Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KOMBINASI AUDIOVISUAL DAN PENYULUHAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENCEGAHAN FILARIASIS Tambunan, Jansen Parlaungan; Mobalen, Oktovina
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 15 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari-April 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.554 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v15i1.656

Abstract

Filariasis patient in West Papua province showed increased numbers from year to year. At the 12 districts/cities in West Papua, South Sorong as the highest areas with the Filariasis, followed by Monokwari, Wondama Bay, Maybrat, Sorong, Fak-Fak, Monokwari South, Tambrauw, Kaimana, Sorong, Bintuni Bay, and Raja Ampat. This is due local community do not have sufficient knowledge for the prevention of the Filariasis because lack of information about the Filariasis disease, negative attitude of the head family and behavior of the people who do not care for the prevention of Filariasis, lack attention againts the environment, and the different individual characteristics in several places. This type of research is semi-experimental study (Quasi Experiment) with Non Randomized Control group pretest-posttest design. The population in this study is Mariat community health centers in the region of the District Mariat numbered 30 people. The collected data is processed and analyzed using SPSS. The results showed there are differences in knowledge after use audiovisual combination with counseling in the prevention of Filariasis in Sorong district community. Value of p (t test) knowledge = 0.027<0.05. Percentage to increased knowledge in the prevention of Filariasis in the health centers Mariat Sorong is 0.5482 = 0.300 (30.03%). This means that 30.03% have increase knowledge in the prevention of Filariasis in the region Sorong Mariat health centers affected by the audiovisual combination and counseling. Suggested can be used by the clinic in order to improve the counseling applicable in the prevention of Filariasis as well as the behavior of the community itself that is based on knowledge. Awareness and a positive attitude in the prevention of Filariasis. And for further researchcan focus on research related to the development of vector and demographic differences in the spread of Filariasis cases.  
FAKTOR RESIKO KEJADIAN KUSTA PADA ANAK USIA 5 – 14 TAHUN DI KOTA SORONG PAPUA BARAT Yehud Maryen; Jansen Parlaungan
Nursing Arts Vol 11 No 1 (2017): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.175 KB) | DOI: 10.36741/jna.v11i1.19

Abstract

Kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa daerah di Indonesia prevalensi rate masih tinggi dan permasalahan yang ditimbulkan sangat komplek. Angka proporsi anak usia kurang dari 14 tahun yang menderita kusta merupakan salah satu indikator keberhasilan program pemberantasan kusta, di mana angka ini dapat digunakan untuk melihat keadaan penularan saat ini dan memperkirakan kebutuhan obat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang berisiko dengan kejadian kusta pada anak usia 5 – 14 tahun di Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berisiko dengan kejadian kusta pada anak usia 5 – 14 tahun di Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Populasi dalam penelitian ini Populasi penelitian ini terdiri dari populasi aktual dan populasi target atau sasaran. Populasi aktual adalah seluruh penderita kusta yang telah atau sedang menjalani pengobatan kusta sekurang-kurangnya 12 bulan dan tercatat di Dinas Kesehatan Kota Sorong pada periode Januari sampai Desember 2016. Sampel pada penelitian ini berjumlah 54 responden. Instrument penelitian menggunakan kuisioner. Tehnik pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder. Analisa Data secara analisa univariat dan bivariat. Data diolah dengan menggunakan Program SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (1,000) > sig (0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 1,176 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki memiliki resiko 1,176 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden berjenis kelamin perempuan. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,788) > sig (0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 1,375 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan umur 5-9 tahun memiliki resiko 1,375 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden umur 10-14 tahun. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,569) > sig (0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 1,633 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan pendidikan orang tua SD,SMP memiliki resiko 1,633 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden dengan pendidikan orang tua SMA,PT. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,000) < sig (0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ekonomi orang tua dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 13,600 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan status ekonomi orang tua < UMP Sorong memiliki resiko 13,600 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden dengan status ekonomi orang tua ≥ UMP Sorong. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,766) > sig (0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 0,700 (< 1 = bersifat protektif) hal ini berarti pekerjaan orang tua tidak terlalu beresiko dengan kejadian kusta. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,136) > sig (0,05) sehingga Ho diterima. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara personal hygene dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 3,025 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan personal hygiene buruk memiliki resiko 3,025 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden dengan personal hygiene baik. Hasil uji chi-square diperoleh nilai p (0,000) < sig (0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini berarti dapat diketahui bahwa ada hubungan antara ada riwayat kontak dengan kejadian kusta. Nilai odd ratio (OR) = 35,714 (> 1 = bersifat resiko) hal ini berarti bahwa responden dengan ada riwayat kontak serumah memiliki resiko 35,714 kali untuk terkena penyakit kusta dibandingkan dengan responden dengan tidak ada riwayat kontak serumah. Kesimpulan bahwa ada resiko antara ekonomi orang tua dan ada riwayat kontak serumah dengan kejadian kusta diwilayah kota sorong pada anak umur 5 – 14 tahun, dan tidak ada resiko antara jenis kelamin, umur, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, personal hygene dengan kejadian kusta diwilayah kota sorong pada anak umur 5 – 14 tahun
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) PADA PEKERJA SOPIR ANGKUTAN UMUM JALUR “H” DIKOTA SORONG Fikram Maswatu; S.L Momot; Jansen Parlaungan
Nursing Arts Vol 12 No 1 (2018): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.21 KB) | DOI: 10.36741/jna.v12i1.65

