Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

RASINALISASI PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PENYEMPURNAAN POLA PIKIR PEMBELAJARAN Sila, I Made
Widya Accarya Vol 3 No 1 (2014): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.741 KB) | DOI: 10.46650/wa.3.1.18.%p

Abstract

Perubahan era globalisasi, agaknya menjadi ciri khas yang berjalan paling konsisten. Manusia modern menantang, mencipta, sekaligus berpotensi diterpa oleh arus perubahan. Perubahan peradaban ini menuntut pertaruhan dan respon manusia yang kuat agar siap menghadapi tekanan internal dan eksternal, serta menunjukkan eksistensi diri dalam alur peradaban. Dalam menghadapi dinamika dan perubahan tersebut maka guru dan kurikulum sebagai suatu intrumen input dalam pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Perubahan kurikulum harus diikuti dengan meningkatan kompetensi guru, sebab sebarapa bagusnya kurikulum tanpa guru yang kompeten niscaya tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Karena demikian  rasional pengembangam kurikulum harus diikuti oleh perubahan pola pikir guru  dalam pembelajaran .            Tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan ini, supaya guru  memahami rasionalisasi perubahan kurikulum dan mampu serta  mau berubah pola pikir  mengikuti perkembangan  ilmu pengetahuan dan dinamika kebutuhan masyarakat.Dengan adanya perubahan kurikulum tersebut diharapkan bangsa Indonesia mampu menghadapai tantangan internal dan eksternal, serta pada tahun 2045 mampu membangun generasi emas Indonesia. Indonesia memiliki bonus demografi, secara positif apabila penduduk yang banyak memiliki kompetensi  maka akan menjadi modal dasar pembangunan namun apabila tidak justru akan menjadi beban pembangunan. Karena demikian perubahan kurikulum bukan suatu yang dipaksakan namun tantangan dan dinamika mengharuskan kita melakukan perubahan untuk bisa eksis dalam persaingan tersebut Kata Kunci: Rasinalisasi, Kurikulum dan Pembelajaran
PERUBAHAN PARADIGMA GURU DALAM MENYONGSONG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 2 No 1 (2013): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46650/wa.2.1.223.%p

Abstract

Pandangan sebagian besar orang selama ini tentang tugas dan profesi guru terkesan tidak menjanjikan, karena guru sering dianggap sebagai pahiawan tanpa tanda jasa. Namun sikap itu menjadi berubah setelah terbitnya peraturan perundang-undangan yang menyebabkan tugas guru menjadi tenaga profesional dengan mendapat tunjangan profesi. Tunjangan profesi diberikan pada guru yang sudah lulus sertifikasi dan diharapkan guru menjadi tenaga professional. Pemerintah terus berusaha melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru, dengan meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru. Sehingga guru mampu mengembangkan kariernya dan guru â??pertama sampai guru utama, kebijakan ini perlu disikapi dengan positif oleh guru. Perubahan yang paling mendasar yang perlu dilakukan oleh seorang guru dengan keluarnya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah perubahan paradigma guru itu sendiri. Bahwa tunjangan profesi diberikan pada guru frofesional, yang mampu meningkatkan kualitas pembelajar dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Perubahan paradigma guru dalam pembelajaran dan pembalajaran yang berpusat pada guru ( Teacher centered learning) menjadi pembelajaran berpusat pada siswa ( student centered learning) - Dengan keluarnya peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 16 tahun 2009, tentang penilaian kinerja guru, maka kenaikan pangkat dan jabatan guru berdasarkan hasil penilaian kinerja dan perolehan angka kredit. Maka apabila guru memenuhi syarat berdasarkan hasil penilaian dan perolehan angka kredit tersebut guru bisa menduduki jabatan dan pangkat setingkat lebih tinggi dan jabatan sebelumnya. Ada tiga hal yang wajib dilaksanakan oleh guru agar bisa menunjukan kenerja yang baik yaitu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru melalui pendidikan dan pelatihan, melakukan inovasi pembelajaran dan melaksanakan penelitian.
VISI PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PERADABAN MENUJU KAMPUS SEBAGAI PUSAT PEMBANGUNAN BUDAYA SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 5 No 1 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (132.706 KB) | DOI: 10.46650/wa.5.1.226.%p

