Daramusseng, Andi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Mengkonsumsi Sayuran Dengan Konsentrasi Timbal Dalam Darah Pada Siswa Sekolah Dasar, Kabupaten Brebes Daramusseng, Andi
Infokes Vol 9 No 01 (2019): Jurnal Info Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.467 KB)

Abstract

Timbal merupakan logam berat yang bersifat persisten, toksik dan dapat terakumulasi dalam rantai makanan. Absorpsi timbal di dalam tubuh sangat lambat, sehingga terjadi akumulasi dan dapat menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan manusia terutama pada anak-anak, seperti gangguan perkembangan otak, memperlambat pertumbuhan, merusak ginjal bahkan kematian. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan  status gizi  dan kebiasaan mengkonsumsi sayuran  dengan konsentrasi  timbal dalam darah pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian observasional menggunakan desain  cross sectional dengan 52 sampel diambil secara purposive sampling. Data diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan konsentrasi  timbal dalam darah dan sayuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua siswa sudah terpajan timbal melebihi standar yang ditetapkan CDC (5 μg/dl). Tidak ada hubungan antara status gizi IMT  dengan konsentrasi  timbal dalam darah pada siswa sekolah dasar dengan nilai  r=0,056. Terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kebiasaan mengkonsumsi sayuran dengan konsentrasi  timbal dalam darah pada siswa sekolah dasar dengan nilai p = 0,028. Konsentrasi  timbal  yang tinggi pada anak  dapat menimbulkan dampak kesehatan dan bahkan menimbulkan kematian. untuk itu, perlu  adanya kerjasama lintas sektoral antara Dinas Kesehatan dengan Dinas Pendidikan dalam memberikan penyuluhan tentang bahaya timbal bagi manusia dan lingkungan kepada siswa sekolah dasar, guru dan orang tua siswa.
Studi Kualitas Air Sungai Karang Mumus Ditinjau dari Parameter Escherichia coli Untuk Keperluan Higiene Sanitasi Daramusseng, Andi; Syamsir, Syamsir
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 20, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.20.1.1-6

Abstract

Latar belakang : Degradasi kualitas perairan dapat terjadi akibat adanya zat pencemar yang mempengaruhi dan mengubah kondisi lingkungan perairan seperti Escherichia coli (E. coli). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas air sungai Karang Mumus ditinjau dari parameter E. coli untuk Keperluan higiene sanitasi.Metode: Metode dalam penelitian ini adalah observasi dan  pemeriksaan laboratorium. Pengambilan sampel air dilakukan di sungai utama sebanyak tujuh titik. Penentuan titik pengambilan sampel air ini berdasarkan potensi sumber pencemar mulai dari hulu sampai ke hilir dengan kriteria terdapat daerah padat penduduk, peternakan, mall, hotel dan pasar. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan membandingkan hasil uji laboratorium dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Hasil: Hasil pengukuran Bakteri E. coli Sungai Karang Mumus, Kota Samarinda menunjukan bahwa kandungan bakteri E. coli terendah <30 CFU/100 mL dan yang tertinggi 2100 CFU/100 mLSimpulan:  Semua hasil pengukuran bakteri E. coli di Sungai Karang Mumus sudah melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu   0 CFU/100 mL sampel.  Langkah untuk meminimalkan kontaminan bakteri ke sungai perlu diambil sehingga penggunaan air Sungai Karang Mumus tidak membahayakan kesehatan masyarakat setempat. ABSTRACTTitle: Study on the Quality of the Karang Mumus River Water in terms of Escherichia coli Parameters For the Purpose of Hygiene SanitationBackground: Water quality degradation can occur due to the presence of pollutants that affect and change the condition of the aquatic environment such as Escherechia coli (E. coli). The purpose of this study was to analysis of Karang Mumus River Water quality in terms of Escherichia coli parameters for the purpose of hygiene sanitation. Method: The method in this research is observation and laboratory examination. Water sampling was taken in the main river for seven points. The determination of this water sampling point is based on potential sources of pollutants from upstream to downstream where there are densely populated areas, farms, malls, hotels, and markets. The analysis technique used is by comparing the results of laboratory tests with the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 the year 2017 concerning the Standards of Environmental Health Quality Standards and Water Health Requirements for Sanitary Hygiene, Swimming Pools, Solus Per Aqua, and Public Baths. Result: The measurement results of E. coli Bacteria in Karang Mumus River, Samarinda City showed that the lowest E.Coli bacteria content was <30 CFU / 100 mL and the highest was 2100 CFU / 100 mL.  Conclusion: All measurement results of E. coli bacteria in the Karang Mumus River have exceeded the established quality standard of 0 CFU / 100 mL sample. Steps to minimize bacterial contaminants to the river need to be taken so that the use of Karang Mumus river water does not endanger the health of the local community.
Autokorelasi Spasial Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda Syamsir, Syamsir; Daramusseng, Andi; Rudiman, Rudiman
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 19, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.19.2.119-126

