Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGURANGAN PENCEMARAN UDARA BERDASARKAN KONSEP PELABUHAN HIJAU SUPRIYANTI, YANTI; GANTINA, TINA MULYA; KURNIASETIAWATI, ANNISA; MARENSHAPUTRI, PUREZA; WACHJOE, CONNY KURNIAWAN; ZEIN, HERMAGASANTOS
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.252

Abstract

ABSTRAKPerdagangan bebas antara negara-negara di dunia telah mengubah pergerakan orang dan barang yang memberi dampak signifikan pada pemanfaatan transportasi laut. Fenomena ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan. Ketika catu daya listrik tidak tersedia untuk kapal di pelabuhan, mesin diesel kapal dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban listrik selama proses bongkar muat. Pengoperasian mesin diesel akan berdampak negatif pada area pelabuhan karena kebisingan dan polusi udara. Makalah ini akan menyediakan metode pasokan daya shore to ship (STS) yang memasok listrik dari darat ke kapal. STS dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas udara di area pelabuhan. Hasilnya telah secara signifikan mengurangi jumlah polusi udara berbahaya, terutama untuk emisi NOx, VOC, dan PM masing-masing sebesar 97%, 94% dan 89%.Kata kunci: pelabuhan laut, pembangkit listrik tenaga diesel, shore to ship, berlabuh, emisi gas buang berbahaya ABSTRACTFree trade agreements between countries in the world have changed the movement of people and goods which creates a significant impact on sea transportation. This phenomenon will have an impact on the rapid increase in the number of vessels resting at the port. When the electrical power supply is not available for ships in the port, the ship diesel engine is operated to meet the electrical load during the loading and unloading process. Operation of the diesel engine will have a negative impact on the port area due to noise and air pollution. This paper will provide a shore-to-ship (STS) power supply method that supplies electricity from land to ships. STS can be used to improve air quality in the port area. The results have significantly reduced the amount of harmful air pollution, especially for NOx, VOC, and PM emissions by 97%, 94% and 89% respectively.Keywords: port, diesel plant, shore to ship, berthing, harmful air polution
Pengurangan Pencemaran Udara berdasarkan Konsep Pelabuhan Hijau CONNY KURNIAWAN WACHJOE; HERMAGASANTOS ZEIN; YANTI SUPRIYANTI; TINA MULYA GANTINA; ANNISA KURNIASETIAWATI; PUREZA MARENSHAPUTRI
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 8, No 2 (2020): ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektro
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v8i2.252

Abstract

ABSTRAKPerdagangan bebas antara negara-negara di dunia telah mengubah pergerakan orang dan barang yang memberi dampak signifikan pada pemanfaatan transportasi laut. Fenomena ini akan berdampak pada peningkatan jumlah kapal yang berlabuh di pelabuhan. Ketika catu daya listrik tidak tersedia untuk kapal di pelabuhan, mesin diesel kapal dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan beban listrik selama proses bongkar muat. Pengoperasian mesin diesel akan berdampak negatif pada area pelabuhan karena kebisingan dan polusi udara. Makalah ini akan menyediakan metode pasokan daya shore to ship (STS) yang memasok listrik dari darat ke kapal. STS dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas udara di area pelabuhan. Hasilnya telah secara signifikan mengurangi jumlah polusi udara berbahaya, terutama untuk emisi NOx, VOC, dan PM masing-masing sebesar 97%, 94% dan 89%.Kata kunci: pelabuhan laut, pembangkit listrik tenaga diesel, shore to ship, berlabuh, emisi gas buang berbahaya ABSTRACTFree trade agreements between countries in the world have changed the movement of people and goods which creates a significant impact on sea transportation. This phenomenon will have an impact on the rapid increase in the number of vessels resting at the port. When the electrical power supply is not available for ships in the port, the ship diesel engine is operated to meet the electrical load during the loading and unloading process. Operation of the diesel engine will have a negative impact on the port area due to noise and air pollution. This paper will provide a shore-to-ship (STS) power supply method that supplies electricity from land to ships. STS can be used to improve air quality in the port area. The results have significantly reduced the amount of harmful air pollution, especially for NOx, VOC, and PM emissions by 97%, 94% and 89% respectively.Keywords: port, diesel plant, shore to ship, berthing, harmful air polution
DISEMINASI ALAT PROSES PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) UNTUK INDUSTRI PRODUK MAKANAN PADA UMKM BINAAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI Tina Mulya Gantina; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Yanti Suprianti; Rusmana; Sapto Prayogo; Herawati Budiastuti
Jurnal Difusi Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.64 KB) | DOI: 10.35313/difusi.v4i1.2630

