pengguna. Saat ini, belum pernah ada evaluasi untuk manajemen proyek yang dilakukan oleh IT. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi standarisasi yang spesifik, disini penulis menggunakan kerangka COBIT 5 yang berfokus pada proses BAI01 yang mengelola program dan proyek. Untuk menentukan responden yang dipilih adalah menggunakan RACI Chart untuk lebih kemudian dari daftar responden responder yang ditentukan yang akan mengisi kuesioner dengan metode purposive sampling. Membuat kuesioner berdasarkan pedoman praktis proses BAI01 COBIT 5 dengan menggunakan skala metode pengukuran guffman. Dari hasil evaluasi PT Morinaga Kino Indonesia memiliki tingkat kemampuan proses BAI pada level 3.04 dengan target level 4 sehingga memiliki gap 0,96 dengan perincian per sub proses yaitu BAI01.01 = 2,50, BAI01.02 = 2,60, BAI01 .03 = 3,05, BAI01.04 = 2,91, BAI01.05 = 3,40, BAI01.06 = 2,28, BAI01.07 = 4,67, BAI01.08 = 1,93, BAI01.09 = 3,05, BAI01.10 = 3,17, BAI01.11 = 2,90 , BAI01.12 = 3,37, BAI01.13 = 3,72, BAI01.14 = 3,07. Hal yang perlu diperbaiki adalah merencanakan sebuah proyek yang memiliki tingkat kemampuan 1,93.