Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS GAYA BAHASA PADA NOVEL KAU, AKU, DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH KARYA: TERE LIYE Mizkat, Eva
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 6, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya sastra yang mempunyai ciri khas dari gaya bahasa yang ditampilkan oleh pengarangnya, tentu memiliki ‘keunikan’ tersendiri dalam kalimat yang terangkai terkait makna yang tersirat di dalamnya. Oleh sebab itu, pengkajian gaya bahasa merupakan salah satu hal yang perlu dilakukan untuk mengamati bagaimana para pengarang karya sastra memanfaatkan gaya bahasa, terutama dalam karya sastra bergenre novel yang memiliki alur dan halaman yang lebih panjang dibandingkan dengan genre sastra seperti puisi maupun cerpen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokkan gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang Tere Liye dalam novelnya yang berjudul Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh gaya bahasa dalam pembelajaran sastra bergenre novel. Dari contoh-contoh tersebut, dapat diungkap makna yang tersirat di dalamnya dan sebagai usaha memahami pesan-pesan yang terkandung di setiap rangkaian kalimatnya itu melalui keterampilan membaca. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori struktural berbasis teks novel. Teknik analisis data dengan menerapkan metode baca dan catat untuk menandai kalimat yang akan dikelompokkan ke dalam jenis gaya bahasa tertentu. Hasil yang diperoleh berupa uraian penjelasan secara heuristik dan hermeneutik sehingga diperoleh jenis gaya bahasa yang meliputi gaya bahasa personifikasi, metafora, hiperbola, sarkasme, alegori, dan simile.
ANALISIS LATAR PADA NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA: TERE LIYE Indah Utami Siregar; Eva Mizkat
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 8, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya sastra yang dipaparkan oleh pengarang melalui novel akan banyak menggambarkan suasana untuk mendukung cerita dan penggambaran tokoh agar menarik minat pembaca. Sehingga melalui latar yang dilukiskan pengarang lewat karya sastra berbentuk novel akan membawa imajinasi pembaca ke tempat-tempat tertentu dengan suasana serta perasaan tertentu pula. Apalagi mungkin saja suasana itu sudah pernah dilalui dan dirasakan oleh pembaca itu sendiri, atau bahkan merupakan pengetahuan baru baginya jika memang belum pernah dirasakan atau dilalui di dunia nyata. Oleh sebab itulah, analisis latar di dalam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Karya Tere Liye yang terbit pada bulan Desember tahun 2013 cetakan XIII ini dianalisis. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan jenis latar yang dilukiskan pengarang lewat novel tersebut. Teknik analisis data menggunakan teknik baca dan catat dari obejek yang dianalisis yaitu berupa teks novel. Dari analisis yang dilakukan diperoleh tiga jenis latar yaitu latar tempat, latar waktu dan juga latar sosial.
ANALISIS KARAKTERISTIK TOKOH UTAMA DAN TOKOH TAMBAHAN PADA NOVEL KEKASIH IMPIAN KARYA: WARDAH MAULINA Melisa Simangunsong; Eva Mizkat
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dalam penerapan Model Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik tokoh utama dan tokoh tambahan. Hal itu dipilih karena secara umum penciptaan tokoh di dalam suatu novel tentu ada tokoh utama serta tokoh tambahan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari teks novel Kekasih Impian Karya: Wardah Maulina dengan teknik baca dan catat sesuai alur cerita. Hasil yang diperoleh bahwa terdapat dua tokoh utama, yaitu: Aku (Wawa) dan Natta. Wawa memiliki karakteristik plegmatis, dan Natta memiliki karakteristik koleris. Adapun tokoh tambahan pada novel ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda, diantaranya tokoh Abi dan Umi yang memiliki karakteristik koleris; tokoh Emak yang memiliki karakteristik koleris; tokoh Manajer yang memiliki karakteristik sanguinis; tokoh Ragil yang memiliki karakteristik plegmatis; serta tokoh Rahmi yang memiliki karakteristik sanguinis.
NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TOKOH BONAR SI PENJAGA SUNGAI KARYA YULHASNI Eva Mizkat
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 16, No 1 (2018): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v16i1.2274

