Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POLIGAMI/POLIGINI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Mas'ud, Muhamad; Abdurrahman, Asep; Al-Fahmi, Faiz Fikri
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 13 No 2 (2019): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.214 KB) | DOI: 10.33592/islamika.v13i2.345

Abstract

AbstractMarriage is formed to create a harmonious, happy, and prosperous family (sakinah, mawaddah, and rahmah). Polygyny or better known as polygamy has always been a subject of fiqh which has always been excellent among fiqh experts and researchers of Islamic law. This form of polygamy is well known among medes, babylonia, abyssinia, and Persians. The Prophet Muhammad allowed polygamy among his people because it was also practiced by the Greeks, among whom even a wife could not only be exchanged but could also be traded commonly among them. Australia and Mormons in America. Even Hinduism in India does not prohibit polygamy. The jahiliyyah Arabs married a number of women and regarded them as possessions, even in large part, especially as they were not part of a marriage because the women could be brought, owned and sold as they pleased. Polygamy becomes an emergency exit for a husband who has been established in household mahligai as a protection against adultery.  AbstrakPerkawinan dibentuk untuk menciptakan keluarga yang bernuansa harmonis, bahagia, dan sejahtera, (sakinah, mawaddah, dan rahmah). Poligini atau lebih dikenal dengan istilah poligami senantiasa menjadi bahasan fiqih yang selalu menjadi primadona dikalangan para ahli fiqih dan para peneliti hukum Islam. Bentuk poligami telah dikenal diantara orang-orang medes, babilonia, abesinia, dan Persia. Nabi Muhammad SAW membolehkan poligami diantara masyarakatnya karena telah dipraktekkan juga oleh orang-orang yunani yang diantaranya bahkan seorang istri bukan hanya dapat dipertukarkan tetapi juga dapat diperjual belikan secara lazim diantara mereka. Australia serta mormon di Amerika. Bahkan ajaran hindu di India tidak melarang poligami. Orang-orang arab jahiliyyah menikahi sejumlah wanita dan menganggap mereka sebagai barang kepunyaan bahkan dalam sebagian besar khususnya ia bukanlah bagian perkawinan karena para wanita itu dapat dibawa, dimiliki, dan dijual sekehendaknya. Poligami menjadi sebuah emergency exit bagi seorang suami yang telah mapan dalam mahligai rumah tangga sebagai proteksi terhadap perbuatan perzinaan.
TINJAUAN KRITIS FENOMENA HABAIB DALAM PANDANGAN MASYARAKAT BETAWI Al Fahmi, Faiz Fikri
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 11 No 2 (2017): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v11i2.432

Abstract

Masyarakat Betawi Batu ceper Kota Tangerang memiliki perbedaan dan keunikan dalam menghormati para habib dan kiai, Dimana status habib bagi seseorang dipandangnya mulia, melebihi kemuliaan seorang kiai yang tidak berstatus habib. Masyarakat Betawi Batu Ceper seakan-akan menilai bahwa habib lebih tinggi dari seorang ustadz walau secara keilmuan lebih matang seorang kiai dari pada habib. Tujuan penelitian ini adalah, (1) mengetahui sejarah habib di Betawi, (2) mengetahui peran habib dalam penyebaran Islam di Betawi, (3) mengetahui pola kehidupan beragama masyarakat Betawi, (4) mengetahui pandangan, sikap dan kecenderungan orang Betawi terhadap habaib, dan (5) mengetahui apa penyebab ketokohan habib di kalangan masyarakat Betawi. Penelitian ini menggunakan data-data atau sumber-sumber yang ada hubungannya dengan penelitian tesis ini, data tersebut antara lain meliputi: observasi partisifatif, yaitu dengan mengunjungi tempat penelitian dan sekaligus mengikuti atau berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan majelis taklim yang diselenggarakan untuk mengamati fenomena habaib dalam pandangan masyarakat Betawi. Dan juga sumber lisan dengan cara wawancara dengan tokoh, ulama, dan masyarakat setempat dan selanjutnya menggunakan sumber tertulis melalui dokumen pribadi dan juga buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu orang Arab di Betawi awalnya bertujuan untuk mencari kemakmuran dengan cara berdagang. Selanjutnya mereka menyebarkan Islam di kalangan masyarakat Betawi. Peran habaib sangat besar pengaruhnya dalam proses Islamisasi di Betawi. Masyarakat Betawi sangat kental akan ajaran Islamnya, mereka umumnya mencintai dan menaru sikap penghormatan yang tinggi terhadap para tokoh agama. mereka mempunyai nilai penghargaan yang tinggi kepada ulama karena kapasitas keilmuannya sangat mumpuni. terlebih ulama yang hadir dari kalangan habib. Karena dianggapnya sebagai tali keturunan yang murni dari sang pembawa ajaran Islam yaitu Nabi Muhammad SAW.
TARBIYATUL QULUB MELALUI DZIKIR Haromaini, Ahmad; Rachman, Abdul; Al-Fahmi, Faiz Fikri
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 14 No 2 (2020): Juli-Desember
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v14i2.1091

