Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

VARIASI TEMPORAL KADAR SAKSITOKSIN DALAM KEKERANGAN DARI PERAIRAN TANJUNG BALAI, SUMATRA UTARA Januar, Hedi Indra; Dwiyitno, Dwiyitno; Annisah, Umi; Putri, Ajeng Kurniasari
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.06 KB) | DOI: 10.15578/jpbkp.v14i2.613

Abstract

Kekerangan merupakan salah satu biota ekonomi penting di sektor perikanan. Namun, dengan sifatnya sebagai filter feeder, pencemaran lingkungan perairan dapat mempengaruhi keamanan pangannya, misalnya pencemaran senyawa saksitoksin, yang sering terakumulasi di biota kekerangan. Saksitoksin adalah senyawa yang dihasilkan oleh fitoplakton perairan, sehingga kadarnya dapat bervariasi secara temporal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi temporal  secara musiman (muson timur, peralihan, dan barat) dari kadar saksitoksin pada tiga jenis biota kerang ekonomis (Anadara granosa, Anadara antiquata, dan Polymesoda erosa) yang diperoleh dari Perairan Tanjung Balai. Kekerangan diketahui sebagai produk unggulan di sentra perikanan Tanjung Balai. Variasi temporal kadar saksitoksin dihubungkan dengan kualitas air, untuk mengetahui korelasinya terhadap lingkungan tempat hidup kekerangan. Kualitas air dianalisis secara in situ menggunakan metode potensiometri dan kolorimetri, sementara kuantifikasi saksitoksin dilakukan menggunakan teknik spektrometri massa. Hasil analisis memperlihatkan bahwa kadar saksitoksin dari ketiga jenis kerang bervariasi antara 0,04 hingga 0,16 mg STXeq/kg berat basah kerang. Hal ini menunjukkan kekerangan di wilayah ini aman dari bahaya saksitoksin (ambang maksimum 0,8 mg STXeq/kg). Kadar bahan berbahaya ini tidak secara signifikan (P>0,05) dipengaruhi oleh ukuran dan jenis kerang. Namun, akumulasinya di musim muson barat secara signifikan (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan musim muson timur dan peralihan. Hal ini diduga terkait dengan musim penghujan di muson barat yang meningkatkan polusi nutrien akibat limpasan terestrial. Kondisi ini diduga memicu peningkatan pertumbuhan fitoplakton, termasuk jenis penghasil saksitoksin, sehingga memicu peningkatan akumulasinya di kekerangan.