Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

AKTIVITAS DAYA HAMBAT Lactobacillus reuteri TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Nurrosyidah, Iif Hanifa; izudin, ikhsan; Regar, Ria; Wahyuningsih, Arista
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.392 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.26

Abstract

Bakteri Lactobacilus reuteri merupakan bakteri asam laktat yang dapat memfermentasi gula atau karbohidrat dan merupakan bakteri probiotik yang sering digunakan untuk menghambat pertumbuhan baktei patogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas daya hambat probiotik Lactobacilus reuteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Produk probiotik Laktobacilus reuteri di inokulasikan kedalam media MRS cair selama 24 jam kemudian di sentrifugasi dengan kecepatan 5.000 RPM selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan uji aktivutas antibakteri dengan metode disk diffusion dengan variasi inkubasi 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa bakteri probiotik Lactobacilus reuteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus. Zona hambat L. reuteri terhadap Escherichia coli kategori sedang yaitu 5.88 mm (inkubasi 24 jam), 5.31 mm (Inkubasi 48 jam) dan 4.75 mm (Inkubasi 72 jam). Zona hambat tergolong lemah pada Staphylococcus aureus yaitu 3.66 mm di (inkubasi 24 jam), 2.75 mm di (inkubasi 48 jam), dan 0.69 mm di (72 jam).
Optimasi Formulasi Tablet Ibuprofen Dengan Kombinasi CMC–NA & Sorbitol Sebagai Pengikat dan Amilum Solani Sebagai Disintegran Terhadap Waktu Hancur Tablet Ambari, Yani; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Kusumo, Sukarno Tejo
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.324 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.14

Abstract

Tablet merupakan sediaan yang biasanya umum digunakan dalam pengobatan karena harganya relatif murah. Ibuprofen merupakan bahan obat yang memiliki sifat alir yang buruk, bulk density rendah, dan mengalami deformasi elastis saat proses pengempaan. Penelitian kali ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan konsentrasi pengikat sorbitol dan pengancur amilum solani apakah mempengaruhi waktu hancur dari suatu tablet ibuprofen. Kombinasi pengikat bertujuan untuk meningkatkan viskositas dari sorbitol. Metode granulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu granulasi basah karena metode ini merupakan metode yang cocok untuk bahan ibuprofen yang memiliki bulk density yang rendah. Selain itu, Metode granulasi basah dapat meningkatkan karakteristik dan sifat-sifat fisik granulasi yang baik karena sifat kohesif pengikat cair dapat menghasilkan ikatan dengan bahan tambahan yang minimal. Uji waktu hancur tablet bertujuan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk mula kerja obat. Hasil dari penelitian ini telah membuktikan bahwa semakin rendah konsentrasi bahan pengikat dan semakin tinggi konsentrasi bahan penghancur akan mempercepat waktu hancur obat. Waktu yang telah dihasilkan dari masing-masing formulasi untuk tablet yaitu pada formula 1 sebesar 15 menit, formula 2 sebesar 23 menit, dan formula 3 sebesar 25 menit. Formulasi 1 telah membuktikan bahwa sorbitol dan amilum solani berpengaruh terhadap waktu hancur tablet, sedangkan formulasi 2 dan 3 tidak lolos uji waktu hancur karena konsentrasi pengikat semakin tinggi dan penghancur semakin rendah.
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Pegagan (Centela Asiatica L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara in vitro Nurrosyidah, Iif Hanifa; Hermawati, Retna; Asri, Milu
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 2 (2019): Volume 1, Nomor 2, Juni 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.438 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i2.9