Abstract

Sejatinya hidup manusia adalah selalu berpikir, bersikap, dan berbuat untuk menuju kehidupan yang lebih baik dalam rangka memperbaiki kehidupan ini menuju moksha (Mokshartam Jagadita). Namun, kehidupan yang dihadapi oleh masusia selalu akan berubah sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hidup adalah kompetisi selalu akan terjadi perlombaan antara pendidikan dan keruntuhan, dimana nilai dan etika yang dihasilkan oleh pendidikan selalu akan tergerus oleh perubahan zaman. Karena demikian alangkah mulianya visi yang kita miliki untuk membangun peradaban, menuju masyarakat ilmiah yang berbudaya, sehingga kita memiliki jati diri dan dapat meminimal mungkin dampak negatif dari aruh perubahan dan globalisasi. Kata kunci : visi pendidikan tinggi, peradaban dan budaya
REVITALISASI MANAJEMEN PASRAMAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP REVOLUSI MENTAL SECARA BERKELANJUTAN PADA PASRAMAN DI DESA PUHU KACAMATAN PAYANGAN SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 6 No 2 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.63 KB) | DOI: 10.46650/wa.6.2.446.%p

Abstract

 Pasraman sebagai suatu Pendidikan non formal yang bertujuan untuk membantu pelaksanaan  pendidikan agama dan budi pakerti yang menekankan pada penumbuhan sikap dan ketrampilan. Karena pendidikan agama yang telah diberikan di sekolah lebih menekankan pada penguasaan pengetahuan. Sehingga pasraman akan mempunyai fungsi yang sangat strategis dalam membantu pemerintah untuk menumbuhkan sikap revolusi mental sejak usia dini sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintahUntuk dapat melaksanakan fungsi dan tujuan tersebut maka pasraman yang telah dibentuk dimasing-masing desa Pakraman harus diberdayakan dan dibina secara berkelanjutan. Permasalahan dilapangan Pasraman yang didanai oleh dana BKK pemerintah provisi Bali tidak dapat berkembang karena tidak mendapat bimbingan dan bantuan teknis sebagaimana mestinya. Rumusan masalah penelitian adalah Revitalisasi Manajemen Pendidikan Pasraman , untuk dapat berkembang dan menumbuhkan sikap revolusi mental sejak dini secara  berkelanjutan. Berdasarkan     rumusan  masalah  di  atas,  maka  tujuan    dari penelitian  ini  adalah   merevitalisasi  manajemen Pasraman dalam menumbuhkan sikap revolusi mental sejak dini secara berkelanjutan .Jenis penelitian ini adalah penelitian yang dirancang untuk mengembangkan, populasinya adalah seluruh pesraman di kecamatan Payangan . Data dikumpulkan dengan mengunakan kuisioner,wawancara dan observasi, kemudian dianalisis menggunakan analisis kualitatif.Hasil Penelitian  menunjukkan bahwa manajemen pasraman perlu direvitalisasi sesuai dengan karekteristik dan budaya Bali bersifat religius, maka manajemen yang dikembangkan adalah manajemen yang berbasis desa Pakraman disesuaikan dengan adat dan budaya Bali. Namun demikian perlu adanya perbaikan sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan desa pakraman. Manajemen desa pakraman belum  mampu beradaptasi dengan manajeman organisasi secara modern, maka diperlukan cara, metode untuk memberdayakan agar proses penumbuhan sikap revolusi mental dapat berkembang sejak dini dan berkelanjutan.   Kata Kunci :  Revitalisasi manajemen, Pendidikan Pasraman,dan  Revolusi mental   
MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MELALUI UJI SERTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 4 No 1 (2015): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.666 KB) | DOI: 10.46650/wa.4.1.447.%p

