Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perilaku Memilih Jajanan Dan Kantin Sehat Siswa Sekolah Dasar Dengan Edukasi Media Komik Erina Masri; Nizomiah Putri Wahyuni; Alya Misdhal Rini
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v6i2.278

Abstract

Salah satu kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan jajanan adalah kelompok siswa sekolah dasar (SD) karena masih rendahnya pengetahuan tentang keamanan pangan. Tahun 2017 di Sumatera Barat terdapat 13 kasus keracunan dengan jumlah korban 548 orang.. Komik dipilih sebagai media edukasi keamanan makanan jajanan sekolah karena komik merupakan media cetak yang menarik dan mudah dipahami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komik terhadap perubahan perilaku memilih jajanan sehat dan kantin higienis pada siswa SDN 11 Lubuk Buaya Kota Padang. Jenis Penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan One Pretest-Postest Group Design. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yang berjumlah 47 siswa. Analisis data dengan menggunakan uji statistik yaitu Paired Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komik terhadap perubahan perilaku memilih makanan jajanan dan kantin higienis (p=0,000) dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Edukasi dengan media komik dapat meningkatkan pengetahuan dan tindakan siswa tentang dalam memilih jajanan dan memlih kantin higienis. Media komik efektif digunakan untuk merubah perilaku siswa SDN 11 Lubuk Buaya Kota Padang dalam memilih makanan jajanan dan kantin higienis.
Perilaku Memilih Jajanan Dan Kantin Sehat Siswa Sekolah Dasar Dengan Edukasi Media Komik Erina Masri; Nizomiah Putri Wahyuni; Alya Misdhal Rini
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 6 No 2 (2019): DESEMBER 2019 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.146 KB) | DOI: 10.33653/jkp.v6i2.278

Abstract

Salah satu kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan jajanan adalah kelompok siswa sekolah dasar (SD) karena masih rendahnya pengetahuan tentang keamanan pangan. Tahun 2017 di Sumatera Barat terdapat 13 kasus keracunan dengan jumlah korban 548 orang.. Komik dipilih sebagai media edukasi keamanan makanan jajanan sekolah karena komik merupakan media cetak yang menarik dan mudah dipahami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komik terhadap perubahan perilaku memilih jajanan sehat dan kantin higienis pada siswa SDN 11 Lubuk Buaya Kota Padang. Jenis Penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan One Pretest-Postest Group Design. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yang berjumlah 47 siswa. Analisis data dengan menggunakan uji statistik yaitu Paired Sample T-Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komik terhadap perubahan perilaku memilih makanan jajanan dan kantin higienis (p=0,000) dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Edukasi dengan media komik dapat meningkatkan pengetahuan dan tindakan siswa tentang dalam memilih jajanan dan memlih kantin higienis. Media komik efektif digunakan untuk merubah perilaku siswa SDN 11 Lubuk Buaya Kota Padang dalam memilih makanan jajanan dan kantin higienis.
Efektifitas Pemberian Makanan Tambahan dan Konseling Gizi dalam Perbaikan Status Gizi Balita Erina Masri; Wulan Kartika Sari; Yensasnidar Yensasnidar
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 7 No 2 (2020): DESEMBER 2020 : Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Health Journal)
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v7i2.516

Abstract

Upaya pemerintah untuk menangani masalah gizi pada balita yaitu dengan memberikan makanan tambahan berupa biskuit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian makanan tambahan (PMT) dibandingkan dengan pemberian makanan tambahan (PMT) disertai konseling gizi terhadap status gizi anak usia 6 – 24 bulan. Penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental design dengan rancangan two group pretest and postest. Sampel penelitian balita gizi kurang usia 6–24 bulan di Nagari IV Koto Mudik Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 14 orang. Analisis data menggunakan uji paired T-Test. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata berat badan yaitu 6,9 kg sebelum diberikan PMT. Setelah diberikan PMT pada bulan I diperoleh rata-rata berat badan 7,3 kg, 7,7 kg pada bulan II dan 8,2 kg pada bulan III perlakuan. Pada kelompok perlakuan kombinasi PMT dan Konseling Gizi, rata-rata berat badan awal 6,9 kg, terjadi peningkatan berat badan 7,3 kg pada bulan I, 7,9 kg pada bulan II dan 8,3 kg pada bulan III. Pemberian PMT saja tidak berpengaruh terhadap status gizi berdasarkan BB/U (p=,0,078). Intervensi kombinasi PMT dan Konseling Gizi berpengaruh terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,008), akan tetapi tidak ada perbedaan pengaruh intervensi PMT dengan kombinasi PMT dan Konseling Gizi terhadap status gizi kurang usia 6 – 24 bulan (p=0,356)
Kepatuhan Ibu dalam Kegiatan Pos Gizi dengan Ketepatan Pemberian Makan dan Kecukupan Asupan Energi pada Balita Erina Masri; Surya Nengsih; Widia Dara
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v8i2.657

