Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KONDISI SOSIAL BUDAYA BERPANTANG MAKANAN DAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA SUKU TOLAKI (STUDI KASUS PADA MASYARAKAT PESISIR KOTA KENDARI) TAHUN 2019 Bahar, Hartati; Muchtar, Febriana; Putri, Linda Ayu Rizka
Preventif Journal Vol 4, No 2 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.803 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i2.12441

Abstract

 Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinykomplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatajanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor sosial budaya ibu hamil suku toladalam berpantang makan pada masyarakat pesisir Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan penelitiakualitatif dengan pendekatan studi kasus. Cara mendapatkan informasi melalui wawancara mendalam daobservasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kepercayaan berpantang makanan masih adhingga saat ini, beberapa jenis makanan yang dipantang oleh suku tolaki di Kota Kendari adalah jenis sayuranangka, terong, papaya, nenas, dan pisang mentah. Jenis minuman yang dipantang yakni minum susu daminum air es. Makanan yang manis-manis seperti gula merah juga dipantang termasuk makanan bersantadan berminyak. Dari jenis hewani dipantang makan ikan masak karena dikhawatirkan akan membuat Aberbau busuk dan amis. Makanan yang dianjurkan adalah jenis kacang tanah, sayur bening dan ikan pangganUntuk perilaku perawatan kehamilan ibu hamil dilarang keluar rumah kecuali membawa jimat yang dipercaybisa melindungi ibu hamil dan bayinya dari roh jahat. Dilarang pula makan didalam kamar dan ketika makaharus memberitaukan ke suami agar ibu tidak memberaki dirinya saat melahirkan. Kesimpulan penelitian iadalah masih terdapat budaya berpantang makanan selama kehamilan pada suku tolaki juga masih terdaptata cara perawatan kehamilan pada ibu hamil berupa perilaku berpantangan dan anjuran selama kehamilan.Kata kunci: sosial budaya, suku tolaki 
PENGARUH PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK TAHU Muchtar, Febriana; Panga, La; hastian, hastian
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 5 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.981 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i5.15088

Abstract

ABSTRACTTofu is one of the vegetable protein sources. Low-temperature is often the best place for food storage. In households, low-temperature storage can be done in the refrigerator. This study was aimed to find out the effect of low temperature storage on protein content and organoleptic properties of tofu and to determine how long tofu should be stored at low temperature to possibly be used as a reference, especially for tofu consumers. This research was conducted using an experimental method with non-factorial Completely Randomized Design (CRD). In this study, tofu was soaked in water and stored in a container then put in a refrigerator (5 – 10 °C) with varied storage period consisting of 4 treatment levels that were without storage (T0), 2-day storage (T1), 4-day storage (T2), and 6-day storage (T3). Protein content was analyzed by using indophenol-blue and organoleptic assessment was done with the hedonic test. Data analysis was conducted using the Analysis of Variance (ANOVA) method. The result of the research shows that low-temprature storage had a significant effect on protein content and the organoleptic properties of tofu. Tofu stored at low temperature can last for up to 2 days with a protein content of 7.55% and organoleptic properties of color, aroma, and appearance reached 4.3 (like), 4.3 (like), and 4.2 (like).Keywords:Low temperature storage, tofu, protein, and organoleptic.ABSTRAKTahu merupakan salah satu sumber protein nabati. Penyimpanan bahan pangan sering dilakukan pada suhu rendah. Pada rumah tangga penyimpanan suhu rendah dapat dilakukan di kulkas (refrigerator). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu rendah terhadap perubahan kandungan protein dan sifat organoleptik tahu, serta untuk mengetahui berapa lama penyimpanan tahu pada suhu rendah sehingga dapat digunakan sebagaiacuan khususnya bagi konsumen tahu. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial. Perlakuan yang diterapkan adalah penyimpanan tahu yang direndam dalam air dan disimpan dalam wadah kemudian disimpan pada refrigerator atau kulkas (5°C–10°C) dengan variasi lama penyimpanan terdiri dari 4 tingkat perlakuan yaitu tanpa penyimpanan, penyimpanan 2 hari, penyimpanan 4 hari dan penyimpanan 6 hari. Kandungan protein dianalisis dengan metode indofenol biru dan organoleptik dengan pengujian hedonik. Analisis data dilakukan dengan metode Analisis of Varians (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah (5°C–10° C) berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan protein dan sifat organoleptik tahu. Penyimpanan tahu pada suhu rendah dapat dilakukan hingga 2 hari penyimpanan dengan kadar protein 7,55% dan sifat organoleptik warna 4,3 (suka), aroma 4,3 (suka) dan penampakan 4,2 (suka).Kata kunci: Penyimpanan Suhu Rendah, Tahu, Protein dan Organoleptik.
STRATEGI PROMOTIF DAN PREVENTIF DALAM PENCEGAHAN PERILAKU MEROKOK SEJAK DINI MELALUI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA (STUDI KASUS PADA PEDUKUHAN GEMAWANG YOGYAKARTA) Bahar, Hartati; Muchtar, Febriana
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 5, No 4 (2020): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v5i4.14871

