Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

ANALISA PENGARUH JENIS MATERIAL TERHADAP FREKUENSI PERBAIKAN PADA BELT CLEANER Kurnianto, Dedi; Hartono, Priyagung; Sujatmiko, Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 01 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.339 KB)

Abstract

Belt conveyor merupakan salah satu tipe dari beragam unit tansport handling. Fungsi peralatan ini adalah untuk mentransport baik untuk material proses maupun hasil produksi clinker maupun semen. Belt conveyor tersebut tersebar di berbagai area proses produksi PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk Pabrik Semen Gresik Tuban mulai Crusher hingga Packer dan pelabuhan. Berdasarkan track record mengoperasikan peralatan tersebut, material yang dibawa masih banyak menempel di permukaan Belt Conveyor, sehingga dibersihkan menggunakan Belt Cleaner, Akan tetapi Belt Cleaner buatan pabrik masih cepat aus, jika hal ini tidak segera diatasi Belt Conveyor akan keluar lintasan dan akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar atau bahkan putus. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan Belt Cleaner modifikasi. Setelah dibuat Belt Cleaner modifikasi dipasang pada belt conveyor, sebagai tempat penelitian dalam penyambungan tersebut adalah pada Crusher Tuban 1. Sehingga diteliti frekuensi perbaikan terhadap jenis material dengan metode statistik. Ada pengaruh variasi jenis material terhadap frekuensi perbaikan untuk uji F (Fhitung 9,52, Ftabel 3,49). Ada pengaruh antara hasil sebelum dan sesudah modifikasi Belt Cleaner terhadap frekuensi perbaikan untuk uji T. Pada jenis material: Caly didapat Thitung=8,33>Ttabel=3,18, Claylimestone didapat Thitung=5,1>Ttabel=3,18, Limestone didapat Thitung=3,88>Ttabel=3,18, Coal didapat Thitung=3,25>Ttabel=3,18.
PENGARUH PENAMBAHAN MAGNET PADA PIRINGAN POROS PENGGERAK TURBIN ANGIN MODEL SAVONIUS Putra, Mega Ari; Hartono, Priyagung; Lesmanah, Unung
Jurnal Teknik Mesin Vol 11, No 01 (2018): Jurnal Teknk Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan energi listrik terus bertambah seiring dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Penyedian sumber energi listrik yang ada di Indonesia pada saat ini sudah mulai mengalami keterbatasan. Pada saat-saat tertentu pembangkit listrik yang ada tidak lagi mampu mensupplay energi listrik. Oleh karena itu saat ini sangat banyak penelitian dilakukan tentang energi terbarukan agar mendapatkan  sumber energi baru yang memiliki dampak positif bagi lingkungan   dan bersifat renewable. Salah satu sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan mudah untuk didapat adalah energi angin. Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan energi angin sebagai penghasil listrik dengan menggunakan turbin angin savonius dengan penambahan magnet pada piringan poros penggerak. Penelitian ini dilakukan dengan jalan eksperimental yaitu melihat secara langsung bagai mana pengaruh penambahan magnet pada priringan poros penggerak turbin angin savonius terhadap daya listriknya. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan daya listrik tertinggi sebesar 2,07 watt dengan efisiensi turbin 1,12% pada tambahan magnet pada pirirngan poros penggerak turbin angin akan tetapi pada penambahan magnet terjadi efisiensi tertinggi yaitu 1,7 % dengan daya listrik sebesar 2,45 watt. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan magnet pada piringan poros penggerak turbin angin daya listrik yang dihasilkan semakin besar juga. Kata kunci: Turbin Angin Savonius, Poros Magnet, Optimalisasi Daya Listrik
PENGARUH VARIASI POSISI PENGELASAN SHIELD METAL ARC WELDING Raviko, Johansyah; Hartono, Priyagung; Sujatmiko, Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 01 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.603 KB)

