Usman, Yusri
Agribussines Department, Andalas University Kampus Limau Manis, Andalas University, Padang 25163, West Sumatra, Indonesia

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Mapping of Microfinance Institutions for Supporting Sustainable Agriculture Financing in Padang City Azriani, Zednita; Paloma, Cindy; Usman, Yusri
Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v35n1.2017.1-10

Abstract

IndonesianLembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan salah satu alternatif pembiayaan bagi. Pemetaan LKM sangat penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih program yang membantu peran LKM. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap LKM di Kota Padang dengan GIS dan mendeskripsikan efektivitas pengelolaan LKM di Kota Padang. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan setiap institusi LKM dan pihak terkait. Penelitian menghasilkan suatu situs web yang berhubungan dengan LKM di Kota Padang, sehingga hasil dan gambaran pemetaan LKM dapat dilihat di “lkmsumbar.org”. Lokasi LKM menyebar di sekitar pemukiman nasabah. Manajemen LKM ditinjau dari segi aksesibilitas, ketaatan terhadap peraturan, tingkat kepatuhan terhadap manajemen, tingkat pelayanan, alokasi penggunaan dana kredit, serta manfaat dana kredit. Hasilnya menunjukkan bahwa akses petani terhadap LKM agribisnis cukup baik, sebagaimana dapat dilihat dari kesesuaian antara jumlah kredit yang diajukan dan disetujui. Tingkat kepatuhan anggota terhadap pengurus dan peraturannya cukup bagus. Tingkat layanan pengurus dianggap tidak baik dan tidak efektif dalam meladeni anggota. Dana pinjaman lebih banyak digunakan oleh anggota untuk menambah modal dan sebagian mungkin digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak rumah tangga.EnglishMicrofinance institutions (MFIs) are financing alternatives for farmers. Mapping MFIs is useful to avoid overlapping of the MFIs supporting programs. This study aims to mapping MFIs in Padang City with GIS, and to describe the management effectiveness. Data were collected using in-depth interviews with each micro-credit institution and their related parties. This research produces a website of the MFI mapping as can be seen on “lkmsumbar.org”. The MFIs locations spread around the settlement of the MFI’s clients. The effectiveness of MFI's management is viewed in terms of the member accessibility, level of adherence to the rule of law, level of compliance to the management, management service level, allocation of the use of credit funds, and the benefits of credit funds. The results show that farmers' access to the agribusiness MFI-As is quite good, which can be seen from the consistency between the amount of credit proposed and approved. The members’ compliance to the board and the rules is quite good. The service level of the board is not good and not effective in serving the members. The loan is mostly used for business capital and some may be used for funding household urgent needs.
Analisis Proporsional Keuntungan Lembaga Tataniaga Beras Merah Organik Dari Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat Yusri Eri Usman; M. Refdinal; Nuraini Budi Astuti; Rusyja Rustam
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 6, No 1 (2021): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v6i1.29775

