p-Index From 2019 - 2024
5.927
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Etnomatematika Z, Andri Yani; Kuntarto, Eko
Jurnal Gantang Vol 2 No 2 (2017): Matematika dalam Perspektif Kehidupan dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran yang
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.74 KB) | DOI: 10.31629/jg.v2i2.203

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui unsur-unsur berpikir kreatif matematis di dalam aktivitas membatik masyarakat Pelayangan Jambi Kota Seberang; untuk mengetahui unsur- unsur berpikir kritis matematis di dalam aktivitas membatik masyarakat Pelayangan Jambi Kota Seberang; dan untuk mengetahui implikasi hasil penelitian ini terhadap pembelajaran matematika.  Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dengan pengrajin batik, dan wawancara dengan guru matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai kegiatan proses membatik masyarakat Pelayangan mempunyai nilai etnomatematika yang ditemukan dalam aspek-aspek etnomatematika seperti aspek membilang, mengukur, penentuan letak, merancang dan menjelaskan. Bentuk aktivitas membatik masyarakat Pelayangan yang bernuansa matematika seperti konsep perbandingan, kekongruenan, konsep luas bidang datar, konsep refleksi, translasi dan rotasi dapat dipraktikkan dan dikembangkan dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kurikulum 2013. Penelitian ini menghasilkan suatu sintaks pembelajaran matematika dengan pendekatan etnomatematika yang diadopsi dari kegiatan membatik yang digunakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang Jambi Kota Seberang. Kata kunci: proses membatik, etnomatematika, pembelajaran matematika    This study aims to know the elements of mathematical creative thinking contained in batik activity of Pelayangan Jambi Kota Seberang; to know the elements of critical thinking mathematically contained in batik activity of Pelayangan Jambi Kota Seberang; and to know the implication of the result of this study to mathematics learning. Research data was obtained from observation, interviews with batik craftsmen, and interviews with math teachers. The results showed that various activities of batik process of Pelayangan people have ethnomathematics value found in aspects of ethnomathematics such as aspects of counting, measuring, determining the location, designing and explaining. The batik activities of the community displaying mathematical concepts such as comparison, congruence, the broad concept of flat field, the concept of translation, rotation and reflection can be practiced and developed in learning the mathematics of Junior High School in the 2013 curriculum. This research produces a syntax of mathematics learning by using the ethnomatematic approach which is adapted from batik activities used in Madrasah Tsanawiyah Negeri Olak Kemang Jambi Kota Seberang.  Keywords: batik process, ethnomathematics, mathematics learning 
Analisis Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Konsep Pembelajaran Aritmatika-Bahasa di Sekolah Dasar Kuntarto, Eko
Jurnal Gantang Vol 3 No 2 (2018): September
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.257 KB) | DOI: 10.31629/jg.v3i2.629

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman guru terhadap konsep pembelajaran aritmatika-bahasa. Populasi adalah guru sekolah dasar kelas I - III. Responden berjumlah 30 orang. Analisis dilakukan untuk menggambarkan: (1) tingkat pemahaman guru tentang kurikulum, (2) buku teks, (3) kurikulum pelatihan, dan (4) proses pembelajaran. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa: (1) pemahaman terhadap kurikulum adalah yang paling tinggi sebesar 30,66%; (2) buku pembelajaran sebesar 16,66%; (3) kurikulum pelatihan 0,27%; (4) proses pembelajaran 75,55%. Analisis komponen Perencanaan Pendidikan (RPP) menghasilkan skor rata-rata 53,45% pada tingkat pemahaman guru, lebih kecil dari skor pedoman minimum 76%. Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran, diketahui bahwa hanya 23,22% responden atau 7 orang yang memperoleh skor baik. Itu artinya tingkat pemahaman tentang konsep pembelajaran aritmatika-bahasa relatif rendah. Dari hasil penelitian ini disajikan dengan saran-saran berikut: (1) harus ada langkah-langkah untuk meningkatkan pembelajaran elemen aritmatika-bahasa pemahaman guru, (2) kurikulum pelatihan harus menekankan pemahaman konseptual. Kata kunci: pemahaman; guru aritmatika; kurikulum This study aimed to describe the level of teachers understanding of the concept of arithmetic- language learning. The population was grade I – III of elementary school teacher. Respondents were 30 people. Analyzes were performed to describe: (1) the level of teachers understanding of the curriculum, (2) textbooks, (3) training curriculum, and (4) the learning process. Based on data analysis, it is shown that: (1) understanding of the curriculum is the highest 30.66%; (2) learning books is 16.66%; (3) training curriculum is 0.27%; (4) the learning process is 75.55%. Analysis of the components of the Lesson Plan (RPP) yielded an average score of 53.45% level of understanding of teachers, smaller than the minimum guideline score 76%. Based on the observation of the learning process, it is known that only 23.22% of respondents or 7 people who obtain a score well. That means that the level of understanding of the heritage of the concept of arithmetic-language learning is relatively low. From the results of this study, it is suggested that: (1) there should be measures to enhance learning of arithmetic-language element of understanding teachers, (2) training curriculum should emphasize conceptual understanding. Keywords: comprehension; arithmetic teacher; curriculum
STUDI SEMANTIK-KOMPARATIF KESANTUNAN DALAM BAHASA INGGRIS, INDONESIA, MELAYU, DAN JAWA Kuntarto, Eko
Belajar Bahasa Vol 3, No 2 (2018): BELAJAR BAHASA
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.221 KB) | DOI: 10.32528/bb.v3i2.1585

