Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Collaboration in the arts for interdisciplinary practice at the Institut Kesenian Jakarta, Indonesia Indah Tjahjawulan
International Journal of Visual and Performing Arts Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : ASSOCIATION FOR SCIENTIFIC COMPUTING ELECTRICAL AND ENGINEERING (ASCEE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31763/viperarts.v3i2.505

Abstract

In recent years, the interdisciplinary approach to art has gained popularity in the field of art studies. Numerous art studies transcend creative disciplines, allowing for the production of novel ideas and works. This study aims to understand the multidisciplinary art and design processes at the Institut Kesenian Jakarta. The data were acquired by observation and a review of the literature. Observations were made in order to collect field data about the work of art. This observation method was employed while visiting numerous exhibitions and performances at the Institut Kesenian Jakarta, and the literature was sourced by reading articles published in foreign magazines. The examination focuses on the difficulty inherent in diverse art practices. This study discovered that collaborative work increases the process of knowledge exchange between members and groups. As a result, an art ecosystem is developed from the standpoint of art creation and study. This research contributes to the discovery of new creative models or value chains and the provision of fundamental knowledge to develop a diverse art ecosystem. Art colleges can also contribute to interdisciplinary understanding and culture by fostering knowledge and abilities in art creation that are applicable across fields and are not constrained by the nomenclature of a single 'subject of arts'
Menatap Iklan Reebok “Easytone - Reetone” Indah Tjahjawulan
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 5 No. 1 (2017): Eksplorasi Keragaman Media Seni
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/.v5i1.38

Abstract

Abstrak: Iklan adalah sebuah objek, dan kita adalah subjek yang menatap kepada objek tersebut. Namun, “menatap” bukanlah sekadar menatap karena pada saat “menatap” iklan, ada sebuah medan tatapan yang berhubungan dengan kode penyampaian iklan itu sendiri yang mempunyai beberapa tingkatan (level). Tulisan ini membahas tentang level medan tatapan dalam iklan dengan contoh kasus iklan Rebook seri Easytone dan Reetone. Dari pembacaan iklan tersebut ditemukan bahwa level pertama “menatap” adalah melihat realita, yaitu subjek hanya melihat imaji (gambar) yang ada pada iklan tersebut. Level kedua adalah melihat apa yang direpresentasikan oleh semua realita tersebut. Siapa saja yang melihat iklan tersebut, dengan bebas dapat menerjemahkan sesuai intepretasi masing-masing. Sedangkan level ketiga berkaitan dengan kekuasaan atau ideologi tertentu yang melatarbelakangi realita dan representasi tersebut. Pada akhirnya “menatap” iklan dapat berperan lebih jauh dari sekedar dapat terpengaruh oleh rayuan untuk membeli produk yang diiklankan, tetapi juga membentuk abnormalitas seksual di kalangan wanita untuk menikmati sensualitas dan pamer keindahan tubuh yang palsu hasil konstruksi media. Abstract: Advertisement is an object and we are the subjects who look at the object. However, “to gaze at” doesn’t just mean to look at. When we “gaze at” the advertisement, there is a depth of field relating to the code of delivering the advertisement that has various levels. This article discusses the level of depth of field in the advertisement of Rebook of Easytone and Reetone series. Based on the reading of the advertisement, it is revealed that the first level of “to look at” is to gaze at the reality, which is the subject only look at the image (picture) presented in the advertisement. The second level is to look at what is represented by the whole reality. Whoever looks at the advertisement can freely translate it according to their respective interpretation. For the third level, it is related to the power or particular ideology serving as the background of the reality and the representation. Ultimately “to gaze at” an advertisement can play a further role and not just merely an influence caused by a persuasion to buy the product being advertised, but to create a sexual abnormality among women to enjoy sensuality and the exhibition of the beauty of fake body as the result of a media construction.
Pencarian Jodoh Daring Masyarakat Urban Indonesia: Studi Kasus Aplikasi Tinder dan OkCupid Carolline Mellania; Indah Tjahjawulan
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 8 No. 1 (2020): Seni dan Revolusi Industri 4.0
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/.v8i1.80

