Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Analisis Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga di Masa Pandemi Covid-19 Abraham Tefbana; Yoel Betakore; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.1976

Abstract

Hadirnya Covid-19 dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini, menimbulkan problem yang kompleks bagi kehidupan manusia termasuk pelaksanaan pendidikan. Problem yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan khususnya dalam pendidikan agama Kristen seperti pembelajaran tatap muka di sekolah berubah menjadi pembelajaran daring di rumah. Keluarga atau orangtua bertanggung jawab sepenuhnya dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen di rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji problem yang terjadi di lingkungan keluarga dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen selama masa pandemi, peran orangtua dalam pembelajaran pendidikan agama Kristen selama masa pandemi dan evektivitas pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam keluarga selama masa pandemi Covid 19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pendidikan agama Kristen dalam keluarga selama masa pandemi Covid 19 belum efektif. Belum efektifnya pembelajaran pendidikan agama Kristen di masa pandemi di sebabkan oleh beberapa hal: orant tua tidak mendampingi anak, gereja dan sekolah tidak menfasilitasi orang tua tentang penggunaan teknologi, orang tua tidak paham teknologi, orang tua tidak mampu menfasilitasi anak untuk gadget dan kuota, orang tua tidak bekerja sama dengan pihak sekolah dan gereja.
Penerapan Metode Think Pair Share dalam Pembelaran Pendidikan Agama Kristen untuk Meningkatkan Sikap Menghargai Siswa Agnes Monica Halawa; Adolfina Elisabeth Koamesakh; Natanel Wasiyono; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Basicedu Vol 6, No 4 (2022): August Pages 5501-7663
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i4.2947

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Peningkatan Sikap Menghargai siswa kelas X MIA 1 SMA Hang Tuah Belawan dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, dengan penerapan Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS). Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat membantu siswa lebih berani mengeluarkan pendapat, berbagi pendapat dan menghargai setiap pendapat yang diberikan di kelas. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X MIA 1 sebanyak 12 siswa, selama proses pembelajaran pendidikan agama Kristen. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan Siklus, yang  terdiri dari 4 tahap yaitu : Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi serta hasil pengamatan yang dilakukan melalui observasi serta tabel grafik penelitian. Data yang diperolah dianalisis dengan menggunakan model analisis data deskriptif. Dimana penelitian ini lebih memperhatikan kualitas, proses dan keterkaitan antara kegiatan yaitu sikap menghargai siswa dengan penerapan model pembelajaran TPS selama proses pembelajaran pendidikan agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Berbasis Daring di Masa Pandemi Covid 19 Christina Metallica Samosir; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Basicedu Vol 5, No 4 (2021): August Pages 1683- 3000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v5i4.1257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) berbasis daring di sekolah selama masa pandemi Covid 19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari guru-guru PAK yang mengajar Pendidikan Agama Kristen berbasis daring selama masa pandemi Covid 19 di sekolah negeri maupun swasta di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PAK berbasis daring selama masa pandemi Covid 19 di sekolah belum efektif. Belum efektifnya pembelajaran PAK berbasis daring di masa pandemi Covid 19 disebabkan oleh beberapa hal yaitu: (a) alat komunikasi yang kurang memadai seperti smartphone, komputer dan paket internet (b) guru belum sepenuhnya menguasai IT dan guru terbatas dalam mengawasi siswa (c) siswa tidak konsentrasi penuh dalam belajar, (d) orang tua tidak mengontrol siswa dalam belajar dan kurangnya kerja sama guru dan orang tua
Peran Orang Tua sebagai Motivator terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pendidikan Agama Kristen Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran Vol. 4 No. 1 (2021): January - April
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/jsgp.4.1.2021.464

