Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA BERDASARKAN REASONED ACTION THEORY (RAT) Eniyati; Rahmawati, Dechoni; Yulaikhah, Lily
MEDIA ILMU KESEHATAN Vol 8 No 3 (2019): Media Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.935 KB) | DOI: 10.30989/mik.v8i3.342

Abstract

ABSTRACT Background:New family planning participants in Indonesia in 2015, 1,032,054 included 546,215 injections (52.93%), birth control pills totaling 252,091 (24.43%), condoms as many as 55,737 (5.40%), implants as many as 90,576 (8.87%), Intra-uterine Device (IUD) as many as 71,936 (6.97%), Female Operating Methods (MOW) as many as 14,590 (1.41%), Male Operating Methods (MOP) as many as 909 (0.09%). In Indonesia birth control by injection is the main choice for family planning acceptors (BKKBN, 2015). The highest percentage of new family planning participants in Central Java in 2016 was injection contraception of 5.4% (Health Profile of Central Java Province, 2016). Active KB participants in Magelang Regency in 2015 used the most non-long-term contraception method (MKJP) type injections, by 50.5%. The most new KB acceptors also use 56.9% injection contraception (Magelang District Health Profile, 2015). KB contraception is a way to prevent pregnancy through hormonal injections. Hormonal contraception by injection is more frequently used because of its effectiveness, practical use, cheaper price and safety. Objective:Analyzing the factors that influence the accuracy of DMPA injection KB acceptors based on reasoned action theory in PMB Dhiaulhaq Magelang Regency. Research ini variable attitudes, subjective norm, intentions and behavior. Methods:Analytic survey research using a cross sectional approach. The population in this study were all DMPA injection KB acceptors in PMB Dhiaulhaq Magelang. The sampling technique uses a case group and a control group that is fixied diseases sampling of 100 respondents. Data collection tool uses a questionnaire. Results:Perception directly affects the norm with a p value of 0.007. Norm directly affects attitude with a p value of 0.007. Attitude directly influences intention with a p value of <0.001. Intention directly affects the accuracy / usage with a p value of 0.012. Conclusion:The intention directly influences the behavior of the accuracy of visits in the use of DMPA injection KB. Attitude influence indirectly through intention. Subjective norma affect indirectly through attitude and intentions. Perception of control has an indirect effect through subjectifve norms, attitudes, and intentions. Keywords:Contraception, DMPA injection, Appropriate Usage
Senam Sehat Bugar dan Pemeriksaan Lansia di Posyandu Lansia Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal A. Yani Yogyakarta Eniyati; Deby Zulkarnain Rahadian Syah; Lily Yulaikhah; Imroatul Azizah
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 1 No 1 (2019): JICE
Publisher : Journal of Innovation in Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.287 KB)

Abstract

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, bahwa lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Tingginya rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia mencerminkan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan nasional di bidang kesehatan. Tahun 2004-2015 memperlihatkan adanya peningkatan UHH, dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi tahun 2030-2035 mencapai 72,2 tahun. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka kesakitan menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk semakin baik. Lansia akan mengalami penurunan semua fungsi akibat proses penuaan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah dilaksanakannya pendidikan kesehatan paguyuban senam lansia Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa pemeriksaan tekanan darah, senam lansia, pre test, pendidikan kesehatan tentang sehat dan bugar di usia lanjut, post test, dan pemeriksaan darah sederhana. Setelah pelaksanaan penkes dilanjutkan pemeriksaan gula darah, asam urat, serta kolesterol. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan sebagian besar 21 orang (84%) angka gula dalam darah dengan hasil tidak normal, pemeriksaan asam urat didapatkan hasil 19 orang (76%) dengan hasil normal, sedangkan pemeriksaan kolesterol sebagian besar 17 orang (68%) dengan hasil normal. Kesimpulan pengabdian hasil pengukuran pengetahuan terkait sehat bugar lansia dengan senam menggunakan kuesioner didapatkan hasil bahwa sebagian besar, 22 orang (55 %) dengan pengetahuan baik.
Upaya Pencegahan Stunting Melalui Deteksi Dini Dan Edukasi Orangtua Dan Kader Posyandu Di Dukuh Gupak Warak Desa Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta Yulaikhah, Lily; Kumorojati, Ratih; Puspitasari, Dian; Eniyati
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 2 (2020): JICE
Publisher : Journal of Innovation in Community Empowerment

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.036 KB) | DOI: 10.30989/jice.v2i2.520