Abstract

Pada tahun 2030 diperkirakan tidak kurang dari 70 persen kematian yang disebabkan oleh rokok akan terjadi dinegara berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat konsumsi rokokdan produksi rokok yang tinggi dibarengi usia mulai merokok yang semakin belia. Penelitian ini bertujuanmengetahui strategi promotif dan preventifdalam pencegahan perilaku merokok sejak dini melaluipemberdayaan ibu rumah tangga (Studi Kasus Pada Pedukuhan Gemawang Yogyakarta) Jenis penelitian yangdigunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik yang digunakan adalah FGD,wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi dan untuk keabsahan dilakukan triangulasidata. Hasilpenelitian menunjukkan bahwadi Pedukuhan Gemawang program pemberdayaan masyarakat di PedukuhanGemawang terlihat sangat dominan dalam keberhasilan mereka menurunkan jumlah perokok aktif danmenciptakan lingkungan sehat bebas dari asap rokok. Hal ini terlihat dari aktifnya ibu-ibu sebagai penggerakutama program melindungi bahaya asap rokok pasif. Mereka bergerak dari bawah (keluarga) dan dilakukandengan penuh kesadaran dan kesabaran hingga menuai hasil yang bisa dirasakan manfaatnya oleh seluruhpenduduk setempat.Bina suasana yang terlihat dari dukungan yang diberikan tokoh masyarakat setempat,Puskesmas, dan apreasi yang besar dari PemProv DIY. Konsep pemberdayaan masyarakat dan bina suasana telahdirasakan manfaatnya pada masyarakat Pedukuhan Gemawang, hal ini terlihat dari pencapaian secarakuantitatif penurunan jumlah perokok aktif, dan secara kualitatif telah terjadi peningkatan pengetahuanmasyarakat akan pentingnya melindungi perokok pasif dari bahaya asap rokok. Kata Kunci: Strategi promotif dan preventif, pencegahan perilaku merokok dan pemberdayaan ibu rumahtangga 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PUNGGOLAKA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI Irma, Irma; Sabilu, Yusuf; Tina, Lymbran; Muchtar, Febriana
Preventif Journal Vol 5, No 1 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v5i1.15601

Abstract

AbstrakPenyakit DBD sebagai salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Kendarimerupakan daerah yang endemik DBD dengan CFR 0,11 % pada tahun 2014 dan Incidence Rate 152 per 1000penduduk dan sebaran penyakit DBD di Kelurahan Punggolaka pada tahun 2015 sepanjang periode januari sampaiJuni sebanyak 3 kasus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain pra-experimental onegrouppretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang ada dan tinggal di KelurahanPunggolaka Kecamatan Puuwatu Kota Kendari sebanyak 1.473 KK dan sampel dalam penelitian ini adalah ibu – ibuyang tinggal di Kelurahan Punggolaka sebanyak 104 orang yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Ujistatistik yang digunakan adalah McNemar dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwapengetahuan ibu tentang pencegahan DBD sebelum pemberian penyuluhan kesehatan sebagian besar atau 77,9 %adalah kurang dan hanya 22,1 % dengan kategori baik sedangkan pengetahuan ibu tentang pencegahan DBDsesudah pemberian penyuluhan kesehatan sebagian besar atau 72,1 % menjadi baik dan hanya 29,7 % dengankategori kurang. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian penyuluhankesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang pencegahan DBD yang dibuktikan dengan nilai p = 0,001 < nilai α =0,05).Kata kunci: penyuluhan kesehatan, DBD, masyarakat. 
IDENTIFIKASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN COVID-19 OLEH KARYAWAN PERHOTELAN DI KOTA KENDARI Salifa, Siti; Jafriati, Jafriati; Muchtar, Febriana
Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Lingkungan Universitas Halu Oleo
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jkl-uho.v2i1.19006