Abstract

Orangtua memiliki peran yang sangat penting sebagai motivator untuk memotivasi siswa dalam belajar pendidikan agama Kristen.Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi rendahnya tergantung pada peran orang tuanya dalam memberikan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran orangtua sebagai motivator terhadap motivasi belajar siswa kelas XI di SMA PSKD IV Panglima Polim Jakarta Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA PSKD IV Panglima Polim Jakarta Selatan yang berjumlah 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi persentase. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tabel. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dari hasil penelitian antara Rxy dan r tabel, penulis menyimpulkan nilai Sig sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05 (0,006 < 0,05). Artinya ada peran signifikan dari orang tua sebagai motivator terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMA PSKD IV Panglima Polim Jakarta Selatan. Nilai peran orang tua sebagai motivator bersifat positif yaitu sebesar 0,415. Artinya orang tua sebagai motivator berperan positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMA PSKD IV Panglima Polim Jakarta Selatan. Nilai Ŷ = 2,022 + 0,415X yang berarti jika nilai peran orang tua dinaikkan satu timgkat maka akan memengaruhi motivasi belajar siswa sebesar 0,415. Dengan demikian terdapat bahwa ada peningkatan motivasi siswa dalam belajar karena ada peran dari orang tua sebagai motivator terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dapat diterima dimana terdapat peran yang positif dan signifikan dari orang tua sebagai motivator terhadap motivasi belajar siswa kelas XI pada mata pelajara pendidikan agama Kristen di SMA PSKD IV Panglima Polim Jakarta Selatan
Peran Pendidikan Agama Kristen dalam Keluarga di Era Digital terhadap Pembentukan Spiritualitas dan Moralitas Anak Fredik Melkias Boiliu; Meyva Polii
IMMANUEL: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 1, No 2 (2020): OKTOBER 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v1i2.18

Abstract

This article discusses the role of Christian religious education in families in the digital era to improve children's spirituality and morality. The digital era is an era where everything is instantaneous and fast. In this era, all human activities are carried out online, be it work activities, education and also worship. These online activities have both positive and negative impacts. By using a descriptive-analytical method,in this paper the author discusses the negative impact of online activities on children's spirituality and morality. Spirituas and morality are the main and foremost things for children's lives or things that are very basic for children. Therefore, parents have a very important role in the family to shape the spiritual and moral of the child because good or bad spiritual and moral children depend on the role of parents in the family. In the family, parents must play their role as the first and foremost role in improving children's spirituality and morality through the role of parents as teachers, educators, mentoring, motivators, and role models.AbstrakArtikel ini membahas tentang bagaimana peran pendidikan agama Kristen dalam keluarga di era digital untuk meningkatkan spiritualitas dan moralitas anak. Era digital merupakan era di mana semua serba instan dan serba cepat. Pada era ini, semua aktifitas manusia dilakukan secara online baik itu aktivitas pekerjaan, pendidikan dan juga beribadah. Aktivitas yang dilakukan secara online ini memiliki dampak yang positif dan negatif. Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, dalam tulisan ini penulis membahas dampak negatif dari kegiatan secara online terhadap spiritualitas dan moralitas anak. Spiritualitas dan moral merupakan hal yang utama dan terutama bagi kehidupan anak atau hal yang sangat mendasar bagi anak. Oleh sebab itu, orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga untuk membentuk spiritual dan moral anak karena baik atau buruknya spiritual dan moral anak tergantung pada peran orangtua dalam keluarga. Dalam keluarga orangtua harus memainkan peranannya sebagai yang pertama dan utama dalam meningkatkan spiritualitas dan moralitas anak melalui peran orangtua sebagai guru, pendidik, mentoring, motivator, role model.
The Role of Christian Religious Education as a Strategy in Dating Radicalism of Religion in Indonesia Fredik Melkias Boiliu; Fransiskus Irwan Widjaja; Dewi Lidya Sidabutar
Conference Series Vol. 2 No. 1 (2020): International Conference on Christian and Inter Religious Studies
Publisher : ADI Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper is an attempt to include the role of Christian religious education as a strategy in counteracting religious Radicalism in Indonesia. The purpose of Christian religious education is significant in the lives of families, schools, churches, and the midst of plural society. The presence of Christian religious education in plural society becomes essential so that believers can live and apply their faith in daily life. The challenge of Christian religious education today is radicalism. Radicalism is an understanding that requires a change, turnover, and penetrating a community system to the root. Radicalism wants a total change in a condition or all aspects of community life. Radicals assume that the plans used are the ideal plans. The meaning of radicalism in a religious perspective can be interpreted as a theological understanding. That refers to a fundamental spiritual foundation with a very high religious fanaticism, so it is not uncommon for adherents of these understandings/sects to use violence to actualize the spiritual belief held and believed. In this case, there are several characteristics that can be identified from radical attitudes and perceptions, namely, intolerance (not wanting to respect the opinions and beliefs of others), fanatics (always feeling right on their own; think others are wrong), exclusive (assuming their religion is the most correct) and revolutionary (tend to use violent means to achieve goals). Seeing the development of radicalism that is increasingly developing in Indonesia, especially Radicalism in Religion, we try to include Christian religious education as a strategy in counteracting religious radicalism through teaching Christian religious education in families, churches, schools, and even amid plural society.
Menuju Evolusi Ibadah Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Fransiskus Irwan Widjaja; Fredik Melkias Boiliu; Didimus SB Prasetya; Haposan Simanjuntak; Vicky BGD Paat
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.87

