Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENERAPAN MASSAGE EFFLUERAGE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH RATA-RATA PADA PASIEN HIPERTENSI Heru Aji Purnomo Hestu; Shanty Chloranyta; Rusmala Dewi
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol 2, No 2 (2021): Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia (JIKPI)
Publisher : Universitas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Hipertensi merupakan penyakit degenerative  yang hampir diderita sekitar 25% penduduk dunia. Hipertensi dikarakteristikan dengan tekanan > 140 mmHg/90 mmHg. Massage effleurage memiliki manfaat untuk melancarkan peredaran darah dengan membantu mengalirkan darah di pembuluh balik agar cepat kembali ke jantung  Tujuan penelitian diidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan massage effluerage pada pasien hipertensi. Metode penelitian deskriptif, jumlah subjek penelitian 2 orang dengan kriteria hipertensi, rentang tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi tekanan darah, spygmanomater, minyak zaitun dan SOP massage efflurage. Penelitian dilakukan di Wilayah Desa Pekon Mekar Sari Kec. Pagar Dewa Kab. Lampung Barat dalam waktu 3 hari, tanggal 24-26 Juni 2020. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum dan setelah melakukan massage effleurage. Waktu pelaksanaan massage effleurage setiap hari selama 30 menit. Hasil penelitian sebelum dilakukan penerapan Tn.S dengan rata-rata sistole 143,3 dan diastole 93,3 sedangkan Ny.N 140/90 mmHg dengan rata-rata sistole 136,6 mmHg dan diastole 93,3 mmHg. Setelah diberikan terapi selama tiga hari, hasil pada rata-rata sistole 136,6 dan diastole 88,3 sedangkan Ny.N dengan rata-rata 130 mmHg dan diastole 83,3 mmHg. Kesimpulan dari penelitian massage efflurage dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Massage efflurage dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan komplementer dalam menurunkan tekanan darah pada hipertensi.
Kepuasan Self Monitoring Blood Glucose dengan Kualitas Hidup pada Pasien Diabetes Tipe 2 Shanty Chloranyta; Yulia Yulia; Masfuri Sodikin
JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA Vol 1 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Raflesia, Prodi Keperawatan Curup, Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.457 KB) | DOI: 10.33088/jkr.v1i2.419

Abstract

Self monitoring blood glucose (SMBG) is an integral part of diabetes self management. SMBG is effective in improving the quality of life there is a 40.6% increase in physical and emotional functioning of patients, and 39.13% confidence. SMBG is not effective in improving the quality of life of patients experiencing frustration, depression and suffering. The purpose of this study was to analyze SMBG satisfaction with quality of life. Cross sectional research design. The population of this study were 51 type 2 diabetes patients with purposive sampling technique. The instruments used were Glucose Monitoring Satisfaction Survey (GMSS), Diabetes Quality of Life Brief (DQoL Brief), Diabetes Self Management Questionnaire (DSMQ). Data analysis used Pearson test. The results showed respondents (78.4%) were female, (58.8%) had hypertension complications, (84.3%) financial support using BPJS, (62.7%) using insulin binding 32. The average age of 50.73 years, SMBG satisfaction 49.43, quality of life 49.84 , diabetes self management 28. There was a significant relationship between SMBG satisfaction and quality of life (p = 0.000). Satisfaction of SMBG improves quality of life in patients with type 2 diabetes.
Penerapan Balutan Kompresi Pada Ulkus Kaki: Literature Review Shanty Chloranyta; Kadek Yuke Widyantari; Tiara Rica Dayani
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.365 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i3.6012

