Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Kurios

Mengajarkan Pendidikan Karakter Melalui Matius 5:6-12 Noh Ibrahim Boiliu; Aeron Frior Sihombing; Christina M. Samosir; Fredy Simanjuntak
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 6, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v6i1.128

Abstract

The background of the problem in this study is the occurrence of changes in the current generation due to mass media that change the mindsets, behavior, and habits of today's youth, accompanied by education that tends to be based on knowledge or cognitive. All of this will result in humans not being human. Thus, character education offered by Jesus in a happy speech at the Sermon on the Mount is character-based education centered on the imitation of Christ, which is to follow in the footsteps or steps of Christ in the lives of Indonesian Christian students. This framework of thought or world view is what Christian Character education is. Thus, this research will use an asynchronous method that is to exegete what is said in the text of Matthew 5:6-12. Abstrak Latar belakang dari masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan pada generasi saat ini karena media massa yang mengubah pola pikir, perilaku, dan kebiasaan pemuda saat ini, disertai dengan pendidikan yang cenderung didasarkan pada pengetahuan atau kognitif. Semua ini akan meng-akibatkan manusia tidak manusia. Dengan demikian, pendidikan karakter yang diajarkan Yesus melalui khotbah ucapan bahagia di bukit merupakan pengajaran berbasis karakter yang berpusat pada meniru Kristus, yang mengikuti jejak atau langkah Kristus dalam kehidupan siswa Kristen Indonesia. Kerangka pemikiran atau pandangan dunia ini adalah apa yang pendidikan karakter Kristen. Dengan demikian, penelitian ini akan menggunakan metode asynchronous yaitu untuk penafsir apa yang dikatakan dalam teks Matius 5:6-12.
Dari padang gurun hingga ke belantara posmodernisme: Refleksi perjalanan spiritualitas gereja Simanjuntak, Fredy; Baito, Linus; Marpaung, Welko Henro
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 8, No 1: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v8i1.481

Abstract

In the Old Testament, the metaphor of the "desert" is quite central in the spiritual image of God's people. In the ancient world, the reality of the wilderness was a pivotal point in Israel's encounter with God. Associated with the life of the church today, the reality of postmodernism becomes a new challenge that causes distortion and fragmentation between orthodoxy, orthopathy, and orthopraxy in church life. This essay aims to examine how desert spirituality can be integrated into the contemporary Christian life. This study uses a qualitative approach with socio-theological analysis. The results of this study are expected to develop a critical awareness of the church about the complex social meaning of desert spirituality practices that can be integrated into postmodern social reality as a transformational practice of personal life, service, and society. AbstrakDalam Perjanjian Lama metafora “padang Gurun” cukup sentral dalam imajinasi spiritualitas umat Allah. Di dunia kuno realitas padang gurun merupakan titik penting perjumpaan Israel dengan Allah. Dikaitkan dengan kehidupan gereja di masa kini, realitas postmodernisme menjadi tantangan baru yang menimbulkan distorsi dan fragmentasi antara ortodoksi, ortopati dan ortopraksis dalam kehidupan menggereja. Esai ini bertujuan mengkaji bagaimana spiritualitas padang gurun dapat diintegrasikan ke dalam kehidupan kekristenan kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis sosio-teologis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kesadaran kritis gereja tentang makna sosial yang kompleks dari praktik spiritualitas padang gurun yang dapat diintegrasikan dalam realitas sosial postmodern sebagai praktik transformasional kehidupan pribadi, pelayanan dan masyarakat.
Refleksi konseptual misi Yesus melalui keramahan gereja di Indonesia Simanjuntak, Fredy; Papay, Alexander Djuang; Lahagu, Ardianto; Evimalinda, Rita; Ferry, Yusak Hentrias
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 7, No 2: Teologi Menstimulasi Nilai-nilai Kemanusiaan dan Kehidupan Bersama dalam Bingkai Kebang
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v7i2.329

