Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tingkat Resistensi Helopeltis antonii (Hemiptera: Miridae) pada Tanaman Kakao terhadap Tiga Golongan Insektisida Sintetis Utami, Aidha; Dadang, Dadang; Nurmansyah, Ali; Laba, I Wayan
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 4, No 2 (2017): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v4n2.2017.p89-98

Abstract

Pada tanaman kakao di Indonesia, Helopeltis antonii Signoret merupakan salah satu hama utama yang dapat menurunkan produksi sebesar 60%. Selama ini petani melakukan tindakan pengendalian menggunakan insektisida sintetis. Namun penggunaan insektisida dengan dosis yang tidak tepat dapat mendorong terjadinya resistensi. Tujuan penelitian adalah menentukan tingkat resistensi H. antonii terhadap tiga golongan insektisida sintetis. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Pengambilan populasi lapangan dan wawancara penggunaan insektisida dilaksanakan di kebun kakao daerah Bogor, Ciamis, dan Sukabumi, Jawa Barat mulai bulan Agustus 2016 sampai Juni 2017. Serangga yang digunakan adalah nimfa instar 3 yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu populasi laboratorium dan populasi lapangan. Insektisida yang digunakan berbahan aktif klorpirifos (organofosfat), lamda sihalotrin (piretroid), dan tiametoksam (neonikotinoid). Buah mentimun digunakan sebagai pakan pengganti perbanyakan serangga uji H. antonii. Pengujian dilakukan menggunakan lima tingkat konsentrasi insektisida yang ditentukan berdasarkan hasil uji pendahuluan. Hubungan antara konsentrasi insektisida dan mortalitas serangga uji diolah dengan analisis probit. Hasil wawancara menunjukkan insektisida yang banyak digunakan oleh petani kakao adalah golongan piretroid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi lapangan H. antonii asal Bogor dan Ciamis telah resisten terhadap lamda sihalotrin dengan nisbah resistensi (NR) masing-masing 4,2 dan 10,8, sedangkan populasi asal Sukabumi mempunyai nilai NR 1,2. Semua populasi lapangan H. antonii menunjukkan indikasi resistensi terhadap tiametoksam dengan nilai NR 1,8–3,1. Indikasi resistensi terhadap klorpirifos hanya ditunjukkan pada populasi asal Bogor (NR 1,5).