Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Intensitas Penggunaan Smartphone Dan Kualitas Tidur Remaja Grace Fresania Kaparang; Juwita Rachel
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 8 No 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v8i1.2856

Abstract

Latar belakang: Berkurangnya waktu tidur dari remaja dapat disebabkan karena penggunaan berlebihan dari smartphone. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan penggunaan smartphone dan kualitas tidur remaja. Metode: Penelitian ini merupakan studi korelasi, dengan analisa data menggunakan uji Spearman correlation. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kualitas tidur dan penggunaan smartphone yang valid dan reliable pada partisipan yang bersedia mengisi kuesioner online. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas (88,6%) dari partisipan menggunakan smartphone dalam kategori intensitas rendah, sedangkan untuk kualitas tidur 65,7% partisipan memiliki kualitas tidur dalam kategori tinggi. Hasil korelasi Spearman menunjukkan angka signifikan p=.041 (<.05) dan nilai r=-.347. Diskusi: Penelitian  ini mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara penggunaan smartphone dan kualitas tidur remaja dengan keeratan lemah dan arah negative. Semakin rendah intensitas penggunaan smartphone maka semakin tinggi kualitas tidur.
Gambaran Sikap Mengampuni pada Orang Dewasa yang Mengalami Hipertensi Essensial Stephanie Brenda Kandou Togas; Grace Fresania Kaparang; Nova Lina Langingi
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 2 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i2.808

Abstract

Silent Killer tetap menjadi masalah kesehatan global yang cukup besar. Tindakan pengampunan dapat membuat hasil besar bagi kesehatan dan salah satunya mengurangi tekanan darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran sikap mengampuni pada orang dewasa yang mengalami hipertensi essensial di Kelurahan Kakaskasen 1 Tomohon. Metode yang digunakan yaitu metode observasional analitik deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Analisa data menggunakan uji Spearmans correlation dan pengumpulan data menggunakan kuesioner Heartland Forgiveness Scale untuk sikap mengampuni dan untuk tekanan darah menggunakan alat tensi aneroid. Hasil analisaunivariat menunjukan bahwa dari 55 responden, 11 (20%) orang memiliki tekanan darah normal, 23 (41.8%) orang pre-hipertensi, 21 (38.2%) orang hipertensi sedangkan dari sikap mengampuni, menunjukan bahwa responden kebanyakan memiliki sikap mungkin mengampuni dan tidak ada yang tidak mengampuni. Uji spearman menunjukkan tidak ada korelasi statistik yang signifikan antara sikap mengampuni secara keseluruhan beserta subskalanya(sikap mengampuni diri, orang lain maupun situasi) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.Bagi penderita hipertensi untuk dapat meningkatkan sikap mungkin mengampuni kepada sikap yang suka mengampuni. Perlu bagi pemberi jasa kesehatan untuk mengingatkan hal ini dalam edukasi kesehatan untuk memperbaiki dan bahkan mencegah hipertensi. Rekomendasibagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini menjadi eksperimental dengan terapi mengampuni pada penderita hipertensi, ataupun dengan menambahkan variabel yang mempengaruhi psikologi dan fisiologi terhadap sikap mengampuni seperti keadaan ekonomi, pekerjaan, keluarga, perbedaan keyakinan, budaya, pengalaman hidup dalam berinteraksi dengan orang lain dan berbagai faktor lain. The Silent Killer remains a sizable global health problem. The act of forgiveness can have big health outcomes and one of them is reducing blood pressure. The purpose of this study was to describe the attitude of forgiveness in adults with essential hypertension in Kakaskasen 1 Tomohon. The method used is descriptive correlative analytic observational method with a cross sectional approach. Analysis of the data using the Spearmans correlation test and data collection using the Heartland Forgiveness Scale questionnaire for forgiveness and for blood pressure using an aneroid blood pressure device. The results of the univariate analysis showed that from 55 respondents, 11 (20%) people had normal blood pressure, 23 (41.8%) had pre-hypertension, 21 (38.2%) had hypertension, while from the attitude of forgiveness, it showed that most respondents had an attitude of perhaps forgiving and no one does not forgive. Spearman's test showed that there was no statistically significant correlation between forgiveness as a whole and its subscale (forgiving oneself, others and situations) with systolic and diastolic blood pressure. For people with hypertension, it is possible to increase forgiveness to a forgiving attitude. It is necessary for health service providers to remind this in health education to improve and even prevent hypertension. Recommendations for further researchers can develop this research into experimental with forgiveness therapy in patients with hypertension, or by adding variables that affect the psychology and physiology of forgiveness such as economic conditions, work, family, differences in beliefs, culture, life experiences in interacting with other people and various another factor.
PENGGUNAAN AROMATERAPI UNTUK NYERI PADA PASIEN MEDIKAL-BEDAH DI INDONESIA: SEBUAH TINJAUAN INTEGRATIF Nova Lina Langingi; Priscillia M. Saluy; Grace Fresania Kaparang
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 1 (2022): New Start
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i1.790