Abstract

Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Konversi Energi (JTKE) bersama dengan pihak Pemerintah Kota Cimahi - Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Cimahi berkoordinasi dalam upaya mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah yang berasal dari jenis kelompok usaha penyediaan makanan lainnya. Salah satu pengusaha yang termasuk dalam jenis kelompok usaha tersebut adalah produsen makanan olahan dari labu dengan nama usaha “Roemah Labu”. “Roemah Labu” telah memiliki pasar yang cukup luas serta produk yang konsisten yaitu pangsit labu dan dodol labu. Saat ini “Roemah Labu” sangat memerlukan alat pengering untuk mendukung proses produksi keripik labu (dalam tahap pengembangan) dan berbagai produk makanan olahan dari limbah bahan baku labu, yaitu kulit dan biji labu untuk menambah varian produknya. Adapun jenis pengering yang coba didiseminasikan merupakan sebuah alat pengering surya sederhana dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses produksi dari segi higienitas maupun kuantitas varian produk. Alat pengering surya (Solar Dryer) dirancang agar independen dari sumber energi selain panas matahari. Alat pengering ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu ruang pengering dengan lima susun tray berukuran 60 x 60 cm dan solar collector berukuran 1.05 x 1.3 m. Banyaknya produk labu tambahan yang dapat dihasilkan dalam satu kali produksi dari setiap kg labu, yaitu 111 gram kulit labu kering (cuaca cerah), 29 gram kulit labu kering (cuaca hujan), dan 34 gram biji labu kering/ matang.
Perancangan Insulasi Pipa Distribusi Air Dingin untuk Penghematan Energi Sistem Pendingin Hotel Grand Tjokro Bandung Muhammad Rafif Musyaffa Al Fakhri; Sapto Prajogo; Annisa Syafitri Kurniasetiawati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 12 (2021): Prosiding 12th Industrial Research Workshop and National Seminar (IRWNS)
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.662 KB)

Abstract

Perancangan Insulasi Pipa Distribusi Air Dingin untuk Penghematan Energi Sistem Pendingin Hotel Grand Tjokro Bandung
Perancangan Heat Exchanger Tipe Shell and Tube Menggunakan Helical Baffles pada Proses Gasifikasi Batu Bara Kapasitas 30000 Nm3/h Raihan Fadhlurrahman Rasyid; Sapto Prajogo; Annisa S Kurniasetiawati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.518 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4175

Abstract

Heat Exchanger tipe shell and tube adalah alat penukar panas dengan menggunakan sistem tabung tempat cairan mengalir. Permasalahan pada Heat Exchanger adalah temperatur keluaran coal gas yang hanya mencapai 91,3 °C dan efektivitas sebesar 0.512 dengan standar operasi efektivitasnya sebesar 0,6-0,8. Fluida panas (coal) mengalir pada sisi shell dan fluida dingin (water) mengalir pada sisi tube. Baffle merupakan sekat yang berfungsi untuk mengatur aliran yang melewati sisi shell dan meningkatkan turbulensi menjadi lebih tinggi. Heat exchanger jenis shell and tube dengan helical baffle dapat menghasilkan pressure drop yang lebih rendah, mengurangi nilai fouling factor serta meningkatkan koefisien perpindahan panas. Hasil perancangan Heat Exchanger menggunakan helical baffle dengan sudut 3° meningkatkan koefisien perpindahan panas dari 3,74 W/m °C menjadi 5,57 W/m °C atau meningkat sebesar 32,96%. Nilai pressure drop di sisi shell menurun dari 3,78 kPa menjadi 2,88 kPa atau menurun sebesar 23,81% sedangkan untuk pressure drop tube menurun dari 0,00026 kPa menjadi 0,000069 kPa atau menurun sebesar 73,46%. Perancangan ini meningkatkan efektivitas Heat Exchanger dari 0.512 Menjadi 0.605. Peluang penghematan energi dari perancangan Heat Exchanger menggunakan 2 2 helical baffle ini mencapai 3854,048 W per tahun dengan keuntungan/tahun ekonomi sebesar Rp 500.574.719,64 dengan nilai NPV sebesar Rp. 15.442.942.379,97 dan payback period selama 18,26 bulan.
Perancangan Variasi Bentuk Filler pada Menara Pendingin Tipe Induced Draft Counterflow di PT Indolakto – Jakarta Muhammad Idjlal Fikri; Sri Wuryanti; Annisa S Kurniasetiawati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.77 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4176