Abstract

Karya sastra yang baik hendaknya dapat memberikan nilai-nilai pendidikan kepada pembacanya selain sifatnya yang menghibur. Untuk menemukan nilai-nilai pendidikan di dalam karya sastra, diperlukan pula keterampilan membaca, terutama karya sastra yang diperuntukkan untuk usia anak-anak. Hendaknya pengarang juga memerhatikan kosakata dan unsur pembentuk karya sastra (unsur intrinsik dan ekstrinsik) yang akan disuguhkan kepada anak-anak dengan konflik cerita yang disesuaikan dengan tingkatan pekembangan dan daya nalarnya juga. Oleh karena itu, dalam usaha mengadakan buku sastra untuk anak, Balai Bahasa Sumatera Utara telah mengadakan sayembara menulis cerita anak dan pada tahun 2017 lalu diperoleh 5 pemenang. Dari kelima karya itu, penulis menganalisis nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat pada cerita anak yang berjudul Bonar Si Penjaga Sungai karya Yulhasni. Hal ini dilakukan sebagai usaha mengapresiasi hasil karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang lokal, khususnya yang berasal dari Sumatera Utara. Analisis ini menggunakan metode deskriptif analitik, yaitu menelaah nilai-nilai pendidikan karakter dari karakterstik tokoh utamanya melalui pembacaan heuristik dan hermeneutik. Dari kedelapan belas nilai-nilai pendidikan karakter yang diacu berdasarkan Kemdiknas tahun 2010, penulis menemukan sembilan nilai-nilai pendidikan karakter dari karakteristik tokoh utama cerita tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu nilai-nilai pendidikan karakter: religius, toleransi, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Variasi bahasa “sapaan pemirsa” pada konsep siaran audio Eva Mizkat
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 11, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/jkb.v11i1.3384

Abstract

The variety of languages used by speakers or a group of people will shape the variety of languages in sociolinguistic studies. This research discusses the variation of language "greeting viewers" in the case study assignment of students in Broadcast Engineering course which aims to see the variations of language used to attract listeners/viewers of audio broadcasts. Both through diction and grouping of words used in various Indonesian languages, also to analyze student creativity in exploring their linguistic potential which is influenced by social and cultural factors. This type of research is qualitative using content analysis techniques. Sources of data from the documentation of student assignments conceptualizing broadcast language on audio broadcast technique material in class IV C in the form of writing (written text) totaling 15 data. The results obtained are language variations in the casual variety of 8 data, the intimate variety of 5 data, the official (formal) variety of 2 data. However, data 7 and data 13 tend to be in the slang group which is currently trending.
“POJOK BACA” SEBAGAI STRATEGI MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA KELAS III UPTD SDN 016534 SILO BONTO Suriani Suriani; Eva Mizkat; Dany Try Hutama Hutabarat; Cindy Pratiwi; Herman Silaban; Rika Rahayu
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 29, No 4 (2023): OKTOBER-DESEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v29i4.50595

Abstract

Minat membaca para siswa memiliki peran yang signifikan dalam membentuk kemampuan literasi yang kokoh dan meningkatkan kualitas Pendidikan. Peran utama dalam membentuk minat baca siswa dipegang oleh para guru. Seorang guru adalah seorang profesional dalam bidang pendidikan yang memiliki tugas untuk mendidik, mengajar berbagai disiplin ilmu, memberikan arahan, melatih, memberikan penilaian, dan menjalankan proses evaluasi terhadap para peserta didik. Pelaksanaan perubahan standar pendidikan nasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022 menuntut pemahaman mendalam dari pihak guru Metode yang digunakan untuk mengetahui pojok baca sebagai strategi menumbuhkan minat baca siswa kelas III di UPTD SDN. 016534 Silo Bonto adalah menggunakan metode pendidikan, pendampingan dan evaluasi. Sosilaisasi hukum yang dilakukan kepada guru untuk mengetahui dan memahami tentang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Kewajiban guru sebagai bagian dari warga masyarakat untuk mengerti dan paham hukum, terutama agar tidak terkena sanksi hukum yang dapat menimbulkan penderitaan bagi yang melanggarnya. Optimalkan  ]Pojok  Baca,  gerakan  literasi  membaca  dapat  berjalan  dengan lancar. Perlu adanya dukungan dari berbagai pihak seperti kepala sekolah, guru, Penanggung jawab gerakan literasi, dan para siswa.
Analisis prinsip kesantunan berbahasa Leech pada dialek Tanjungbalai dalam lingkungan keluarga melalui kajian pragmatik Arera Vazira; Wan Nurul Atikah Nasution; Eva Mizkat; Rina Hayati Maulidiah
Jurnal Komunitas Bahasa Vol 11, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36294/jkb.v11i2.3579

Abstract

This study aims to describe how the form of application and deviation of politeness principles in Leech language in a family environment of speakers in Tanjung Balai dialect. The method used in this research is descriptive qualitative. The data in this study are utterances spoken by fellow family member that show the forms of application and deviations of the principle of politeness in language. The results of this study indicate that the principle of language politeness is not always applied when communicating in everyday life by fellow family members. The politeness principle in question is the politeness principle developed by Leech, including: (1) field maxim, (2) generosity maxim, (3) appreciation maxim, (4) modesty maxim, (5) agreement maxim and (6) sympathy maxim. Thus utterances that deviate from Leech's politeness principle are more commonly found when communicating in the family environment, for in one family thats used as research, they pay little attention to the principles of politeness while talking between speakers and speech partners and the context/situation when communicating.Â