Abstract

Masyarakat urban merupakan individu sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Kebutuhan masyarakat urban untuk bersosialisi memiliki beragam tujuan, salah satunya untuk mendapatkan pasangan hidup. Perkembangan teknologi digital telah mengubah pola kehidupan masyarakat urban Indonesia termasuk dalam pencarian pasangan hidup. Masyarakat urban dibuat hanyut dalam percintaan virtual melalui aplikasi kencan online Tinder dan OkCupid pada media komunikasi digital smartphone. Nilai-nilai budaya ketimuran Indonesia menjadi samar dalam budaya global yang diciptakan oleh aplikasi kencan online. Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, tesis ini memiliki kesimpulan aplikasi kencan online Tinder dan OkCupid berperan sebagai regulator yang menghadirkan ruang negosiasi yang dianggap tabu dalam nilai dan norma di kehidupan masyarakat Indonesia. Aplikasi kencan online dibuat oleh perusahaan pembuatnya dengan memanfaatkan nilai budaya global yang dianut di dalam aplikasi untuk mendapatkan user sebanyak-banyaknya demi kepentingan bisnis semata.
Kulit Muka Majalah Djawa Baroe: Representasi Propaganda Pendudukan Jepang di Indonesia Shafaat Rouzel Waworuntu; Indah Tjahjawulan
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 8 No. 2 (2020): Urban, Sejarah dan Kebudayaan (di) Indonesia
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/.v8i2.90

Abstract

Di era pendudukan Jepang, majalah menjadi salah satu sumber arus informasi yang diatur dengan ketat. Konten dan gambaran yang diperlihatkan harus dalam konteks kepentingan Jepang. Majalah yang kemudian menjadi alat propaganda adalah Majalah Djawa Baroe. Penelitian ini mengambil objek literasi majalah Djawa Baroe sebagai studi kasus dengan batasan bahasan hanya pada kulit muka untuk mengetahui apakah agenda Jepang dapat terepresentasikan melalui kulit muka tersebut. Melalui metode penelitian kualitatif dengan tinjauan historis, dengan observasi langsung bentuk fisik Majalah Djawa Baroe, studi berbagai arsip dan literasi yang terkait konteks pendudukan Jepang ini, menghasilkan temuan bahwa kulit muka majalah Djawa Baroe merepresentasikan propaganda dari agenda eksploitasi Jepang terhadap Indonesia, yaitu Romusha; Pangan; Perempuan dan Hiburan; Agama dan Kebudayaan; Beasiswa; dan Pendidikan. Agenda dan representasi propaganda Jepang ini secara umum memiliki unsur yang sama yaitu Japanisasi, yang merupakan persiapan dari agenda yang lebih besar yaitu Persemakmuran Lingkup Asia Timur Raya, atau bisa dikatakan sebagai usaha Jepang menyatukan satu kawasan Asia yang berada di bawah kepemimpinan Jepang.
Penyajian Koleksi Museum Sejarah dan Budaya Kota Malang Indah Tjahjawulan; Adityayoga Gardjito
JSRW (Jurnal Senirupa Warna) Vol. 7 No. 2 (2019): Makna Ruang untuk Masyaarakat Urban
Publisher : Fakultas Seni Rupa - Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36806/.v7i2.110

