Sunarto, Dwi Adi
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tanaman Perangkap untuk Pengendalian Serangga Hama Tembakau Nurindah, .; Sunarto, Dwi Adi; Sujak, .
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 1, No 2 (2009): Oktober 2009
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.56 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v1n2.2009.55-68

Abstract

Pengelolaan serangga hama dalam good agricultural practices (GAP) menerapkan cara-cara memproduksi tanaman yang berkualitas dengan menggunakan metode-metode pengelolaan serangga hama yang dapat meningkatkan keragaman genetik, keanekaragaman hayati dan habitatnya, serta terhadap struktur sosial dan komunitas pedesaan. Strategi ‘tolak-tarik’ (‘push-pull’ strategy) merupakan salah satu teknik pengenda-lian hama yang berprinsip pada komponen pengendalian non-toksik, sehingga dapat diintegrasikan dengan metode-metode lain yang dapat menekan perkembangan populasi hama dengan meningkatkan peran mu-suh alami pada pertanaman. Penelitian tanaman perangkap untuk pengendalian serangga tanaman temba-kau cerutu besuki dilaksanakan di Desa Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Jember pada bulan Agustus–De-sember 2008. Pada penelitian ini digunakan tanaman jarak kepyar, sorgum, dan kacang hijau sebagai ta-naman penarik yang ditanam secara berlajur sebanyak satu atau dua baris di antara delapan baris tanaman tembakau. Sebagai pembanding adalah tanaman tembakau monokultur dengan penyemprotan insektisida secara berjadwal setiap empat hari sejak 10–50 HST dan petak kontrol, yaitu tanaman monokultur tanpa pe-ngendalian hama sama sekali. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan lima perlakuan yang diulang lima kali. Penelitian ini bertujuan untuk memilih tanaman perangkap yang dapat digunakan da-lam program pengendalian hama cerutu besuki secara terpadu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanam-an jarak kepyar, sorgum, dan kacang hijau dapat digunakan sebagai tanaman perangkap, sehingga populasi hama pada tembakau dapat ditekan hingga 50% dan diperoleh produksi daun basah (8,62–9,17 ton/ha vs 8,42 ton/ha) dan kerosok (1,01–1,07 ton/ha vs 0,96 ton/ha) dengan mutu yang lebih baik dibandingkan kontrol (indeks mutu: 62,5–64,4 vs 62,1). Penggunaan kacang hijau memberikan produksi kerosok dengan mutu baik tertinggi, sehingga memberikan penerimaan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain. Pe-nyemprotan insektisida secara berjadwal untuk mengendalikan serangga hama tembakau cerutu besuki na-oogst merupakan tindakan pengendalian yang tidak efektif dan juga tidak efisien, karena sasaran serangga hama tidak tepat, sehingga terjadi pemborosan biaya input. Pest management in good agricultural practices concept use methods of qualified crop production processes with considering increasing genetic diversity, biodiversity and its habitat as well as social structure and village community. Push-and-pull strategy is a pest control method with a non-toxic method principal so that it can be integrated with other methods to suppress pest population and increase natural enemies’ populationin the ecosystems. Research on trap crops used for controlling insect pests on besuki-cigar tobaccowas conducted on besuki-cigar tobacco fields planted after rice (na-oogst) in Jember on August–December2008. In this research activity we used castor, sorghum, and mungbean as trap crops, each was intercroppedin one or two rows between eight rows of tobacco plants. We used monoculture tobacco plants withscheduled sprays of chemical insecticide, i.e. 4 days-spray interval on 10–50 days after planting and controlplots without any insect pest control for comparison with the use of trap crops. The research was arrangedin randomized block design with five treatments and five replicates. The aim of the research is to choose asuitable trap crop used in pest management of besuki cigar tobacco. The results showed that castor, sorghum,and mungbean could be use as trap crops to suppress insect pests population up to 25% on tobaccoplants and would give leaf production (1.01–1.07 ton/ha vs 0,96 ton cured leaves/ha) with a better quality(quality index: 62.5–64.4 vs 62.1) than those of control. Mungbean is the best trap crop as it gives a highestleaf production with a better quality, so that gives a better income than those of other treatments. Scheduledchemical insecticide sprays to control insect pest on na-oogst-besuki cigar tobacco was not either effectiveor efficient, because the target pest was not right, so that causing a wasteful input cost.
Penerapan Teknologi Pengendalian Hama Kapas Ramah Lingkungan Sunarto, Dwi Adi; Murdiyati, Anastasia Siti; Nurindah, .
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 3, No 1 (2011): April 2011
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.922 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v3n1.2011.38-47

Abstract

Penerapan komponen teknologi pengendalian hama ramah lingkungan dilaksanakan di daerah pengembang-an kapas di Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah di lahan petani seluas ± 5 hektar yang dimiliki oleh 20 petani pada bulan Maret sampai dengan Oktober 2009. Komponen teknologi pengendalian hama ra-mah lingkungan diharapkan menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah serangga hama pada tanam-an kapas dan dapat diterima oleh petani. Pengendalian serangga hama kapas yang diterapkan adalah pengen-dalian serangga hama ramah lingkungan dengan komponen pengendalian yang terdiri atas seed treatment dengan insektisida imidakloprit dan penyemprotan insektisida botani ekstrak biji mimba berdasarkan ambang kendali yang mempertimbangkan keberadaan musuh alami dibandingkan dengan pengendalian serangga ha-ma konvensional (pengendalian hama menggunakan insektisida kimiawi sintetis seperti yang biasa diterap-kan oleh petani). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komponen teknologi pengendalian hama ra-mah lingkungan yang terdiri atas seed treatment, insektisida botani ekstrak biji mimba, dan ambang kendali dengan mempertimbangkan keberadaan musuh alami, terbukti dapat menekan populasi serangga hama ka-pas selalu di bawah batas ambang kendali dan tidak berbeda dengan pengendalian hama secara konvensio-nal. Pengendalian hama ramah lingkungan lebih aman terhadap musuh alami dengan pendapatan usaha tani kapas Rp621.250,00 lebih tinggi dibanding pengendalian hama secara konvensional. Teknologi pengendalian hama ramah lingkungan dapat diterima oleh petani, kecuali teknologi ambang kendali yang secara konsep da-pat diterima, tetapi petani masih enggan untuk melaksanakannya. Application of environmentally friendly pest control technology is expected to be the best solution to over-come insect pest problem on cotton crops and can be accepted by farmers. The research was conducted in the area of cotton development in Jati District, Blora Regency, Central Java on farmers' land area of 5 hectares owned by 20 farmers from March to October 2009. The applied treatments were: application of environmen-tally friendly pest insect control components, ie: seed treatment and botanical neem seed extracts insecticide sprayed based on an action threshold that considers the presence of natural enemies took in to account, compared with conventional pest control (pest control using synthetic chemical insecticides commonly used by the cotton farmers). The results showed that the application of environmentally friendly pest control tech-nology suppressed cotton insect pest population with no negative effect on natural enemies, and retained seed cotton production, increased the income of cotton farming as much as Rp621.250,00. Components of en-vironmentally friendly pest control technology can be accepted by cotton farmers, including the action thres-hold concept. However, the farmers were mind to implement the action threshold as it is too complicated for them.