Abstract

Akhir-akhir ini,studi linguistik-kesantunan telah berkembang dengan pesat. Berbagai perspektif telah diajukan oleh para ahli bahasa, terutama mereka yang fokus pada pragmatik. Dua di antaranya paling berpengaruh, yaitu Pandangan Face-Saving Theory yang digagas Brown & Levinson, dan Pandangan Kontrak Percakapan yang digagas oleh Fraser. Selama bertahun-tahun kedua teori tersebut menjadi referensi utama studi kesantunan. Namun kemudian disadari, bahwa tidak ada model studi kesantunan yang paling sempurna dan dominan dalam kajian linguistik.Teori Face-Saving memiliki kelemahan utama dalam menetapkan generalisasi. Kesantunan adalah fenomena syarat-budaya. Tidak ada satu pun budaya di dunia ini yang serupa. Oleh karena itu, fenomena kesantunan harus diposisikan sebagai bergantung pada budaya. Teori Kontrak Percakapan memiliki kelemahan dalam validitas data. Konstruk teori tersebut masih sebatas sebagai desain yang belum mapan penerapannya dalam penggunaan bahasa yang nyata. Penelitian ini difokuskan pada perspektif semantik terhadap femomena kesantunan pada empat bahasa, yaitu Bahasa Ingris, Indonesia, Melayu, dan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kelemahaman kedua teori kesantunan terdahulu. Data dikumpulkan dengan merekam percakapan interaksi interpersonal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan semantik konsep kesantunan dalam bahasaInggris, Indonesia, Melayu, dan Jawa.Kata-kata kunci: Bahasa Inggris, Jawa, Indonesia, kesantunan, Melayu, semantik
BAHASA DAN KEKUASAAN POLITIK OPOSAN DI INDONESIA: ANALISIS Wacana KRITIS kuntarto, eko
Jurnal Kiprah Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kiprah Volume 6 Nomor 2, Desember 2018
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.974 KB) | DOI: 10.31629/kiprah.v6i2.860

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi-relasi kekuatan tak-tampak (hidden power) dengan proses ideologis yang muncul dalam wacana lisan atau tulisan. Fokus penelitian ini adalah pada gaya bahasa yang dipilih oleh para politikus oposan. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Wacana Kritis model Fairclough. Korpus data diperoleh secara acak dari 4 media sosial daring nasional yang tersaji di internet. Data diambil selama 3 bulan. Dari hasil penelitian diketahui, ada 4 kelompok dan 36 jenis gaya bahasa yang digunakan oleh para politikus dalam bertutur di media sosial daring, yaitu ironi (21 jenis), perbandingan (7 jenis), pertentangan (4 jenis), dan penegasan (4 jenis). Hasil juga diketahui 4 fenomena gaya bahasa politikus oposan di Indonesia, yaitu, 1) kecenderungan untuk menggunakan diksi yang bermakna sarkastik, melecehkan, membuli, menyudutkan, menyatakan yang sebaliknya, dan apriori; 2) kebenaran realistis dikalahkan oleh kebenaran praktis, 3) hilangnya sikap empati, penghargaan, dan kesantunan; 4) bahasa digunakan sebagai alat politik, dan bukan sebagai alat interaksi sebagaimana dimaksud dalam teori kesantunan berbahasa.
Kemampuan Mahasiswa PGSD dalam Merancang dan Melaksanakan Pembelajaran Berbasis High Order Of Thinking Skills Kuntarto, Eko; Alirmansyah, Alirmansyah; Kurniawan, Agung Rimba
Jurnal Kiprah Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Kiprah
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.128 KB) | DOI: 10.31629/kiprah.v7i2.1454