Abstract

Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus yang menginfeksi sistem pernapasan dengan tingkat penyebaran yang tinggi. Hotel merupakan suatu perusahaan yang berpotensi terhadap penyebaran atau penularan COVID-19 dimana hotel tempat penginapan orang-orang yang dalam perjalanan dari berbagai negara atau kota yang terdampak pandemi COVID-19. Protokol kesehatan di perhotelan  memberi petunjuk kepada karyawan dan pengunjung tentang cara menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak dan meningkatkan daya tahan tubuh untuk mencegah penyebaran COVID-19 dari satu orang ke orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana penerapan protokol kesehatan COVID-19 oleh karyawan perhotelan di Kota Kendari tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan hotel bintang empat dan bintang tiga di Kota Kendari telah menerapkan protokol kesehatan COVID-19, karena seluruh karyawan telah menerapkan protokol kesehatan, termasuk penggunaan masker, cuci tangan pakai sabun, serta menggunakan hand sanitizer, physical distancing dan meningkatkan daya tahan tubuh. Kesimpulan penerapan protokol kesehatan COVID-19 di hotel berbintang empat dan tiga di Kota Kendari sudah diterapkan.
TANGGAP COVID-19 RW 001 DAN RW 003 DI ERA NEW NORMAL KELURAHAN ANDUONOHU KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI Sabilu, Yusuf; Lisnawaty, Lisnawaty; Effendy, Devi Savitri; Pratiwi, Arum Dian; Muchtar, Febriana; Irma, Irma
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 2, No 3 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.052 KB) | DOI: 10.52423/anoa.v2i3.21597

Abstract

Covid-19 di Indonesia pertama kali dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020. Mulai menyebar di Sulawesi Tenggara pada tanggal 19 Maret 2020. Hingga kini, Covid-19 masih menjadi masalah utama di daerah kami. Tujuan program pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di RW 001 dan RW 003 Anduonohu dan siswa SDN 78 dan SDN 6 Kendari akan pentingnya protocol kesehatan dan menjaga asupan makanan agar terhindar dari Covid-19 serta memandirikan masyarakat dengan pembentukan kelompok tanggap darurat di wilayahnya masing-masing. Sasaran program ini adalah warga RW 001 dan 003 Kelurahan Anduonohu serta siswa SDN 78 Kendari dan SDN 6 Kendari. Adapun program ini terdiri atas memberikan edukasi terkait Covid-19, protocol Covid-19, dan asupan makanan bergizi; memberikan modul leaflet, booklet, dan poster terkait Covid-19; membentuk Tim Tanggap Covid-19, membagi-bagikan handsanitizer dan masker. Hasil kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan peserta baik di RW 001, RW 003, SDN 78 Kendari, dan SDN 6 Kendari.
UJI SENSORI DAN PENENTUAN INDEKS GLIKEMIK NASI BERAS PUTIH (Oryza satifa L.) SUBTITUSI PISANG KEPOK (Musa paradisiaca forma typical) SEBAGAI MAKANAN POKOK ALTERNATIF PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 Muchtar, Febriana; Paridah, Paridah; Yunawati, Irma
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 6 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.49 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i6.22848

