Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA DI KOTA SORONG Butet Agustarika; I Made Raka
Nursing Arts Vol 11 No 2 (2017): NURSING ARTS
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.496 KB) | DOI: 10.36741/jna.v11i2.42

Abstract

Pengaruh Psikoedukasi Keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam Merawat AnggotaKeluarga Dengan Skizofrenia. Di Kota Sorong Tahun 2016. Undang Undang Nomor: 36 tahun 2009tentang Kesehatan Pasal 144 ayat (1) menyatakan bahwa Upaya kesehatan jiwa ditujukan untukmenjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan,dan gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa. Prevalensi gangguan mental emosional padaanggota keluarga di atas usia 15 tahun 140 per 1000 di Provinsi Papua Barat sebesar 13,2% (SKRT 1995).Sedangkan prevalensi Gangguan Mental Emosional di Sorong sebesar 7,1% ( Riset Kesehatan Dasar,2008). Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa di dunia, di Indonesia bahkan di Wilayah SorongRayatidak dapat dibendung seiring dengan meningkatnya tuntutan hidup di masyarakat dalam era globalisasidan terjadinya krisis multi dimensi. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui PengaruhPsikoedukasi keluarga Terhadap Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga denganSkizofrenia di Kota dan Kabupaten Sorong tahun 2016. Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini, dapatmemperluas dan memperkaya pandangan ilmiah khususnya menyangkut psikoedukasi keluarga agardapat memberikan kontribusi yang terbaik dalam merawat anggota keluarga yang mengalami Skizofrenia.Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre-post test withcontrol group” dengan intervensi Psikoedukasi Keluarga. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah totalpopulasi yaitu seluruh pasien yang mengalami gangguan jiwa sebagai kelompok intervensi, yaitu 32responden. Analisis yang digunakan adalah Mann Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwaAda peningkatan yang bermakna antara kemampuan keluarga merawat anggota keluarganya yang8mengalami Schizofrenia sebelum mendapatkan terapi Psikoedukasi Keluargadan setelah mendapatkanterapi Psikoedukasi Keluarga di Kota dan Kabupaten Sorong (p value 0,000, yaitu kurang dari 0,005)
Pemberdayaan Guru PAUD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia 4-6 Tahun di Kota Sorong Tahun 2022 Jansen Parlaungan; Butet Agustarika; Vera Iriani Abdulah; Eka Rudi Purwana
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 3 (2022): September
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.3.807-816.2022

Abstract

Usia dini (0 - 6 tahun) atau yang dikenal dengan “golden period” merupakan periode yang sangat mendasar bagi perkembangan individu karena pada masa ini terjadi pembentukan kepribadian dasar individu, penuh dengan kejadian-kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi kehidupan seseorang pada masa dewasa. Oleh karena itu, lembaga PAUD dan lembaga pendidikan sederajat lainnya merupakan sasaran strategis untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak usia dini, serta memperkenalkan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Peran guru PAUD dalam pendidikan (PHBS) anak usia dini sangatlah penting karena hubungan guru PAUD dengan anak usia dini di lingkungan PAUD terjalin dengan akrab dan dekat, dapat membantu dalam penyampaian pesan PHBS pada anak PAUD.
Pelatihan Terapi Penghentian Pikiran Pemicu Kecemasan untuk Tenaga Kesehatan di Puskesmas Klasaman Kota Sorong Butet Agustarika; Yehud Maryen; Panel Situmorang; Nursiah Yusdiranti Barus
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6330