Abstract

Dengan adanya kemajuan dibidang teknik logam maka teknik pengelasan logam merupakan suatu cara penyambungan logam yang sangat penting untuk membuat konstruksi. Pentingnya penggunaan teknik pengelasan logam disebabkan karena adanya bangunan dan pemesinan yang dibuat dengan mempergunakan teknik pengelasan, maka kontruksi ini menjadi lebih ringan dan sederhana dalam proses pembuatannya.Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dan dalam penelitian ini menggunakan baja karbon sedang S45C dengan Komposisi: C=0,42-0,48, Si=0,15-0,35, Mn=0,60-0,90, P=0,030 S=0,035. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kekuatan tarik setelah dilakukan pengelasan ,dari hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kekuatan tarik pada peak load dengan menggunakan pengelasan G2 lebih tinggi dibanding pengelasan G1 dan G3. Pada pengelasan G2 memiliki kekuatan tarik sebesar 6290,051 (kgf), sedangkan pada pengelasan G1 menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan dengan pengelasan G3 yaitu sebesar 6115,252 (kgf) dan 5957,202 (kgf) untuk G3, dan untuk nilai kekuatant arik pada break dengan menggunakan pengelasan G1 lebih tinggi dibanding pengelasan G3 dan G2. Pada pengelasan G1 memiliki kekuatan tarik sebesar4659,300 (kgf),sedangkan pada pengelasan G3 menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan dengan pengelasan G2 yaitu sebesar 4607,954 (kgf) dan 4433,873 (kgf) untuk G2.sedangkan untuk nilai kekuatan tarik pada yield strength dapat diketahui pengelasan G3 lebih tinggi dibanding pengelasan G1 dan G2. Pada pengelasan G3 memiliki kekuatan tarik sebesar 3646,280 (kgf), sedangkan pada pengelasan G1 menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik dibandingkan dengan pengelasan G2 yaitu sebesar 3302,020 (kgf) dan 3227,545 (kgf) untuk G2.
PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN CARBURIZING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 1045 DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR TDS NOL Prasetyono, Bayu; Hartono, Priyagung; Marlina, Ena
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2015): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.86 KB)

Abstract

Steel in the two-wheeled world automotive industry as the main raw material for the manufacture of gears. Hence the need for engineering mechanical properties of the steel to improve its quality. Steps in the mechanical properties of the steel engineering is the process of heat treatment, one of the heat treatment process to harden the steel surface is carburizing. The purpose of this study was to determine the effect of time variation carburizing resistant to mechanical properties of AISI 1045 steel with zero TDS water. Temperature carburizing wear 950 ? C. Carburizing process variations holding time is 1; 3; and 5 hours. Material hardness and toughness testing using vickers and charpy test. The results showed that the increasing violence after the carburizing process toughness tends to decrease. Before the process of carburizing average value 209.166 HVN hardness and toughness 0.8425 Joules / mm2. Holding time 1 hour carburizing process average value 417.13 HVN hardness and toughness 0.3975 Joules / mm2. Holding time 3 hours carburizing process average value 347.866 HVN and toughness 0.3333 Joules / mm2. Holding time 5 hours carburizing process average value 430.4 HVN hardness and toughness 0.3698 Joules / mm2
ANALISA PENGARUH SUHU PADA MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS (KEKERASAN) BAJA S45C PADA PROSES HARDENING Hidayat, Taufik; Hartono, Priyagung; Sujatmiko, Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 02 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.259 KB)

Abstract

Peranan baja dalam dunia industri saat ini sangatlah penting terutama dalam hal pembuatan komponen yang berhubungan dengan kekerasan seperti roda gigi, mata silet, mata gergaji dan lain sebagainya,Alasan yang mendasari untuk mengambil Baja S 45C karena baja tersebut banyak dipergunakan dalam bidang teknik atau industri. Baja ini memiliki kekerasan sehingga cocok untuk komponen yang membutuhkan kekerasan, keuletan maupun ketahanan terhadap gesekan.Untuk mendapatkan kekerasan dan ketahanan pada baja maka perlu proses perlakuan panas menggunakan proses quenching.Bahan penelitian ini adalah baja karbon S45C dengan jumlah spesimen 4, 1 spesimen untuk uji kekerasan sebelum perlakuan dan 3 spesimen sesudah perlakuan dengan uji vickers, proses pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Brawijaya Malang. Proses perlakuan panas (heattreatment) yang dilakukan suhu hardening 850?, Dari hasil analisa perbandingan uji T pada baja S45C sebelum dan sesudah perlakuan hardening didapatkan kekerasan yang mengalami peningkatan. Ini dapat dilihat dari analisa uji T diketahui bahwa T hitung >T tabel yaitu, 31,577 > 2,920 maka maka H1 diterima dan H0,di tolak berarti nilai kekerasan baja S45C setelah perlakuan lebih keras dari pada sebelum mengalami perlakuan.dari hasil variasi menggunakan pendingin 20,50,80? menunjukan adanya peningkatan kekerasan pada baja S45C dengan nilai kekerasan rata-rata 1698,875 HVN, 764,075 HVN, dan 583,05 HVN
PENGARUH BEDA POTENSIAL LISTRIK SAAT ANODIZING TERHADAP KEKERASAN ALUMINIUM HASIL ANODIZING Setiawan, Unik; Margianto, Margianto; Hartono, Priyagung
Jurnal Teknik Mesin Vol 2, No 02 (2013): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.514 KB)