Abstract

Sexually Transmitted Infections (STIs) are infectious or infectious diseases that are transmitted through sexual contact from the penis, vagina, anal and oral. Preliminary study at the City Health Office of Sorong, the number of data on cases of Sexually Transmitted Infections (STIs) in the last 2 years of 2016-2017 was 122 people consisting of 19 men and 103 women. Objective: To find out the factors related to the prevention of sexually transmitted infections (STIs) in public transport drivers in the "H" line in Sorong city. Research Method: This type of research is analytic observational using longitudinal cross sectional design. Statistical tests using chi-square consisted of 30 respondents. Independent variables are attitude and use of condoms. Results: Chi-square statistical test results on attitude relations showed p value 0.08> 0.05, which means that there was no relationship between respondents' attitudes towards condom use in taxi driver H. And the results of chi-square statistical tests on attitude relations showed p value = 0.05 by therefore p value 0.05 = 0.05, which means that there is a relationship between the attitude of respondents to condom use in street lane drivers H. Conclusion: There is no correlation between attitude with STI prevention measures on taxi drivers on the H line and there is a relationship between condom use and STI precautions on H. line taxi drivers.
PENGARUH DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENGETAHUAN MENGGOSOK GIGI SISWA SD DALAM PENERAPAN PHBS Jansen Parlaungan; Panel Situmorang; Waode Suriani
Nursing Arts Vol 14 No 2 (2020): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v14i2.122

Abstract

ABSTRACT Introduction: The ability to brush your teeth properly and correctly is an important factor for oral health care. Objective: Knowing the knowledge of how to brush the teeth of the fifth grade students of SD YPK Klasaman II, Sorong City, West Papua after the intervention of the group discussion method. Methods: This type of research is a semi-experimental research (Quasi Experiment) with a non-randomized control group pretest-posttest design. The sample of class V SD YPK Class II Sorong City, West Papua is 60 students. Results: The study showed that there were differences in knowledge of how to brush teeth between before and after receiving the intervention group discussion method in the experimental group. It can be seen that the p value (t test) = 0.000 <0.05. There were differences in the post-test knowledge of how to brush teeth in the control group and the experimental group. It can be seen that the p-test value t = 0.004 <0.05. Conclusion: It can be used by schools in order to create school programs related to increasing knowledge about health, especially in the knowledge of brushing teeth, one of which is by holding health education in collaboration with health education institutions such as the Poltekkes Kemenkes Sorong. Keywords: Knowledge; Group Discussion; Brushing Teeth.
Keperawatan FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDERITA TB PARU DROP OUT MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS Jansen Parlaungan M.Kes
Nursing Arts Vol 15 No 1 (2021): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36741/jna.v15i1.142