Abstract

 ABSTRAK Penyakit  dapat  menimbulkan  dampak bagi kesehatan, dalam hal ini kesehatan jiwa yaitu  kecemasan. Terapi Penghentian Pikiran merupakan teknik yang efektif dan cepat untuk membantu menghadapi pikiran yang membuat stres dan kecemasan yang seringkali disertai serangan panik, kecemasan, dan agorafobia.Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk melatih petugas Kesehatan di Puskesmas tentang terapi penghentian pikiran. Kegiatan pelatihan dilakukan selama 2 hari dengan metode Hybrid. Jumlah peserta yang mengikuti  kegiatan sebanyak 30 orang. tim pengabdian kepada masyarakat membagikan materi berupa modul terapi penghentian pikiran, memutar video tutorial pelaksanaan terapi penghentian pikiran dan mendemonstrasikannya kepada peserta pelatihan yang hadir, dan feedback kepada peserta tentang impelementasi role play yang dilakukan sebagai evaluasi keterampilan yang telah dilakukan. Setelah dilakukan pemberian materi dan pelatihan selama 2 hari, didapatkan hasil bahwa dari 20 tenaga kesehatan,  sebagian besar mempunyai nilai post test > 80 (50%), mempunyai kemampuan cukup baik dan kurang dalam melakukan role play, masing-masing 8 orang (40%) dan memiliki kemampuan berkomunikasi baik dalam melakukan role play 10 orang (50%). Pelatihan terapi penghentian pikiran dalam mengatasi kecemasan dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas Klasaman. Perlu ditingkatkan layanan kesehatan jiwa dari tenaga kesehatan dengan meningkatkan latihan melakukan terapi penghentian pikiran dalam mengatasi masalah kecemasan pasien. Selain itu, Perlu dibuat pedoman berupa modul yang lebih sederhana dan buku kerja terkait terapi penghentian pikiran yang dapat digunakan di Puskesmas dengan fasilitas ruang rawat jalan terutama melayani pasien dengan kecemasan, Perlu dilakukan evaluasi secara periodik terhadap pelaksanaan terapi penghentian pikiran pada tenaga kesehatan yang bekerja   Kata kunci: Terapi Penghentian Pikiran, Kecemasan, Stress        ABSTRACT Disease can impact health, in this case, mental health, namely anxiety. Thought Stopping Therapy is an effective and rapid technique to help deal with stressful and anxious thoughts often accompanied by panic attacks, anxiety, and agoraphobia. The purpose of this community service is to train health workers at the Puskesmas on mind-stopping therapy. The training activities were carried out for two days using the Hybrid model. The number of participants who took part in the action was 30 people. The community service team distributed material in the form of a mind stopping therapy module, played a video tutorial on the implementation of thought-stopping therapy and demonstrated it to the training participants who were present, and gave feedback to participants about the performance of role play as an evaluation of the skills that had been done. After providing material and training for two days, it was found that of the 20 health workers, most of them had a post-test score > 80 (50%), had reasonably good abilities, and lacked role play, eight people each ( 40%) and have good communication skills in doing role play ten people (50%). Mind cessation therapy training in overcoming anxiety can increase health workers' knowledge at the Klasaman Health Center. It is necessary to improve mental health services from health workers by expanding the practice of mind-stopping therapy to overcome the patient's anxiety problem. In addition, it is essential to make guidelines in the form of simpler modules and workbooks related to thought-stopping treatment that can be used in health centers with outpatient facilities, primarily serving patients with anxiety. Keywords: Thought-Stopping Therapy, Anxiety, Stress
Strategy Program for Reducing Doubt on Covid-19 Vaccination in Tambraw Regency, West Papua Butet Agustarika; Alva Cherry Mustamu; Situmorang Panel
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 11 (2022): Volume 5 No 11 November 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i11.7532

Abstract

ABSTRACT Covid-19 vaccination aims to minimize the spread of Covid-19, reduce the number of positive and death due to Covid-19, reach the immunity group (herd immunity ) and protect the Public from Covid-19 to stay productive by social and economic. Some strategies can increase reception of booster vaccines, i.e. advocacy by local, national and international for equal access to COVID-19 vaccines, tests and treatments, calling for and monitoring action specific required from producers, governments and multilateral actors. Mobilize and empower the community, including through social media and networks community, to produce the influential vaccine. Sue and overcome Contributing misinformation and misperception to doubt vaccine. Purpose implementation of activity programs Public this is doing implementation strategy World Health Organization recommended vaccinations, namely seminars and giving non-financial incentives as well as board advertisement capable for lower level doubt booster vaccine. Devotion Public this is conducted with several steps that is conduct seminars on the importance of vaccinating basic and advanced (booster) covid-19, do publication about covid-19 vaccine using leaflets, leaflets and boards billboard on the corner Street, as well as implementation vaccination with gift incentive in form goods, needs a tree. Next held vaccination start and booster at the same time given goods need the tree. This Seminar and FGD held inviting representatives from agency government related, police and soldier, Puskesmas and heads of the district. Problems found is awareness of Public consequence, ignorance of the importance of vaccination, and distance and access to vaccination implementation. Together To do follow-up and share the task. Vaccination this in progress for one day and ends with distribution needs tree for participant vaccination. Attendees in activity vaccination this as many as 572 people, did vaccination dose first as much as 134, dose second as many as 359 people and continued as many as 79 people. The results of service Public this capable for lower doubt Public to implementation vaccination beginning nor continued. The problem in society consequence implementation of vaccination is a lack of information and access to vaccination. Moment conducted solving problem and shared task on each agency government, then found a solution that is deployment information and accommodate Public going to the place vaccination. Because of that, interest in the Public Becomes increased for vaccination. Community service programs in the future can be focused on increasing public awareness which also involves relevant government agencies. Keywords: Booster, Vaccine, Public Devotion, Herd Immunity
Pengaruh Pelatihan Kader Remaja Tanggap Bencana PMR SMA Negeri 8 Mataram Terhadap Kesiapsiagaan Bencana Eka Rudi Purwana; Jansen Parlaungan; Butet Agustarika; Sulastri G P Tambunan
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.3.2239-2244.2022

