Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PERENNIAL

PENGARUH BAHAN PEREKAT TAPIOAKA DAN SAGU TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG KULIT BUAH NIPAH Heny Anizar; Evi Sribudiani; Sonia Somadona
PERENNIAL Vol. 16 No. 1 (2020)
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v16i1.9159

Abstract

Pemanfaatan kulit buah nipah sebagai bahan baku pembuatan briket arang akan mengurangi kebutuhan energi dari bahan bakar fosil. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk membuat briket arang dari kulit buah nipah dengan berbagai bahan perekat sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas briket arang kulit buah nipah dengan pencampuran variasi konsentrasi berbagai jenis perekat serta mengetahui komposisi perekat yang optimal dalam pembuatan briket arang kulit buah nipah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor yang terdiri dari enam perlakuan dan empat kali ulangan. Buah nipah terlebih dahulu dibelah dua, kemudian daging buah nipah dibuang lalu kulit buah nipah dijemur, kulit buah nipah yang telah kering lalu diarangkan. Selanjutnya arang dihaluskan dan diayak menggunakan ayakan 60 mesh sampai diperoleh arang halus. Serbuk arang kemudian dicampurkan dengan perekat sesuai konsentrasi sehingga didapatkan adonan briket. Adonan briket dicetak pada cetakan silinder dan ditekan dengan alat press hidrolic. Briket arang yang telah dibuat kemudian dikeringkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya beberapa parameter saja yang memenuhi kriteria SNI No. 01/6235/2000 diantaranya kadar air dan nilai kalor, sedangkan parameter yang tidak memenuhi kriteria SNI No. 01/6235/2000 diantaranya adalah kadar zat menguap, kadar abu dan kadar karbon terikat. Komposisi perekat yang optimal dalam pembuatan briket arang kulit buah nipah adalah perlakuan komposisi perekat sagu dengan konsentrasi perekat 20% dari berat campuran bahan baku. Dengan nilai kadar air 7,82%, kadar zat menguap 66,43%, kadar abu 35,44% kadar karbon terikat 17,50% dan nilai kalor 5637,05 Kal/g.
KARAKTERISTIK PEREKAT DAN PEREKATAN TANIN RESORSINOL FORMALDEHIDA PADA SIREKAT AKASIA (Acacia mangium) dan PULAI (Alstonia scholaris): Adhesion and Adhesive Characteristics of Tannins Resorcinol Formaldehyde on Sirekat Acacia (Acacia mangium) and Pulai (Alstonia scholaris) safni auliarta; Evi Sribudiani; Sonia Somadona
PERENNIAL Vol. 17 No. 2 (2021): Vol. 17 No. 2, Oktober 2021
Publisher : Forestry Faculty of Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v17i2.12759

Abstract

The composition of the adhesive content of Tannin Resorcinol Formaldehyde (TRF) is considered more environmentally friendly to use when compared to the phenol resorcinol formaldehyde (RPF) adhesive. In this study to test the strength of the adhesive, acacia (Acacia mangium) and pulai (Alstonia scholaris) were used. This study aims to determine: 1. The characteristics and quality of the adhesive composition of eucalyptus bark tannins, resorcinol and formaldehyde based on SNI 6/4567/1998; and 2. The strength of the gluing composition of eucalyptus bark tannins, resorcinol and formaldehyde on acacia and pulai wood syrup based on SNI 6/6049/1999. The research was conducted using a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) consisting of 6 treatments of adhesive composition with 5 repetitions, in order to obtain 30 test samples. The data obtained from the research results were analyzed by means of variance using SPSS 20. Furthermore, if the variance results have a significant effect, further analysis will be carried out using Duncan's New Multiple Range Test (DNMRT) at the 5% level. The results of the research that has been carried out, the six different adhesive compositions produce different values ​​in each treatment, except for treatment P1. P1 has the shape and appearance of a jelly-shaped adhesive so that it cannot be tested and applied to acacia and pulai wood glue. Treatments P2 to P6 can be applied and used for testing and bonding. The pH test and gelatinization test of all treatments were included in SNI 6/4567/1998, the P2 viscosity test did not pass SNI 6/4567/1998. The shear bond strength test was carried out to determine the strength of the adhesive referring to SNI 6/6049/1999, the average value of the best wet shear adhesion test in treatment P6 was 7.89 N/mm2 and the highest average value of shear bonding strength dry on P5 treatment of 26,09 N/mm2.