Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Physical Exercises By Giving Glutathione for Changes of Leukocytes, Neutrophils, and Lymphocytes Amounts Yanuarti, Tuty; Sugiharto, Sugiharto
ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Department of Physical Education, Sport, Health and Recreation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.322 KB) | DOI: 10.15294/active.v9i2.39282

Abstract

Physical exercise changes the antibody endurance of each person. This study aims to determine in depth changes in the number of leukocytes, neutrophils, and lymphocytes using physical exercise after being given glutathione. The method used experimentally using a posttest randomized control group design. The study was conducted in three groups where each group consisting of men and women who are in the age range of 20-30 years. Each group consisted of 10 people (n), K1 was given a placebo, K2 was given glutathione 54 mg / kg BW, K3 given 108 mg / kg BW. All treatments are given intraperitoneally twice a day until the third day. Maximum physical exercise is swimming. On the third day after 3 hours of treatment (placebo or glutathione), then participants take a leukocyte profile measurement. The findings show that the number of leukocytes: K2> K1; P = 0.005; K2 - K3; P = 0.168; - K3; P 0.105, neutrophils: Kl, K2 and K3 are not different, even though K2 is highest, lymphocyte: K2> K1; P = 0.003, K1 - K3 and K2 - K3 is not different even though K2 is highest. The conclusion of this study is the number of leukocytes and lymphocytes treated with glutathione 54 mg / kg BW (K2) is significantly higher than K1 after strenuous physical exercise. Thus, the content of glutathione must be balanced with the body’s needs so that the body is healthy and is able to do the heavy activities.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja di SMAN 2 Tambun Selatan Anjelina Dairo Kodu; Tuti Yanuarti
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 3 (2022): Volume 4 Nomor 3 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.02 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i3.6017

Abstract

ABSTRACT Sexual behavior problems are closely related to teenager. Adolescent sexual behavior generally begins of autoerotic behavior (autoeretic behavior), where this behavior starts from curiosity and sexual enjoyment own experiences that can affect adolescent sexuality behavior. So the level of reproductive health knowledge is one of the factors that can affect adolescent sexuality behavior. The purpose of this research is to determine relationship between knowledge level of reproduktive health and adolescent sexual behavior in south tambun two state high school student. The type of research used is quantitative research with analytic descriptive research plan with cross-sectional approach. In this study, the tool used in this study was to use closed questionnaire attachment, to determine the relationship between the independent variable and dependent variable. The sampling tehnique in this study is a sampling technique probability sampling. Example in this study amounted to 60 students. The resulths of statistical tests using the Chi-square test are obtained p-value = 0,135>0.05. So I can be concluded that there is a relationship between the level of knowledge of reproductive health with adolescent sexual behavior in south tambun SMAN 2 students. From this research, it is expected to develop information about adolescent sexual behavior namely: influenced by the level of knowledge of reproductive health. The relationship between the level of knowledge of reproductive health with adolescent sexual behavior is 0.657> 0.254, then Ho is rejected and Ha is accepted, which means there is a relationship between the level of knowledge of reproductive health and premarital sexual behavior in adolescents at SMAN 2 Tambun Selatan. Keywords: Level of Knowledge,Reproductive health, Adolescent sexual behavior ABSTRAK Masalah perilaku seksual sangat erat kaitannya dengan remaja, biasanya perilaku seksual remaja berasal dari perilaku seks sendiri yang diawali dengan rasa ingin tahu dan hanya menikmati pengalaman seksual yang akan mempengaruhi seksual remaja. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi yaitu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswa/i SMAN 2 Tambun Selatan dengan perilaku seksual remaja. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswa/i SMAN 2 Tambun Selatan dengan perilaku seksual remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan rencana penelitian analisis deskriptif, dan menggunakan metode cross-sectional. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan lampiran kuesioner tertutup untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik probability. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa/i. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi- Square diperoleh p-value = 0.153 > α = 0.05. Maka ada hubungan antara hubungan tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja pada siswa siswi SMAN 2 Tambun Selatan. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas informasi mengenai perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi. Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual remaja adalah 0,657> 0,254 maka Ho di tolak dan Ha diterima yang berarti adanya hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah pada remaja SMAN 2 tambun selatan. Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Kesehatan reproduksi, Perilaku seksual remaja
Efektifitas Penggunaan Misoprostol Dan Oksitosin Pada Penanganan Perdarahan Post Partum Di BPM Suryati Bekasi Suryati Regen; Tuty Yanuarti
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 4 (2022): Volume 4 Nomor 4 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.748 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i4.5996

