Wahyuningsih, Hapsari
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Desain Ruang Terbuka Hijau Jenis Taman Warga di dengan Pendekatan “Green Architecture” di Bantaran Sungai Winongo Hasanah, Arina 'Amaliyah; Wahyuningsih, Hapsari
JAS: Journal of Architecture Students Vol 2, No 1 (2021): MEI
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v2i1.1190

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Winongo memiliki aliran cukup besar, sehinga sering menimbulkan banjir di bantaran Sungai Winongo. Hal ini diperparah dengan pemukiman penduduk dan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dibangun di bantaran sungai, Yang menyebabkan fungsi tata guna lahan berubah dan berdampak pada meluapnya air sungai karena penampang sungai yang semakin sempit, sehingga tidak bisa menampung air secara optimal. Oleh karena itu, warga bersama beberapa lembaga lingkungan, untuk memenuhi jumlah presentase persyaratan RTH publik yang saat ini hanya memiliki 8,34%, dari target UU Penataan Ruang di Yogyakarta yaitu 20%, TPA Jatimulyo tersebut di ubah fungsinya menjadi Ruang terbuka hijau (RTH). Perencanaan Ruang terbuka hijau (RTH menggunakan konsep Green Architecture serta menggunakan standar yang tertera di UU Penataan Ruang. Konsep ini berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan desain atau tempat hidup yang lebih baik dan sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal serta mempunyai kualitas lingkungan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan dari segi sosial dan ekonomi. Serta mampu menumbuhkan kreatifitas, produktivitas warga kota serta dapat berekreasi secara aktif maupun pasif.                                         
PENGARUH KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL DENGAN KONSEP JOGLO DI YOGYAKARTA sudirman, Rosiana Andreyani; Wahyuningsih, Hapsari
JAS: Journal of Architecture Students Vol 1, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v1i2.1193

Abstract

Joglo merupakan salah satu peninggalan bersejarah dipulau Jawa khususnya Jawa Tengah,yang memiliki penyusunan ruang yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan penggunanya.Semakin berkembangnya zaman fungsi Joglo pun semakin berkembang.Salah satunya di dapat difungsikan sebagai tempat tinggal atau rumah.Rumah merupakan bangunan yang dimana manusia dapat berinteraksi dan beraktifitas seleluasa dan senyaman mungkin.Untuk menciptakan bangunan yang nyaman dapat dilakukan dengan cara memperhatikan Kenyamanan Thermal pada rumah tersbut.Tujuan rancangan ini adalah untuk mengetahui dan dapat memahami akan pentingnya penerapan Kenyamanan Thermal pada Rumah Tinggal dengan Konsep Joglo.Tujuan rancangan ini untuk memberikan pengetahuan arsitektural bahwa pada saat merancang bangunan tidak hanya memperhatikan aspek estetikanya saja melainkan dapat memperhatikan Kenyamanan juga menadi acuan dari perancangan sebuah rumah tinggal yang nyaman untuk ditempati.
Perancangan Konsep Green Building Pada Bangunan Rumah Sakit Umum Daerah RA.Basoeni di Mojokerto Nadhifah, Nabila Fachry; Wahyuningsih, Hapsari
JAS: Journal of Architecture Students Vol 1, No 1 (2020): MEI
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v1i1.1179

Abstract

Kebutuhan masyarakat Mojokerto akan pelayanan kesehatan saat ini meningkat dikarenakan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya kesehatan. RSUD RA.Basoeni merupakan pelayanan kesehatan rumah sakit Tipe B yang dibangun untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan. Namun bangunan rumah sakit ini merupakan penyumbang konsumsi energi terbesar yang berdampak terhadap lingkungan sekitar. Pendekatan yang digunakan dalam perancangan ini adalah dengan konsep green building yang diharapkan dapat meminimalisir dampak lingkungan. Penerapan yang diambil dari konsep green building ini yaitu efisiensi dalam perancangan struktur bangunan, air, energi, dan juga kesehatan ruang bagi pasien.
Penerapan Green Architecture dan Green Building Pada Al-Waha Resort Puncak Bogor Palwaguna, Dery Sulung; Wahyuningsih, Hapsari
JAS: Journal of Architecture Students Vol 1, No 1 (2020): MEI
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v1i1.1217

Abstract

Beberapa periode terakhir perkembangan wisata sangat meningkat, sehingga kebutuhan amenitas pariwisata seperti resort pun meningkat. Sebuah tempat untuk relaksasi maupun rekreasi dengan konsep hunian sangat marak bermunculan di daerah pariwisata. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan individu maupun lingkungan demi mendukung program pariwisata, disain arsitekur mulai mengarah kepada perancangan arsitektur berbasis green design yang diharapkan menjadi jawaban terhadap masalah lingkungan. Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidak nyamanan karena kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami kurang. Selain karna adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Sampai pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passiveactive solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya. Sehingga komsep design pada resort akan memberikan kebutuhan manusia secara individu, kesehan maupun kebutuhan ekosistem alam sekitar secara micro maupun macroKeywords: Green Architecture, Green Building, Resort 
Nadoofa Station Sebagai Instrumen Penanganan Grey Water Limbah Covid-19 Kinanthi, Dita Nur; Siregar, Rizki Agung Syah Putra; Kurniadi, Hendi; Haydar, Anggita; Nengsih, Desty Widia; Wahyuningsih, Hapsari; Chairiyah, Riri
JAS: Journal of Architecture Students Vol 2, No 2 (2021): NOVEMBER
Publisher : Universitas Aisyiyah Yogyakarya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/jas.v2i2.2054

Abstract

Covid-19 belum juga membaik. Angka dari kasus Covid-19 bertambah setiap harinya, tidak hanya di Indonesia saja namun juga di dunia. Kebijakan untuk mencuci tangan sesering mungkin guna menekan penyebaran virus Covid -19 selain dapat menyebabkan meningkatnya limbah grey water yang dihasilkan juga berdampak secara tidak langsung terhadap kebutuhan ketersediaan air bersih. Saat ini, kondisi fasilitas cuci tangan yang tersedia secara umum belum mengutamakan efisiensi penggunaan air dan belum mengatasi timbulan limbah grey water yang dihasilkan. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan inovasi desain wastafel yang efisien dan menerapkan sistem daur ulang dari limbah grey water yang menjadi sebuah green solution dalam merespon kondisi dan kebutuhan new normal. Variabel penelitian terdiri dari 3 variabel yaitu karakteristik virus Covid-19, Pengolahan limbah grey Water dan Karakteristik Wastafel. Analisis yang digunakan adalah literatur review dan analisis perancangan dan eksplorasi desain. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengolahan limbah grey water dilakukan secara fisikalis, kimiawi dan biologis, proses kimiawi menggunakan Calcium Chloride. Kesimpulan penelitian ini adalah Nadoofa Station sebagai wastafel portabel ramah lingkungan dengan sistem recycle dan reuse dapat menjadi solusi penanganan limbah grey water serta langkah penghematan penggunaan air yang meningkat akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut sesuai dengan penamaan Nadoofa Station dari hadist yang berbunyi “An- Nadhafatu Minal Iman“ yang artinya kebersihan adalah sebagian dari iman. Nadoofa diambil dari kata “Nadhafatu” yang artinya kebersihan.Kata Kunci: Covid-19, daur ulang air, limbah grey water, wastafel.Â