Abstract

The rapid spread of COVID-19 throughout the world is changing the way everyone lives in socializing; the environment most used for a living has rapidly shrunk into homes. Business, schools, and religious services all move quickly online. No one knows precisely how long these physical and social restrictions will last -or what are the short and long-term impacts on religious life? In standard times, the presence of religious adherents in houses of worship is used by sociologists as a condition of religiosity for every religious devotee. But how can religiosity be measured in a time when people are alone? And in a time when people are not allowed to meet in large groups or even leave their homes.  What will the Religiosity of Religion look like in the future? And how will the coronavirus affect the religious practices of the Nusantara religions? This paper aims to provide a way forward for studying post-pandemic evolutionary religions that are significant in Indonesia. This study uses an evaluation method in a qualitative approach. The exploration into the evolution of human religiosity is often distorted by assumptions made about religion's nature. This review explores developments in the evolution of religion and provides critical evaluations of different theoretical positions. In general, scholars believe that religion is adaptive. In this set of ideas, theologians' evolutionary insight is not a threat but rather an essential clarification of cross-cultural religion's evolution.Penyebaran COVID-19 yang cepat ke seluruh dunia mengubah cara hidup setiap orang dalam bersosialisasi; lingkungan yang paling banyak digunakan untuk hidup telah dengan cepat menyusut menjadi rumah. Bisnis, sekolah, dan layanan keagamaan semuanya bergerak cepat secara online. Tidak ada yang tahu persis berapa lama pembatasan fisik dan sosial ini akan bertahan atau apa dampak jangka pendek dan jangka panjangnya terhadap kehidupan beragama. Pada zaman standar, kehadiran pemeluk agama di rumah ibadah dimanfaatkan para sosiolog sebagai syarat religiusitas setiap pemeluk agama. Tapi bagaimana religiusitas bisa diukur di saat orang sendirian? Dan di saat orang tidak diperbolehkan bertemu dalam kelompok besar atau bahkan meninggalkan rumah. Seperti apa Religiusitas Agama di masa depan? Dan bagaimana virus corona akan mempengaruhi praktik keagamaan agama-agama Nusantara? Makalah ini bertujuan untuk memberikan jalan ke depan untuk mempelajari agama-agama evolusioner pasca-pandemi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan studi literature. Penjelajahan ke dalam evolusi religiusitas manusia sering kali terdistorsi oleh asumsi-asumsi yang dibuat tentang hakikat agama. Ulasan ini mengeksplorasi perkembangan dalam evolusi agama dan memberikan evaluasi kritis tentang posisi teoritis yang berbeda. Secara umum, para sarjana percaya bahwa agama itu adaptif. Dalam kumpulan gagasan ini, wawasan evolusioner para teolog bukanlah ancaman, melainkan klarifikasi esensial dari evolusi agama lintas budaya.
Menuju Evolusi Ibadah Kristen di Masa Pandemi Covid-19 Fransiskus Irwan Widjaja; Fredik Melkias Boiliu; Didimus SB Prasetya; Haposan Simanjuntak; Vicky BGD Paat
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.87