Abstract

Guru  mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional yang dibuktikan  dengan sertifikat pendidik, Sertifikat pendidik  diproleh melalui :  uji kompetensi guru dalam jabatan dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio dan melalui pendidikan profesi guru. Fungsi guru sebagai tenaga profesional adalah  untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.Tujuan utama dari sertifikasi guru adalah menjadikan guru sebagai tenaga professional untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, sehingga pelaksanaan sertifikasi guru dilaksanakan secara, obyektif, transparan dan akuntabel. Kenyataan dilapangan banyak orang beranggapan bahwa sertifikasi hanya untuk memproleh tunjangan profesi. Asumsi seperti  menjadi sangat bias, karena kelau beranggapan demikian guru kan menghalalkan segala jalan untuk dapat lulus sertifikasi, jadi tidak ada upaya untuk meningkatkan kompetensi guru.Apabila sertifikasi guru dipandang sebagai langkah untuk meningkatkan kompetensi guru, maka guru yang berhak ikut sertifikasi adalah mereka yang telah memenuhi standar kompetensi yang sesuai dengan persyaratan, jadi bukan sekedar balas budi bagi guru,sehingga guru sebelum ikut sertifikasi memang benar-benar mempersiapkan diri agar layak dinyatakan sebagai tenaga professional.Kata kunci : sertifikasi,kompetensi dan mutu pendidikan
PERANAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TINGGI BERBASIS SPMI DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN UNTUK MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKUALITAS SILA, I MADE
Widya Accarya Vol 8 No 2 (2017): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.825 KB) | DOI: 10.46650/wa.8.2.506.%p

Abstract

Pendidikan yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan dalam penyelenggaraan pendidikan  tinggi dan sebagai salah satu penentu bagi pembangunan negara. Lulusan yang berkualitas membutuhkan sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pembentukan sistem pendidikan yang berkualitas, selain SDM, sarana dan prasarana, kurikulum dan modal   juga diperlukan  manajemen yang berkualitas . Dewasa ini, perkembangan pemikiran manajemen penjaminan mutu   perguruan tinggi mengarah pada sistem manajemen terpadu yang disebut dengan system penjaminan mutu internal ( SMPI ) Permasalahan yang menjadi fokus dalam   penulisan ini, yaitu bagaimana sebaiknya SPMI   tersebut diselenggarakan  di perguruan tinggi agar mampu membentuk sarjana yang kompeten dan kompetitif, memberikan pelayanan yang paripurna dalam pengelolaan perguruan tinggi ?. Maksud pembahasan ini adalah sebagai bahan informasi dan kajian dalam mengembangkan  mutu  perguruan tinggi agar mampu membentuk sarjana yang kompeten dan komtetitif memberi  pelayanan yang paripurna pada seluruh pemangku kepentinganPendekatan yang digunakan dalam penelitian in adalah kualitatif dengan metode diskriptif dan verifikatif melalui instrumen penelitian berupa kuesioner yang diberikan kepada responden yang terdiri dari kepala biro/kepala bagian, ketua program studi, dosen dan mahasiswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan bahwa Penjaminan mutu melalui SPMI  berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap mutu universitas, sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik untuk meningkatkan kepuasan  pelanggan khususnya mahasiswa Peneliti merekomendasikan kepada pimpinan universitas (rektor) untuk menggunakan model SPMI yang mampu memberikan penilaian yang obyektif dan meningkatkan motivasi civitas akademika. Di lain pihak rektor juga sebaiknya lebih memperhatikan kinerja dosennya dengan meningkatkan kompetensi, dan motif berpretasinya, serta mampu menciptakan lingkungan yang kondusif.Kata kunci, Manajemen mutu, peningkatan pelayanan dan kualitas pendidikan 
PENGARUH POLA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGATASI PENYALAH GUNAAN NARKOBA PADA SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS DWIJENDRA DENPASAR Sila, I Made; Rai, Ida Bagus
Widya Accarya Vol 9 No 2 (2018): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.047 KB) | DOI: 10.46650/wa.9.2.640.%p

