Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KONTRIBUSI PROGRAM TELEVISI BERJARINGAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI MASYARAKAT LOKAL (STUDI PADA KPID BALI) Sutika, I Made
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.402 KB) | DOI: 10.46650/jkik.11.2.155.%p

Abstract

Informasi yang masyarakat daerah dapatkan melalui televisi nasional selama ini selalu tentang Jakarta. Namun setelah diterbitkannya UU Penyiaran No. 32 tahun 2002, hak masyarakat di daerah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat menjadi terakomodir. Dalam penelitian yang berjudul "Kontribusi Program Televisi Berjaringan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Masyarakat Lokal" ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi ke-13 televisi berjaringan yang ada di wilayah siar Bali selatan dalam membuat program lokal yang bisa memenuhi kebutuhan informasi masyarakat setempat merujuk pada Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang mewajibkan televisi berjaringan harus memiliki minimal 10% program lokal. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan empiris, dengan subjek penelitian satu orang informan dari KPID Bali. Data dikumpulkan dengan teknik dokumenter, wawancara, dan observasi. Untuk menjabarkan hasil penelitian digunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sampai tahun ke-14 dari kelahiran Undang-undang penyiaran, masih terdapat banyak masalah dalam pengimplementasiannya.
MENGELOLA KETRAMPILAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Sutika, I Made
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.359 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.22.%p

Abstract

Usaha meningkatkan motivasi belajar siswa adalah mengkaji tentang efektivitas komunikasi non verbal. Tulisan ini diharapkan dapat mengetahui secara jelas  dalam mengelola ketrampilan variabel komunikasi non verbal terhadap motivasi belajar siswa.            Meningkatnya motivasi belajar siswa merupakan varibel yang sangat menentukan dalam mengelola ketrampilan  komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran.Variabel komunikasi non verbal dioprasionalkan melalui indikator-indikator isyarat tangan, gerakan kepala, postur tubuh dan posisi kaki,ekspresi wajah, tatapan muka, sentuhan, parabahasa, penampilan fisik, orientasi ruang dan jarak pribadi, konsep waktu dan diam. Sedangkan variabel motivasi belajar dioprasionalkan melalui indikator-indikator, pikiran, perasaan, kesiapan mental, tingkah laku, kebutuhan, tujuan, evaluasi diri, jati diri, kesadaran dan harapan            Dengan demikian penerapan komunikasi non verbal dalam proses pembelajaran sangat penting dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa akan menentukan intensitas tanggapan terhadap pesan yang dikomunikasikan. Seberapa tingkat penerimaan siswa dengan pesan yang disampaikan tergantung pada seberapa tingkat kesesuaian pesan tersebut dengan motivasinya. Dengan demikian komunikasi non verbal hendaknya diperhitungkan secara efektif agar motivasi belajar siswa semakin kuat, sehingga hubungan stimulus dan respon juga semakin kuatKata Kunci: Keterampilan, Komunikasi Verbal
EKSISTENSI MOTIVASI BERPRESTASI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMA DWIJENDRA DENPASAR SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 5 No 1 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.012 KB) | DOI: 10.46650/wa.5.1.230.%p

Abstract

Eksistensi Kepala Sekolah  dalam mengelola pendidikan  memegang peranan yang sangat penting, salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian kusus  adalah kinerja guru . Kinerja guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam kaitanya dengan proses pembelajaran. Motivasi berprestasi dari kepala sekolah tidak boleh diabaikan begitu saja untuk mendorong para guru dalam meningkatkan kinerja, karena akan berdampak pada pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan pembelajaran pada khususnya.           Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah ; bagagaimanakah eksistensi motivasi berprestasi  kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMA Dwijendra Denpasar ? dan  kendala kendala apakah yang dihadapi oleh Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja  guru di SMA Dwijendra Denpasar?. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuisioner dan  wawancara.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.            Hasil penelitian  menunjukkan bahwa: eksistensi motivasi berprestasi Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru sudah berjalan dengan  baik, yaitu selalu memberikan solusi-solusi dalam permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran,  kreatif, inovatif, evaluative dan bertanggung  jawab.  Sedangkan kendala kendala yang dihadapi oleh Kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru adalah factor individu dan social psikologis. Kata Kunci: Motivasi berprestasi, Peran Kepala Sekolah, kinerja guru.
KOMUNIKASI KELUARGA SANGAT ESENSIAL DALAM MEMAHAMI POTENSI ANAK: SUATU KAJIAN PUSTAKA SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 2 No 1 (2013): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3968.828 KB) | DOI: 10.46650/wa.2.1.251.%p