Abstract

The results of a survey of the world body in the fields of writing, mathematics, and science as a measure of literacy progress, the results show the ability of high-level thinking or High Order of Thinking Skills (HOTS) students in Indonesia is low and is ranked 69 out of 76 countries. The results are a reflection of the renewal of the learning system in LPTK, including students in the Primary School Teacher Education (PGSD) study program. This research is a descriptive study because it describes the ability of PGSD students in planning and implementing HOTS-based learning in elementary schools. Respondents 154 people. The results showed the ability in basic knowledge of HOTS learning was still low, only 52.24% had passed. The remaining 47.76% did not meet the Minimum Mastery Criteria (KKM). The aspects of planning HOTS learning are still low, only 59.58% of students meet the KKM. Aspects of the ability to carry out HOTS-based learning, 49.03% of students do not meet the KKM. In the aspect of designing and implementing HOTS-based assessment, 51.30% did not reach the KKM. Conclusions of the study, the majority of students have not demonstrated good skills in planning and implementing HOTS learning in elementary schools.
PEMANFAATAN PORTAL RUMAH BELAJAR KEMENDIKBUD SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH DASAR Yanti, Minanti Tirta; Kuntarto, Eko; Kurniawan, Agung Rimba
Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/aw.v5i1.1306

Abstract

This research is a qualitative research with a type of phenomenology. This study aims to describe the use of the Kemendikbud Learning House Portal in the learning process in elementary schools. The sampling technique used in the study is purposive sampling with the subject of research being the teacher who has used the Kemendikbud Learning House Portal in the learning process in the classroom. Data collection techniques are carried out through observation, structured interviews and document studies. The data obtained are qualitative data which contains a description of the results of learning observations and teacher interviews regarding the use of the portal Home Learning, learning activities and steps taken by teachers in utilizing the Kemendikbud Learning House portal as a model of online learning in elementary schools. The study was carried out at Public Elementary School 112/I, Perumnas and Public Elementary School 13/I, Muara Bulian. The results showed that the learning steps taken by the teacher in utilizing the Kemendikbud Learning House portal were started from the preparation and implementation of learning which included the opening, core and closing learning activities. Some features that have been used by teachers in learning are Learning Resources, Electronic School Books (BSE), and Question Banks. While the methods used by teachers in utilizing the home learning portal as an online learning model during the learning process can be grouped in (1) Classical / Demonstration Presentations, (2) Small Group Discussions and (3) Individual Learning.
STRATEGI MENANGANI KESULITAN MENULIS (DISGRAFIA) MELALUI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DI SEKOLAH Sari, Novita; Kusmana, Ade; Kuntarto, Eko
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v2i1.3265

Abstract

Disgrafia adalah anak-anak yang mengalami kesulitan dalam menulis dan kesulitan dalam hal menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk tertulis. Faktor-Faktor penyebabnya adalah kelainan neurologis yang menghambat kemampuan menulis secara fisik, sehingga anak mengalami kesulitan untuk memegang pensil dengan baik. Oleh karena itu guru perlu memahami gejala, ciri-ciri, dan jenis disgrafia. Serta menemukan strategi yang tepat untuk menangani anak disgrafia dalam hal keterampilan menulis. Guru harus menggunakan strategi yang disesuaikan dengan kondisi anak, karena tidak semua strategi pembelajaran cocok untuk digunakan dalam proses belajar mengajar. Tujuan penulisan artikel ini adalah menggambarkan strategi menangani kesulitan menulis (disgrafia) melalui pembelajaran partisipatif di Sekolah. Adapun strategi yang bisa digunkan oleh guru diantaranya strategi kegiatan pra menulis, menjiplak huruf, menulis huruf balok, dan menulis huruf bersambung.Kata Kunci: Disgrafia, belajar menulis, strategi pembelajaran. 
ASESMEN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU: STUDI KASUS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI Kuntarto, Eko; Maryono, Maryono
Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 13 No 2 (2020): Lentera
Publisher : LPPM STKIP PGRI Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52217/lentera.v13i2.666