Abstract

ABSTRACTDrug abuse and dissemination is one of the criminal acts and it has become such a serious phenomenon that must be overcome and resolved by both the self, the society, the educational environment and the government. Schools as formal educational institutions need to take a serious handling by carrying out socialization in the community and education. Headmaster as a leader of educational institution need to make various innovations, especially in implementing leadership patterns to influence the behavior of institutions and subordinates, especially learners. A credible, transparent, accountable, and responsible headmaster pattern will be a good example for teachers and learners. This research was categorized into a qualitative research, because this research tried to describe the symptoms or facts as they are or naturally in verbal narrative (using words). Informants in this study were determined by purposive sampling technique. While the technique of data collection was done by interviewing, observation and documentation. Data analysis technique used was descriptive technique with induction and argumentation technique. From the results of the study note that the leadership pattern of headmasterwas very influential on the behavior of teachers and students. While the school effort was by the way of promotive, preventive, curative, rehabilitative and repressive. The advice I could give for headmaster is she/heshould always provide sufficient supervision for learners, because children or teenagers are vulnerable to drug abuse and for the government is it is advisable to continue to program the prevention of the dangers of drugs and to take firm action against the perpetrators of drugs crimes.Keywords, Leadership pattern, drugs abuseABSTRAKPenyalahgunaan dan penyebaran narkoba adalah sebagai salah satu perbuatan yang melanggar hukum dan telah menjadi fenomena yang begitu serius yang harus ditanggulangi dan selesaikan baik oleh diri sendiri, masyarakat, lingkungan pendidikan dan pemerintah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu melakukan  penanggulangan yang serius dengan melaksanakan sosialisasi dilingkungan masyarakat dan pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan perlu melakukan berbagai inovasi terutama dalam menerapkan pola kepemimpinan untuk dapat mempengaruhi prilaku lembaga dan bawahannya terutama peserta didiknya.  Pola kepemimpinan kepala sekolah yang kredibel, transparan, akuntabel,  dan bertanggung jawab  akan merupakan contoh yang baik bagi guru dan peserta didik. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, karena penelitian ini berusaha mendeksripsikan gejala atau fakta apa adanya atau secara alami secara naratif verbal (menggunakan kata-kata). Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sedagkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik deskriptif dengan teknik induksi dan argumentasi. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pola kepemimpinan Kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap prilaku guru dan siswa. Sedangkan upaya sekolah adalah  dengan cara promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan represif. Saran yang dapat saya berikan adalah bagi para kepala sekolah  hendaknya selalu memberikan pengawasan yang cukup bagi peserta didik, karena anak-anak atau remaja rentan menjadi korban penyalahgunaan narkoba dan bagi pemerintah disarankan untuk terus memprogramkan upaya-upaya pencegahan terhadap bahaya narkoba dan menindak tegas pelaku kejahatan narkoba. Kata kunci, Pola kepemimpinan, penyalahgunaan narkoba
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN MOTIVASI KERJA PADA GURU YANG SUDAH TERSERTIFIKASI Sila, I Made; Rai, Ida Bagus
Widya Accarya Vol 10 No 1 (2019): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.406 KB) | DOI: 10.46650/wa.10.1.689.%p