Abstract

ABSTRACT Common chronic wounds are foot ulcers. Foot ulcers that do not heal most often result from venous insufficiency. The treatment that can be applied to treat chronic wounds caused by damage to the veins is by reducing distension of the leg veins and accelerating venous blood flow. The purpose of this review article is to determine the appropriate application of compression dressings on foot ulcers based on previous studies. In this review article, the author uses three databases, namely Ebscohost, Google scholar, and Pubmed. From the search results, articles are selected based on their suitability to the specified topic and keywords. From the search results, articles are selected based on their suitability to the specified topic and keywords. The inclusion criteria were articles discussing venous le ulcers, compression bandaging, randomized control trials and systematic reviews or meta-analyses for the search year 2016-2021, and full-text journals. The exclusion criteria were that the article was not in full text, not in accordance with the research objectives. The findings from this article review are the analysis of the appropriate dressing used on venous ulcers due to venous insufficiency is a four-layer compression bandage. 4 layer compression dressing can increase wound healing time and reduce wound size. The healing time of leg ulcers due to venous insufficiency with four-layer compression increased wound healing time with an average healing time of 73.6 ± 14.64 days in the four-layer group and decreased wound size from 5 to 10 cm 2 . Compression dressings are effectively applied to venous leg ulcers. Keywords: 4 layer compression, venous leg ulcer, wound healing time ABSTRAK Luka kronis umumnya yang terjadi yakni ulkus kaki. Ulkus kaki yang tidak sembuh sebagian besar dapat diakibatkan oleh insufisiensi vena. Upaya yang dapat diterapkan untuk mengobati luka kronis akibat kerusakan vena adalah dengan mengurangi distensi vena tungkai dan memperlancar aliran darah vena. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui penerapan balutan kompresi yang tepat pada ulkus kaki berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Dalam review artikel ini, penulis menggunakan tiga database yaitu Ebscohost, Google cendekia, dan Pubmed. Dari hasil penelusuran, dipilih  artikel berdasarkan   kesesuaian dengan topik dan kata kunci yang ditetapkan. Kriteria inklusi yakni artikel yang mendiskusikan tentang vena leg ulcer, compression bandaging, random control trial dan systematic review atau meta analysis tahun pencarian 2016-2021, dan jurnal fulltext. Kriteria eksklusi yakni artikel tidak fullteks, tidak sesuai dengan tujuan penelitian.   Temuan dari review artikel ini adalah analisis balutan yang tepat digunakan pada ulkus vena akibat insufisiensi vena yakni balutan kompresi 4 layer. Balutan kompresi 4 layer dapat meningkatkan waktu penyembuhan luka dan menurunkan ukuran luka. Waktu penyembuhan luka ulkus kaki akibat insfisiensi vena dengan kompresi 4 layer meningkatkan waktu penyembuhan luka dengan rentang waktu rerata penyembuhan adalah 73,6 ± 14,64 hari pada kelompok 4 lapis dan menurunkan ukuran luka dari 5 hingga 10 cm2. Balutan kompresi 4 lapis lebih efektif diterapkan pada ulkus vena kaki. Kata kunci: kompresi 4 layer, venous leg ulcer, waktu penyembuhan luka
PENINGKATAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MANAJEMEN COVID-19 PADA DIABETES Shanty Chloranyta
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021): Jurnal Pengabdian kepada MAsyarakat
Publisher : Universsitas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit covid 19 yang diketahui sejak Deesember 2019 telah ditetapkan sebagai pandemi. Pasien covid 19 dengan diabetes dapat meningkatkan terjadinya resiko morbiditas dan mortalitas selama infeksi akut karena penekanan kekebalan bawaan dan fungsi humoral pad diabetes. Peningkatan prevalensi komorbid pada pasien covid-19 dengan diabetes dijabarkan pada berbagai penelitian. Mahasiswa keperawatan dan perawat merupakan garda terdepan dalam peningkatan pengetahuan pada pasien diabetes selama masa pandemi covid 19. Metode kegiatan dengan ceramah dan diskusi. Kegiatan dilaksanakan melalui virtual meeting dengan aplikasi zoom pada 21 Mei 2020. Hasil kegiatan berjalan lancar diikuti oleh 1127 peserta zoominar. Peserta keguatan yakni perawat dan mahasiswa keperawatan. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan peserta mengenai manajemen covid 10 pada diabetes. Peningkatan pengetahuan perawat dan mahasiswa keperawatan tentang manajemen covid-19 pada diabetes diharapkan dapat meningkatkan upaya pencegahan penularan covid 19 pada pasien diabetes.
ANALISIS PENERAPAN TEORI SELF CARE DOROTHEA OREM PADA Tn.S DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Chloranyta, Shanty
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik Vol 16, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkep.v16i1.1858

Abstract

Diabetes melitus (DM) penyakit gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehingga mengakibakan hiperglikemia kronis. Pendekatan yang digunakan  dalam menangani penyakit kronis yakni Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT). Metode yang dIgunakan studi kasus dan studi literatur. Hasil Tn.S berusia 57 tahun saat ini dirawat dengan diagnosa medis sepsis  perbaikan et causa selulitis, ulkus diabetes, CAP, AKI ec sepsis dan diabetes melitus tipe 2. Pengkajian dengan pendekatan self care Orem terdapat masalah ketidakadekuatan universal self care requisites, development self care requisites, dan health deviation self care requisites. Masalah keperawatan utama pada kasus yakni resiko perluasan infeksi. Tujuan yang ditetapkan mengacu pada NOC berdasarkan pendekatan Self Care Orem. Intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan mengacu pada nursing system pada pendekatan Self Care Orem.. Kesimpulan pendekatan self care Orem dapat diterapkan pada kasus DM dengan komplikasi yang kompleks. Perawat diharapkan mampu menerapkan pengkajian dengan menggunakan pendekatan teori self care Orem pada kasus DM dengan pendekatan universal self care requisites, development self care requisites, dan health deviation self care requisites serta berdasarkan nursing system dengan memberikan bantuan secara keseluruhan (the whole compensatory system), bantuan sebagian (the partly compensatory system),  bantuan pada pasien dengan tingkat ketergantungan yang rendah (the supportive compensatory system).
GAMBARAN SELF EFFICACY PADA PASIEN DIABETES TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA Shanty Chloranyta
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3 No. 2 (2020): November 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikmb.v3i2.604