Abstract

FACTORS AFFECTING LUNGER TB PATIENTS DROP OUT DRINKING ANTI TUBERCULOSIS DRUGS Jansen Parlaungan1, Yenni Huriani2, Oktovina Mobalen3, Panel Situmorang4 Lecturer at the Health Polytechnic of the Ministry of Health in Sorong, West Papua e-mail: Yansenparlaungan@yahoo.co.id ABSTRACT Introduction: Tuberculosis has a high risk of death in Indonesia, treatment will be effective if the patient is adherent to taking anti-tuberculosis (OAT) drugs. Objective: To determine the factors that influence pulmonary TB sufferers dropping out of taking anti-tuberculosis (OAT) drugs at the Polik Pojok Dots RSUD Sele be Solu, Sorong City. Methods: This type of research is a quantitative research with the development method used is cross sectional, namely an epidemiological study that measures several variables at once. The research design used was ex post facto. The sampling technique used was total sampling. The sample consisted of 26 pulmonary tuberculosis patients who dropped out at the Polik Pojok Dots RSUD Sele be Solu, Sorong City. Results: The study showed that there was a relationship between attitudes and drop out incidence of pulmonary tuberculosis patients at the Corner of Dots of RSUD Sele be Solu, Sorong City, the value of P value = 0.002 <from α value of 0.05. Conclusion: It can be used by RSUD Sele be Solu in Sorong City in order to increase the provision of information about treatment methods, because pulmonary TB treatment takes a long time, so if pulmonary TB sufferers do not understand this, it is very likely that they will stop the ongoing treatment. and not finished. Keywords: Attitude; Drop Out; Pulmonary TB; Anti-Tuberculosis Medicine (OAT).
EFFECTIVENESS OF EDUCATIONAL VIDEOS TOWARD PREVENTING DIARRHEA IN CHILDREN H Zulkifli; Eka Rudy Purwana; Jansen Parlaungan
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian diare dan pandemic covid-19 memiliki kesamaan salam penatalaksanaan yaitu kebersihan diri. Pendidikan Kesehatan tentang penatalaksanaan pencegahan diare pada anak usia sekolah sangat penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Pendidikan Kesehatan menggunakan video interaktif dalam peningkatan pengetahuan dan praktik pencegahan diare. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design pada 25 responden berusia 8-10 tahun, berada di kelas 3-5 sekolah dasar yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling. Instrument dalam penelitian ini adalah video pencegahan diare yang dikemas dalam bentuk animasi. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan praktik pencegahan diare diukur menggunakan instrument sebanyak 30 soal dibantu dengan aplikasi google form. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji statistic menunjukan p-value : 0.004. 10 responden mengalami peningkatan pengetahuan dan praktik setelah mengikkuti video interaktif. Penelitian ini menunjukan bahwa video interaktif mampu meningkatkan pengetahuan dan praktik responden dalam pencegahan diare. Video Pendidikan Kesehatan untuk mencegah diare terbukti sebagai metode edukasi yang valid dan dapat diandalkan untuk menjadi bahan untuk promosi efikasi diri anak-anak dalam mencegah diare
THE EFFECT OF LOW IMPACT AEROBIC EXERCISE WITH ONLINE SIMULATION METHOD APPROACH TO REDUCING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS H Zulkifli; Eka Rudy Purwana; Jansen Parlaungan
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Type 2 diabetes mellitus can cause blindness, kidney failure, heart attack, stroke and lower limb amputation and premature death. Exercise is the highest stimulant in glucose absorption through transport of skeletal muscle protein. Therefore, the effect of exercise or exercise on skeletal muscle may have a role in the management of patients with type 2 diabetes. This study aimed to investigate the effectiveness of low impact aerobic exercise with online guidance on the blood glucose levels of patients with type 2 diabetes. experimental design with one group pre-post test design. Seventeen patients with diabetes mellitus were recruited using a consecutive sampling technique from the Tanjung Barat Public Health Center, Lombok Barat Regency with an age range of 20 to >65 years and diagnosed with type 2 diabetes. week, for a total of 24 training sessions. Analysis of the data used was the Wilcoxon test. Based on the Wilcoxon test results, it was found that as many as 12 respondents experienced a decrease in blood glucose levels and 5 respondents did not have differences in blood glucose levels after aerobic exercise. The significance value is 0.002 <p-value 0.05, which means that there are differences in blood glucose levels after aerobic exercise.
Interprofessional Education (IPE) dalam Meningkatkan Persepsi dan Kesiapan Kolaborasi Mahasiswa Oktovina Mobalen; Ruth Hariet Faidiban; Jansen Parlaungan
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan sistem pelayanan dengan kebutuhan akan kesehatan pasien yang semakin kompleks memerlukan kolaborasi interprofessional diantara profesional kesehatan. Pendidikan interprofessional (IPE) telah menunjukkan dampak positif pada kerja tim dalam praktek perawatan kesehatan sehari-hari. Penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk pengembangan kurikulum, identifikasi bidang tugas saat mahasiswa lulus, spesifikasi isi pembelajaran dan implikasi pada kebijakan kesehatan. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Pendidikan interprofessional (IPE) dalam meningkatkan persepsi dan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan kolaborasi dengan disiplin ilmu Kesehatan lainnya.  Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan one group pretest-posttest design pada 98 mahasiswa semester akhir jurusan kebidanan, gizi dan keperawatan di Poltekkes Kemenkes Sorong menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Interdiciplinary Education Perception Scale (IEPS) dengan hasil uji validitas adalah  0.392 - 0.756 dan uji reliabilitas adalah 0.887 dan instrumen Readiness Interprofessional Learning Scale (RIPLS) dengan hasil uji validitas  0.470 -0.905 dengan r tabel 0.444 dan hasil uji reliabilitas adalah 0.914. Seluruh responden diberikan materi tentang IPE dilaksanakan praktik proses pengkajian secara bersama-sama menurut disiplin ilmu. Uji statistic menggunakan paired t-test. Hasil uji menunjukan bahwa p-value persepsi dan kesiapan masing-masing 0.000<0.05. Terdapat  pengaruh pelatihan terhadap persepsi dan kesiapan pelaksanaan IPE pada mahasiswa.
Efektivitas Edukasi Dengan Mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Terhadap Sikap Dan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Tenaga Kesehatan Saat Perawatan Pasien Covid-19 Jansen Parlaungan; Elisabeth Samaran; Oktovina Mobalen; Eka Rudi Purwana
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 4 (2022): Volume 4 Nomor 4 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.09 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i4.6119