Abstract

Indonesian needs qualified teachers who mastered various kinds of skills, professional competence, science, and technology, able to state the best concept, idea, though, and behavioral attitude to the learner, and have the high work motivation. These teacher competencies would be the requirement in forming the gold generation of Indonesian. By the existence of human resources which is required, Indonesian are able to continue and move the construction sectors effectively and efficiently, and capable to compete in international market. In order to fulfill it the government released the law No. 14 year 2015 which is about teacher and lecturer who require the qualification and teacher competence, that is minimum Bachelor degree or Diploma degree and has the Educator certificate. The problem is whether the giving of certification program for teacher could improve the teacherâ??s performance. The aim of this research is to know whether there is a relationship between competency and teacher work motivation who has been certified by the Senior High School of Dwijendra which consists of 60 teachers as the sample. The sampling used purposive sampling technique. The research methodology used quantitative approach with the teacher competency test and the work motivation scale. Meanwhile, the technique of analysis data used product moment by Pearson. Based on the data analysis which gained correlation coefficient r= 0,75 with significance = 0.500 (p>0,05), it means there is a relationship between the teacher  performance motivation which has been certified. The variable of the relation of teacher competency and the variable of work motivation are included in high category.Keywords: competency, certified teacher, work motivation. ABSTRAK            Bangsa Indonesia membutuhkan guru  berkualitas yang menguasai berbagai jenis keterampilan, keahlian professional, ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu menyampaikan  gagasan, ide, pemikiran, dan sikap perilaku terbaik kepada peserta didik, dan memiliki motivasi kerja yang tinggi . Kompetensi guru seperti itu sebagai persyarat membentuk genersi emas bangsa Indonesia. Dengan adanya sumber daya manusia yang dipersyaratkan itulah bangsa Indonesia mampu melanjutkan dan menggerakkan sector-sektor pembangunan secara lebih efektif dan efisien serta mampu bersaing di pasar dunia. Untuk memenuhi harapan tersebut pemerintah  mengeluarkan  UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mensyaratakan kualifikasi dan kompetensi guru, yaitu minimal Sarjana ( S1 ) atau diploma empat (D4) dan memiliki sertifikat pendidik.   Permasalahannya apakah  program pemberian sertifikasi kepada guru tersebut  mampu meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kompetensi  dengan motivasi kerja  guru yang sudah tersertifikasi. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh guru yang sudah disertifikasi di Sekolah Menengah Atas  Dwijendra yang berjumlah 60 guru yang dipergunakan sebagai sampel. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode penelitian menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan alat ukur tes kompetensi  guru dan skala motivasi kerja. Sedangkan teknik analisis data menggunakan Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0,75 dengan signifikansi = 0.500 (p >0,05) yang berarti  ada hubungan antara kompetensi  dengan motivasi kinerja guru yang sudah teisertifikasi. Variabel hubungan kompetensi guru  dan variabel motivasi kerja  termasuk dalam kategori tinggi.Kata kunci: kompetensi , guru bersertifikasi, motivasi kerja
PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PELAKSANAAN UPACARA ADAT PURUNG TA KADONGA RATU PADA MASYARAKAT DESA MAKATAKERI KECAMATAN KATIKUTANA KABUPATEN SUMBA TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (NNT) Sila, I Made; Purana, I Made; Bauru Awa, Arni Rambu
Widya Accarya Vol 11 No 1 (2020): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (734.374 KB) | DOI: 10.46650/wa.11.1.837.84-96

