Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Review Artikel: Metode untuk Meningkatkan Absorpsi Obat Transdermal Annisa, Viviane
Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2020): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v5i1.9157

Abstract

The route of administration of transdermal drugs is preferred because it is easy to use. However, there are limitations associated with the difficulty of drugs penetrating into the skin. This is caused by the presence of the stratum corneum which is the main barrier for drug entry into the skin. Penetration of the drug into the skin can be through the trans-epidermal (transcellular and paracellular) route and the trans-appendegeal route depending on the dosage form. To increase the penetration ability of transdermal drugs, it can use chemical enhancers and physical enhancers. Chemical enhancers can be classified based on chemical structure or based on the mechanism of action. Chemical compounds that have the same functional groups can have different mechanisms of action depending on the physical-chemical nature. Chemical enhancers are categorized based on their chemical structure, including: water, alcohol, amides, esters, alcohol ethers, pyrrolidone, hydrocarbons, sulfides, surfactants, terpenes, phospholipids, vesicles. Whereas physical enhancers in the form of drug delivery use external energy to encourage or physically damage the stratum corneum. Physical enhancer methods such as Iontophoresis, Electroporation, Magnetophoresis, Sonophoresis, Photomechanics, Radiofrequency, Thermophoresis, Microneedle, and Jet Injectors. Keyword: transdermal; permeation enhancer; chemical enhancer; physical enhancer
Review of Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS) Annisa, Viviane
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v7i1.11693

Abstract

Penghantaran obat oral memiliki keterbatasan terkait dengan absorpsi pada saluran pencernaan yang tidak sempurna. Absorpsi yang tidak sempurna ini dapat mempengaruhi tercapainya dosis terapi. Hal ini dipengaruhi oleh lambung karena adanya faktor Gastro Residence Time (GRT). Untuk meningkatkan absorpsi obat pada lambung, maka memerlukan sistem penghantaran obat yang dapat memperlama GRT. Salah satu penghantaran obat yang dapat memperlama GRT adalah Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS). Pengembangan GRDDS memiliki banyak keuntungan, seperti meningkatkan bioavailabilitas obat, meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam pH tinggi, dapat mengontrol level terapi sehingga mengurangi terjadinya fluktuasi, serta dapat memperpanjang waktu paruh sehingga frekuensi pemberian obat dapat dikurangi. Faktor yang dapat mempengaruhi formulasi GRDDS adalah faktor farmasetika, fisiologis, dan kondisi pasien. Terdapat beberapa sistem dalam formulasi GRDDS, seperti sistem floating, bioadesif, densitas tinggi, superporos, expandable, raft forming, dan magnetik. Sistem floating dapat melalui 2 mekanisme pembuatan, yakni secara effervescent dan non-effervescent. Telah banyak bentuk sediaan dengan sistem GRDDS yang diproduksi dalam skala industri sehingga dapat ditemukan di pasaran.
Sistem Penghantaran Obat Transdermal Dissolving Microneedle (DMN) Serta Potensinya Sebagai Penghantaran Vaksin Viviane Annisa
Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo Vol 8 No 1 (2020): Acta Pharmaciae Indonesia : Acta Pharm Indo
Publisher : Pharmacy Department, Faculty of Health Sciences, Jenderal Soedirman University, Purwokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.205 KB) | DOI: 10.20884/1.api.2020.8.1.2591

Abstract

Keberhasilan vaksinasi tidak hanya tergantung pada efektivitasnya, tetapi juga pada teknologi dalam pembuatan, keamanan, serta kenyamanan pengguna. Penghantaran vaksin konvensional menggunakan jarum hipodermik memiliki keterbatasan yaitu sulitnya proses pembuatan, risiko jarum yang digunakan lebih dari satu kali, serta menimbulkan nyeri. Alternatif penghantaran sediaan vaksin yaitu melalui transdermal. Penghantaran vaksin melalui transdermal memiliki respon proteksi imun yang lebih besar dibandingkan dengan penghantaran melalui injeksi secara subkutan ataupun intramuskular. Dissolving Microneedle (DMN) merupakan sistem penghantaran transdermal yang banyak memiliki keunggulan. DMN telah berhasil menghantarkan sejumlah makromolekul seperti vaksin, insulin, eritropoietin, interferon-α, hormon pertumbuhan, dan heparin. Penggunaan vaksin mandiri dapat menjadi lebih hemat karena mengurangi limbah benda tajam, dan tidak memerlukan penyimpanan suhu rendah. Beberapa penelitian DMN vaksin telah dilakukan uji klinik pada manusia, seperti vaksin influenza.