Abstract

Jesus, reflecting on the context of the mission in the Gospels, often touches on various dimensions, both physical, emotional, intellectual, social, and spiritual for each person and his environment. Many Gospel narratives show the face of friendliness as well as the social responsibility of Jesus in public spaces. Jesus didn't just stop at the gracious nature of God in His mission of ministry but also inspired his listeners to bring out the same kind of hospitality that Jesus did. This needs to reflect the portrait of church life in Indonesian society, which in general tends to focus on religious formalism. This paper aims to explore the concept of Jesus' mission and to realize it practically in the context of Indonesian society today. The method used is descriptive analysis and a hermeneutic approach to the narratives in the Gospels. This study seeks to offer a contextual concept and model of Jesus' ministry to the community served not only as an object of God's hospitality but also as a subject who actively participates in presenting hospitality in public spaces. In conclusion, the mission that Jesus intended to be carried forward by the church was God's mission which Jesus himself had accomplished during his earthly ministry, namely manifesting God's hospitality for humans through the preaching of the gospel and social care.AbstrakYesus, dalam konteks misi di Injil, kerap menyentuh berbagai dimensi, baik secara fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual, setiap orang dengan lingkungannya. Narasi Injil banyak menunjukkan wajah keramahan sekaligus tanggung jawab sosial Yesus di ruang publik. Yesus tidak hanya berhenti pada sifat keramahan Allah dalam misi pelayanan-Nya, namun juga menginspirasi para pendengarnya untuk menghadirkan keramahan yang sama, seperti yang Yesus lakukan. Hal ini perlu menjadi refleksi potret kehidupan bergereja pada masyarakat Indonesia, yang umumnya cenderung terfokus kepada formalisme agawami. Artikel ini bertujuan untuk menggali konsep misi Yesus serta merealisasikan secara praktis dalam konteks masyarakat Indonesia di masa ini. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif serta pendekatan yang hermeneutis pada narasi kitab-kitab Injil. Penelitian ini berupaya menawarkan konsep dan model pelayanan Yesus yang kontekstual kepada komunitas yang dilayani, bukan hanya sebagai objek keramahan Allah, namun sekaligus sebagai subjek yang aktif berpartisipasi menghadirkan keramahan pada ruang publik. Kesimpulannya, jelas terlihat bahwa misi yang dimaksudkan Yesus untuk diteruskan oleh gereja adalah misi Allah yang telah dikerjakan Yesus sendiri selama pelayanan-Nya di dunia, yaitu memanifestasikan keramahan Allah bagi manusia melalui pemberitaan Injil dan kepedulian sosial.
Co-Authors Adenia Hotmayesi Sinaga Adis Klara Yunita Agustinus Sihombing Alfons R. Tampenawas Alfredo Manurung Aprianus Simanungkalit Baito, Linus Benteng M. M. Purba Boiliu, Noh Ibrahim Budin Nurung Ceria Ceria Ceria Ceria Christina M. Samosir Clarins Claristha H.D. Simatupang1 David Martinus Gulo David Martinus Gulo Debora Agustina Ratu Delfi Delfi Dewi Lidya Sidabutar Dian Kristina Sijabat Ditakristi, Agiana Her Visnhu Eko Prasetyo Elda Br. Situmorang Eliyscha Janetta Lumbansiantar Erwin B. Joya Ester Debora Br Siburian Ester Erlita Silaban Ester Novia Padidi Evimalinda, Rita Fereddy Siagian Ferry, Yusak Hentrias Foera-era ndruru Francois P Tomasoa George Samaran Gultom, Joni Manumpak Parulian Harefa, Desetina Harefa, Otieli Herman Herman Herman Hutagalung, Sabar Manahan Johannes Tarigan Josanti Josanti Juan Ananta Tan Lahagu, Ardianto Lidya Dewi S Lydia Caesera Saragi Marisi, Candra Gunawan Messy Causa Primay Noyita, Efvi Oferianus Bulolo Papay, Alexander Djuang Purba, Benteng Martua Mahuraja Rame Ima Irda Rini Sumanti Sapalakkai Rita Evimalinda Roy Martin Simanjuntak Sanjaya, Yudhy Selvi Agustina Sianipar, Ronald Sihombing, Aeron Frior Simanjuntak, Irfan Feriando Situmorang, Ester Lina Sophia, Selvyen Soraya Sara Kawai Stefanus Meo Nekin Susanto, Susilo Tafonao, Talizaro Takaliuang, Jammes Juneidy Togatorop, T. Mangiring Tua Waruwu, Septerianus Widjaja, Fransiskus Irwan Ya aman Gulo Ya aman Gulo2 Yefta Arisma Yoeli Zai Yosepin Koreanti Hutabarat Yusak Hentrias Ferry Zakaria Lumban Gaol