Abstract

ABSTRACTThis study aimed to obtain the proportion of white rice and kepok banana based on sensory test results and the glycemic index of white rice with a substitution of kepok bananas. The research design used was an experimental method with a non-factorial Completely Randomized Design (CRD). The variation was in the proportion of white rice and kepok banana namely 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Each treatment was repeated three times. The sensory test was carried out using the hedonic test (level of preferences). The glycemic index was analyzed through the area under the curve (AUC) ratio of glucose response of food by measuring blood glucose levels during fasting for 30, 60, 90, and 120 minutes after consuming test foods (white rice with a substitution of kepok banana) and control (bread). The collected data were then analyzed using ANOVA and was followed by DMRT if there was a significant difference between treatments. The result of the research shows that in the sensory test, the proportion of white rice and kepok banana had no significant effect on color and aroma, but had a significant effect on texture and very significant effect on the taste of white rice with a substitution of kepok banana. The best treatment was obtained in the proportion of white rice and kepok banana 60%: 40% (NP1), with preference scores of color, aroma, texture, and taste reached 3.08 (like), 2.68 (like), 3.16 (like) and 3.12 (like), respectively. The selected treatment had a 20.13% glycemic index (low).Keywords: Sensory test, glycemic index,white rice, kepok banana,diabetes mellitusABSTRAKTujuan penelitian untuk mendapatkan perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok yang terbaik berdasarkan hasil uji sensori dan indeks glikemik nasi beras putih yang disubtitusi pisang kepok. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri atas 3 variasi perlakuan yaitu perbandingan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), 50% : 50% (NP2) dan 40% : 60% (NP3). Masing-masing perlakuan dibuat 3 kali ulangan. Uji sensori menggunakan uji hedonik (tingkat kesukaan) dan penentuan indeks glikemik dengan perhitungan perbandingan luas di bawah kurva (area under curve). Respon glukosa makanan melalui hasil pengukuran glukosa darah saat puasa; 30; 60; 90 dan 120 menit setelah konsumsi makanan uji yaitu nasi putih subtitusi pisang kepok dan makanan kontrol yaitu roti. Data hasil uji sensori dianalisis dengan metode Analisis of Varians (ANOVA) dan perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan analisis DMRT. Berdasarkan hasil analisis uji sensori perbandingan nasi beras putih dan pisang kepok tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan aroma, tetapi berpengaruh nyata terhadap tekstur dan berpengaruh sangat nyata terhadap rasa nasi beras putih subtitusi pisang kepok. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan nasi beras putih : pisang kepok 60% : 40% (NP1), dengan tingkat kesukaan terhadap warna 3,08 (suka), aroma 2,68 (suka), tekstur 3,16 (suka) dan rasa 3,12 (suka) serta nilai indeks glikemik 20,13% dengan kategori indeks glikemik rendah.Kata kunci: Uji sensori, indeks glikemik, nasi beras putih, pisang kepok, diabetes melitus
Factors related to the utilization of integrated health services among older people in Kendari City, Southeast Sulawesi Province, Indonesia Arif, Asmiati; Effendy, Devi Savitri; Muchtar, Febriana; Asfian, Pitrah; Asriati, Asriati
Public Health of Indonesia Vol. 8 No. 4 (2022): October - December
Publisher : YCAB Publisher & IAKMI SULTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v8i4.641

Abstract

Background: Integrated health service, called Posyandu, is one of the efforts by the Indonesian Government to improve the health quality of older people. However, its utilization is not optimal. Thus, factors related to it warrant investigation. Objective: This study aimed to identify factors related to the utilization of integrated health services for older people. Methods: This study employed a cross-sectional design among 173 older people aged ≥ 60 registered as members of integrated health services in two areas in Kendari City, Southeast Sulawesi, Indonesia. Convenience sampling was applied, and data were collected from January to March 2022. Result: There was a significant relationship between the older people’s perception (AOR = 2.40; CI = 1.14-5.03; p = 0.018), family support (AOR = 2.73; CI = 1.23-6.02; p = 0.028), and cadres’ role (AOR = 3.62; CI = 1.59-8.21; p = 0.011) with the use of integrated health services. Otherwise, treatment-seeking showed no relation with the utilization of integrated health services (AOR = 1.68; CI = 0.74-3.82; p = 0.094). Conclusion: The significant factors revealed in this study can be used to improve the utilization of integrated health services for older people in the community. Education to change the perception of older people is needed, and family support and cadres’ roles should be advanced to improve healthcare visits in order to increase health quality.