Abstract

Cooling Tower adalah suatu alat penukar panas yang berfungsi untuk mendinginkan air panas ke lingkungan pada proses pasteurisasi yang digunakan untuk mendinginkan susu. Proses pendinginan air sangat bergantung pada filler atau material pengisi dari Cooling Tower. Filler atau material pengisi Cooling Tower adalah tempat terjadinya pertukaran panas antara air dengan udara. Filler sangat berpengaruh terhadap kinerja dari Cooling Tower itu sendiri. Permasalahan yang dialami oleh Cooling Tower itu adalah terjadinya pengendapan dan pertumbuhan mikroorganisme yang diakibatkan karena umur dari Cooling Tower itu sendiri sudah 10 tahun. Kalau pengendapan dibiarkan terus menerus mengakibatkan terhalangnya laju perpindahan panas dan stress material, hal ini bisa menyebabkan penurunan kinerja Cooling Tower. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan desain rancangan bentuk filler yang tepat untuk meningkatkan efektivitas menggunakan metode perhitungan menggunakan teori merkel dan simulasi, yakni dengan menghitung efektifitas perpindahan panas pada Cooling Tower menggunakan metode NTU (Number of Transfer Unit). Perancangan bentuk filler dari Cooling Tower berhasil meningkatkan efektifitas dari kondisi eksisting 43.75% menjadi 61.23% dengan menggunakan filler jenis film fill dengan tipe D. Peningkatan efektifitas tersebut membuat temperatur air keluar dari Cooling Tower menurun menjadi 31 C. Perancangan bentuk filler berhasil menghasilkan penghematan konsumsi energi menjadi 7714.8 kWH/bulan dengan penghematan biaya operasi Rp 11,145,571.56 perbulan.
Perancangan Wet Scrubber Kapasitas 0,72 m3/jam pada Proses Pemurnian Biogas dari Kotoran Sapi Nannuba Hilma A. A; Sapto Prajogo; Annisa S Kurniasetiawati
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 13 No 01 (2022): Vol 13 (2022): Prosiding 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.543 KB) | DOI: 10.35313/irwns.v13i01.4178

Abstract

Biogas merupakan sumber energi berupa gas alam melewati proses fermentasi dengan kondisi anaerob yang umumnya tersusun atas CH4, CO2, H2, N2, dan H2S. Gas metana sebagai komposisi utama biogas pada umumnya belum optimal diakibatkan oleh komposisi CO 2 yang besar sehingga nilai kalor dapat menurun dan komposisi H2S yang bersifat korosif dapat menimbulkan masalah pada proses pembakaran. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan proses pemurnian demgan metode absorpsi menggunakan wet scrubber dengan memanfaatkan H 2S dan CO2 yang memiliki kelarutan tinggi terhadap air. Wet scrubber melakukan kontak gas dan absorben cair dengan arah yang berlawanan, kemudian biogas yang masuk melalui bawah kolom akan diberi cairan berupa air dari atas kolom sehingga gas CO2 dan H2S akan terlarut oleh air. Perancangan ini dilakukan untuk biogas di Peternakan Sapi, Cigugur Girang dengan komposisi CH4 sebesar 55,5%, CO2 sebesar 43%, N2 sebesar 1%, H2S sebesar 0,16%, dan O2 sebesar 0,34%. Tujuan dari perancangan ini untuk merancang scrubber untuk proses pemurnian biogas, sistem wet melakukan pengujian pengoptimalan komposisi CH4 biogas hasil wet scrubber dengan simulasi menggunakan software Aspen Plus, dan melakukan analisis keekonomian dari perancangan sistem wet scrubber terhadap keuntungan peningkatan kualitas biogas. Pada perancangan menggunakan perhitungan manual untuk dilakukan simulasi menggunakan software Aspen Plus didapatkan dimensi wet scrubber dengan diameter 3,559 m, tinggi kolom 13,897 m, dan laju alir air 6892,49 kmol/jam. Pemurnian menghasilkan komposisi akhir H2S sebesar 3,79 ppm dan komposisi CO2 sebesar 26,77%.
Economical sustainability of integrated photo voltaic and hydroponic systems for rural areas Conny K Wachjoe; Hermagasantos Zein; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Teguh Sasono; Yanti Suprianti; Fitria Yulistiani
JEMMME (Journal of Energy, Mechanical, Material, and Manufacturing Engineering) Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jemmme.v7i1.22938