Abstract

ABSTRACT  As we all know, medical personnel always deal with patients and most people in hospitals. Without using standard PPE, patients can potentially become infected with the virus and vice versa and become carriers of the virus to those around them. Until now, there is still many medical personnel who use non-standard PPE while they are at the forefront of handling the Covid-19 virus. The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of education on the attitudes and behavior of using PPE for Health Workers when treating COVID-19 patients by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines. This type of research is a quasi-experimental design (Quasi Experiment) (one group pretest-posttest design). The sample in this study were health workers who worked in the COVID-19 room at the Sele Be Solu Hospital, Sorong City, aged 25-50 years, with more than 15 years of work experience. The sample amounted to 48 people divided into 24 respondents, each with a simple random sampling technique. In this study, the researcher conducted a pre-test on the respondents using a questionnaire compiled based on the technical guideline for the COVID-19 outbreak. Furthermore, respondents were given technical guidelines and explained the contents of the technical procedures. After one week, the researcher conducted a post-test by providing a questionnaire and observing PPE use during work. The ethics committee has approved this research of the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Sorong number DM.03.05/6/051/2021. Data analysis used paired sample t-test. The statistical test results showed that there were differences in attitudes and behavior in the two groups with a significance value of 0.013 and 0.001 respectively after education by adopting the Covid-19 Outbreak PPE Technical Guidelines Book. This study found that education using technical instructions (juniors) on the use of personal protective equipment (PPE) improved nurses' attitudes and behavior in the use of PPE during the treatment of COVID-19 patients. Keywords: Personal Protective Equipment, Attitude, Behavior, PPE Technical Guidelines      ABSTRAK Seperti kita ketahui tenaga medis selalu berhadapan dengan pasien dan sebagian besar orang di rumah sakit. Tanpa menggunakan APD yang standar dapat berpotensi terinfeksi virus dari pasien dan kebalikannya menjadi pembawa virus kepada orang disekitarnya. Sampai waktu ini masih banyak tenaga medis yang memakai APD tidak standar sementara mereka menjadi garda terdepan dalam penanganan virus Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas edukasi terhadap sikap dan perilaku penggunaan APD Tenaga Kesehatan saat perawatan pasien COVID-19 dengan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Jenis penelitian desain eksperimen semu (Quasi Eksperimen)  (one group pretest-posttest design). Sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di ruangan covid-19 RSUD Sele Be Solu Kota Sorong dengan usia 25 – 50 Tahun, Pengalaman bekerja lebih dari 15 Tahun. Sampel berjumlah 48 orang yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 24 responden dengan teknik simple random sampling. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pre test pada responden menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan buku juknis wabah covid-19. Selanjutnya responden diberikan buku juknis dan menjelaskan tentang isi buku juknis tersebut. Selang waktu 1 minggu kemudian, peneliti melakukan post test dengan memberikan kuesioner serta mengobservasi penggunaan APD selama bekerja. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komisi etik Poltekkes Kemenkes Sorong nomor  DM.03.05/6/051/2021. Analisis data menggunakan Uji paired sampel t test. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan sikap dan perilaku pada kedua kelompok  dengan nilai signifikansi masing-masing 0.013 dan 0.001 setelah edukasi menggunakan mengadopsi Buku Juknis APD Wabah Covid-19. Penelitian ini menemukan bahwa edukasi menggunakan Petunjuk teknis (juknis) penggunaan alat pelindung diri (APD) mampu meningkatkan sikap dan perilaku perawat dalam penggunaan APD selama perawatan pasien covid-19. Kata kunci: Alat Pelindung Diri, Sikap, Perilaku, Juknis APD
Pemberdayaan Guru PAUD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Sorong Tahun 2022 Jansen Parlaungan; Butet Agustarika; Vera Iriani Abdulah; Eka Rudi Purwana
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 3 (2022): September
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.3.807-816.2022

Abstract

Usia dini (0 - 6 tahun) atau yang dikenal dengan “golden period” merupakan periode yang sangat mendasar bagi perkembangan individu karena pada masa ini terjadi pembentukan kepribadian dasar individu, penuh dengan kejadian-kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang pada masa dewasa. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan lembaga pendidikan sederajat lainnya merupakan sasaran strategis untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak usia dini, serta memperkenalkan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Peran guru PAUD dalam pendidikan (PHBS) anak usia dini sangatlah penting karena hubungan guru PAUD dengan anak usia dini di lingkungan PAUD terjalin dengan akrab dan dekat, dapat membantu dalam penyampaian pesan PHBS pada anak PAUD.