Abstract

ABSTRACT According to the World Health Organization (WHO), death is defined as death that occurs during pregnancy or within 42 days of delivery. The World Health Organization (WHO) in 2020, said as many as 295,000 women worldwide lost their lives during and after childbirth and childbirth. Based on data obtained at BPM Suryati from January to June 2021, there were 20 maternity mothers who experienced postpartum hemorrhage from 62 deliveries. A preliminary study conducted by researchers at BPM in September 2021 showed 12 mothers giving birth and 4 people experiencing postpartum hemorrhage. From the data above, there are still many pregnant women who experience postpartum hemorrhage, with proper management to avoid complications and death in postpartum mothers. It is known the average post partum bleeding before and after the use of misoprostol and oxytocin and analyzing the effectiveness of the use of misoprostol and oxytocin in the treatment of postpartum hemorrhage at BPM Suryati Bekasi in 2021. Quasi experimental with one group pretest-posttest design. Quasi-experimental research is a form of experimental research that does not have a control group (Notoatmodjo, 2018). The average post-partum bleeding before being given misoprostol and oxytocin to women giving birth at BPM Suryati Bekasi for the period October-December 2021 was 403.25 and the average post-partum bleeding after being given misoprostol and oxytocin to women giving birth at BPM Suryati Bekasi for the period October-December 2021 is 140.25. There is an effectiveness of using misoprostol and oxytocin on postpartum hemorrhage at BPM Suryati Bekasi for the period October-December 2021. Keywords : Post partum, Misoprostol and Oxytocin ABSTRAK Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kematian ibu didefinisikan sebagai kematian yang terjadi saat masa kehamilan atau dalam kurun waktu 42 hari setelah persalinan. World Health Organization (WHO) tahun 2020, menyebutkan sebanyak 295.000 wanita di seluruh dunia kehilangan nyawa mereka selama dan setelah kehamilan dan melahirkan. Berdasarkan data yang didapatkan di BPM Suryati  dari bulan Januari Juni 2021 terdapat 20 orang ibu bersalin mengalami perdarahan post partum dari 62 persalinan. Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di BPM pada bulan September 2021 terdapat 12 ibu bersalin dan yang mengalami perdarahan post partum ada 4 orang. Dari data diatas terlihat ibu bersalin masih banyak yang mengalami perdarahan post pastum, dengan demikian penatalaksanaanya harus tepat supaya tidak terjadi komplikasi dan kematian pada ibu post partum. Diketahui rata-rata perdarahan post partum sebelum dan sesudah penggunaan misoprostol dan oksitosin dan menganalisis efektivitas penggunaan misoprostol dan oksitosin pada penanganan perdarahan post prtum di BPM Suryati Bekasi tahun 2021. Quasi eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Penelitian quasi eksperimental merupakan salah satu bentuk penelitian eksperimental yang tidak memiliki control grup (Notoatmodjo, 2018). Rata-rata perdarahan post partum sebelum diberikan misoprostol dan oksitosin pada ibu bersalin di BPM Suryati Bekasi periode Oktober-Desember 2021 sebesar 403,25 dan rata-rata perdarahan post partum sesudah diberikan misoprostol dan oksitosin pada ibu bersalin di BPM Suryati Bekasi periode Oktober-Desember 2021 sebesar 140,25. Ada efektivitas penggunaan misoprostol dan oksitosin pada perdarahan post partum di BPM Suryati Bekasi periode Oktober-Desember 2021. Kata kunci: Post partum, Misoprostol, dan Oksitosin 
Knowledge Analysis of Pregnant Mothers About Newborn Treatment Diah Nurhidayati; Tuti Yanuarti
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 8 No. 2 (2022): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.644 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v8i2.350