Abstract

AbstrakDalam penjualan hasil produksi sering ditemukan petani mendapatkan proporsi keuntungan yang rendah dan pedagang perantara mendapatkan proporsi keuntungan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proporsional keuntungan lembaga tataniaganya. Penelitian ini menggunakan metoda survai dengan pengambilan sampel petani beras merah organik sebanyak 7 orang petani secara sensus dan sampel pedagang perantara berdasarkan keterlibatan pemasaran dengan petani. Dari hasil penelitian didapatkan 2 macam saluran tataniaga beras merah organik, yaitu 1). Petani/pedagang pengecer à Konsumen, 2) Petani à Pedagang pengumpul/Pengecer à Konsumen. Dari analisis didapatkan pada saluran tataniaga 1 keuntungan yang diterima sama dengan keuntungan proporsional karena merupakan saluran tataniaga langsung. Pada saluran tataniaga 2 keuntungan lembaga tataniaga tidak proporsional dimana petani mendapatkan keuntungan yang diterima lebih rendah dari keuntungan proporsionalnya dan pedagang pengumpul/pengecer mendapatkan keuntungan yang diterima lebih tinggi dari keuntungan proporsionalnya, sehingga saluran tataniaga 2 tidak efisien. Disarankan diadakan penyuluhan analisa usahatani pada petani tentang menghitung biaya usahatani, penyadaran pada petani bahwa menjual hasil produksi adalah masalah bisnis dan memberi informasi pasar pada petani.Kata kunci : beras merah organik, keuntungan diterima, keuntungan proporsional.AbstractIn the sale of produce, it is often found that farmers get a low proportion of profits, while middlemen get a high proportion of profit. The aims of this study to analyze the efficiency of the marketing channel. The study used a survey method and data were gathered from 7 farmers who chose census and intermediary traders. The research finds that there are 2 types of the marketing channels which are: 1) Farmers/retailers → Consumers, 2) Farmers →wholesalers/retailers→ Consumers. Moreover, there was proportional shared profit among the marketing channels 1, where the profits received by farmers/retailers was the same with its proportional profit. But, there was no proportional shared profit among marketing channels 2, where the profits received by farmers was lower than its proportional profits, and on the other hand the profits of wholesalers/retailers, were higher than their proportional profits, so that the marketing channels were inefficient.Keywords: organic brown rice, profit received, proportional profit
The Mapping of Microfinance Institutions for Supporting Sustainable Agriculture Financing in Padang City Zednita Azriani; Cindy Paloma; Yusri Usman
Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.234 KB) | DOI: 10.21082/jae.v35n1.2017.1-10

Abstract

IndonesianLembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan salah satu alternatif pembiayaan bagi. Pemetaan LKM sangat penting untuk menghindari terjadinya tumpang tindih program yang membantu peran LKM. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan terhadap LKM di Kota Padang dengan GIS dan mendeskripsikan efektivitas pengelolaan LKM di Kota Padang. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan setiap institusi LKM dan pihak terkait. Penelitian menghasilkan suatu situs web yang berhubungan dengan LKM di Kota Padang, sehingga hasil dan gambaran pemetaan LKM dapat dilihat di “lkmsumbar.org”. Lokasi LKM menyebar di sekitar pemukiman nasabah. Manajemen LKM ditinjau dari segi aksesibilitas, ketaatan terhadap peraturan, tingkat kepatuhan terhadap manajemen, tingkat pelayanan, alokasi penggunaan dana kredit, serta manfaat dana kredit. Hasilnya menunjukkan bahwa akses petani terhadap LKM agribisnis cukup baik, sebagaimana dapat dilihat dari kesesuaian antara jumlah kredit yang diajukan dan disetujui. Tingkat kepatuhan anggota terhadap pengurus dan peraturannya cukup bagus. Tingkat layanan pengurus dianggap tidak baik dan tidak efektif dalam meladeni anggota. Dana pinjaman lebih banyak digunakan oleh anggota untuk menambah modal dan sebagian mungkin digunakan untuk memenuhi kebutuhan mendesak rumah tangga.EnglishMicrofinance institutions (MFIs) are financing alternatives for farmers. Mapping MFIs is useful to avoid overlapping of the MFIs supporting programs. This study aims to mapping MFIs in Padang City with GIS, and to describe the management effectiveness. Data were collected using in-depth interviews with each micro-credit institution and their related parties. This research produces a website of the MFI mapping as can be seen on “lkmsumbar.org”. The MFIs locations spread around the settlement of the MFI’s clients. The effectiveness of MFI's management is viewed in terms of the member accessibility, level of adherence to the rule of law, level of compliance to the management, management service level, allocation of the use of credit funds, and the benefits of credit funds. The results show that farmers' access to the agribusiness MFI-As is quite good, which can be seen from the consistency between the amount of credit proposed and approved. The members’ compliance to the board and the rules is quite good. The service level of the board is not good and not effective in serving the members. The loan is mostly used for business capital and some may be used for funding household urgent needs.
Analysis of Marketing Efficiency of Garlic from Nagari SalayoTanang Bukik Sileh Sub District of Lembang Jaya District of Solok Yusri Usman
JERAMI Indonesian Journal of Crop Science Vol 3 No 1 (2020): JIJCS
Publisher : Department of Crop Science, Faculty of Agriculture, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jijcs.3.1.20-24.2020