Abstract

ABSTRAK Aromaterapi sering disalahartikan dalam opsi penanganan nyeri. Penggunaan aromaterapi pada pasien dewasa di Indonesia diinvestigasi dengan penelitian tinjauan integratif Whitemore and Knoff, memuat artikel yang dipublikasi tahun 2012-2021, full paper, dalam Bahasa Indonesia, dari google cendekia, dan fokus pada pasien nyeri medikal-bedah, dengan kata kunci “aromaterapi untuk nyeri” dilaporkan dalam diagram pelaporan PRISMA. Enam artikel memenuhi kriteria “tinggi” oleh QualSyst tool. Ditemukan bahwa, indikasi penggunaan dari aromaterapi dalam bidang medikal adalah nyeri kepala dan kanker, dimana aromaterapi lavender serta aromaterapi lemon (kombinasi dengan progressive muscle relaxation). Selanjutnya, dalam bidang bedah, indikasi penggunaan aromaterapi adalah nyeri paska bedah mayor, post-laparatomy dan fraktur ekstremitas, dimana aromaterapi lavender, aromaterapi lemon dan juga lemon yang dikombinasi dengan guided imagery adalah pilihan-pilihan aromaterapi. Umumnya aromaterapi diberikan melalui administrasi inhalasi. Secara umum, ditemukan aromaterapi efektif menurunkan nyeri pada pasien medikal bedah. Perawat dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi lemon dan lavender untuk manajemen nyeri. Bagi manajemen Rumah Sakit untuk dapat mempertimbangkan penggunaan aromaterapi ini karena terbukti efektif dengan efek samping minimal dan rendah biaya. Kata kunci: aromaterapi, Indonesia, medikal-bedah, nyeri ABSTRACT Aromatherapy is often misinterpreted in pain management options. The use of aromatherapy in adult patients in Indonesia was investigated with Whitemore and Knoff integrative review design, including articles published in 2012-2021, full paper, in Indonesian, from Google Scholar, and focus on patients of medical-surgical pain, with the keyword of "aromatherapy for pain" reported in PRISMA reporting diagram. Six articles meet "high" criteria by the QualSyst tool. It was found that, indications of the use of aromatherapy in the field of “medical” are headaches and cancer, where lavender aromatherapy and lemon aromatherapy (combined with progressive muscle relaxation). Furthermore, in the field of “surgical”, indications of the use of aromatherapy are major post-surgical pain, post-laparatomy and fractures of extremities, where lavender aromatherapy, lemon aromatherapy and lemon combined with guided imagery are aromatherapy options. Generally, aromatherapy is administered via inhalation. In general, it was found that aromatherapy is effective in pain alleviation for medical-surgical patients. Nurses may consider the use of lemon and lavender aromatherapy for pain management. For hospital management to consider the use of aromatherapy because it has been proven effective with minimal side effects and low cost. Keywords: aromatherapy, Indonesia, medical-surgical, pain
MODEL ENTREPRENURSE: TINJAUAN INTEGRATIF Grace Fresania Kaparang; Anthony Stafford Pangemanan; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 6 No 1 (2022): Volume 6, Issue 1, 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol6.Iss1.795