Abstract

Aims : Most of the newborn care experienced by the community is a lack of knowledge in newborn care, especially umbilical cord care. This study aimed to analysis of knowledge of pregnant women about newborn care at Panggang Island Health Center, North Seribu Islands in 2021.  Design : Analytical with cross sectional.   Methods : The data used primary data from the results of distributing questionnaires. The data collection instrument used a self-developed knowledge questionnaire. The analytical method used univariate analysis and bivariate analysis with Chi-Square test. Results: Most of the respondents have sufficient knowledge, age 20-35 years, secondary education, non-media sources of information and their husbands are not supportive. There is a relationship between age, education, parity, sources of information and husband's support and knowledge of pregnant women about newborn care.  Conclusions : There is a relationship between age, education, parity, sources of information and husband's support and knowledge of pregnant women about newborn care. Further research can be done to increase the knowledge of pregnant mothers about newborn treatment so that newborn care can be optimized.
The Effect of Breastfeeding Technique Education on the Breastfeeding Efficacy of Public Mothers at the GSIA Nabire Clinic, Papua Elisabeth Bunapa; Tuti Yanuarti
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 8 No. Special Edition (2022): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.993 KB)

Abstract

Aims: To assess the effect of breastfeeding technique education on the effectiveness of postpartum mothers in breastfeeding Methods: Quasi-experimental with one group pre-test-post-test design. The sample in this study were all primiparous postpartum mothers at the GSIA Clinic from January - to March 2022, as many as 30 people (purposive sampling). Results:    The effectiveness of postpartum mothers in breastfeeding before being given breastfeeding technique education was primarily a sufficient level of 76.7%, and after breastfeeding was mostly a good level of 53.3%. There is an effect of education on breastfeeding techniques on the effectiveness of postpartum mothers in breastfeeding (p.value 0.000). Conclusion:    There is an effect of education on breastfeeding techniques on the effectiveness of postpartum mothers in breastfeeding.
Differences in Knowledge of Preconceptional Mothers about Breast Examination (Breaking) as Pre-and-Post Explanation Breast Cancer Prevention Lela Sopia; Tuti Yanuarti
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 8 No. Special Edition (2022): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.146 KB)

Abstract

Aims:  To determine the level of knowledge of pre-conception mothers on breast self-examination (BSE) as prevention of pre and post-breast counseling in Karang Mukti Village, Karang Bahagia District, Bekasi Regency. Methods:  Research Methods: Quasi-experimental with one group pretest-posttest design. Quasi-experimental research is a form of experimental research that does not have a control group (Notoatmodjo, 2018). Results:  It is known that the BSE Correlation value is 0.923 with a p-value of 0.000, so it can be said that there is a relationship between the Pre-Test Conscious and Post-Test Conscious variables. And the Breast Cancer Correlation is 0.668 with a p-value of 0.000, so it can be said that there is a relationship between the variables of Pre-test for breast cancer and Post-test for breast cancer. Conclusion:  There is a relationship between the frequency of conscious measurement with breast cancer before and after the intervention with a p value of 0.000
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MENJAGA KEBERSIHAN GENETALIA EKSTERNA REMAJA PUTRI DI SMP ISLAM AS-SYAFIIYAH 06 JAKARTA Tuty Yanuarti; Maryati Sutarno; Masluroh
Jurnal Antara Abdimas Kebidanan Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Antara Abdimas Kebidanan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.788 KB) | DOI: 10.37063/pengmas.v1i1.412

Abstract

Pendahuluan: Berdasarkan data statistik Indonesia tahun 2012 dari 43,3 juta jiwa remaja berusia 15–24 tahun di Indonesia berperilaku tidak sehat, disebabkan kurangnya pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene. Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih sangat rendah hanya 17,1%, (Kumalasari, 2015). Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genitalia,seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas vagina secara berlebihan, menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat, tidak sering mengganti celana dalam, menggunakan pembalut yang terlalu lama lebih dari 6 jam dapat menjadi pencetus. Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam berperilaku sehat dan tanggung jawab, namun tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi. Jadi, perilaku dalam menjaga kebersihan genitalia eksterna merupakan faktor penting. (Donatila,2011). Metode: Program pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan metode penyuluhan kesehatan dengan tema menjaga kebersihan genetalia eksterna remaja. Hasil: Hasil kegiatan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan tentang kebersihan genetlia eksterna remaja Kesimpulan: Hasil pengabdian kepada masyarakat ini adalah perlu dilakukanya penyuluhan cara menjaga genetalia eksterna pada remaja.
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN GIZI BALITA DI POSYANDU RT 03 JATIBENING BARU BEKASI Ita Herawati; Tuty Yanuarti; Resi Galaupa
Jurnal Antara Abdimas Kebidanan Vol 1 No 2 (2018): Jurnal Antara Abdimas Kebidanan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.088 KB) | DOI: 10.37063/pengmas.v1i2.417