Abstract

Self-efficacy is an individual's assessment of the ability to complete a given task. Diabetes self-efficacy is required to improve the outcome of diabetes management. This study aims to assess the ability of self-efficacy in diabetic patients using Diabetes Management Self Efficacy (DMSE). The research design used is descriptive method. The study was conducted at the Internal Medicine Polyclinic of Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta with 60 samples of type 2 diabetes patients using consecutive sampling technique. The measuring instruments used were demographic characteristics and Diabetes Management Self Efficacy (DSME). The results showed the characteristics of the respondents in the study were 57% women, the highest education was high school respondents (33%), the most complications were diabetic retinopathy (38%). Based on the mean age of type 2 diabetes respondents, namely 57.60 years, the average length of diabetes was 11.40 years, and the mean self-efficacy score was 59.0. Assessment of self-efficacy using DMSE can be used to assess self-efficacy in type 2 diabetes, so that it can make it easier for nurses to educate and counsel patients with type 2 diabetes related to self-efficacy so that it can improve selfmanagement in type 2 diabetes patients.
Pendampingan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Penyakit Degue Haemoraghic Fever (DBD) di Dusun 1 Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Bandar Lampung Chloranyta, Shanty
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 4 Agustus 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i4.4431

Abstract

ABSTRAK Deteksi Dini penyakit Dengue Haemoragic Fever di Dusun 1 Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Bandar Lampung belum dilakukan dengan baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bernung. Hambatan yang ditemukan yakni pengetahuan kader kesehatan tidak adekuat, belum tersedianya informasi yang adekuat tentang deteksi dini penyakit dengue haemoragic fever (DBD) pada kader kesehatan. Pelibatan kader kesehatan dalam edukasi mengenai deteksi dini penyakit DBD menentukan keberhasilan dalam penanganan awal DBD. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam pendampingan kader kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran kader kesehatan dalam masyarakat dalam deteksi dini DBD. Kegiatan dilakukan di Kantor Kelurahan Dusun 1 Desa Sukabanjar Kota Bandar Lampung pada bulan Desember 2018. Metode yang dilakukan yakni ceramah, diskusi, praktek cara  melakukan rumpled test. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini DBD. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah bentuk upaya dalam deteksi dini DBD dengan melibatkan kader kesehatan. Kata Kunci : Deteksi Dini, Kader Kesehatan, Rumpled Test  ABSTRACT Early detection of dengue hemorrhagic fever in Dusun 1, Sukabanjar Village, Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran Regency, Bandar Lampung, has not been carried out properly in the Work Area of the Bernung Health Center. The obstacles found were inadequate knowledge of health cadres, inadequate information on early detection of dengue hemorrhagic fever (DHF) among health cadres. The involvement of health cadres in education regarding early detection of dengue disease determines the success in the initial handling of dengue. The purpose of community service activities carried out in mentoring health cadres is to increase knowledge and the role of health cadres in the community in the early detection of dengue fever. The activity was carried out at the Subdistrict Office of Dusun 1, Sukabanjar Village, Bandar Lampung City in December 2018. The methods used were lectures, discussions, practice on how to do a rumpled test. The results of this community service activity were found to increase the knowledge of health cadres about the early detection of dengue. Community service activities carried out are a form of effort in early detection of dengue by involving health cadres. Keyword: early detection, Health cadres, rumpled test
Penerapan Relaksasi Napas Dalam Saat Dilakukan Range Of Motion Pada Responden Asam Urat Terhadap Nyeri Nur Azizah; Shanty Chloranyta; Jupri Kartono
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI) Vol 2, No 2 (2021): JURNAL ILMU KESEHATAN INDONESIA (JIKSI)
Publisher : Univeristas Mitra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit asam urat disebabkan oleh kandungan asam urat yang berlebihan dalam darah sehingga terjadi penumpukan kristal asam urat di persendian dan jaringan lunak lainnya.Tujuan  dari penelitian diidentifikasi dan dianalisis penerapan nafas dalam saat dilakukan Range of Motion (ROM) pada responden asam urat terhadap  nyeri. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di Puskesmas gedong Air Bandar Lampung, dengan 2 subyek penelitian. Instrumen yang digunakan yakni Numeric  Rating  Scale  ( NRS), dan  SOP relaksasi napas dalam, SOP Range Of Motion, alat ukur GCU. Intervensi di berikan 2 kali dalam sehari dilakukan selama 3 hari. Hasil penelitian nyeri sebelum dilakukan intervensi nyeri sedang (6-4) dibandingkan dengan nyeri setelah dilakukan intervensi menjadi nyeri ringan (1-3). Kesimpulan relakasasi napas dalam dapat menurunkan nyeri saat dilakukan ROM pada responden. Relaksasi napas dalam saaat dilakukan ROM dapat dilakukan untuk meminimalisir terjadi nyeri pada responden asam urat.Kata Kunci: asam urat, nafas dalam, nyeri, range of motion
Pendampingan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Penyakit Degue Haemoraghic Fever (DBD) Di Dusun 1 Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Bandar Lampung Shanty Chloranyta
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 4 Agustus 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i4.5520