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat mengganggu pertumbuhan anak karena menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau lebih pendek. Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari kondisi stunting adalah kemampuan kognitif yang lemah dan terhambatnya pertumbuhan psikomotorik, kesulitan dalam menguasai ilmu dan berprestasi dalam olahraga, rentan terkena penyakit degeneratif, dan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Oleh karenanya untuk mencegah permasalahan yang mungkin dapat terjadi akibat kondisi stunting, perlu dilakukan penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi terhadap semua aspek yang berhubungan dengan penyebab terjadinya stunting. Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Bantul merupakan salah satu lokus stunting nasional tahun 2019. Salah satu Dukuh di Desa Sendangsari yang cukup banyak masalah stunting adalah di Dukuh Gupak Warak. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah melalui deteksi dini dan edukasi terhadap orang tua dan kader posyandu, sehingga diharapkan angka stunting dapat diturunkan. Pengabdian ini menggunakan metode pendidikan kesehatan dan deteksi dini kelainan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak. Hasil kegiatan pengukuran tinggi badan anak ditemukan bahwa dari sejumlah 40 balita yang diukur terdapat 6 anak dengan gizi kurang, 5 anak pendek, 2 anak sangat pendek, 8 anak kurus, dan 3 anak sangat kurus. Cukup banyak orangtua yang belum mengetahui tentang stunting, dan pengukuran tinggi badan tidak rutin dilakukan pada saat kegiatan posyandu. Oleh karenanya disarankan kepada kader untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara rutin dalam kegiatan posyandu setiap bulannya dan mencatat hasil pengukuran di dalam KMS. Untuk pihak Puskesmas maupun bidan desa juga diharapkan dapat memantau dan membina kader dan posyandu secara rutin serta menindaklanjuti temuan balita yang bermasalah.
Upaya Pencegahan Stunting Melalui Deteksi Dini Dan Edukasi Orangtua Dan Kader Posyandu Di Dukuh Gupak Warak Desa Sendangsari Pajangan Bantul Yogyakarta Lily Yulaikhah; Ratih Kumorojati; Dian Puspitasari; Eniyati
The Journal of Innovation in Community Empowerment Vol 2 No 2 (2020): Journal of Innovation in Community Empowerment (JICE)
Publisher : Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30989/jice.v2i2.520

Abstract

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang dapat mengganggu pertumbuhan anak karena menyebabkan tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya atau lebih pendek. Permasalahan yang dapat ditimbulkan dari kondisi stunting adalah kemampuan kognitif yang lemah dan terhambatnya pertumbuhan psikomotorik, kesulitan dalam menguasai ilmu dan berprestasi dalam olahraga, rentan terkena penyakit degeneratif, dan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Oleh karenanya untuk mencegah permasalahan yang mungkin dapat terjadi akibat kondisi stunting, perlu dilakukan penanganan secara menyeluruh dan terintegrasi terhadap semua aspek yang berhubungan dengan penyebab terjadinya stunting. Desa Sendangsari Kecamatan Pajangan Bantul merupakan salah satu lokus stunting nasional tahun 2019. Salah satu Dukuh di Desa Sendangsari yang cukup banyak masalah stunting adalah di Dukuh Gupak Warak. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya stunting adalah melalui deteksi dini dan edukasi terhadap orang tua dan kader posyandu, sehingga diharapkan angka stunting dapat diturunkan. Pengabdian ini menggunakan metode pendidikan kesehatan dan deteksi dini kelainan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan anak. Hasil kegiatan pengukuran tinggi badan anak ditemukan bahwa dari sejumlah 40 balita yang diukur terdapat 6 anak dengan gizi kurang, 5 anak pendek, 2 anak sangat pendek, 8 anak kurus, dan 3 anak sangat kurus. Cukup banyak orangtua yang belum mengetahui tentang stunting, dan pengukuran tinggi badan tidak rutin dilakukan pada saat kegiatan posyandu. Oleh karenanya disarankan kepada kader untuk melakukan pengukuran tinggi badan secara rutin dalam kegiatan posyandu setiap bulannya dan mencatat hasil pengukuran di dalam KMS. Untuk pihak Puskesmas maupun bidan desa juga diharapkan dapat memantau dan membina kader dan posyandu secara rutin serta menindaklanjuti temuan balita yang bermasalah.
Determinan Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenorea Siswi di SMAN 1 Godean Sleman D.I.Yogyakarta Lutfiyati, Afi; Dwi Susanti; Eniyati
Jurnal Kesehatan Madani Medika (JKMM) Vol 14 No 2 (2023): Jurnal Kesehatan Madani Medika
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36569/jmm.v14i02.361

Abstract

Dismenorea adalah nyeri saat menstruasi yang umumnya disertai dengan kram dan pusatnya berada di abdomen bagian bawah. Pada nyeri menstruasi, gejala yang muncul bervariasi dari yang ringan sampai berat. Dismenorea diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan keluhan rasa nyeri saat menstruasi. Dampak yang dapat terjadi jika dismenorea tidak ditangani adalah gangguan aktivitas sehari-hari, gelisah, depresi, infertilitas atau kemandulan, kehamilan tidak terdeteksi dan kista pecah. Dismenorea dapat terjadi karena beberapa faktor risiko antara lain menarche pada usia dini, wanita yang belum pernah melahirkan, merokok, riwayat dismenorea keluarga, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan stress, usia menarche, kualitas tidur, riwayat keluarga, aktifitas fisik, dan status gizi (IMT) dengan kejadian dismenorea. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan case-control. Sampel diambil dengan teknik quota sampling yaitu 84 siswi kelas XI dibagi kelompok kasus dan kelompok kontrol. Pengambilan data pada bulan Juli 2023. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Hasil penelitian dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi-square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian pada variabel kualitas tidur nilai p-value= 0,008 (<0,05). Pada variabel IMT, usia menarche, riwayat keluarga, stress, dan aktifitas fisik nilai p-value= 0,165, 0,595, 0,247, 0,078, dan 0,827 (>0,05). 0,008 (<0,05). Nilai OR kualitas tidur=3,104 (CI 95%= 1,231-7,828). Kesimpulan ada hubungan kualitas tidur dengan kejadian dismenorea primer. Tidak ada hubungan IMT, usia menarche, riwayat keluarga, stress, dan aktifitas fisik dengan kejadian dismenorea primer. Kualitas tidur merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian dismenorea.