Abstract

Aluminum yang termasuk light metal mempunyai sifat ringan namun tidak mampu menahan gesekan dan temperatur tinggi. Dibutuhkan paduan light metal dengan logam paduan agar mempunyai sifat seperti yang diinginkan. Anodizing merupakan aplikasi perlakuan panas dimana light metal dapat diperlakukan agar mempunyai permukaan yang keras, tahan korosi dan dapat memberi warna yang menarik. Proses anodizing dilakukan melalui proses elektro kimia yang komplek sehinngga seluruh kondisi pada proses anodizing dapat mempengaruhi hasil anodizing. Menggunakan metode penelitian eksperimental (experimental research), melakukan percobaan sebanyak lima kali dengan variasi kekerasan (Hv) dan beda potensial listrik. Hasil analisa statistik dan regresi diperoleh semakin besar beda potensial listrik yang diberikan maka kekerasan permukaan aluminium hasil anodizing semakin meningkat. Besar beda potensial listrik menyebabkan arus listrik yang mengalir juga semakin cepat sehingga mempengaruhi reaksi pembentukan oksida yang cepat.
PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA OLI SCOOTER MATIC TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR DALAM PEMANASAN MESIN Prasetya, Sigit; Hartono, Priyagung; Rahardjo, Artono
Jurnal Teknik Mesin Vol 3, No 02 (2014): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.597 KB)

Abstract

Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Beberapa pelumas sudah memiliki formula khusus yang aktif mengunci partikel carbon agar tidak terjadi penumpukan, formula ini berupa aditif yang terkandung dalam pelumas. Aditif diperlukan karena minyak dasar (base oil) penyulingan dari minyak mentah tidak bisa langsung dipakai sebagai pelumas dan harus ditambah aditif. Pelumas memegang peranan penting dalam proses pengisapan panas pada daerah suhu tinggi dan memindahkanya ke media lain yang lebih dingin dan tugas ini memerlukan sirkulasi pelumas dalam jumlah banyak dan konstan. Sangat sedikit sifat-sifat yang di miliki pelumas untuk mengendalikan suhu padahal penggunanaan yang sebenarnya dari pelumas cair yang terpenting adalah mengendalikan suhu Kenaikan suhu akan berakibat melemahkan ikatan molekul yang kemudian menurunkan viskositasnya, viskositas semua jenis fluida atau cairan akan menurun dengan naiknya suhu. Ini akan terlihat jelas dengan pelumasan yang berasal dari minyak bumi yang digunakan di dalam mesin otomotif. Pelumasharusmemilikikekentalanlebihtepatpadatemperaturtertinggiatautemperaturterendahketikamesindiop erasikan.Dengandemikian, olimemiliki grade (derajat) tersendiri yang diaturolehSociety of Automotive Engineers(SAE). Bilapadakemasanolitersebutterteraangka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanasakan bekerja pada kekentalan 30.
ANALISA PENGARUH PANJANG BELT CONVEYOR TERHADAP FREKUENSI REPAIR SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN LOCKING BOLT PADA SAMBUNGAN COLD SPLICING Widodo, Ach. Hadi; Hartono, Priyagung; Sujatmiko, Sujatmiko
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2015): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.31 KB)

Abstract

Belt conveyor merupakan salah satu tipe dari beragam unit tansport handling. Fungsi peralatan ini adalah untuk mentransport baik untuk material proses maupun hasil produksi clinker maupun semen. Belt conveyor tersebut tersebar di berbagai area proses produksi PT. Semen Indonesia (Persero)Tbk Pabrik Semen Gresik Tuban mulai Crusher hingga Packer dan pelabuhan. Berdasarkan track record mengoperasikan peralatan tersebut, intensitas kerusakan masih sangat tinggi, karena pada sambungan cold splicing belt conveyor biasa perlahan mengelupas dan apabila tidak segera dilakukan repair akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar atau bahkan putus. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan locking bolt (fastener yang sudah di modifikasi). Setelah dibuat locking bolt dipasang pada sambungan belt conveyor, sebagai tempat penelitian dalam penyambungan tersebut adalah pada packer Tuban 1. Sehingga diteliti frekuensi repair terhadap variasi panjang belt conveyor dengan metode statistik. Dari berbagai pengamatan didapatkan hasil bahwa Ada pengaruh variasi panjang Belt Conveyor sebelum menggunakan Locking Bolt terhadap frekuensi repair untuk uji F (Fhitung=11,15>Ftabel=3,49), dan ada pengaruh antara hasil penyambungan Belt Conveyor Cold Splicing sebelum dan sesudah menggunakan Lockig Bolt terhadap frekuensi repair untuk uji T. Pada Lbelt=9,10 M didapat Thitung=5,17>Ttabel=3,18, Pada Lbelt=12,95 M didapat Thitung=5,14>Ttabel=3,18, Pada Lbelt=17,85 M didapat Thitung=3,83>Ttabel=3,18, Pada Lbelt=24,84 M didapat Thitung=27,78>Ttabel=3,18. .
PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760 Rizal, Syaiful; Hartono, Priyagung; Raharjo, Artono
Jurnal Teknik Mesin Vol 6, No 01 (2016): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.537 KB)