Abstract

ABSTRAK Deteksi Dini penyakit Dengue Haemoragic Fever di Dusun 1 Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Bandar Lampung belum dilakukan dengan baik di Wilayah Kerja Puskesmas Bernung. Hambatan yang ditemukan yakni pengetahuan kader kesehatan tidak adekuat, belum tersedianya informasi yang adekuat tentang deteksi dini penyakit dengue haemoragic fever (DBD) pada kader kesehatan. Pelibatan kader kesehatan dalam edukasi mengenai deteksi dini penyakit DBD menentukan keberhasilan dalam penanganan awal DBD. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan dalam pendampingan kader kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran kader kesehatan dalam masyarakat dalam deteksi dini DBD. Kegiatan dilakukan di Kantor Kelurahan Dusun 1 Desa Sukabanjar Kota Bandar Lampung pada bulan Desember 2018. Metode yang dilakukan yakni ceramah, diskusi, praktek cara  melakukan rumpled test. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didapatkan peningkatan pengetahuan kader kesehatan tentang deteksi dini DBD. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah bentuk upaya dalam deteksi dini DBD dengan melibatkan kader kesehatan. Kata Kunci : Deteksi Dini, Kader Kesehatan, Rumpled Test  ABSTRACT Early detection of dengue haemoragic fever in Dusun 1, Sukabanjar Village, Gedong Tataan Subdistrict, Pesawaran Regency, Bandar Lampung, has not been carried out properly in the Work Area of the Bernung Health Center. The obstacles found were inadequate knowledge of health cadres, inadequate information on early detection of dengue haemorrhagic fever (DHF) among health cadres. The involvement of health cadres in education regarding early detection of dengue disease determines the success in the initial handling of dengue. The purpose of community service activities carried out in mentoring health cadres is to increase knowledge and the role of health cadres in the community in early detection of dengue fever. The activity was carried out at the Subdistrict Office of Dusun 1, Sukabanjar Village, Bandar Lampung City in December 2018. The methods used were lectures, discussions, practice on how to do a rumpled test. The results of this community service activity were found to increase the knowledge of health cadres about the early detection of dengue. Community service activities carried out are a form of effort in early detection of dengue by involving health cadres. Keyword : early detection, Health cadres, rumpled test
Perbaikan Ulkus Diabetik Dengan Penerapan Latihan Range Of Motion Ekstremitas Bawah Pada Diabetes Tipe 2 Shanty Chloranyta; Eko Junaidi; Jupri Kartono
Madago Nursing Journal Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.974 KB) | DOI: 10.33860/mnj.v2i2.605

Abstract

Diabetic ulcers are one of the chronic complications of type 2 diabetes due to chronic hyperglycemia resulting in impaired perfusion and neuropathy. Range of motion exercises in lower extremities improve peripheral perfusion with the aim of facilitating the diffusion of oxygen and adequate supply of nutrients to the ulcer area. The research objectives were identified and analyzed for diabetic improvement in the application of lower extremity range of motion exercises. Case study research design, 2 research subjects, at the Wound Clinic Diabetes Center Bandar Lampung for 2 weeks. The results of the study before the lower extremity range of motion of the degree of diabetes of the two respondents scored 2, after the range of motion of the lower extremity of the degree of diabetes both respondents scored 1. The conclusion of this study showed that lower extremity range of motion exercises can improve the repair of diabetic ulcers in type II diabetes patients. Lower extremity range of motion exercise can be one of the independent interventions carried out for the treatment of diabetic foot ulcers in type 2 diabetes.