Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana kaitan pendekatan “Triangel Pa’Dior sebagai kerangka Budaya dan Kearifan Lokal Minahasa†dengan “Mengelola Ekosistem, Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Komunitas Lokal.†Riset menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Partisipatory Action Research. Pengumpulan data menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD), in-depth interview, studi dokumenter, dan observasi. Hasil studi membuktikan bahwa “pengelolaan ekosistem, ekonomi dan sumber daya manusia komunitas lokal†menggunakan pendekatan “Triangle Pa’Dior, sebagai kerangka budaya dan kearifan lokal Minahasa†memiliki manfaat strategis. Pertama, Triangle Pa’Dior sebagai kerangka budaya dan kearifan lokal Minahasa berkaitan dengan konsep holistik dan integral Eluren Eng Kayobaan (jaga dan pelihara bumi: dimensi ekosistem), Mapalus (kerjasama dan gotong royong: dimensi ekonomi) dan Sitou Timou Tumou Tou (hidup untuk menghidupkan orang lain: dimensi sumber daya manusia). Konsep tersebut masih hidup dan menjadi acuan perilaku komunitas lokal seharihari. Kedua, berbasis pada konsep budaya dan kearifan lokal Triangel Pa’dior tersebut, komunitas lokal dapat mengelola potensi ekosistem, ekonomi dan sumber daya manusia secara holistik dan integral pula. Terbukti, pengelolaan potensi ekologi, ekonomi dan sumber daya manusia oleh komunitas lokal berbasis pada pendekatan Triangle Pa’Dior sebagai kerangka budaya dan kearifan lokal Minahasa: berdayaguna dan berhasilguna dalam mengelola potensi ekologi-ekonomi-SDM secara holistik dan integral; dan menjadi model sistem pencegahan dan respon dini destruksi ekologi-ekonomi-SDM komunitas lokal berbasis budaya dan kearifan lokal. Merujuk pada temuan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan ekologi, ekonomi dan sumber daya manusia oleh komunitas lokal dengan berbasis pada budaya dan kearifan lokal Triangel Pa’Dior - Minahasa, terbukti berdampak konstruktif terhadap penataan, pemberdayaan dan dayaguna modal natural, ekonomi dan sosial (SDM) komunitas masyarakat lokal Minahasa secara terpola, sistematis dan berkelanjutan.