Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Unesa Journal of Chemistry

PEMURNIAN DAN KARAKTERISASI BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) DENGAN MENGGUNAKAN ADSORBEN BENTONIT (PURIFICATION AND CHARACTERIZATION OF BIODIESEL FROM KELOR SEED OIL (MORINGA OLEIFERA) WITH ADSORBENT BENTONITE) DESTRI N, FRITA Destri; Nasrudin, Harun
Unesa Journal of Chemistry Volume 2, Number 1, 2013
Publisher : Unesa Journal of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Biodiesel dari minyak biji kelor dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Reaksi transesterifikasi menghasilkan biodiesel kotor yang mengandung metil ester, gliserol dan pengotor lain berupa sisa reaktan dan katalis yang akan mempengaruhi kualitas dari biodiesel sehingga harus dihilangkan dari produk. Tujuan penelitian ini adalah menyiapkan biodiesel dari minyak biji kelor, dan mempelajari pengaruh metode dry washing menggunakan adsorben bentonit. Metode dry washing diterapkan untuk mendapatkan biodiesel dengan kandungan metil ester dengan kualitas yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kondisi optimum didapatkan pada waktu interaksi antar biodiesel dengan adsorben selama 3 jam dengan karakteristik flash point 185 oC; pour point -4 oC; indeks setana 54,3 dan viskositas 4,17cSt. Dengan demikian karakteristik biodiesel tersebut telah sesuai dengan standar SNI dan dibandingkan dengan penelitian pemurnian biodiesel menggunakan air hasil karakteristik biodiesel yang diperoleh lebih baik. Untuk selanjutnya perlu dilakukan penelitian dengan waktu interaksi lebih dari 3 jam untuk mendapatkan waktu interaksi optimum.Kata kunci: Biodiesel, Minyak biji kelor, bentonit, Dry washingAbstract: Biodiesel from moringa seed oil can be obtained through esterification and transesterification reactions. Transesterification reaction produces biodiesel gross containing methyl ester, glycerol, and other impurities such as residual reactants and catalysts that will affect the quality of biodiesel and should be removed from the product. The purpose of this study is to prepare biodiesel from kelor seed oil, and studied the effect of dry washing method using bentonite adsorbents. Dry washing method is applied to obtain the content of methyl ester biodiesel with good quality. The results showed that the optimum conditions obtained at the time of the interaction between biodiesel with adsorbent for 3 hours with the characteristics of flash point of 185 ° C; pour point of -4 ° C; cetane index of 54.3 and a viscosity of 4.17 cSt. Thus the characteristics of biodiesel has been in accordance with ISO standards and compared to biodiesel using water purification research results obtained biodiesel characteristics better. To further research needs to be done for theKeywords: Biodiesel, kelor seed oil, bentonite, Dry washing.
PENENTUAN KONSENTRASI ZNCL2 PADA PROSES PEMBUATAN KARBON AKTIF TONGKOL JAGUNG DAN PENURUNAN KONSENTRASI SURFAKTAN LINIER ALKYL BENZENE SULPHONATE (LAS) (DETERMINATION CONSENTRATION ZNCL2 THE MAKING OF ACTIVATED CORN COB CARBON AND DECREASING SURFACTANT) Prasetyo, Yhogi; Nasrudin, Harun
Unesa Journal of Chemistry Volume 2, Number 3, 2013
Publisher : Unesa Journal of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru.
PENGARUH JENIS BAMBU DAN KONSENTRASI NATRIUM BISULFIT TERHADAP RENDEMEN NATRIUM LIGNOSULFONAT (EFFECT OF TYPE OF BAMBOO AND CONCENTRATION SODIUM BISULFITE ON YIELD SODIUM LIGNOSULFONATE) Nasrudin, Harun; ANDRIANI, EVA
Unesa Journal of Chemistry Volume 2, Number 1, 2013
Publisher : Unesa Journal of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Lignosulfonat merupakan produk turunan lignin yang tersulfonasi dan dapatdimanfaatkan sebagai natrium (dispersant, emulsifier), pengikat (binder agent), bahan aditifdalam industri kosmetik, dan farmasi. Bambu mempunyai rendemen lignin yang cukup besaryaitu 19,8 - 26,6 %. Natrium lignosulfonat dapat dibuat dengan mereaksikan serbuk bambudengan natrium bisulfit (NaHSO3) sebagai agen pensulfonasi. Penelitian ini bertujuanmengetahui pengaruh jenis bambu dan konsentrasi larutan NaHSO3 terhadap prosen rendemennatrium lignosulfonat dari batang bambu. Bambu yang digunakan dalam penelitian ini adalahbambu Ori dan bambu Apus. Reaksi dilakukan dalam labu leher dua pada pH 4, suhu 105 0C,kecepatan pengadukan 80 rpm, dan waktu reaksi selama 30 menit. Hasil dianalisismenggunakan spektrofotometer FT-IR dan UV-Vis. Berdasarkan hasil penelitian, semakinbesar rendemen lignin dan konsentrasi natrium bisulfit, maka rendemen lignosulfonat yangdiperoleh juga semakin besar. Rendemen lignosulfonat terbesar diperoleh pada bambu Oridengan konsentrasi NaHSO3 30% yaitu sebesar 28,60%. Berdasarkan perhitungan darispektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa nilai kemurnian lignosulfonat hasil penelitianmasih cukup rendah yaitu sebesar 40,87 % pada bambu Ori dan 41,20 % pada bambu Apus.Kata kunci : natrium lignosulfonat, serbuk bambu, natrium bisulfitAbstract. Lignosulfonate is a sulfonated lignin derivatives and can be used as a surfactant(dispersant, emulsifier), binder (binder agent), the additive in the cosmetics industry, andpharmaceuticals. Bamboo has a substantial lignin content 19.8 to 26.6%. Sodium lignosulfonatecan be made with bamboo powder reacting with sodium bisulfite (NaHSO3) as sulfonationagents. This study aims to determine the effect of species of bamboo and NaHSO3 concentrationagainst percent sodium lignosulfonate levels of bamboo rods. Bamboo is used in this study Oribamboo and bamboo Apus Ori. Reactions were performed in two neck flask at pH 4,temperature of 105 0C, 80 rpm stirring speed, and reaction time of 30 minutes. The results werethen analyzed using a spectrophotometer FT-IR and UV-Vis. Based on the results of the studyfound that the greater the concentration of sodium bisulfite and lignin content of bamboo foundin the levels of lignosulfonate obtained also getting bigger. Levels of lignosulfonate largestbamboo Ori obtained at a concentration of NaHSO3 30% is equal to 28.60%. Based on thecalculation of the UV-Vis spectrophotometer showed that the purity of lignosulfonate researchis still quite low at 40.87% at 41.20% on bamboo Ori and bamboo Apus.Keywords: lignosulfonate surfactant, bamboo powder, sodium bisulfite