Abstract

Abstrak Purung Ta Kadonga Ratu (Turun di Lemba Imam) merupakan ritual adat yang dilakukan masyarakat Sumba setiap tahun sekali untuk memperingati para leluhur yang dianggap memiliki kekuatan magis dan dapat memprediksi kesuburan hasil pertanian masyarakat. Ritual adat Purung Ta Kadonga Ratu (Turun di Lemba Imam) sebelum dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan acara pemotongan kerbau jantan yang bahasa adatnya ?Haka Raja Rewa?yang artinya ukuran tanduk kerbau yang akan dipotong untuk memberikan persembahan kepada leluhur. Acara ritual adat Purung ta Kadonga Ratu (Turun di Lemba Imam) di lakukan di sebuah tempat yang tinggi yang dirasa cocok oleh tua adat (?Ama Walu Adung, Ina Walu Kerung?) yang dianggap sebagai kepala suku atau penanggung jawab untuk semua suku dalam melakukan ritual. Tempat dilakukan ritual adat Purung ta Kadonga Ratu (Turun di Lemba Imam) diberi nama?Laitarung?. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalnya adalah pelaksanaan Nilai-nilai Pancasila apa saja yang terkandung dalam upacara adat Purung Ta Kadonga Ratu pada masyarakat Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana Kabupaten Sumba Tengah, Bagaimana proses pelaksanaan Upacara Adat Purung ta Kadonga Ratu pada kehidupan masyarakat sehari¬-hari di Desa Makatakeri Kecamatan Katikutana Kabupaten Sumba Tengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang Penerapan Nilai-Nilai Pancasila  Dalam Pelaksanaan Upacara Adat Purung Ta Kadonga Ratu Pada Masyarakat Desa Makatakeri  Kecamatan  Katikutana Kabupaten Sumba Tengah, Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah Teknik wawancara, teknik observasi, teknik dokumentasi Metode atau teknik yang digunakan untuk menganalisi data adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menyatakan bahwa Upacara adat ini dilakukan dengan mengacungkan dua tombak pusaka keramat yang panjangnya kurang lebih 7 meter yang diacungkan ke langit untuk menjebol bendungan di langit untuk mendatangkan atau menurunkan hujan. Kedua tombak keramaat itu yakni Loda Pari dan Mehang Karaga. Apabila dalam lomba mengangkat tombak yang mengarah kelangit dan yang menang pertama adalah ?Nibu loda pari? maka diprediksikan hasil pertanian subur dan musim hujan juga beraturan yang bahasa adatnya ?hawewanaga pungina, kabobunaga ratina?. Kalau ?nibu mehang karaga? yang menang pertama maka diprediksikan hasil pertanian tidak subur dan akan ada kelaparan besar melanda pulau Sumba yang bahasa adatnya?danakerimawaka tuwa danahimawaka watu, nyeka pagaliparawigika waiga bakukapata wewi wawi bakukanuka wewi kauki?. Kata Kunci: Penerapan Nilai-Nilai Pancasila, Upacara Adat Purung Ta Kadonga Ratu     Abstract Purung Ta Kadonga Ratu (Descended in Lemba Imam) is a traditional ritual that is carried out by the Sumba people every year to commemorate the ancestors who are considered to have magical powers and can predict the fertility of the agricultural produce of the community. Purung Ta Kadonga Ratu's traditional ritual (Going down at Lemba Imam) before the male buffalo slaughtering ceremony for which the customary language is "Haka Raja Rewa" means the size of the buffalo horn that will be cut to make offerings to the ancestors. Purung ta Kadonga Ratu (Down in Lemba Imam) traditional rituals are held in a high place that is considered suitable by the traditional elders ("Ama Walu Adung, Ina Walu Kerung") who are considered as tribal chiefs or responsible for all tribes in carrying out ritual. The place where Purung ta Kadonga Ratu (Descended in Lemba Imam) traditional ritual is named "Laitarung". Based on this background, the mass formulation is the implementation of any Pancasila Values ??contained in the Purung Ta Kadonga Ratu traditional ceremony in the people of Makatakeri Village, Katikutana Subdistrict, Central Sumba Regency, How is the process of implementing Purung ta Kadonga Ratu Traditional Ceremony in people's daily lives ¬ in Makatakeri Village, Katikutana District, Central Sumba Regency. The purpose of this study was to find out more about the Implementation of Pancasila Values ??in the Implementation of the Purung Ta Kadonga Ratu Ceremony in the Makatakeri Village Community Katikutana Subdistrict, Central Sumba, Data collection techniques used in this study were interview techniques, observation techniques, documentation techniques Method or the technique used to analyze data is a qualitative descriptive method. The results of the study stated that this traditional ceremony was carried out by brandishing two sacred heirloom spears that were approximately 7 meters in length that were stretched toward the sky to break down dams in the sky to bring or bring down rain. The two religious spears were Loda Pari and Mehang Karaga. If in the race to lift the spear that leads to the sky and the first winner is "Nibu loda pari" then it is predicted that fertile agricultural products and the rainy season are also regular with the traditional language "hawewanaga pungina, kabobunaga ratina". If "nibu mehang karaga" wins first, it is predicted that agricultural products are infertile and there will be a huge famine in the island of Sumba, the customary language "danakerimawaka tuwa and Ibrahimawaka watu, wiping pagaliparawigika waiga bakukapata wewi wawi bakukanuka wewi kauki". Keywords: Implementation of Pancasila Values, Purung Ta Kadonga Ratu Traditional Ceremony
PERANAN KOMPETENSI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME DOSEN MENYONGSONG GERAKAN MERDEKA BELAJAR Wijayanti, Astuti; Sila, I Made
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 22 No 1 (2021): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The competency of lecturer is the combination of holistic personal, scientific, technological, social, and spiritual competence which construct a standard competency of a lecturer which covers mastery of material, understanding of students in educated lesson, personal, and professional development. There are four competencies of lecturer in general, namely: pedagogical, professional, social, and personal competencies. Those competencies deductively require the lecturer to be competence in science and technology as well as good communication skill.This study aimed specifically at analyzing the importance of communication competency for lecturer in freedom to learn era. The lecturer is expected to create harmonious relationship to the students in guiding students’ development based on the era. The problem studied was regarding the role of communication competency to improve professionalism of lecturer in freedom to learn era.The inventoried problem was studied using structural-functional and constructive theories. The lecturer has communicative competency in freedom to learn era to run effective teaching and learning activity. The lecturer is not merely a teacher and educator but also as facilitator which guides students to reveal their identity and develop independently as according to the era for getting ready to future