Abstract

Abstract Humans were created with a clear mission. According to the expert commentators, there are three missions carried out by humans as Allah Almighty's creatures on earth, the mission of worshiping, the caliph, playing a role in prospering the earth. Then he was given some potential. One of these potentials is the heart "qalb". In several verses of the al-Qur'an, it is stated that there is positive compensation that can be given to the heart if the dhikr methods are followed and carried out by the owner of the heart. Then how do the views of the commentators explain this correlation in some commentary literature? What is meant by the peace of mind that results from dhikr? This study uses a qualitative research method by analyzing the verses related to the research question and then analyzed with data taken from the opinions of the commentators. The research result states that tarbiyatul qulub through dhikr is to have peace because it makes Allah swt. the main one is nothing but the trembling heart mentioned by the name of Allah Almighty. out of respect for Allah swt. and glorification to Him which has been evident of the majesty of Allah Almighty.  AbstrakManusia diciptakan dengan misi yang jelas. Menurut pakar tafsir, ada tiga misi yang diemban manusia sebagai makhluk Allah swt di muka bumi, misi beribadah, khalifah, berperan memakmurkan bumi. Kemudian ia diberikan beberpa potensi. Salah satu potensi tersebut adalah hati “qalb”.  Pada beberapa ayat al-Qur’an disebutkan terdapat kompensasi positif yang dapat diberikan kepada hati bila cara-cara berdzikir ditempuh dan dilakukan oleh yang pemilik hati. Lalu bagaimana pandangan para mufassir menjelaskan korelasi tersebut dalam beberapa literature kitab tafsir? Apa yang dimaksud dengan ketenteraman hati yang diperoleh dari hasil berdzikir? Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menganalisis ayat-ayat yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian dan kemudian dianalisa dengan data-data yang diambil dari pendapat para mufassir. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tarbiyatul qulub melalui berdzikir adalah memiliki ketenteraman karena menjadikan Allah swt. yang utama bukan yang lain serta bergemetaran hati yang disebutkan nama Allah swt. karena rasa hormat kepada Allah swt. dan pengagungan kepada-Nya yang telah tampak jelas akan keagungan yang dimiliki Allah swt. 
IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA TERHADAP KESEHATAN MENTAL DAN FISIK DALAM UPAYA PENCEGAHAN WABAH COVID-19 AL Fahmi, Faiz Fikri; Firdiyani, Fitria
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 1 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v15i1.1556

Abstract

The practice of religious teachings, apart from being able to provide curative therapy, also has a preventive aspect to mental or mental disorders. In religion, mental health is a person's ability to manage psychological functions so as to create a good adjustment between himself, both with other humans, other living creatures, the environment, the universe and with God dynamically based on the Qur'an. and Hadith. So by practicing religious values ​​in daily life, problems related to the Covid-19 outbreak and mental health can be resolved. Basically, the purpose of religion is to determine a person to accept the reality of life that has been arranged by God. Therefore it can also be said that religion has a function on physical and mental health which is very important in human life, without religion it is impossible for humans to feel happiness and peace of life. Without religion, it is impossible to foster a safe and peaceful atmosphere. Keywords: Religion, Mental Health, Physical Health, Covid-19 Pandemic
DISKURSUS MASAIL FIQHIYYAH TERHADAP PEMAHAMAN DAN PRAKTIK IBADAH AMALIYAH MAHASISWA FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM SYEKH-YUSUF TANGERANG karmawan, karmawan; AL Fahmi, Faiz Fikri; Rahmawati, Aslihatul
Islamika : Jurnal Agama, Pendidikan dan Sosial Budaya Vol 15 No 2 (2021): Islamika
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33592/islamika.v15i2.2166