Abstract

Abstract The unemployment rate of nurses is increasing and there are still many who adhere to the traditional perspective of the nursing profession as employees. This global competitive era, as well as this pandemic, requires out-of-the-box nurses who dare to open nursing practices as entrepreneurs in overcoming the rising of unemployment. The study attempted to investigate entrepreneurial nurse model with Whittemore and Knafl's integrative review design, analyzing the quality of the articles with the Alberta Heritage Foundation's QualSyst tool. The search strategy is with the keywords "perawat wirausaha" and "nurse entrepreneur", written in English and Indonesian, with articles published in the last 10 years. The results of an integrative review of five eligible articles resulted in an entreprenurse model. The entreprenurse model shows that the factors that influence entrepreneurship or entrepreneurial tendencies were starting from the student level (course period - urgency to get a job) and creativity. Then, departing from that, the identification of opportunities is carried out to become entreprenurse, however, there are also perceived barriers felt by the entreprenurses. Recommendations to the Faculty of Nursing to invest by providing opportunities for students to practice entrepreneurship in college and for nurse entrepreneurs to share their lived experiences that can provide insight into the identification of opportunities and how to overcome obstacles in entrepreneurship in the field of nursing. Keywords: entreprenurse, model Abstrak Angka pengangguran perawat semakin meningkat dan masih banyak yang menganut perspektif tradisional dari profesi keperawatan sebagai pegawai. Era kompetitif global dan juga pandemik ini, memerlukan perawat out-of-the-box yang berani membuka praktik keperawatan sebagai wirausahawan dalam mengatasi bertambahnya angka pengangguran. Studi ini mencoba menginvestigasi tren perawat wirausaha dengan desain tinjauan integratif Whittemore dan Knafl, menganalisis kualitas artikel dengan QualSyst tool dari Alberta Heritage Foundation. Strategi pencarian adalah dengan kata kunci “nurse entrepreneur” dan “perawat wirausaha”, berbahasa Inggris dan Indonesia, dengan artikel yang dipublikasi 10 tahun terakhir. Hasil tinjauan integratif dari lima artikel eligible menghasilkan model entreprenurse. Model entreprenurse menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecenderungan wirausaha atau kewirausahaan yaitu dimulai dengan tingkat mahasiswa (course period - urgensi mencari pekerjaan) dan kreativitas. Kemudian, berangkat dari itu, ada identifikasi peluang dilakukan untuk menjadi entreprenurse, tapi ada juga persepsi hambatan yang dirasakan oleh entreprenurse. Rekomendasi pada Fakultas keperawatan untuk dapat berinvestasi dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk praktek entrepreneurship di bangku kuliah dan kepada perawat wirausahawan untuk dapat berbagi pengalaman yang dapat memberikan wawasan mengenai identifikasi peluang dan cara mengatasi hambatan dalam kewirausahaan dalam bidang keperawatan. Kata Kunci: entreprenurse, model
Waktu Layar Gawai dengan Tingkat Kecemasan Anak Nova Lina Langingi; Citra Stevani Kondoj; Grace Fresania Kaparang
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 4 No 1 (2022): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v4i1.2759

Abstract

This study aims to determine the relationship between screen time and anxiety levels in children in East Lansot Tareran Village, North Sulawesi Province. The method used is a cross-sectional design with the formula frequency, percentage and Spearman rho. The sampling technique in this study was purposive sampling, with the total number of participants being 30 children. Data collection using the Spence Children's Anxiety Scale (SCAS) questionnaire. The results showed that as many as 43.3% of the child participants used 4-6 hours of screen time on their devices and the children who experienced an overall increase in anxiety were 43.3%. The results of the Spearman's rho statistical test found that SCAS had a p-value of .046 with r = .367. Furthermore, the obsessive-compulsive disorder (OCD) subscale analysis showed the value of p = .005 with r = .500. In conclusion, there is a significant weak relationship between screen time and anxiety levels and the higher screen time, the higher the child's anxiety level. Furthermore, there is a significant moderate relationship between screen time and OCD and the higher screen time, the higher the increase in OCD. Keywords: Children, Anxiety, Screen Time
GRIT DAN MINDSET PADA MAHASISWA KEPERAWATAN Grace Fresania Kaparang; Mega Gahauna
Klabat Journal of Nursing Vol 2 No 2 (2020): Nurses. The Heart of Healthcare!
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v2i2.501