Abstract

This study aims to describe the marketing channel of garlic from Nagari SalayoTanang Bukik Sileh and to analyze the efficiency of the marketing channel. The study used a survey method, and data were gathered from 30 farmers who chose randomly from 103 farmers and intermediary traders. The research finds that there are four types of marketing channels of garlic in the area. The market channels are as follows: 1) Farmers → Breeders → Farmers, 2) Farmers →wholesalers→Retailers→ Consumers, 3) Farmers → Retailers (in the form of dried onions) → Consumers, 4) Farmers → Retailers → Consumers. Moreover, there is no proportional shared profit among the four marketing channels. Farmers received lower earnings than their proportionate profits, but on the other hand, the benefits received by breeders, wholesalers, and retailers were higher than their proportional profits, so that the marketing channels were inefficient.
Analysis of the Efficiency of Brown Rice Commerce in Batang Anai District, Padang Pariaman Regency, West Sumatra Province Yusri Usman; M. Refdinal; Rusja Rustam
Journal of Social Research Vol. 2 No. 3 (2023): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v2i3.770

Abstract

In the sale of produce, it is often found that farmers get a low proportion of profits and intermediary traders get a high proportion of profits. This study aims to analyze the profit efficiency of its commercial institutions. This study used a survey method by sampling brown rice farmers as many as 7 farmers by census and a sample of intermediary traders based on the involvement of commerce with farmers. This study used a proportional analysis of the profits of commercial institutions that participated in the brown rice business. From the results of the study, 2 kinds of brown rice business channels were obtained, namely 1). Consumer Merchant/Reseller Farmer, 2) Farmer Collecting merchant/Consumer Reseller. From the analysis, it is obtained that on business channel 1 the profit received is equal to the proportional profit because it is a direct business channel. In the tataniaga channel 2, the profits of the commercial institutions are disproportionate where the farmer gets the profit received lower than the proportional profit and the collector/retailer gets the profit received higher than the proportional profit, so the tataniaga channel 2 is inefficient. It is recommended to hold agricultural business analysis counseling to farmers about calculating the cost of farming, awareness to farmers that selling products is a business problem, and provide market information to farmers.ààà
Analysis of Palm Sugar Production and Marketing from Nagari Talang Anau, Gunung Omeh District, 50 Kota Regency Yusri Usman; Yusmarni Yusmarni
Journal of Social Research Vol. 2 No. 6 (2023): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v2i6.984

Abstract

The research was carried out with the assistance of the Basic Research Scheme Batch 1 of Andalas University for Fiscal Year 2023. This study aims to describe palm sugar production, analyze the income and profit of palm sugar farmers, and analyze palm sugar marketing. This study used a survey method by sampling 35 palm sugar entrepreneur farmers by census and 1 collecting trader, 2 inter-regional traders and 10 retail traders who market palm sugar from farmers from Nagari Talang Anau, Gunung Omeh District, 50 City Regency. From the results of the study, it was found that palm sugar is made from palm sap which is traditionally tapped from male flower bunches of palm trees, then processed into palm sugar. The production process starts from tapping palm sap as raw material for palm sugar, cooking palm sap into palm sugar, printing and wrapping sugar and palm sugar ready to be marketed. The total production of palm sugar from Nagari Talang Anau is 1,285kg/week with an average of 36.54kg/farmer. The selling price of farmers is IDR 20,000/kg, production costs are IDR 7,734.67/kg with an average profit of IDR 12,263.33/kg. The return cost ratio (RCR) value of 2.59 which means that Rp 1.00 of cost sacrificed will result in a profit of Rp 1.59. There are 3 types of marketing channels, namely 1à) farmers, merchantsà, consumer retailers, 2) farmers, collecting traders, consumer retailers, and 3) farmersà, interregional tradersà, consumer à retailers à , where the à à most production is marketed outside the region through marketing channels 3 at 62.65%. Marketing channel 1 is sold to consumers of Gunung Omeh sub-district at a consumer price of IDR 22,000/kg, marketing channel 2 is sold to Payakumbuh City at a consumer price of IDR 25,000/kg and marketing channel 3 is sold to Riau Province with an average consumer price of IDR 26,000/kg. In marketing channel 1, farmers' profits are IDR 11,191.33/kg, retailers are 912.50/kg, in marketing channel 2 farmers' profits are IDR 12,749.66/kg, collecting traders IDR 1,010.91/kg and retailers are 2,111.05/kg. In marketing channel 3, farmers' profits are IDR 12,714.52/kg, interregional traders IDR 2,232.98/kg, retailers IDR 2,162.51/kg. Marketing efficiency based on cost was obtained in marketing channel 1 of 10.69, marketing channel 2 of 12.86 and marketing channel 3 of 11.48. Looks the 1st most efficient marketing channel. This palm sugar business provides high profits, especially to farmers. For this reason, it is recommended to increase the production and marketing of palm sugar.
Analisis Usahatani Padi Bujang Marantau Di Nagari Gantung Ciri Kecamatan Kubung Kabupaten Solok Alviedo ;; Yusri Usman; Rini Hakimi
MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal) Vol 6, No 1 (2023): Mahatani : Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/mja.v6i1.1887