Abstract

Keluarga merupakan peletak dasar berlangsungnya proses komunikasi, karena dalam lingkungan keluarga yang pertama dan utama komunikasi itu terjadi.Dengan adanya kesibukan masing-masing anggota keluarga utamanya orang tua dengan anak maka kesempatan berkumpul untuk berinteraksi secara langsung semakin terbatas sehingga berdampak pada renggangnya ikatan psikologis, emosional antara orang tua dengan anak. Berdasarkan pada kajian teori bahwa komunikasi pada prinsipnya adalah proses penyampaian pesan kepada penenma dengan efek perubahan tingkah laku.Berarti komunikasi keluarga sangat esensial dilaksanakan secara berkesinambungan dalam konteks mamahami potensi melalui interkasi antara orang tua dengan anak sehingga diharapkan terjadi perubahan tingkah laku yang positip. Implementasi komunikasi yang intens partisipatif dan persuasive dalam lingkungan keluarga yakni orang tua dengan anak memiliki arti yang penting, karena dengan komunikasi akan dapat saling menggali, mengenali dan memahami potensi anak seperti bakat, minat, kemampuan untuk dapat diarahkan secara tepat. Dengan demikian orang tua tidak menjadi pemegang otorirtas utama dalam kelangsungan pendidikan anak-anak.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KELUARGA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MORAL ANAK ( STUDI DI TAMAN PENITIPAN ANAK WERDHI KUMARA I PANJER KECAMATAN DENPASAR SELATAN) SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 7 No 1 (2017): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.041 KB) | DOI: 10.46650/wa.7.1.435.%p

Abstract

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah,ibu dan anak yang hidup bersama dan saling berinteraksi dengan penuh ikatan emosional.. Seringkali sikap dan prilaku orang tua yang  baik dan benar, tanpa disadari justru menghalangi terwujudnya pembentukan nilai-nilai moral yang baik bagi anak.Perilaku anak yang cenderung lekas marah, kurang hormat terhadap orang tua, bersikap kasar, kurang disiplin  merupakan faktor utama dalam menentukan anak dalam menghadapi krisis moral  Implementasi pendidikan keluarga sangat penting sebagai peletak dasar dalam memberikan bimbingan, arahan, nasehat, pembentukan disiplin yang berlandaskan nilai-nilai moral harus senantiasa ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua terhadap anak dalam kehidupan keluarga.Walaupun waktu sangat minimal yang dimiliki oleh orang tua harap dipergunakan dengan sebaik-baiknya disadari pula bahwa pada umumnya secara realitas sangat sibuk maka kolaboratif, kordinatif perlu kedua belah pihak dalam pembentukan nilai â?? nilai moral anak.           Sebagai permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah implementasi pendidikan keluarga dalam pembentukan nilai-nilai moral anak. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pencatatan dokumen, wawancara dan observasi dengan  responden orang tua dan kepala lembaga Taman Penitipan Anak. Setelah data dikumpulkan dan dianalisis  dengan teknik analisis dtskriptif kualitatif.           Berdasarkan  analisis data hasil yang diperolah dalam penelitian ini adalah, keberadaan orang tua tetap memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan nilai-nilai moral anak seperti menanamkan sikap jujur, disiplin, bertanggung jawab, relegius, peduli lingkungan, menyediakan waktu untuk anak, membantu memecahkan masalah, menegur bila salah. Untuk itu diharapkan kepada semua orang tua jangan sama sekali mengabaikan pendidikan dalam keluarga karena sebagai dasar atau fundamen dalam pembentukan nilai â??nilai moral anak selanjutnya Kata kunci: peranan pendidikan keluarga, moral anak.
ANALISIS BENTUK KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA DPRD KABUPATEN BADUNG FRAKSI PDI PERJUANGAN DENGAN KONSTITUENNYA PADA MASA RESES PADA TAHUN 2015 SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 4 No 1 (2015): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.371 KB) | DOI: 10.46650/wa.4.1.443.%p