Abstract

Masail fiqhiyah mempunyai dua makna yaitu sebagai masalah-masalah yang bersifat kontemporer, sekaligus merupakan disiplin dari ilmu fikih untuk menetapkan hukum pada masalah baru yang belum ada hukumnya dengan menggunakan metode Ijtihad. Artikel ini mengkaji tentang masalah fiqhiyyah yang berkembang di kalangan mahasiswa pada prodi Pendidikan agama Islam Fakultas Agama Islam UNIS dan masyarakat umumnya terkait masalah kontemporer, adapun objek kajian masail fiqhiyyah ini, relevansi fiqih kontemporer dengan doktrin klasik, fleksibilitas dan keluasan hukum Islam, maqaṣid syari‟ah sebagai metode ijtihad kontemporer, dan pintu ijtihad dibuka kembali. Penelitian ini menyimpulkan bahwa solusi konkret dalam mengurai problematika hukum Islam kontemporer. Untuk mencapai pemahaman yang komprehensif dalam mengurai dan memahami nilai dan pesan yang terkandung dalam hukum Islam, maka penerapan teori Maqaṣid Syariah mutlak diperlukan dalam ijtihad kontemporer. Hal ini demi lahirnya fiqih yang humanis, elastis, dan egaliter. Dengan demikian diharapkan mampu berdialektika dengan problematika yang terus bermunculan.Kata Kunci: Masail fiqhiyyah, Pemahaman ibadah, Praktik ibadah mahasiswa
Pengaruh Pelatihan Pblic Speaking terhadap Keaktifian Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Imam Maulana; Ahmad Haromaini; Faiz Fikri Al Fahmi
Qiro'ah : Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 11 No 1 (2021): Qiro'ah : Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33511/qiroah.v11n1.39-51

Abstract

This research was conducted with the aim of knowing students in the show much influence the public speaking training has on the learning atctiveness of 8th grade students in the subject of islam religious education at SMP Prima Bakti Kecamatan Panongan Kabupaten Tangerang. The research method used is quantitative research methods with data collection techniques in the form of distributing questionnaires. The respondents of this study were 50 students, based on the results of data processing and discussion, it was concluded that the public speaking training had a strong effect of 44,89% on the learning activeness of students in the subject of Islamic religious education and in testing the hypothesis t count>t table means that Ho is rejected and accepted ha
PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI DI SMK AL HIKMAH CURUG KABUPATEN TANGERANG Dila Rosdiana Sofya; Ahmad Haromaini; Faiz Fikri Al Fahmi
Rausyan Fikr : Jurnal Pemikiran dan Pencerahan Vol 18, No 1 (2022): RAUSYAN FIKR
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/rf.v18i1.6051

Abstract

ABSTRAK  Metode Problem Solving Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di  SMK Al-Hikmah Curug Kabupaten Tangerang. Dengan jumlah populasi sebanyak 114 siswa/siswi dan sampel nya 66  dan pada tingkat 0,01 dan 0,05 untuk uji dua pihak. Pendidikan Agama dalam sekolah itu sangat penting, tetapi juga harus menggunakan metode yang tepat agar penyampaian suatu materi memberikan kesan yang bermakna. Saya menggunakan Metode problem solving bukan hanya sekedar metode pembelajaran tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan menggunakan rumus Product Moment, dan pendekatan kuantitatif dengan melalui Skala Likerts, dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut Hal ini diperkuat dalam didapatnya hasil dengan tingkat kesalahan 5% ( 0,05 ) diperoleh dari hasil thitung 17,56 sementara  ttabel 2,000 atau  (thitng 17,56 > ttabel 2,000). Maupun pada taraf signifikan dengan tingkat kesalahan  1% (0,01) diperoleh dari hasil thitung 17,56 sementara ttabel 2,660 atau (thitung 17,56 > ttabel 2,660). Dan hasil penelitian dari perhitungan koefisien determinasi dapat diketahui pengaruh metode problem solving terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam   terdapat 82,8%  pengaruh yang sangat kuat dan selebihnya 17,8%  dipengaruhi faktor lain. Dengan demikian Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh metode problem solving terhadap motivasi belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI SMK Al-Hikmah Curug Kabupaten Tangerang di tolak dan demikian Ha diterima.