Abstract

Analisis usahatani penting dilakukan untuk mengetahui alokasi penggunaan sumberdaya pada sebuah usahatani. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan teknik budidaya padi bujang marantau dan menganalisis pendapatan serta keuntungan pada usahatani padi bujang marantau di Nagari Gantung Ciri Kecamatan Kubung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana dalam pengambilan sampelnya menggunakan metode survei. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan teknik budidaya padi Bujang Marantau memiliki perbedaan dengan teknik budidaya yang direkomendasikan. Perbedaan terletak pada kegiatan persemaian, penanaman, penyiangan dan pemupukan. Pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 21.503.170,49/Ha/MT dengan keuntungan sebesar Rp. 9.692.842/Ha/MT. Analisis R/C ratio dari usahatani padi Bujang Marantau sebesar 1,4. Hal ini memperlihatkan bahwa usahatani padi Bujang Marantau layak untuk dibudidayakan. Untuk perbaikan teknik budidaya, maka perlu peran aktif petani dalam kegiatan penyuluhan dan peran peyuluh dalam mensosialsasikan teknik budidaya yang baik. Selain itu, untuk mengatasi pemakaian input yang cukup tinggi, terutama pada penggunaan pupuk dan benih maka sebaiknya petani melakukan inovasi-inovasi baru terhadap budidaya padi Bujang Marantau. Kata kata Kunci: Usahatani, Padi Bujang Marantau, Pendapatan, Keuntungan 
Strategi Penguatan Kelompok Tani "Senior Ganepo" di Jorong Padang Kandi Nagari tujuah Koto Talago, Kecamatan Guguk, Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat Qurratha Akyune; Ira Wahyuni Syarfi; Yusri Usman
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 3, No 2 (2021): August
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v3i2.413

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan pelaksanaan usaha pengolahan rubik ganepo pada Kelompok Tani Senior Ganepo, 2) Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal terhadap perubahan kondisi pada Kelompok Tani Senior Ganepo, dan 3) Merumuskan strategi penguatan Kelompok Tani Senior Ganepo.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran, yaitu metode deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan matriks EFI dan EFE untuk mengidentifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) Kelompok Tani Senior Ganepo, matriks IE untuk menentukan posisi Kelompok Tani Senior Ganepo, matriks SWOT untuk merumuskan beberapa alternatif startegi, dan matriks QSPM untuk menentukan alternatif strategi yang menjadi strategi prioritas. Hasil penelitian didapatkan 6 alternatif strategi, yaitu a. Meningkatkan sumber daya anggota untuk menjadikan rubik ganepo sebagai produk unggulan daerah, b. Pengembangan produk ke daerah geografis yang baru, c. Meningkatkan produktivitas anggota dalam mewujudkan rubik ganepo sebagai local brand, d. Meningkatkan sumber daya dibidang teknologi dalam menentukan ketahanan produk, e.  Melakukan diversifikasi produk secara objektif, f. Menerapkan manajemen resiko dalam segala aspek didalam kelompok. Alternatif strategi yang menjadi strategi prioritas adalah Melakukan diversifikasi produk secara objektif dengan jumlah nilai TAS sebesar 7.211
Analisis Pemasaran Ubi Jalar Manohara di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Eggy Millenia Permata; Yusri Usman; Rika Hariance
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 5, No 1 (2023): April
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v5i1.454