Abstract

Masalah gizi kurang pada balita berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa yang akan da. Kegiatan Pos Gizi merupakan salah satu upaya dalam penanganan masalah gizi kurang pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan ibu mengikuti kegiatan pos gizi dengan praktek pemberian makan dan kecukupan asupan energi pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading. Penelitian dilakukan dengan disain Cross Sectional Study. Responden penelitian adalah ibu balita gizi kurang yang terdaftar sebagai peserta pos gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Gading. Instrumen yang digunakan kuesioner keaktifan pos gizi, formulir SQ FFQ dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercyaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang patuh mengikuti kegiatan Pos Gizi berupa penyuluhan 67,5% dan demo masak 65%. Praktek pemberian makan yang baik 60%, asupan energi cukup 52,5%. Kepatuhan ibu mengikuti Pos Gizi berupa penyuluhan berhubungan dengan praktek pemberian makan (p<0,05). Tidak ada hubungan kepatuhan ibu mengikuti Pos Gizi berupa demo masak dengan praktek pemberian makan (p>0,05). Ada hubungan praktek pemberian makan dengan asupan energi (p<0,05). Ibu yang patuh mengikuti kegiatan penyuluhan pada Pos Gizi berhubungan dengan ketepatan pemberian makan pada balita. Praktek pemberian makan berhubungan dengan kecukupan asupan energi pada balita
MUTU GIZI DAN MUTU ORGANOLEPTIK BISKUIT KOMBINASI TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG LABU KUNING (CUCUBITA MOSCHATA) SEBAGAI MAKANAN TAMBAHAN PENDERITA TBC Dezi Ilham; Harleni Harleni; Erina Masri
Ensiklopedia of Journal Vol 4, No 1 (2021): Vol 4 No. 1 Edisi 2 Oktober 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.269 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v4i1.834

Abstract

Tempe and pumpkin are widely available in West Sumatra. Tempe contains high protein and pumpkin contains very high iron ( Fe) and vitamin C. The purpose of this study was to determine the nutritional quality and organoleptic quality of biscuits with a combination of tempeh flour and pumpkin flour (Cucurbita Moschata) as an additional food for TB patients. This research is an experimental study using a completely randomized design (CRD) with four treatments. Treatment by combining tempe and pumpkin which is used as flour in making biscuits. The treatment and comparison of the amount of tempeh flour and pumpkin flour were A (150 g: 0 g), B (150 g: 50 g), C (150 g: 100 g), and D (150 g: 150 g). The results of this study indicate the color preference test, the average preference value of the panelists ranges from 2.78-3.02, the preference test the average aroma value is 2.68-2.98, for the preference test the texture average value is 2.66- 2.7 and the preference test for the average taste value of 2.62-2.72. Test for protein content ranged from 21.71% - 25.90%, test for iron (fe) levels 28.81 mg/kg – 36.62% mg/kg, test levels of vitamin C 0% - 1.28%. Biscuits with sample code A are biscuits with the best treatment in terms of color, aroma and taste, while in terms of texture the best treatment is biscuits with code until C. The nutritional quality test has the highest protein content in treatment D, namely 25.90%, iron content test The highest (Fe) in treatment C was 36.62 mg/kg, and the highest level of vitamin C was tested in treatment D, which was 1.28%.Keywords: Biscuits, Tempe, Pumpkin.
Pengembangan Media Flash Card Berbahasa Minang Tentang Gula, Garam dan Lemak dalam Makanan Jajanan Erina Masri; Tika Dwita Adfar; Melta Primanofajra
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2022): July
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v6i1.511

Abstract

Kurangnya pengetahuan siswa sekolah dasar tentang gula, garam dan lemak dalam makanan jajanan menyebabkan siswa sering mengkonsumsi makanan jajanan yang tinggi akan gula, garam dan lemak. Sehingga diperlukan media edukasi gizi yang sesuai dengan usia siswa sekolah dasar dan memiliki bahasa yang mudah di pahami, yaitu bahasa daerah. Penelitian ini bertujuan mengembangkan media flash card berbahasa Minang untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang gula, garam dan lemak dalam makanan jajanan di SD Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung menggunakan metode research and development (R&D). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa validasi ahli materi 100% dikatakan valid, validasi ahli desain 95,83% dikatakan valid, dan hasil uji coba produk pada siswa sekolah dasar terdiri dari tiga tahap, yaitu evaluasi satu lawan satu 97,91% dikatakan valid, evaluasi kelompok kecil 93,75% dikatakan valid, dan eveluasi lapangan 91,1% dikatakan valid. Uji paired samples T-Test menujukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test (57,6%) dan post-test (84%) pengetahuan siswa tentang gula, garam dan lemak dalam makanan jajanan yang memiliki p value = 0,00 (P<0,05). Media flash card berbahasa Minang tentang gula, garam dan lemak dalam makanan jajanan efektif meningkatkan pengetahuan siswa di SD Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung.
Literasi Gizi dan Konsumsi Gula, Garam, Lemak pada Remaja di Kota Padang Erina Masri; Novida Shella Nasution; Risya Ahriyasna
Jurnal Kesehatan Vol 10 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jkes.v10i1.284

