Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KARAKTERISASI RECYCLE ALUMINIUM SCRAP UNTUK PISTON Muhamad Leon Habibi; Anita Susiana
Teknobiz : Jurnal Ilmiah Program Studi Magister Teknik Mesin Vol 11 No 2 (2021): Teknobiz
Publisher : Magister Teknik Mesin Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/teknobiz.v11i2.2460

Abstract

Kemampuan aluminium yang dapat di recycle (daur ulang) menjadikan aluminium sebagai salah satu material yang dikembangkan untuk menggantikan penggunaan aluminium primer. Keterbatasan ketersediaan aluminium di dunia karena penggunaannya yang terus meningkat menjadikan recycle aluminium scrap sebagai salah satu pilihan untuk mengurangi produksi aluminium primer (bauksit). Penggunaan recycle aluminium scrap untuk komponen mesin menjadi alternatif pilihan untuk keberlangsungan (sustainable) dunia industri kedepannya, salah satunya adalah piston. Proses recycle aluminium scrap dilakukan dengan cara melebur aluminium scrap ke dalam tungku hingga temperatur 570 ⁰C. Proses pengecoran yang di lakukan menggunakan dapur krusibel. Aluminium scrap yang telah di lelehkan di dalam tungku kemudian dituang ke dalam cetakan ingot. Karakterisasi material hasil cetakan meliputi uji komposisi kimia, uji mikrostruktur (mikroskop optik) dan pengujian mekanis (uji tarik dan uji kekerasan). Material recycle aluminium scrap tergolong dalam kategori hypereutectic karena memiliki komposisi Si sebesar 20,21 %. Unsur Si yang tinggi pada spesimen recycle aluminium membuat material coran Al menjadi getas. Dendrit yang terbentuk pada material recycle aluminium scrap lebih besar (coarse) jika dibandingkan dengan piston asli yang berakibat pada kekuatan tarik dan kekerasan material menjadi turun. Komposisi kandungan silikon dan unsur yang lain merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan keuletan selain meningkatkan laju pendinginan agar ukuran butir struktur mikro menjadi lebih halus. Memodifikasi proses perlakuan panas dapat juga di lakukan untuk mendapatkan struktur mikro dan sifat mekanik yang diinginkan.
Penerapan Teknologi untuk Peningkatan Produktivitas dan Pemasaran Criping Pisang Kelompok Wanita Tani Soka Makmur Anita Susiana; Ratna Kartikasari; Solikhah Retno Hidayati
Jurnal Pengabdian Multidisiplin Vol. 1 No. 3 (2021): Jurnal Pengabdian Multidisiplin
Publisher : Kuras Institute & Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (923.253 KB) | DOI: 10.51214/japamul.v1i3.142

Abstract

Usaha criping pisang Kelompok Wanita Tani (KWT) Soka Makmur mulai dijalankan pada tahun 2018. Tempat usaha criping pisang terletak di Dusun Kadisoka, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Pembuatan criping pisang rutin berproduksi setiap bulan. Namun sejak ada Pandemi Covid-19, produksi kripik pisang berhenti total selama hampir 4 bulan. Dengan berhentinya produksi, berarti pula penghasilan anggota KWT Soka Asri berkurang. Permasalahan pertama adalah keterbatasan pasar, karena selama ini criping pisang lebih banyak dipasarkan melalui grup whatsapp yang dimiliki oleh anggota, dan sebagian kecil dititipkan ke toko-toko oleh-oleh. Permasalahan kedua adalah proses produksi yang masih konvensional, sehingga hanya mampu menerima pesaranan dalam jumlah yang terbatas. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pelatihan pemasaran online dan penerapan teknologi untuk meningkatkan kualitas produk. Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas pelaku usaha dan peningkatan kualitas produksi criping pisang. Setelah intervensi teknologi dalam kegiatan pengolahan criping pisang, ada peningkatan dalam kapasitas produksi berupa peningkatan frekuensi produksi. Semula, ibu-ibu anggota KWT Soka Makmur hanya mampu memproduksi criping satu kali dalam sebulan. Sekarang, kapasitas produksi meningkat menjadi hamper empat kali dalam satu bulan. Peningkatan pengetahuan melalui kegiatan pelatihan yang diikuti oleh anggota KWT Soka Makmur menghasilkan perluasan pasar. Pesanan criping pisang meningkat hingga 25% tiap kali produksi, sehingga tambahan penghasilan anggotanya juga meningkat.
ANALISA LAJU KOROSI MATERIAL AA7050 DI LINGKUNGAN 3,5% NaCl DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR Na2WO4 Anita Susiana; M.N Ilman
KURVATEK Vol 4 No 2 (2019): November 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v4i2.1574

Abstract

Aluminium merupakan salah satu logam ringan yang paling banyak digunakan di dunia industri termasuk industri pesawat terbang saat ini karena beberapa keunggulan diantaranya memiliki kekuatan tarik yang relatif tinggi, mempunyai sifat mampu bentuk (formability) yang baik, bersifat non magnetik serta tahan terhadap korosi. Aluminium merupakan logam yang sangat aktif, karena apabila berada di lingkungan yang mengandung oksigen, akan bereaksi untuk membentuk lapisan tipis oksida transparan diseluruh permukaannya yang terbuka. Selaput inilah yang mengendalikan laju korosi dan melindungi logam dibawahnya. Oleh karena itu, komponen-komponen yang terbuat dari aluminium dan paduan-paduannya biasanya memiliki umur yang panjang. Tetapi, Jika selaput ini rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi, korosi logam akan terjadi dengan cepat termasuk logam aluminium paduan 7050. Penggunaan inhibitor merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk melindungi logam dari korosi. Inhibitor ditambahkan untuk mengurangi reaksi antarmuka logam dengan lingkungan, dimana terbentuk lapisan pasif yang menghambat laju pertukaran ion-ion pada logam. Metode penelitian uji laju korosi menggunakan metode polarisasi potensiodinamik dilingkungan 3,5% NaCl. Jenis Inhibitor yang digunakan adalah inhibitor anorganik Na2WO4 dengan variasi konsentrasi 0,1%, 0,3%, 0,5% dan 0,7%. Pengujian mekanis dilakukan sebagai data penunjang yang meliputi uji komposisi, uji tarik, uji kekerasan dan uji strukturmikro. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa konsentrasi optimal inhibitor untuk material aluminium paduan 7050 dilingkungan 3,5% NaCl yaitu pada konsentrasi 0,3% Na2WO4 dengan angka laju korosi sebesar 0,28 mpy. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan spesimen uji korosi tanpa menggunakan inhibitor yaitu sebesar 2,42 mpy. Penurunan laju korosi terjadi karena adanya inhibitor yang ditambahkan untuk mengurangi reaksi antarmuka logam dengan lingkungan Terjadinya penurunan angka laju korosi menunjukkan adanya pergeseran ke arah positif yang berarti terjadi proses adsorpsi dan terbentuk lapisan pelindung pada permukaan logam sehingga proses oksidasi dapat ditahan. Penurunan laju korosi terjadi karena adanya inhibitor yang ditambahkan untuk mengurangi reaksi antarmuka logam dengan lingkungan. Kata Kunci: Aluminium 7050, pesawat, korosi, inhibitor, Na2WO4