Abstract

Abstract Grit or persistence is an individual effort exerted to achieve a long-term effort with a sustainable spirit and to develop this grittiness, a growth mindset is needed by that individual in order to believe or appreciate these abilities. The purpose of this study was to determine the relationship between grit and mindset among nursing students at Universitas Klabat, using a correlative method and consecutive sampling technique, consented by 226 students. Data analysis employing percentage, frequency, mean, standard deviation, and Spearman’s Correlation test. It is found that the grit of the participants averaged in 3.43 (SD= 0.531) signifying that the students were “quite gritty”. While for mindset the students were at the “intermediate mindset” level (M= 2.460; SD=0.676). Moreover, Spearman’s correlation revealed p=0.002 (<0.01) and r=-0.201 indicating a negative weak correlation between grit and mindset, signifying that the more gritty the student, the more fixed their mindset. It is recommended to conduct similar research to other students or study program and that the information about grit and mindset could be passed along throughout Universitas Klabat or other schools, and that also experimental study is suggested in the area of grit and mindset. For the institution, it is recommended that grit and mindset seminars, training, or workshops could be conducted for the students that they may aware of their situation and improve to be better and eventually achieve a successful learning experience. Keywords: grit, mindset, nursing, students Abstrak Grit atau ketekunan adalah usaha seseorang untuk mencapai tujuan jangka panjang dengan semangat yang berkelanjutan, dan untuk mengembangkan grit diperlukan growth mindset agar seseorang percaya akan kemampuan diri dan menghargai kemampuan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara grit dan mindset pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan teknik consecutive sampling diikuti oleh 226 mahasiswa yang setuju berpartisipasi. Analisa data menggunakan persentase, frekuensi, serta uji statistik Spearman’s Correlation menemukan rata-rata grit dari seluruh partisipan adalah M=3.43 (SD= 0.531) yang berarti partisipan berada pada skala “agak gritty”. Sedangkan rata-rata mindset dari partisipan berada pada nilai M= 2.460 (SD=0.676) yang berarti skala rata-rata “intermediate mindset” dan hasil uji Spearman’s correlation menunjukkan nilai p=0.002 (<0.01) dengan nilai r=-0.201 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan namun lemah antara grit dan mindset pada mahasiswa Keperawatan Universitas Klabat, yang artinya semakin gritty seorang mahasiswa, mereka berada pada mindset yang semakin fixed. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan menambah jumlah sampel dan memperluas penelitian ke fakultas lain agar informasi mengenai grit dan mindset juga dapat disalurkan kepada semua mahasiswa di Universitas Klabat bahkan di Universitas dan sekolah lain, serta dapat melakukan penelitian eksperimental pada area grit dan mindset. Bagi institusi, kiranya dapat mempelajari grit dan mindset, serta memberikan seminar, training atau workshop mengenai hal ini, sehingga mahasiswa boleh aware mengenai keadaan mereka. Kata kunci: grit, mindset, mahasiswa, perawat
Hubungan Resiliensi dan Kualitas Tidur Mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat Tahun Ajaran 2019/2020 Grace Fresania Kaparang; Wini Nabut
Klabat Journal of Nursing Vol 2 No 1 (2020): Nursing: It's us!
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v2i1.421

Abstract

Tidur merupakan proses biologis yang penting untuk kehidupan dan kesehatan yang optimal. Tidur berhubungan erat dengan kesehatan mental. Kualitas tidur dan resiliensi secara teoritis dapat membagi dasar mekanisme saraf yang saling mempengaruhi. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan resiliensi dan kualitas tidur pada mahasiswa profersi ners Universitas Klabat tahun ajaran 2019/2020. Metode Penelitian: merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji spearman. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Kesiliensi yang diterjemahkan dari Nicholson McBride Resilience Questionnaire (NMRQ), dan kualitas Tidur adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), yang diberikan kepada 60 responden. Hasil analisa: menunjukan bahwa dari 60 responden 27 (45%) responden memiliki resiliensi “luar biasa” dan 3 (5%) responden memiliki resiliensi “berkembang” sedangkan Kualitas Tidur 57 (95%) responden memiliki “Kualitas Tidur Buruk” dan 3 (5%) memiliki “Kualitas Tidur Baik”. Hasil uji statistik korelasi Spearman, ditemukan nilai r = -0.149 dan p = .255 (> .05). Dengan demikian tidak ada hubungan yang signifikan antara Resiliensi dan Kualitas Tidur pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat. Tahun Ajaran 2019/2020. Rekomendasi: bagi peneliti selanjutnya agar mengambil lebih banyak jumlah sampel dan mengobservasi perilaku resiliensi responden secara langsung dan tidak hanya bergantung pada kuesioner self-rated. Walaupun hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa kualitas tidur memiliki hubungan yang signifikan dengan resiliensi, tetapi, tetap disarankan kepada mahasiswa profesi untuk menjaga kualitas tidur, bukan hanya karena ada alasan yang lain, tapi, bisa jadi resiliensi akan menurun setelah kualitas tidur buruk jangka panjang. Kata kunci : resiliensi, kualitas tidur, mahasiswa
PERSEPSI PEROKOK DI MASYARAKAT MENGENAI HALANGAN BERHENTI MEROKOK Grace Fresania Kaparang; Evelita Mewoh; Nova Lina Langingi
NUTRIX Vol 5 No 2 (2021): Volume 5, Issue 2, 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol5.Iss2.583