Abstract

Pemerintah daerah dikenal dengan adanya perangkat daerah dimana perangkat daerah provinsi terdiri atas sekretariat daerah,  sekretariat DPRD, dinas daerah, dan lembaga teknis. Sedangkan untuk daerah kabupaten/kota perangkat daerahnya terdiri atas sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan. Dimana setiap perangkat daerah tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penyelenggaraan atau pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah yang tentunya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas dan untuk mempermudah pembahasan mengenai judul yang penulis teliti, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk komunikasi politik anggota DPRD kabupaten Badung dengan konstituennya di daerah pemilihannya?. 2. Apa saja hasil dari reses anggota DPRD kabupaten Badung dengan konstituennya di daerah pemilihannya?. Dan tujuan dari penelitian ini adalah Untuk melatih diri dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah tertulis.Dari beberapa uraian yang telah dipaparkan, maka diperoleh kesimpulan bahwa bentuk dari komunikasi anggota DPRD Kabupaten Badung Fraksi PDI Perjuangan adalah komunikasi langsung yang bisa terjadwal dan tidak terjadwal melalui kegiataan formal maupun non formal dengan langsung turun ke masyarakat terbawah dan konstiuennya di daerah pemilihannya pada khususnya dan kabupaten badung pada umumnya, agar bisa langsung untuk mengetahui apa yang menjadi persoalan di masyarakat dan isi yang sedang berkembang di masyarakat baik itu dalam persoalan sosial kemasyarakatan, kesehatan masyarakat, pendidikan masyarakat, serta isu-isu lain yang berkembang bisa juga terkait infrastruktur penataan wilayah dengan menyerap langsung aspirasi yang ada di masyarakat.
POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 8 No 2 (2017): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.276 KB) | DOI: 10.46650/wa.8.2.505.%p

Abstract

Peranan orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama nampaknya makin terabaikan di dalam masyarakat  karena kesibukan orang tua, baik desakan ekonomi, profesi ataupun hobi sering menyebabkan kurang adanya kedekatan orang tua dengan anak. Kondisi demikian bila tidak disadari maka lama kelamaan akan terjadi penghalang terhadap kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya, yang berarti terganggulah hubungan kedekatan psikologis kedua belah pihak. Sementara itu  semua mengetahui bahwa hubungan harmonis antara orang tua dan anak di dalam keluarga akan banyak berpengaruh terhadap kehidupan anak selanjutnya.Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah pola komunikasi keluarga yang dilakukan oleh orang tua dalam pendidikan karakter anak di lingkungan keluarga ? 2) Apakah hambatan internal dan hambatan eksternal bagi orang tua dalam proses pendidikan karakter anak di lingkungan keluarga ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi keluarga yang digunakan dalam pendidikan karakter anak serta kendala-kendala yang dihadapinya. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan mengacu dari berbagai sumber kemudian dideskripsikan secara kualitatif.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Pola komunikasi keluarga dalam pendidikan karakter anak khususnya tentang aspek integritas yang terdiri dari nilai kejujuran, religius, sikap tanggung jawab, kepedulian sosial dan aspek kedisiplinan menggunakan pola komunikasi persamaan,  pola komunikasi tak seimbang terpisah, pola komunikasi seimbang terpisah dan pola komunikasi monopoli. 2) Hambatan-hambatan  dalam pendidikan karakter pada anak yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal berupa kurang intesitasnya komunikasi dalam keluarga disebabkan kesibukan orang tua yang bekerja sedangkan hambatan eksternalnya berupa pergaulan anak di lingkungan masyarakat dan pengaruh teknologi informasi dan komunikasi.Kata kunci: Pola Komunikasi, Keluarga, Karakter, Anak.
MODEL KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MEMBENTUK SIKAP DISIPLIN ANAK DI BANJAR SEMA DESA KEDIRI KABUPATEN TABANAN SUTIKA, I MADE
Widya Accarya Vol 9 No 1 (2018): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.564 KB) | DOI: 10.46650/wa.9.1.611.%p