Abstract

The rapid spread of COVID-19 throughout the world is changing the way everyone lives in socializing; the environment most used for a living has rapidly shrunk into homes. Business, schools, and religious services all move quickly online. No one knows precisely how long these physical and social restrictions will last -or what are the short and long-term impacts on religious life? In standard times, the presence of religious adherents in houses of worship is used by sociologists as a condition of religiosity for every religious devotee. But how can religiosity be measured in a time when people are alone? And in a time when people are not allowed to meet in large groups or even leave their homes.  What will the Religiosity of Religion look like in the future? And how will the coronavirus affect the religious practices of the Nusantara religions? This paper aims to provide a way forward for studying post-pandemic evolutionary religions that are significant in Indonesia. This study uses an evaluation method in a qualitative approach. The exploration into the evolution of human religiosity is often distorted by assumptions made about religion's nature. This review explores developments in the evolution of religion and provides critical evaluations of different theoretical positions. In general, scholars believe that religion is adaptive. In this set of ideas, theologians' evolutionary insight is not a threat but rather an essential clarification of cross-cultural religion's evolution.Penyebaran COVID-19 yang cepat ke seluruh dunia mengubah cara hidup setiap orang dalam bersosialisasi; lingkungan yang paling banyak digunakan untuk hidup telah dengan cepat menyusut menjadi rumah. Bisnis, sekolah, dan layanan keagamaan semuanya bergerak cepat secara online. Tidak ada yang tahu persis berapa lama pembatasan fisik dan sosial ini akan bertahan atau apa dampak jangka pendek dan jangka panjangnya terhadap kehidupan beragama. Pada zaman standar, kehadiran pemeluk agama di rumah ibadah dimanfaatkan para sosiolog sebagai syarat religiusitas setiap pemeluk agama. Tapi bagaimana religiusitas bisa diukur di saat orang sendirian? Dan di saat orang tidak diperbolehkan bertemu dalam kelompok besar atau bahkan meninggalkan rumah. Seperti apa Religiusitas Agama di masa depan? Dan bagaimana virus corona akan mempengaruhi praktik keagamaan agama-agama Nusantara? Makalah ini bertujuan untuk memberikan jalan ke depan untuk mempelajari agama-agama evolusioner pasca-pandemi yang signifikan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dan studi literature. Penjelajahan ke dalam evolusi religiusitas manusia sering kali terdistorsi oleh asumsi-asumsi yang dibuat tentang hakikat agama. Ulasan ini mengeksplorasi perkembangan dalam evolusi agama dan memberikan evaluasi kritis tentang posisi teoritis yang berbeda. Secara umum, para sarjana percaya bahwa agama itu adaptif. Dalam kumpulan gagasan ini, wawasan evolusioner para teolog bukanlah ancaman, melainkan klarifikasi esensial dari evolusi agama lintas budaya.
METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MELALUI MUSIK GEREJAWI PADA ANAK Kristiantoro kristiantoro; Fredik Melkias Boiliu
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.988 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4328

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membahas metode pembelajaran pendidikan agama Kristen melalui musik gereja pada anak. Metode ini merupakan salah satu pendekatan yang tidak kala penting dengan pendekatan lain. Metode pembelajaran PAK melalui musik gereja yang dikaji dalam penelitian adalah metode pembelajaran PAK mengalun dalam wiraga, mensyairkan dalam wirama, melodi dalam wirasa, mengekspresikan dalam wirupa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode peneltian kulitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini akan mendeskripsikan metode pembelajaran PAK yang digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran melalui musik gereja. Kata Kunci: Musik Gerejawai, Pendidikan Agama Kristen
Peran Pendidikan Agama Kristen di Gereja Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Jemaat di Era Digital Fredik Melkias Boiliu; Martha Megawati Pasaribu
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v2i2.1518

Abstract

This article examines how the role of Christian religious education in the church can empower the creative economy of congregations in the digital age. One of the church ministries that must be done is to be involved in increasing the welfare of the congregation through economic empowerment of the congregation. Economic empowerment is very important for the church to do, but in fact the church neglects it. In carrying out the ministry as God's worker in the world, the church does not only focus on spiritual matters, but more than that the church also becomes a servant in improving the quality of the social life of the congregation. The problems that occur in the church environment related to mental problems today are economic problems. The problems that occur in the church environment related to mental problems today are economic problems. Therefore, Christian religious education has a very important role to empower the creative economy in the church through teaching and mentoring in the congregation so that the congregation has the ability and skills and applies the creative economy in everyday life. The research method used in this research is literature and literature study. Literature review refers to an assessment of the concepts and theories used based on the available literature, especially from articles published in various scientific journals. Literature review serves to build concepts or theories on which to base studies in research.