Abstract

Dari bagian mesin, sering dijumpai suatu bahan yang diperlukan kekerasan dan keliatanya, misalnya poros transmisi dan roda gigi saat mengalami perpindahan perseneling, poros transmisi dan roda gigi mengalami beban puntir. Kemudian memperoleh hasil yang baik, komponen-komponen dari mesin-mesin tersebut selanjutnya diberi perlakuan panas seperti pengerasan, penempaan, penemperan yang bertujuan memperbaiki sifat-sifat logam tersebut. Proses Hardening adalah pemanasan yang dilakukan untuk mendapatkan kekerasan dari bahan, adapun prosesnya mula-mula baja dipanaskan sampai pada daerah atau diatas temperatur kritis, kemudian dilanjutkan dengan pendingin cepat, pada setiap operasi perlakuan panas, laju pemanasan merupakan faktor yang penting. Media pendingin yang digunakan adalah oli dan udara, untuk uji material ASSAB 760 dilakukan struktur mikro dan kekerasan, hasil penelitian menunjukkan untuk kekerasan material tanpa perlakuan diperoleh hasil 527,56 HVN dan struktur mikro diketahui perlit 87,3% dan ferrit 12,7%. Pendingin oli di peroleh hasil 570 HVN dan struktur mikro diketahui perlit 38,4%, ferrit 34,5%, dan martensit 27,1%. Pendingin udara diperoleh hasil 468,73 HVN dan struktur mikro di ketahui perlit 44,3%, ferrit 15,7%, dan martensit 36,9%.
ANALISA PENGARUH VARIASI PUTARAN SPINDEL DAN VARIASI GERAKAN MAKAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PEMBUBUTAN DALAM MATERIAL ST50 ; Hartono, Priyagung; Margianto, Margianto
Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2015): Jurnal Teknik Mesin
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.844 KB)

Abstract

Lathe machining process is a process to produce engine parts or cylindrical part done by using lathe machine. The basic principles can be defined as the process of machining outer surface of cylindrical objects or flat lathe process and also the inner surface finish by the lathe process. Lathe itself is a process that feeds the workpiece cutting done by rotating the workpiece and then imposed on the chisel driven translational parallel to the spin axis of the workpiece. CNC lathe machines are widely used by manufacturing industries, training centers and schools such as NC machine CNC lathe is a machine that is capable of receiving the data by command, processing and output it in the form of movements on cutting tools. Spindle rotational speed, depth of cut, feeding and also includes geometry cutting tools affect the roughness of the workpiece. In this reseach would be seen whether there is influence spindle rotational speed, depth of cut, feeding and also includes geometry cutting tools at the EMCO CNC Turning Machines 242 against the workpiece of surface roughness. The research method used was experimental and statistical methods. The research was conducted at the Laboratory of Department of Mechanical Engineering, State Polytechnic of Malang. In this research used steel grade ST50 and type of cutting tools material grade is HSS, where the observation was performed 5 times and the variation of the cutting speed as much as 4 variations. Data collected by using the method of observation and documentation. The data obtained were then tested with SPSS 17 for Windows and Microsof Excel 2007. There are changes in surface roughness of the workpiece spindle rotational speed, depth of cut, feeding. The higher the rotation spindle, more smooth surface of the workpiece, and the deeper the depth of cut so more rough the surface of the workpiece. Judging from SPSS software test on the effect of cutting speed variation of the surface roughness of the workpiece obtained F table larger than F count and F Anova F1 count : 0,869 < Ftabel :3,86 and F2 hitung : 2,769 < Ftabel :3,86 with level of significant ? : 5%.