Abstract

ABSTRACTThe rapid development of science and technology in the era of globalization, a challenge for the world of education in guiding and directing to form the moral behavior of children. If there is no effort in overcoming it, then everyone will dissolve and drift with technological sophistication. In this regard, rapid change requires efforts to be able to anticipate and accommodate in the face of globalization. Family is the main learning place in society. The way of education in the family will always affect the growth and development of manners and personality. From an early age the child must be made disciplinary rules from wake up in the morning until sleep at night, so that children do activities regularly and not much time to waste. Parents have a great responsibility in guiding and directing the child is always disciplined both in carrying out the relationship with God Almighty, himself, fellow human beings and the natural environment and other living things based on moral values.The aim of this study entitled â??Parent Communication in Shaping Child Discipline Attitude in banjar Sema Kediri Village District Tabananâ?, is to determine the communication model and constraints of parents in shaping the attitude of child discipline in Banjar Sema Kediri Village Kediri District Tabanan. This study used a qualitative approach, with the subject of the study of families who have children of primary school age. Data were collected by questionnaire and interview method with qualitative and quantitative descriptive analysis technique.Based on the analysis, it is known that the data shows that most of the families in Banjar Sema Desa Kediri chose the answer of democratic communication pattern shown by percentage as much as 79.5%, the family chose the authoritarian communication pattern 13.8%, and the permissive communication pattern 6.7%. The results of the description of the constraints faced by parents are lack of communication time, lack of attention and affection, emotionally unstable children.Keywords: Communication model of parent, forming attitude of child discipline.        ABSTRAK     Pesatnya  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi, menjadi tantangan bagi dunia pendidikkan dalam membimbing dan mengarahkan untuk membentuk perilaku bermoral dari anak-anak.   Jika tidak ada upaya dalam mengatasinya, maka semua orang akan larut dan hanyut dengan kecanggihan teknologi. Sehubungan dengan hal itu, perubahan yang sangat cepat mengharuskan adanya berbagai upaya agar mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi dan mengakomodasi dalam menghadapi arus globalisasi. Keluarga merupakan tempat belajar yang utama dalam masyarakat. Cara pendidikan dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya budi pekerti dan kepribadian seseorang. Sejak dini anak harus dibuatkan peraturan kedisiplinan dari bangun pagi sampai tidur malam, agar anak melakukan aktivitas secara teratur dan tidak banyak membuang waktunya. Orang tua mempunyai tanggungjawab yang besar dalam membimbing dan mengarahkan agar anak selalu berdisiplin baik dalam melaksanakan hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, dirinya sendiri, sesama manusia dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya berdasarkan nilai moral.     Dalam penelitian yang berjudul â??Model Komunikasi Orang Tua Dalam Membentuk Sikap Disiplin Anak di Banjar Sema Desa Kediri Kecamatan Kediri Kabupaten Tabananâ? ini, bertujuan untuk mengetahui model komunikasi dan kendala-kendala orang tua dalam membentuk sikap disiplin anak di Banjar Sema Desa Kediri Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan subjek penelitian yakni keluarga yang memiliki anak usia sekolah dasar. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner dan wawancara dengan teknik analisis diskriptif kualitatif dan kuantitatif      Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa data menunjukkan sebagian besar keluarga di Banjar Sema Desa Kediri memilih jawaban pola komunikasi demokratis ditunjukkan dengan persentase sebanyak 79.5%, keluarga yang memilih pola komunikasi otoriter 13.8%,  dan pola komunikasi permisif 6.7%. Hasil uraian yang didapat mengenai kendala-kendala orang tua yang dihadapi adalah kurangnya waktu berkomunikasi, kurangnya perhatian dan kasih sayang, emosional anak tidak stabil. Kata kunci : Model komunikasi orang tua, membentuk sikap disiplin anak.
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MEMBENTUK KEMANDIRIAN BELAJAR PADA ANAK AUTIS (STUDI KASUS DI SEKOLAH MADANIA CENTER BANJAR BUMI SARI DENPASAR BARAT) Sutika, I Made
Widya Accarya Vol 9 No 2 (2018): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.705 KB) | DOI: 10.46650/wa.9.2.642.%p