Abstract

The Individual Food Consumption Survey Analysis show that 3 out of 10 people in Indonesia (29.7%) consume sugar, salt, and fat exceeding the recommendations. The impact in adolescents is obesity and impaired nutritional status. The level of nutritional literacy has a close relationship with adolescent eating intake. This research was aimed to analized the relationship of nutritional literacy with the consumption of sugar, salt, and fat in junior high school students in Koto Tangah District of Padang City. This research was an observational analytic with a cross sectional design.  The sample of this research was 92 junior high school students in Padang, by used purposive sampling techniques. The research was carried out from January to May 2021. Research variables consist of nutritional literacy,consumption of sugar, salt and fat. Nutritional literacy levels were measured using the Newest Vital Sign questionnaire and sugar salt  fat consumption using the Semi Quantitative Food Frequency. The statistical test used is the chi-square test. The results was there is a relationship between nutritional literacy and sugar consumption (p = 0,000<0.05), a relationship between nutritional literacy and salt consumption (p = 0,000<0.05), and a relationship between nutritional literacy and fat consumption (p = 0,002<0.05). It can be concluded that nutritional literacy has a meaningful relationship with the consumption of sugar, salt, and fat. Responding to this, the school should conduct counseling with materials on nutritional literacy, recommendations for sugar, salt, and fat consumption, and the impact of consuming sugar, salt, and fat, excessively on the health and achievement of students in school.
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MEDIA SOSIAL TIK TOK DAN SLIDE TERHADAP PENGETAHUAN DAN ASUPAN GULA GARAM LEMAK PADA REMAJA YANG DIBERIKAN EDUKASI GIZI Erina Masri; Sisru Syahputri
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/mc.v7i2.13603

Abstract

Pola makan remaja yang tidak sehat terutama dalam hal konsumsi gula, garam, dan lemak disebabkan kurangnya pengetahuan dan wawasan remaja terhadap pola makan yang sehat. Upaya penanganannya dapat dilakukan melalui edukasi gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pengaruh edukasi gizi menggunakan media tik tok dan media slide terhadap pengetahuan dan asupan gula, garam, lemak pada remaja. Jenis penelitian adalah Quasi Eksperiment dengan two group Pretest – Postest design. Sampel 40 orang remaja yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengetahuan dan asupan gula, garam, lemak diukur melalui wawancara menggunakan kuesioner dan form SQ-FFQ. Data dianalisis dengan uji paired t test dan wilcoxon serta uji independent t test dan mann whitney. Ditemukan adanya pengaruh edukasi gizi dengan media tik tok terhadap pengetahuan (p=0,004) dan asupan gula (p=0,001), asupan garam (p=0,0001), asupan lemak (p=0,001), sedangkan media slide berpengaruh terhadap pengetahuan (p=0,0001) dan asupan garam (p=0,028) saja. Tidak ada pengaruh edukasi gizi dengan media slide terhadap asupan gula (p=0,184) dan asupan lemak (p=0,053). Terdapat  perbedaan rata-rata pengetahuan (p=0,013) antara edukasi gizi dengan media tik tok dengan media slide, serta tidak ada perbedaan rata-rata asupan gula (p=0,085), asupan garam (p=0,239) dan asupan lemak (p=0,126) antara edukasi gizi dengan media tik tok dan media slide. Edukasi gizi dengan media slide lebih efektif terhadap peningkatan pengetahuan saja, sementara edukasi dengan media tik tok lebih efektif terhadap penurunan asupan gula, garam dan lemak. Disarankan bagi tenaga yang terlibat pada kegiatan posyandu remaja bisa mengembangkan program edukasi dengan metode dan media yang menarik dengan menampilkan video dan lebih menonjolkan isi dari informasi yang  disampaikan. 
The Effectiveness of Peer Education and Instagram Nutrition Education on Changes in Knowledge and Consumption of Risky Foods in Students Erina Masri; Marisa Aulia Tunnisa; Dezi Ilham
PROMOTOR Vol. 6 No. 6 (2023): DESEMBER
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v6i6.464

Abstract

Risky foods are foods that include foods high in sugar, salt, and fat that are consumed in excess. The results of Riskesdas showed excessive sugar consumption of as much as 53.1%, excess salt at 26.2%, and excess fat at 26.2%.  This study aims to determine the difference in the effectiveness of nutrition education using peer education methods compared to education using Instagram media on knowledge and consumption of risky foods in University X Students in Padang City. Types of research Quasy Experiment, two group pretest-posttest design. The first group was given intervention through peer education A total of 12 samples and the second group were given intervention through media instagram, A total of 12 samples. The sampling techniques used are purposive sampling. Knowledge and consumption of risky foods were measured through interviews using questionnaires and the SQ-FFQ form. Data analyzed by test Paired sample t-test, Wilcoxon, and Mann Whitney. It was found that there was an influence of nutrition education using peer education On knowledge (p = 0.005), there is an influence peer education against food consumption (p = 0.000). As well as there is influence of media instagram On knowledge (p = 0.000), there is an influence media Instagram against food consumption (p = 0.000). There is no difference in the effectiveness of peer education with media Instagram against changes in knowledge (p = 0.311) and consumption of risky foods (p = 0.908). Method peer education and media Instagram are effective for changing knowledge and consumption of risky foods in students.