Abstract

Pendahuluan: Menurut WHO, 5-25% dari anak balita mengalamig angguan motorik halus. Dan menurut Depkes RI, 2013 bahwa 16% balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan baik perkembangan motorik kasar maupun perkembangan motorik halus, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Di Bekasi jumlah balita dengan gizi buruk dan gizi kurang mencapai 236 jiwa sepanjang tahun 2014 atau 0,16%. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di posyandu Rt 03 Kemang Permai Jatibening Baru Bekasi di peroleh 52,7% ibu berpengetahuan kurang tentang kebutuhan gizi pada balita. Metode: Metode yang digunakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah dengan promosi kesehatan untuk peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan gizi balita. Hasil: Hasil kegiatan penyuluhan didapatkan peningkatan pengetahuan tentang kebutuhan gizi balita. Kesimpulan: Setelah ada hasil pengabdian kepada masyarakat ini adalah perlu dilakukanya promosi kesehatan tentang kebutuhan gizi balita secara continue
PENYULUHAN SWAMEDIKASI OBAT HERBAL DI PKK KECAMATAN PONDOKGEDE KOTA BEKASI Tuty Yanuarti; Lia Idealistina; Nova Anggraeni; Fitri Solissa; Hanifah Aqil
Jurnal Antara Abdimas Kebidanan Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Antara Abdimas Kebidanan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.884 KB) | DOI: 10.37063/pengmas.v3i2.448

Abstract

Pendahuluan: Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di PKK Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi adalah sebagai salah satu bentuk dari Tri dharma Perguruan Tinggi sebagai tempat proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang mengambil peranan penting didalam masyarakat Bekasi dan sekitarnya agar lebih mengenal tanaman dan dapat memanfaatkan sebagai tanaman obat keluarga (TOGA). Metode: Metode yang dilakukan dengan menggunakan cara penyuluhan terhadap tanaman yang dapat digunakan sebagai obat. Penyuluhan meliputi pengenalan tanaman obat, manfaat serta kegunaan tanaman obat, cara pembuatan obat herba berdasarkan literatur yang ada. Hasil: Tanaman yang digunakan untuk pengobatan penurun demam adalah jahe, kunyit, bawang merah. Tanaman yang digunakan untuk luka adalah lidah buaya, Iodium, cocor bebek, daun sirih, penicillin. Dan tanaman yang digunakan untuk diare adalah daun jambu, kunyit, daun sendok, daun kayu putih, teh. Kesimpulan: Pengabdian masyarakat di Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi adalah untuk pemanfaatan bahan alam disekitar wilayah Pondokgede untuk pengobatan swamedikasi jenis penyakit panas, diare dan pengobatan luka
PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TENTANG PENDIDIKAN SEKS USIA PUBERTAS MELALUI METODE SOSIODRAMA DI BEKASI SELATAN Tuty Yanuarti; Mariyani; Rahayu Khairiyah; Budi Ermanto
Jurnal Antara Abdimas Kebidanan Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Antara Abdimas Kebidanan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.094 KB) | DOI: 10.37063/pengmas.v2i1.478

Abstract

Pendahuluan: Pendidikan seks bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat penting diberikan secara dini. Anak berkebutuhan khusus memiliki perkembangan dorongan seksual yang sama dengan anak lainnya, dan mereka justru mudah dimanipulasi. Pelecehan seksual, khususnya yang melibatkan individu anak berkebutuhan khusus (ABK) kerap masih terjadi di masyarakat. Mayoritas anak berkebutuhan khusus yang menjadi korban seksual, pelakunya justru orang-orang yang telah dikenal atau dipercaya. Menurut KPAI (2019) selama tahun 2019 terdapat 21 kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 123 anak yang terjadi di institusi pendidikan terdiri atas 71 anak perempuan dan 52 anak laki-laki. Metode: Metode sosiodrama (bermain peran) mengenai pubertas, sasarannya adalah seluruh ABK Kelas VII-IX yang hadir pada saat kegiatan berlangsung. Hasil: Sebelum dilakukan intervensi dari 30 sampel yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (10%), dan kurang sebanyak 27 orang (90%), setelah mendapatkan intervensi terdapat 10 orang (33,3%) yang memiliki pengetahuan baik, cukup 4 orang (13,3%) dan kurang 16 orang (53,4). Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan tentang pendidikan seks pada ABK.