Abstract

ABSTRACTThe increasing numbers of autism children become an important issue. It is not only the responsibilty of medical personnel or psychologist, but also need the role of parents and teacher at school.  Besides an educator, teacher also has responsibilty to educate the students in forming their behaviors through character education. It becomes importance since it directs autism students become independent human and develop themselves based on their potential. Therefore, it could give the benefit for themselves and their environment. In line with that, the problem in this study could be formulated as follows: 1) how does the implementation of character education in forming autism studentsâ?? independent learning at Madania School Center Banjar Bumi Sari, West Denpasar? 2) what are the obstacles faced in implementing character education to form autism studentsâ?? independent learning at Madania School Center Banjar Bumi Sari, West Denpasar?  The purposes to be achieved in this study are: 1) To find out about the implementation of character education in forming autism studentsâ?? independent learning at Madania School Center Banjar Bumi Sari, West Denpasar. 2) To find out the obstacles faced in implementing character education in order to form autism studentsâ?? independent learning at Madania School Center Banjar Bumi Sari, West Denpasar. The methods of collecting the data used in this research were interview, observation and documentation methods, with the research subjects were the principal, teacher guardian and 3 (three) autism students who made the case. The data analysis techniques used was qualitative descriptive through data reduction, data presentation and conclusion. The results of this study showed that the implementation of character education in forming the autism independent learning, were: 1) By doing habitual, Activity of Daily Living (ADL) is known as self-development which refers to personal activities but has an impact related to human relationships. 2) Normalization and normative culture in schools by applying applicable morals. 3) Using an integrated learning model with the theme centre of intrest for meaningful learning. 4) Understanding individual child differences, therefore in implementing character education could develop and be independent according to his potential. Meanwhile the obstacles were the difficulty of understanding each autism student because of individual differences and also the lack of professional teacher attitude in learning and understanding deeply about pedagogic competency. Then the advice that could be conveyed in this study is the habitual of learning with the term self-development should be carried out consistently, collaboratively with the theme centre of intrest. The teachers should have a serious willingness to increase their knowledge to learn the behavior of autism students; therefore they become professionals in educating.Keywords: Character Education, Independent Learning, Autism Students  ABSTRAKMeningkatnya jumlah anak autis merupakan persoalan penting yang menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya bagian medis atau psikolog saja tetapi tidak kalah pentingnya juga peran orang tua dan guru di sekolah. Tugas guru di sekolah disamping sebagai pengajar juga mengemban tugas sebagai pendidik yakni dalam proses membentuk sikap, prilaku anak melalui  pendidikan karakter.. Hal tersebut berperan penting untuk mengarahkan anak autis menjadi manusia yang mandiri kemudian berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Sejalan dengan tersebut di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter dalam membentuk kemandirian belajar pada anak  autis di sekolah Madania Center Banjar Bumi Sari, Denpasar Barat? 2) Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter untuk membentuk kemandirian belajar pada anak autis di sekolah Madania Center Banjar Bumi Sari,Denpasar Barat? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui tentang penerapan pendidikan karakter dalam membentuk kemandirian belajar pada anak   autis  di Sekolah Mediana Center Banjar Bumi Sari Denpasar Barat 2) Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam menerapkan pendidikan karakter untuk  membentuk kemandirian belajar pada anak autis di Sekolah Mediana Center Banjar Bumi Sari Denpasar barat. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan subyek penelitian adalah Kepala sekolah, guru wali dan 3 (tiga) orang anak autis yang dijadikan kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah diskriptif kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendidikan karakter dalam membentuk kemandirian belajar pada anak autis adalah  ; 1) Dengan melakukan pembiasaan yakni Activity of Daily Living ( ADL )  dikenal dengan istilah bina diri yang mengacu pada kegiatan pribadi tetapi memiliki dampak yang berkaitan dengan human relationship. 2) Pembiasaan dan pembudayaan  yang normatif di sekolah dengan menanamkan akhlak yang aplikatif. 3)Menggunakan model pembelajaran yang terpadu dengan tema centre of intrest agar pembelajaran bermakna. 4) Memahami perbedaan individu anak agar dalam menanamkan pendidikan karakter dapat berkembang dan mandiri sesuai dengan potensinya Sedangkan kendala-kendalanya adalah sulitnya memahami masing-masing anak autis karena adanya perbedaan individu dan juga kurangnya sikap professional guru dalam mempelajarinya serta memahami secara mendalam tentang kompetensi pedagogik. Kemudian saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah pembiasaan pembelajaran dengan istilah bina diri hendaknya dilaksanakan secara konsisten, kolaboratif dengan tema center of intrest  Para guru hendaknya ada kemauan yang serius dalam menambah ilmu pengetahuan untuk mempelajari prilaku anak yang autis sehingga menjadi tenaga professional dalam mendidik.Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Kemandirian Belajar, Anak Autis
PERSEPSI GURU PAMONG DAN SISWA TERRHADAP KETRAMPILAN CALON GURU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PPKN PADA SISWA KELAS XI IPA 8 DI SMA DWIJENDRA DENPASAR Sutika, I Made; Sudiarta, I Nengah
Widya Accarya Vol 10 No 1 (2019): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.797 KB) | DOI: 10.46650/wa.10.1.753.%p