Abstract

Abstrak: Tata pamer atau penyajian koleksi menjadi bagian penting dalam menginformasikan atau memberikan edukasi bagi pengunjung pada sebuah museum. Tata pamer dapat menggambarkan atau menceritakan pesan dari sebuah museum. Kota Malang merupakan kota yang memiliki museum yang cukup banyak, baik museum yang dikelola oleh lembaga pemerintahan, maupun lembaga swasta dan atau milik pribadi. Terbanyak adalah museum yang memiliki koleksi berkaitan dengan sejarah dan budaya. Penelitian ini akan memetakan museum di Kota Malang, yang memiliki koleksi terkait kesejarahan dan budaya, selain itu narasi utama yang ingin disampaikan oleh museum tersebut, narasi kecil yang mendukung, dan kondisi tata pamer yang ada. Penelitian awal dilakukan dengan cara mendata seluruh museum yang ada, membuat klasifikasi jenis museum dan koleksi yang dimiliki, menentukan museum yang akan diteliti. Tiga (3) museum dengan koleksi yang berbeda menjadi sampel penelitian untuk dapat menemukan pola penyajian pada masing-masing museum. Memotret seluruh kondisi tata pamer yang meliputi alur, pemilihan artefak, penempatan, grafis pendukung, elemen pendukung dan tata cahaya. Analisis yang dilakukan adalah analisis visual dari seluruh unsur yang membangun tata pamer, dan mencari relevansinya dengan narasi besar maupun narasi kecil yang ingin disampaikan. Hasil penelitian diharapkan dapat memetakan pola-pola penyajian dan memberikan pemahaman bagaimana relevansi tata pamer, dengan wacana yang ingin disampaikan oleh sebuah museum. Abstract: Exhibition arrangement becomes an important part of informing or educating visitors to a museum. Exhibition arrangement in a museum describes or conveys messages. Malang is a city that has a lot of museums that are managed by government agencies, corporates and privates. The themes of the museums in Malang mostly related to history and culture. This research will map the design of the museum's exhibition arrangement in Malang and also the the narrations of the exhibitions. Initial research is done by listing all the exhibition arrangements of the museums, making the classification of museum types and collections owned, and determining which museums to be studied. Analysis begun with taking picture of the the entire existing exhibitions and describing the concepts of the visitors walk flow, selection of artifacts, placement, supporting graphics, supporting elements and tata cahaya. The analysis is a Visual Analysis of all the elements that build the whole showroom and find its relevance to the narrations conveyed. The results are an understanding of how the relevance of the exhibition arrangements with the discourse to be conveyed by a museum.
Bagaimana Pendidikan Tinggi Seni Indonesia, Khususnya Institut Kesenian Jakarta Menghadapi Revolusi Industri 4.0? Indah Tjahjawulan
Jurnal Seni Nasional Cikini Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Seni Nasional Cikini Vol. 5 No. 2
Publisher : Riset, inovasi dan PKM - Institut Kesenian Jakarta, DKI Jakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsnc.v5i2.82

Abstract

Akhir-akhir ini kita seringkali mendengar istilah Revolusi Industri 4.0. Apa sebetulnya yang dimaksud dengan Revolusi Industri 4.0? Bagaimana ia bisa mengubah dunia? Schwab, dalam bukunya yang berjudul Revolusi Industri Keempat, menjelaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 telah mengubah cara manusia hidup, bekerja, dan berhubungan dengan yang lain. Dalam hal skala, cakupan, serta kompleksitasnya, revolusi industri keempat ini belum pernah dialami oleh umat manusia sebelumnya. Teknologi yang berkembang dalam revolusi industri keempat menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologis, yang di satu sisi membuka peluang besar untuk kemajuan, tetapi di sisi lain memaksa kita untuk memikirkan kembali bagaimana negara dapat berkembang, bagaimana organisasi menciptakan nilai, dan bahkan apa artinya menjadi manusia.
Branding UKM untuk Meningkatkan Nilai Produk: Hasil Kolaborasi dengan Aliansi Kuliner Indonesia dan Selow Food Indah Tjahjawulan
Jurnal PkM Pengabdian kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Jurnal PkM: Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jurnalpkm.v5i3.12958

Abstract

Pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) khususnya yang bergerak di bidang kuliner terus bertumbuh, menghasilkan ribuan merk (brand) produk kuliner. Namun sayangnya tidak dibarengi dengan kesadaran para pelaku UKM untuk membangun merk (branding) yang baik, sehingga banyak kemiripan satu dengan yang lain, yang membuat konsumen sulit untuk membedakannya. Oleh karena itu Prodi DKV IKJ berupaya membantu UKM tersebut membangun merk sebagai bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang terintegrasi dengan mata kuliah Kolaborasi Desain Komunikasi Visual. Untuk mendapatkan data UKM yang akan dibantu, Prodi DKV IKJ bekerjasama dengan lembaga Pembina UKM, yaitu Aliansi Kuliner Indonesia dan Selow Food yang membantu mengkurasi 24 UKM yang dianggap paling membutuhkan. Hasilnya adalah mahasiswa secara berkelompok  mampu berkolaborasi membangun merk 24 UKM tersebut, mulai dari pengembangan identitas,  kemasan, media promosi sampai kepada media pemasaran, yang dapat langsung dimanfaatkan oleh para UKM tersebut untuk meningkatkan nilai produk.