Abstract

Pemasaran memegang peranan penting dalam sistem agribisnis, sebagai usahatani komersial pemasaran Ubi Jalar Manohara akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usahatani petani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan saluran, lembaga, dan fungsi pemasaran Ubi Jalar Manohara di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, (2) menganalisis marjin pemasaran dan farmer’s share, serta (3) menganalisis efisiensi pemasaran. Metode yang digunakan adalah metode survey. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari petani, pedagang pengumpul dan pedagang antar daerah. Pengambilan sampel petani dilakukan dengan metode pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling). Pengambilan sampel pedagang dilakukan dengan metode snowball sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif untuk tujuan pertama, dan analisis kuantitatif untuk tujuan kedua dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat 3 saluran pemasaran Ubi Jalar Manohara, yaitu Saluran I :  Petani – Konsumen antara (Industri Pengolahan Stik ubi), Saluran II: Petani – Pedagang Pengumpul – Konsumen Antara (Pabrik Saus), Saluran III: Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengecer – Konsumen Akhir yang melakukan fungsi pemasaran yang terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas yang berbeda beda. (2) Nilai margin pemasaran terkecil terdapat pada saluran I, nilai farmer’s share terbesar terdapat pada saluran I (3) nilai persentasi efisiensi pemasaran terkecil terdapat pada saluran I. Disarankan kepada petani sebaiknya memasarkan Ubi Jalar Manohara mereka pada saluran I yaitu menjualkan ubi langsung ke industri pengolahan ubi, karena dari tingkat efisiensi pemasaran, saluran I lebih efisien dibanding saluran lainnya dan kepada pemerintah yang terkait diharapkan untuk dapat memberikan sosialisasi untuk memperluas agroindustri ubi yang mengolah ubi menjadi berbagai produk turunannya.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Kedai Kopi Nan Yo di Kota Padang Muhammad Haekal Ghifari; Ifdal Ifdal; Yusri Usman
Journal of Socio-economics on Tropical Agriculture (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Tropis) (JOSETA) Vol 4, No 3 (2022): December
Publisher : UNIVERSITAS ANDALAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/joseta.v4i3.450

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan karakteristik konsumen kedai kopi Nan yo, (2) Mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi di kedai kopi Nan Yo Kota Padang.. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode survei, dengan responden yang digunakan adalah konsumen kedai Kopi Nan Yo, dan konusmen yang tidak memilih kedai Kopi Nan Yo. Analisis  data menggunakan metode regresi logistik dengan dibantu dengan program statistik SPSS 21.0. 1. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik umum dari konsumen kedai kopi Nan Yo didominasi oleh responden berjenis kelamin laki-laki, dengan usia 44-50 tahun. Pendidikan terakhir dari responden mayoritas adalah strata 1, dengan pendapatan perbulan sebesar 3.000.000.- Rp,4.000.000. Mayoritas konsumen kedai kopi Nan Yo sudah berkeluarga dan memiliki 4-5 orang anggota keluarga.Sedangkan karakteristik khusus dari konsumen kedai kopi Nan Yo adalah menghabiskan waktu lebih dari 1 jam di  kedai kopi Nan Yo, mayoritas konsumen datang sekali dalam sebulan, dengan sekali pengeluaran dalam membeli adalah dibawah Rp.20.000.  Menurut konsumen, harga yang di tawarkan di kedai kopi Nan Yo adalah pas/sesuai. Mayoritas responden sudah datang ke kedai kopi Nan Yo lebih dari 10 tahun, dan mau untuk merekomendasikan kedai kopi Nan Yo ke teman atau keluarganya. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan memilih atau tidak kedai kopi Nan Yo adalah faktor Psikologi, dan faktor produk, Nilai signifikasi dari faktor psikologi adalah 0,000, dan nilai signifikasi dari faktor produk adalah 0,002. Sedangkan faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pemilihan kedai kopi Nan Yo.