Abstract

Abstract Cigarettes are one of the problems that are never resolved when it comes to proper handling. Cigarettes have become a phenomenal object in Indonesia because they are both revered and reviled, although many people are aware of the dangers of smoking, there are still many who insist on smoking. The purpose of this study was to determine the perception of the people of WINERU Village regarding the barriers to smoking cessation. The method used is a mixed quantitative-qualitative method with a sample of 45 participants using a convenience sampling technique. The Indonesian translation of the WHO's Tobacco Questionnaire for Surveys is used. The results obtained based on the research that the most smokers are men then the frequency of smoking is mostly every day. Furthermore, kretek cigarettes are consumed more than other types of cigarettes such as rolled cigarettes, cigars and vaping. Then the majority of smokers try to quit smoking. More sources of information are found on television than in magazines or newspapers and warnings on cigarette packages. However, if participants from television they also see cigarette advertisements that promote their products to be purchased. In addition, qualitatively, participants were prevented from quitting smoking because of the intrinsic influence of psychological problems, personal perceptions and physical symptoms. This research can provide additional information about the dangers of smoking and can encourage smokers in Wineru Village to quit smoking if they are truly committed to quitting. The government can also play an active role in reducing the prevalence of smokers. Also for cigarette companies to consider that the impact of smoking is only negative and not positive for health. Abstrak Rokok menjadi salah satu permasalahan yang tidak pernah tuntas bila dibicarakan tentang cara penanganan yang tepat. Rokok menjadi benda fenomenal di Indonesia karena dipuja sekaligus dicerca, sekalipun banyak orang sadar bahaya rokok, masih banyak yang bersikeras merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa WINERU mengenai halangan berhenti merokok. Metode yang digunakn ini menggunakan metode mixed kuantitatof-kualitatif dengan jumlah sampel 45 partisipan dengan teknik convenience sampling. Terjemahan Bahasa Indonesia untuk Tobacco Questionnaire for Surveys dari WHO digunakan. Hasil yang didapati berdasarkan penelitian yaitu perokok terbanyak adalah laki-laki lalu frekuensi merokok kebanyakan adalah setiap hari. Selanjutnya, jenis rokok kretek lebih banyak dikonsumsi dari pada jenis rokok lainnya seperti rokok linting, cerutu dan vape. Kemudian mayoritas perokok mencoba berhenti merokok. Untuk sumber informasi lebih banyak didapati lewat televisi daripada majalah atau koran dan peringatan pada paket rokok. Namun, jika partisipan dari televisi mereka juga melihat iklan rokok yang mempromosikan produknya agar dibeli. Selain itu, secara kualitatif, partisipan terhalang berhenti merokok juga karena pengaruh intrinsik masalah psikologis persepsi pribadi serta gejala fisik. Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi tentang bahaya merokok dan bisa mendorong para perokok di Desa Wineru untuk berhenti merokok jika benar-benar berkomitmen untuk berhenti. Pemerintah juga dapat berperan aktif untuk menurunkan prevalensi perokok. Juga bagi perusahaan rokok agar dapat mempertimbangkan bahwa dampak rokok itu hanya negatif dan tidak positif bagi kesehatan. Kata kunci: berhenti merokok, halangan, masyarakat, persepsi
PREFERENSI MUSIK DAN KECERDASAN EMOSI MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS KLABAT Grace Fresania Kaparang; Mega Gayo
NUTRIX Vol 4 No 1 (2020): Volume 4, Issue 1, 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol4.Iss1.422