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengases kompetensi pedagogik mahasiswa calon guru. Penelitian ini merupakan studi kasus. Objek penelitian adalah kompetensi pedagogik. Subjek penelitian adalah mahasiswa PGSD Universitas Jambi berjumlah 200 orang yang dipilih secara random. Instrumen penelitian menggunakan aplikasi Asesmen Kompetensi Guru (AKG). Data seluruhnya diambil secara daring. Analisis data dilakukan dengan klasifikasi berdasarkan skor rerata ideal dan simpangan baku ideal, serta analisis non parametrik dengan uji beda Kruskal-Wallis dan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan (1) penguasaan karakteristik peserta didik mahasiswa semester III adalah 68.33, semester V adalah 80.83m dan semester VII adalah 82.50; (2) Penguasaan teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik pada ketiga kelompok mahasiswa, masing-masing adalah 71.50, 81.25, dan 82.50; (3) kemampuan mengembangkan kurikulum, masing-masing adalah 63.50, 82.50, dan 81.25; (4) Kemampuan melakukan kegiatan pembelajaran yang mendidik, masing-masing adalah 55.90, 84.54, dan 83.72; (5) ada hubungan yang sigifikan antara ditempuh oleh mahasiswa calon guru dengan kompetensi pedagogik.
Pemerolehan bahasa anak berkebutuhan khusus (tunarungu) dalam memahami bahasa Haliza, Nur; Kuntarto, Eko; Kusmana, Ade
Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 2, No 1 (2020): JURNAL GENRE (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jg.v2i1.2051

Abstract

Children with hearing impairment are children with hearing loss who are classified into deaf and hard of hearing. The direct impact of disability is the obstruction of verbal / verbal communication, both speaking (expressive) and understanding the conversations of others (receptive). Obtaining the first language of a deaf child can be done with total communication. Total communication is the most effective communication system because in addition to using a form of communication orally or called oral, the activity of reading, writing, reading utterances, is also equipped with a form of cues. The purpose of this study was to determine the acquisition of language of children with special needs (deaf) in understanding language. Subjects in this study are children with special needs who experience speech impairment (hearing impairment) while the object of this study is focused on only one child, Mila Erdita, a 15-year-old child. This research refers to case studies with descriptive research type. Data collection techniques in this study will be done in three ways, namely; observation techniques, interview techniques, and documentation techniques. In this research, data processing that will be done is to describe the speech data of deaf children to see the acquisition of children's vocabulary. The results of this study indicate that deaf children can obtain a language of total communication using a form of communication orally or called oral, with the activities of reading, writing, reading utterances, also equipped with signs
Pengaruh afasia pada produksi ujaran dalam proses berbahasa Aprilda, Novia Miftakhul Mimma; Kuntartoa, Eko; Kusmana, Ade
Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Vol 3, No 1 (2021): JURNAL GENRE (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jg.v3i1.2180

Abstract

Berbahasa diperlukan kemampuan mengeluarkan kata-kata, ini berarti daerah Broca dan Wernicke harus berfungsi dengan baik. Kerusakan pada daerah tersebut dan sekitarnya menyebabkan terjadinya gangguan berbahasa yang disebut Afasia. Dalam berkomunikasi terdapat suatu proses yang harus dilakukan oleh individu yakni proses memproduksi ujaran. Untuk berkomunikasi seorang individu membutuhkan mental, proses mental ini yaitu pertama berkaitan dengan asumsi individu tentang pengetahuan interlokutor dan kedua adalah kooperatif. Tujuan proses produksi ujaran adalah untuk menghasilkan seperangkat bunyi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Proses Berbahasa yaitu proses produktif berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang menerima kode-kode bahasa yang bermakna.Â