Abstract

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Indonesia menjadi salah satu negara yang setiap tahunnya ditemukan kasus DBD. Program pengendalian DBD masih kurang maksimal karena puskesmas belum mampu memetakan wilayah rentan DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran DBD di Kecamatan Samarinda Utara dengan menggunakan autokorelasi spasial.Metode: Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Sampel penelitian dipilih berdasarkan metode cluster sampling. Berdasarkan kriteria jumlah kasus tertinggi maka kelurahan di Kecamatan Samarinda Utara yang representatif untuk dijadikan cluster pada penelitian ini yaitu kelurahan yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Lempake. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Spatial Autocorrelation Analysis dengan menggunakan metode Moran’s I. Spatial Autocorrelation Analysis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar titik dan arah hubungannya (postif atau negatif).Hasil: Nilai Z-score atau Z hitung = 3,651181 dengan nilai kritis (Z α/2) sebesar 2,58. Ini menunjukkan bahwa Z-score > Z α/2 (3,6511 > 2,58) sehingga Ho ditolak. Terdapat autokorelasi spasial pada sebaran kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Lempake. Sebaran kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Lempake termasuk kategori clustered atau berkelompok pada lokasi tertentu. Moran’s Index (I) = 0,124420 artinya I > 0. Ini menunjukkan bahwa pola sebaran DBD di wilayah kerja Puskesmaas Lempake merupakan autokorelasi positif.    Simpulan: Pola sebaran kasus DBD di Kecamatan Samarinda Utara yaitu clustered. Autokorelasi spasial yang dihasilkan yaitu autokorelasi positif.  ABSTRACTTitle: Spatial Autocorrelation of Dengue Hemorrhagic Fever  in North Samarinda district, Samarinda CityBackground: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a public health problem. Indonesia is one of the countries where DHF cases are found every year. The DHF control program is still less than optimal because the public health center has not been able to map the DHF vulnerable areas. This study aims to determine the pattern of DHF distribution in the District of North Samarinda by using spatial autocorrelation.Method: This research was conducted in a village located in the working area of the Lempake Health Center, Samarinda Utara district. The research sample was chosen based on the cluster sampling method. Based on the criteria for the highest number of cases, the representative village to be clustered in this study are the village within the working area of the Lempake Health Center. The analysis used in this study is spatial autocorrelation nalysis using the Moran’s I. Spatial autocorrelation Analysis method is used to determine whether there is a relationship between the point and direction of the relationship (positive or negative).Result: Z-score or Z count = 3.651181 with a critical value (Z α / 2) of 2.58. This shows that Z-score> Z α / 2 (3.6511> 2.58) so that Ho is rejected. There is a spatial autocorrelation in the distribution of dengue cases in the working area of the Lempake Health Center. The distribution of dengue cases in the working area of Lempake Health Center is classified as clustered or grouped in certain locations. Moran’s Index (I) = 0.124420 means I> 0. This shows that the pattern of DHF distribution in the work area of Lempake Health Center is a positive autocorrelation.Conclusion: The pattern of distribution of dengue cases in the District of North Samarinda is clustered. The resulting spatial autocorrelation is positive autocorrelation.Â