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Infeksi sering terjadi baik di lingkungan yang didapat masyarakat maupun yang didapat di rumah sakit dan pengobatan tetap sulit untuk dikelola karena munculnya strain yang resistan terhadap beberapa obat seperti MRSA. Salah satu manifestasi klinis akibat infeksi bakteri tyersebut adalah bisul, kulit melepuh, dan jerawat. Jerawat merupkan salah satu masalah kesehatan kulit yang menggangu. Tingkat keparahan jerawat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya dipengaruhi oleh jumlah produksi kelenjar minyak. Minyak, kotoran atau debu, dan keringat dapat menyumbat pori serta adanya bakteri penyebab jerawat (P. acne) dapat menimbulkan jerawat. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang berpotensi sebagai tanaman obat. Centella asiatica L. mengandung senyawa glikosida saponin yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini diawali dengan proses ekstraksi kandungan centolloid dari pegagan dengan diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan alat soxhlet pada suhu 60-80oC. Kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60oC sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh diformulasikan ke dalam sediaan gel kemudian diuji aktivitas antibakterinya secara in vitro mengunakan metode difusi agar. Sediaan gel ekstrak etanol pegagan stabil hingga penyimpanan dalam jangka waktu 30 hari terlihat dari organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar yang tidak berubah dari awal pembuatan. Daya hambat sediaan gel ekstrak etanol pegagan adalah 25 mm termasuk dalam katagori daya hambat kuat yaitu >20 mm, sama dengan daya hambat kontrol positif dalam penelitian ini yaitu clindamicyn sebesar 30 mm.
Pengaruh Perbedaan Metode Ekstraksi Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) Terhadap Rendemen dan Skrining Fitokimia Ningsih, Arista Wahyu; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Hisbiyah, A'Yunil
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.06 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.27

Abstract

Kunir, kunyit (Curcuma domestica) adalah tanaman yang berada di daerah Asia Tenggara yang digunakan sebagai tanaman rempah dan obat. Tanaman ini kemudian mengalami perseberan ke Indonesia. Kunyit adalah tanaman obat yang memiliki peluang untuk dieksplorasi dalam pemanfaatannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui ada perbedaan metode ekstraksi maserasi dan remaserasi memiliki pengaruh terhadap % rendemen ekstrak dan skrining fitokimianya. Hasil rendemen paling tinggi adalah rendemen dengan menggunakan metode ekstraksi remaserasi sebesar 23.3% sedangkan ekstraksi menggunakan maserasi menghasilkan rendemen ekstrak sebesar 22%. Hasil uji penapisan fitokimia terhadap ekstrak rimpang kunyit dengan teknik remaserasi dan maserasi keduanya sama-sama mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, polifenol, antrakuinon, triterpenoid dan steroid. Hasil dari analisis kualitatif dengan metode penapisan fitokimia menunjukkan bahwa metode ekstaraksi maserasi dan remaserasi tidak mempengaruhi kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan tetapi mempengaruhi % rendemen ekstrak yang dihasilkan. Kata kunci : Rendemen, maserasi, remaserasi
Studi Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Beeswax Ambari, Yani; Hapsari, Fitra Nanda Dwi; Ningsih, Arista Wahyu; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Sinaga, Butet
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 2 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i2.10434

Abstract

Bibir merupakan salah satu bagian kulit yang membutuhkan perlindungan agar kelembaban bibir tetap terjaga. Akibat dari fungsi perlindungan yang buruk bibir menjadi kering, pecah-pecah, dan warna bibir menjadi kusam. Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah bibir kering dan melindungi dari efek lingkungan yang buruk. Kualitas fisik lip balm merupakan faktor yang harus dipenuhi sebelum sediaan lip balm dipasarkan ke konsumen. Pemilihan basis yang tepat akan menentukan kualitas kekerasan sehingga dapat diterima oleh masyarakat, karena basis merupakan pembentuk utama dari sediaan lip balm. beeswax mempunyai sifat sebagai pengikat yang baik, dimana membantu untuk menghasilkan massa yang homogen. Pada penelitian ini bahan aktif yang digunakan yaitu kayu secang karena mengandung senyawa brazilein yang bisa sebagai pewarna alami dan antiokasidan.. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental formulasi sediaan lip balm dengan menggunakan beeswax 5%, 10% dan 15%. Tujuan penelitian ini Mengetahui formulasi yang tepat sediaan lip balm dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.), mengetahui stabilitas fisik sediaan lip balm dengan bahan aktif ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.), mengetahui konsentrasi basis yang sesuai, untuk mendapatkan sediaan lip balm yang berkualitas (sesuai standart farmasi). Hasil penelitian telah didapatkan formula yang bagus dengan karakteristik fisik yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan meliputi pengamatan stabilitas, pengukuran pH, pengujian homogenitas, pengujian iritasi, pengujian kesukaan (Hedonic test) dan pengujian cycling test. formula yang tepat di dapat pada formula 1 dengan konsentrasi beeswax 5% menghasilkan tekstur warna, aroma, memiliki nilai daya lekat dan daya sebar yang baik, pH sesuai terhadap pH bibir, tidak mengiritasi, sediaan homogen, paling banyak disukai oleh responden dan stabil selama penyimpanan. Konsentrasi basis yang baik yaitu basis 5% pada formula 1 karena menghasilkan tekstur lip balm semi padat dan sangat halus.  Kata kunci : Lip balm, Beeswax , Bibir, Caesalpinia sappan
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT BERBASIS PENGETAHUAN LOKAL DI DESA SELOLIMAN KECAMATAN TRAWAS KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR Nurrosyidah, Iif Hanifa; Riya, Milu Asri; Ma’ruf, Alfian Fachruddin
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 2 No 3 (2020): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v2i3.101