Abstract

Hydroponic plantations are an effort of future agricultural technology, and this is due to population growth and increasingly saving agricultural land. Besides that, hydroponics can trigger rural economic development by opening employment opportunities for rural areas. The realization of hydroponics in rural areas that are not connected to the grid can use solar energy to circulate water continuously. The components of photo voltaic systems have been designed to the needs of the hydroponic system. Photo voltaic technology has been used for a long time for lighting in remote areas. Integrating the photo voltaic system with hydroponics is a synergistic effort to use energy productively. The case the demand for vegetables in rural areas is minimal, with limited land and the level of land productivity that depends on the availability of fertilizers. The economical method for analyzing the integrating system of photovoltaic and hydroponic systems is based on PBP, CCP, and ROROI. The results obtained for kale based on the PV-hydroponic integration system have a return on investment (PBP) of 13.5 months, cumulative cash posit (CCP) of 1.84, and Rate of Return on Investment (ROROI) of 8.01%. Adding the second and third hydroponic plant modules can reduce PBP to 6.2 months and 5.2 months, respectively. Likewise, CPP increased from 1.84 to 3.68 and 5.21, respectively. Meanwhile, ROROI rose from 8.01% to 11.43% and 13.34%, respectively.
Penentuan Panjang Pipa Kapiler Menggunakan Metode Analisis Komputasi Drop Tekanan Ananda Anggis Khofifah; Windy Hermawan Mitrakusuma; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Nani Yuningsih
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5444

Abstract

Pipa kapiler merupakan salah satu komponen penting sistem refrigerasi. Untuk mengaplikasikannya, dibutuhkan panjang pipa yang tepat. Pada studi ini akan dilakukan penentuan panjang pipa kapiler menggunakan suatu algoritma dari metode analisis komputasi drop tekanan dan formula dari Reference Thermodynamic and Transport Properties (REFPROP) dengan menginput parameter-parameter penting, sebagai bahan pembanding apakah algoritma tersebut dapat menghasilkan panjang pipa kapiler yang sama atau mendekati hasil seleksi panjang pipa menggunakan software selektor dan tabel seleksi yang telah ada. Untuk mendapatkan panjang pipa kapiler dilakukan komputasi dari algoritma eksisting dengan mengubah nilai dari beberapa parameter, yaitu rentang kapasitas pendinginan 0,15 kW – 0,25 kW; diameter dalam pipa kapiler sebesar 0,026 inch, 0,031 inch, dan 0,036 inch; rentang temperatur evaporasi (-25℃) - 10℃; rentang temperatur kondensasi ≥25℃ - 5℃; dan refrigeran yang diujikan adalah R22 dan R404A. Nilai parameter didapatkan dari software REFPROP dengan berdasarkan selisih penurunan temperatur sebanyak 1℃. Dari perhitungan akan diperoleh panjang pipa kapiler, yang kemudian ditampilkan pada tabel koreksi pipa kapiler. Dengan rentang panjang pipa mulai dari 0,7 m – 11 m. Untuk memvalidasi hasil perhitungan dilakukan analisis persentase error dengan membandingkan panjang pipa hasil perhitungan dengan algoritma baru dan aplikasi CapSel. Didapatkan hasil error terkecil 0,82% dan error terbesar 158,62%.
DISEMINASI ALAT PROSES PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) UNTUK INDUSTRI PRODUK MAKANAN PADA UMKM BINAAN PEMERINTAH KOTA CIMAHI Tina Mulya Gantina; Annisa Syafitri Kurniasetiawati; Yanti Suprianti; Rusmana; Sapto Prayogo; Herawati Budiastuti
Jurnal Difusi Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Difusi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/difusi.v4i1.2630

Abstract

Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Teknik Konversi Energi (JTKE) bersama dengan pihak Pemerintah Kota Cimahi - Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Cimahi berkoordinasi dalam upaya mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah yang berasal dari jenis kelompok usaha penyediaan makanan lainnya. Salah satu pengusaha yang termasuk dalam jenis kelompok usaha tersebut adalah produsen makanan olahan dari labu dengan nama usaha “Roemah Labu”. “Roemah Labu” telah memiliki pasar yang cukup luas serta produk yang konsisten yaitu pangsit labu dan dodol labu. Saat ini “Roemah Labu” sangat memerlukan alat pengering untuk mendukung proses produksi keripik labu (dalam tahap pengembangan) dan berbagai produk makanan olahan dari limbah bahan baku labu, yaitu kulit dan biji labu untuk menambah varian produknya. Adapun jenis pengering yang coba didiseminasikan merupakan sebuah alat pengering surya sederhana dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses produksi dari segi higienitas maupun kuantitas varian produk. Alat pengering surya (Solar Dryer) dirancang agar independen dari sumber energi selain panas matahari. Alat pengering ini terdiri atas dua bagian utama, yaitu ruang pengering dengan lima susun tray berukuran 60 x 60 cm dan solar collector berukuran 1.05 x 1.3 m. Banyaknya produk labu tambahan yang dapat dihasilkan dalam satu kali produksi dari setiap kg labu, yaitu 111 gram kulit labu kering (cuaca cerah), 29 gram kulit labu kering (cuaca hujan), dan 34 gram biji labu kering/ matang.