Abstract

Melalui kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan mahasiswa menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensinya, yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Mengingat pentingnya persepsi guru pamong dan siswa terhadap keterampilan calon guru praktik pengalaman lapangan dalam proses pembelajaran PPKn, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan: . Bagaimanakah Persepsi guru pamong dan siswa terhadap keterampilan calon guru praktik pengalaman lapangan dalam proses pembelajaran PPKn pada siswa    kelas XI IPA 8 di SMA Dwijendra Denpasar? . Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah  Untuk mengetahui Persepsi guru pamong dan siswa terhadap keterampilan calon guru paraktik pengalaman lapangan dalam proses pembelajaran PPKn pada siswa kelas XI IPA 8 di SMA Dwijendra Denpasar.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, subyek penelitian ini ialah guru pamong dan siswa kelas XI IPA 8 di SMA Dwijendra Denpasar yang berjumlah 41 orang sebagai informan Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui teknik wawancara,teknik observasi, angket (kuesioner),teknik dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi guru pamong dan siswa terhadap keterampilan calon guru praktik pengalaman lapangan dalam proses pembelajaran PPKn pada siswa kelas XI IPA 8 di SMA Dwijendra Denpasar, berada dalam katagori baik dengan persentase tertinggi 78,78% kemudian katagori sangat baik dan cukup sebanyak 12,95% dan 8,27%.Dari beberapa komponen ketrampilan mengajar ketrampilan dalam menutup pelajaran nampaknya paling dikuasai sedangkan yang masih kurang dalam ketrampilan evaluasi. Terkait dengan itu semua komponen ketrampilan mengajar hendaknya perlu ditingkatkan lagi apalagi ketrampilan evaluasi yang masih kurang sehingga para mahasiswa perlu diberikan teori dan pelatihan secara intensif   Kata kunci : Persepsi Guru Pamong dan Siswa, Keterampilan Calon Guru PPL,   Proses Pembelajaran.   Abstract   Through the Field Experience Practices (PPL) activities, students are expected to become candidates for professional teaching staff, in accordance with the principles of education based on their competencies, which include pedagogical competence, personality competency, professional competence, and social competence. Given the importance of the teacher and student teacher's perceptions of the skills of prospective teacher practice field experience in the PPKn learning process, the authors are interested in raising the issue:. What is the perception of the tutor and student teacher on the skills of prospective teacher practice in field experience in the learning process of PPKn in students of class XI IPA 8 in Dwijendra High School Denpasar? . Whereas the aim to be achieved is to find out the perception of the tutor and students towards the skills of the prospective teacher in field experience in the learning process of PPKn in students of class XI IPA 8 in Dwijendra High School Denpasar .. This research is quantitative descriptive research, the subject of this research is tutor teacher and students of class XI IPA 8 in Dwijendra High School Denpasar, amounting to 41 people as informants Data collection techniques used were through interview techniques, observation techniques, questionnaires (questionnaires), documentation techniques. The results showed that the perception of tutors and students towards the skills of prospective teacher practice field experience in the PPKn learning process for students of class XI IPA 8 in Dwijendra High School Denpasar, were in a good category with the highest percentage of 78.78% and 12 very good categories. , 95% and 8.27%. From several components of teaching skills, skills in closing the lessons seemed to be the most mastered while those still lacking in evaluation skills. Related to that all the components of teaching skills should need to be improved, especially the evaluation skills that are still lacking so that students need to be given theory and training intensively   Keywords: Perception of Guest and Student Teachers, PPL Teacher Skills, Learning Process.