Abstract

Emotional intelligence is crucial in life; thus, proper stimulations, including music, were necessary. The study aimed to identify the relationship between music preference and emotional intelligence and also to find if there is any significant difference in emotional intelligence among music preference groups. Descriptive correlational method with cross-sectional approach and purposive sampling technique were employed. Most of the students prefer unpretentious music genres and having "moderate" emotional intelligence (M=121.85, SD=11.3). No significant difference in emotional intelligence between music preference groups from Kruskal-Wallis analysis; however, Spearman's analysis shown that “sophisticated” music genre was positively weak correlated with emotional intelligence (p=.028<.05; r=.218). Furthermore, the music type of Gospel, New Age, Pop, Religious and Soundtracks type of music were positively weak correlated with emotional intelligence, while Punk was negatively weak correlated. It is recommended that profesi ners students be wise in music selection since music may have a significant impact on emotional intelligence, and for further studies should ensure that the participants are familiar with the STOMP that they may understand the genre. Furthermore, future studies also may use direct observatory analysis for emotional intelligence by giving situational experiment to the participant rather than just using a self-rated questionnaire. Keywords: emotional, intelligence, music, student, nurse Kecerdasan emosi memiliki peran yang sangat penting untuk kehidupan karena itu perlu adanya stimulus yang tepat, salah satunya dengan menggunakan musik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran preferensi musik serta kecerdasan emosi pada mahasiswa profesi ners Universitas Klabat serta mengidentifikasi perbedaan kecerdasan emosi berdasarkan preferensi musik dan juga untuk mengidentifikasi hubungan preferensi musik dengan kecerdasan emosional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan paling banyak mahasiswa menyukai musik dengan genre unpretentious dan memiliki kecerdasan emosi “sedang”. Ditemukan juga bahwa tidak ada perbedaan dalam kecerdasan emosional berdasarkan preferensi musik berdasarkan uji Kruskal-Wallis, namun dari uji Spearman menunjukkan bahwa Gospel, New Age, Pop, Religious dan Soundtracks memiliki hubungan positif dengan kecerdasan emosi, sedangkan musik Punk memiliki hubungan yang negatif. Rekomendasi bagi mahasiswa profesi ners agar bijaksana memilih jenis aliran musik yang tepat guna meningkatkan kecerdasan emosional dan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengadopsi dan menggunakan Tes Preferensi Musik (STOMP) harus memastikan bahwa mereka mendengarkan setidaknya satu dari lagu-lagu tersebut, agar peserta tahu jenis musik yang dimaksud. Penelitian selanjutnya juga dapat melakukan pengukuran observasi perilaku langsung dengan memberikan ujian situasional untuk menguji kecerdasan emosi kepada partisipan gantinya menggunakan kuesioner “self-rated”. Kata kunci : kecerdasan emosional, musik, mahasiswa profesi ners, preferensi
Persepsi Orang Tua tentang Dampak Penggunaan Media Sosial Pada Remaja Grace Fresania Kaparang; Nova Gerungan; Indriany Lestari Pangulimang
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i3.988

Abstract

The purpose of this study was to find out an overview of parents perceptions of the impact of social media use on adolescents with a total sample of 35 from purposive sampling techniques and analytical descriptive research methods. The measuring instrument used is a questionnaire of parents perceptions of social media. The results of the study stated that the majority of participants had internet access, but not all were registered on social media networks. It was also found that all participating children were registered on one of the social media networks and the majority of parents supported the child being registered on one of the social media. The majority of participants said they could stop their children from using social media, and all participants were aware of threats on social media. Realizing this, the majority of parents discussed social media threats with their children and the most preferred security measure by the majority of participants was with parental monitoring measures. According to participants, the most responsible for protecting children are parents, but the rest also argue that teachers, schools, internet service providers and mass media have a responsibility. Parents are expected to always monitor children in the use of social media because from the results it is found that parents actually have authority in regulating childrens social media use.