Abstract

Indonesia is the country with the second largest biodiversity after Brazil, where 20,000 species of medicinal plants in which 1,000 species have been documented and 300 species have been used as traditional medicine. Seloliman is a village located on the slopes of Mount Penanggungan, Trawas District, Mojokerto Regency, East Java. The people of Seloliman village still depend on nature, most people still use natural materials for treatment and daily needs. Therefore in this research ethnobotany study and identification of medicinal plants based on local knowledge will be conducted in Seloliman Village, Trawas District, Mojokerto Regency, East Java. The study was conducted by exploring the potential of the community as a place of ethnobotany research with open observation and interview methods. The technique for selecting informants is based on information from local residents or village heads who are most aware of medicinal plants. Collecting data on medicinal plants used for traditional medicine through structured interviews. Data recorded are local names, Latin names, family names, ways of obtaining, parts of plants used, diseases treated, and how they are used. Furthermore, each type of plant used is documented. Based on the results of research conducted is the type of plant used for treatment varies greatly, the plant parts used are mostly the leaves (57%), flowers (10%), and the rest are the stem, bark, rhizome, roots, flowers, fruit and seeds. Sources of plants used are mostly cultivated plants (46%), wild (30%), wild and cultivated (17%) and bought on the market (7%). While the way to use it is mostly boiled. Most of the Seloliman village community, Trawas Subdistrict, Mojokerto Regency, East Java have been influenced by outside cultures, so that their local knowledge about plants used in medicine needs to be further explored in order to be preserved. There are only two speakers (traditional healers) in the village of Seloliman who still hold the tradition related to treatment using natural materials.
PENGARUH LAMA WAKTU FERMENTASI KOMBUCHA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI Escherichia coli Cholidah, Adinda Ismu; Danu, Dwi; Nurrosyidah, Iif Hanifa
Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia Vol 2 No 3 (2020): Jurnal Riset Kefarmasian Indonesia
Publisher : APDFI (Asosiasi Pendidikan Diploma Farmasi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33759/jrki.v2i3.102

Abstract

Roselle flower (Hibiscus sabdarifa L.) is one of the medicinal plants which is often used as traditional medicine. Roselle flower (Hibiscus sabdarifa L.) contains phenolic compounds such as tannins, saponins and flavonoids that are as antibacterial. Roselle flower (Hibiscus sabdarifa L.) can be made as a kombucha tea. Kombucha ia useful as an antibacterial, anticancer, improves liver function, anticholesterol, detoxification, improves the digestive system and maintains stamina. The purpose of this research were to find out the effect of kombucha roselle (Hibiscus sabdarifa L.) fermentation time against antibacterial activity of Escherichia coli. Kombucha roselle made by fermenting roselle stew, starter 10% and sugar 10% for 1 day, 3 days, 5 days, 7 days, 9 days, 11 days, 13 days and 15 days. Then, testing the effectiveness of antibacterial by method Cup-plate technique. The results showed that fermentation of kombucha rosella was able to inhibit the growth of Escherichia coli bacteria with different results according to the length of fermentation time. The results of data analysis using spearman test showed the fermentation time were take effect on e.coli antibacterial activity and continued with Mann Whitney test showed the fermentation of kombucha roselle has a significant inhibitory effect on bacterial growth. The most optimum inhibitory zone in inhibiting Escherichia coli is 15 days fermentation of kombucha roselle for 21,5 mm wich is categorized as very strong antibacterial activity.
Aktivitas Antioksidan Hand And Body Lotion Ekstrak Pegagan (Centella asiatica(L.) Urban) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) Nurrosyidah, Iif Hanifa; Yahya, Muhammad Ainul; Anjani, Helen Silvia
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 3 No 1 (2020): Volume 3, Nomor 1, Desember 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v3i1.44