Abstract

Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap kejadian bencana, baik bencana alam, kegagalan teknologi maupun bencana karena ulah manusia hingga kedaruratan kompleks. Semua hal tersebut jika terjadi akan menimbulkan krisis kesehatan, antara lain : timbulnya korban massal, konsentrasi massal pengungsian, masalah pangan dan gizi, masalah ketersediaan air bersih, masalah sanitasi lingkungan, terganggunya pengawasan vektor, penyakit menular, lumpuhnya pelayanan kesehatan, stres pasca trauma dan kelangkaan tenaga kesehatan. Hal ini tentunya akan mengganggu jalannya pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan kader remaja tanggap bencana terhadap penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di PMR SMA Negeri 8 Mataram. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan one pre and post test design. Sejumlah 40 kader PMR diberikan pelatihan kader tanggap bencana dan diukur kesiapsiagaan bencana sebelum dan setelah pelatihan. Analisis data mengunakan uji paired t test. Hasil menunjukkan ada pengaruh pelatihan tanggap bencana terhadap kesiapsiagaan bencana dengan nilai p value sebesar 0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi inovasi program bagi kader remaja untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.
Deteksi Dini dan Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Jiwa pada Remaja di SMP YPPKK Moria Sorong Butet Agustarika; Rizqi Alvian Fabanyo; Panel Situmorang
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 12 (2023): Volume 6 No 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i12.12470

Abstract

ABSTRAK Kesehatan jiwa merupakan hal yang penting bagi remaja di sekolah, sebab perilaku belajar yang baik didorong oleh kondisi jiwa yang sehat, baik atau normal. Kesehatan jiwa juga berkontribusi terhadap kesehatan tubuh dan kesejahteraan secara menyeluruh. Tujuan Pengabdian untuk melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan jiwa pada remaja. Metode Pengabdian berupa deteksi dini dengan pengsisian instrumen SRQ-29 berdialek Malamoi (Self Reporting Questionnaire 29) dan edukasi kesehatan jiwa. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 60 orang remaja siswa/siswi SMP YPPKK Moria Sorong. Hasil kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan hasil deteksi dini ditemukan bahwa sebagian besar peserta remaja tidak terindikasi masalah kesehatan jiwa 32 orang (53,35%), kecemasan dan depresi 18 orang (30%), serta PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) 10 orang (16,7%). Edukasi kesehatan jiwa yang diberikan juga meningkatkan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Sebelum edukasi yakni 60 remaja (100%) dengan pengetahuan kurang, sesudah edukasi 42 remaja (70%) memiliki pengetahuan baik dan 18 remaja (30%) dengan pengetahuan cukup. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambaran kesehatan remaja di SMP YPPKK Moria Sorong yaitu ada yang tidak terindikasi gangguan, ada yang terindikasi kecemasan dan depresi serta PTSD. Pengetahuan remaja di SMP YPPKK Moria Sorong mengalami peningkatan dari kurang menjadi baik dan cukup setelah pemberian edukasi tentang pentingnya kesehatan jiwa bagi remaja. Kata Kunci: Deteksi Dini, Pengetahuan, Kesehatan Jiwa, Remaja  ABSTRACT Mental health is a very important things for teenagers at school, because good learning behavior is encouraged by a healthy, good or normal mental condition. Mental health also contributes to bodily health and overall well-being. Purpose to carry out early detection of mental health problems and increase knowledge about mental health in adolescents. Method in the form of early detection by completing the SRQ-29 instrument in the Malamoi dialect (Self Reporting Questionnaire 29) and mental health education. The number of participants in the activity was 60 young students at YPPKK Moria Sorong Middle School. Result of this service activity went well and smoothly. Based on the results of early detection, it was found that the majority of adolescent participants had no indication of mental health problems, 32 people (53.35%), anxiety and depression 18 people (30%), and PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) 10 people (16.7%). The mental health education provided also increases teenagers' knowledge before and after providing education. Before education, there were 60 teenagers (100%) with poor knowledge, after education 42 teenagers (70%) had good knowledge and 18 teenagers (30%) had sufficient knowledge. The description of the health of teenagers at YPPKK Moria Sorong Middle School is that some have no indication of a disorder, some have indications of anxiety and depression as well as PTSD. The knowledge of teenagers at YPPKK Moria Sorong Middle School has increased from poor to good and sufficient about the importance of mental health for teenagers. Keywords: Early Detection, Knowledge, Mental Health, Adolescents