Abstract

Pola hidup yang tidak sehat dan polusi udara menyebabkan jumlah radikal bebas dalam tubuh meningkat. Untuk melindungi tubuh dari radikal bebas terdapat senyawa antioksidan sebagai penangkal dan menstabilkan radikal bebas. Salah satu tumbuhan Indonesia yang bisa dimanfaatkan sebagai antioksidan adalah pegagan (Centella asiatica (L.) Urban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi aktivitas antioksidan dari Hand and body lotion ekstrak pegagan dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil) yang dinyatakan dengan nilai IC 50. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) diekstraksi dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut etanol 96% dan diformulasikan dalam bentuk hand and body lotion menggunakan variasi konsentrasi ekstrak pegagan berturut - turut yaitu 1%, 3% dan 5%. Kemudian dilakukan evaluasi fisik terhadap ketiga hand and body lotion untuk menentukan formula yang terbaik yang akan diuji aktivitas antioksidannya. Formula hand and body lotion dengan konsentrasi ekstrak pegagan sebanyak 5% menunjukkan formula yang terbaik. Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada hand and body lotion ekstrak pegagan menunjukkan nilai IC 50 sebesar 449,14 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan hand and body lotion ekstrak pegagan termasuk dalam kriteria antioksidan sangat lemah.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BODY LOTION EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum cannum Sims.) DENGAN METODE DPPH (1,1 – diphenyl-2- picrylhydrazyl) Ambari, Yani; Saputri, Arlin Oscardini; Nurrosyidah, Iif Hanifa
As-Syifaa Jurnal Farmasi Vol 13, No 2 (2021): AS-SYIFAA JURNAL FARMASI
Publisher : Fakultas Farmasi UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jifa.v13i2.678

Abstract

Basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Are known to contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, polyphenols, and triterpenoids. One of the compounds contained in the basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is a flavonoid which has antioxidant activity. Compounds that have antioxidant activity are known to prevent premature aging. This study aims to determine that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Can be formulated into Body Lotion with good physical stability or stable and to determine the antioxidant activity of Body Lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.). The ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Was obtained by remaseration method using ethanol 96% with a yield percentage of 7.09%. Body lotion ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Is made in 3 formulas, which contain extracts F1 (0.5%), F2 (1%), and F3 (1.5). Body lotion preparations were also tested for physical stability using the cycling test which included organoleptic, homogeneity, pH, dispersal, and adhesion tests. Then proceed to the determination of antioxidant activity carried out by the DPPH free radical reduction method by calculating the IC50 value. The results showed that the ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Has antioxidant activity with IC50 value of 7.05 ppm with AAI value of 14.1 and body lotion preparations can be made. The results of the body lotion antioxidant activity test of basil leaves ethanol extract (Ocimum cannum Sims.) Showed that, F3 had the strongest antioxidant activity namely IC50 18.36 ppm with AAI value of 11.9 then followed by F2 namely IC50 25.2 ppm with AAI value 3.9, and F1, namely IC50 90.5 ppm with AAI value of 14.1. Based on the research results obtained, it can be concluded that the higher the concentration of ethanol extract of basil leaves (Ocimum cannum Sims.) Added, the antioxidant activity of the body lotion will be stronger.