Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perubahan Pola Komunikasi dalam Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren pada Masa Pandemi Covid-19 Fakhri Zakaria; Deddy Mulyana; Tine Silvana Rachmawati; Ute Lies Siti Khadijah; Ilham Gemiharto; Hanny Hafiar
CoverAge: Journal of Strategic Communication Vol 12 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/coverage.v12i2.2349

Abstract

Situasi pandemi Covid-19 mengubah pola pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh berbasis virtual. Perubahan dalam waktu singkat ini merupakan pengalaman baru bagi insitusi pendidikan, termasuk pondok pesantren. Karakter khusus pondok pesantren mulai dari aspek ruang fisik hingga pola komunikasi menjadi pembelajaran yang berani sebagai kondisi baru yang menuntut adanya adaptasi. Artikel ini memetakan perubahan pola komunikasi di pondok pesantren serta masalah-masalah yang timbul melakui analisis pada tingkatan meso dan mikro dengan melakukan kajian literatur jurnal nasional dan internasional yang membahas pola komunikasi dalam proses pembelajaran di pondok pesantren selama masa pandemi Covid-19 dengan obyek metode pembelajaran, pola komunikasi, dan kebijakan institusional pondok pesantren. Dari hasil analisis, terdapat pola komunikasi baru yang muncul sebagai imbas pola pembelajaran yang baru pondok pesantren serta keberadaan teknologi komunikasi dan informasi yang menyertainya. Pemahaman terhadap perubahan pola komunikasi ini dapat membantu dalam merumuskan kebutuhan pola pembelajaran yang juga ikut berubah.
RURAL TOURISM DEVELOPMENT AS A ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) APPROACH IN WEST BANDUNG REGENCY Iwan Koswara; Ilham Gemiharto; Dedi Rumawan Erlandia
Sosiohumaniora Vol 22, No 3 (2020): SOSIOHUMANIORA, NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i3.29343

Abstract

West Bandung Regency is a part of West Java Province, which has many rural areas that can be developed as tourism places. One that can and starts to run is through One Village One Product (OVOP). This study aims to see how rural tourism develops with the One Village One Product (OVOP) Approach in West Bandung Regency. The research approach uses a qualitative approach to explain phenomena, data collection with a library research approach, and a field consisting of in-depth interviews, observation, and Focus Group Discussion (FGD). The data analysis technique used in this study is an interactive model that classifies data analysis in three steps, namely data reduction, data presentation, and concluding. The results of this study indicate that the KBB government began the development of tourism marketing through the OVOP program approach in Kampung Pasirangsana, Tourism Village, Renda, District of Cikalongkulon. The development of Tourism Villages in KBB through the OVOP program approach is a pioneering effort that still requires a timeless process to be able to produce the expected results. Several factors hinder the development of tourism village marketing through the OVOP approach, namely limited human resources and budget. Collaboration and consistency are needed for all parties to be able to realize the goal of developing tourist villages in the West Bandung Regency.
Representasi penyandang disabilitas pada film “Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta” Ivany Hanifa Rahmi; Ilham Gemiharto; Putri Limilia
ProTVF Vol 5, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ptvf.v5i1.29673

Abstract

Film ‘Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta’ merupakan film Indonesia pertama yang diputar dalam ‘Sundance Film Festival’. Berlatar belakang sebuah sekolah netra, film ini mengangkat isu disabilitas yang saat ini di seluruh dunia masih dihadapkan pada isu under representation dan miss representation. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan representasi penyandang disabilitas pada film tersebut menggunakan metode analisis isi dengan menguji konten yang terdapat pada diegesis film terhadap prinsip-prinsip penggambaran penyandang disabilitas pada ‘Disabling Imagery and The Media’ oleh Collin Barnes, yaitu: ‘bahasa dan terminologi disabilitas’, ‘cara penggambaran disabilitas’, dan ‘penggambaran penyandang disabilitas pada iklan’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan bahasa dan istilah yang dalam film ini telah mencerminkan kebudayaan masyarakat dalam konteks sosial secara tepat tanpa melakukan labelling; (2) Penyandang disabilitas dalam film ini telah digambarkan secara akurat dan ‘multifaceted’ menggunakan progressive framing. Terdapat tiga stereotip penyandang disabilitas di media yang digambarkan pada film ini yaitu; the disabled as normal, the disabled as their own worst enemy, dan the disabled as atmospheric or curio. Dalam tahap pembuatan media, komunitas disabilitas telah dilibatkan tetapi dalam pemilihan peran masih terjadi tradisi mixed bag’ dan; (3) Dalam konteks periklanan, film ini telah menggunakan penyandang disabilitas pada product placement dan brand integration dengan menggambarkan keterpaksaan penyandang disabilitas dalam menggunakan alat bantu, membantu komunitas disabilitas, dan secara jelas mencantumkan keterlibatan abled bodied dalam pembuatan konten.
Implementasi Kebijakan Pembebasan Lahan Bandar Udara Internasional Jawa Barat Di Kabupaten Majalengka Ilham Gemiharto
Jurnal Agregasi : Aksi Reformasi Government dalam Demokrasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.647 KB) | DOI: 10.34010/agregasi.v4i2.192

Abstract

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat 2009- 2029 dan RTRW Kabupaten Majalengka 2003-2013, Bandar Udara Internasional Jawa Barat telah ditetapkan sebagai salah satu infrastruktur strategis di provinsi Jawa Barat, yang dikuatkan oleh Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional yang menempatkan Bandar Udara Internasional Jawa Barat sebagai Bandar Udara Sekunder di Indonesia. Pengadaan tanah merupakan kebijakan pemerintah yang sangat krusial dan sangat menentukan terlaksananya suatu pembangunan infrastruktur. Dalam pengadaan tanah ini pemerintah seringkali tidak dapat menyelesaikan secara maksimal dikarenakan proses negosiasi dan penerimaan masyarakat, tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi kebijakan pembebasan lahan Bandar Udara Internasional Jawa Barat di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen serta teknik analisis data deskriptif, dengan informan penelitian adalah para pemilik tanah yang terkena pembebasan, serta para pejabat terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pembebasan lahan untuk pembangunan Bandar Udara Internasional Jawa Barat dari sisi konten kebijakan masih membutuhkan beberapa perbaikan dan masukan, terutama sebagai akibat dari pelaksanaannya yang bertahap dan tidak sekaligus atau tidak sesuai dengan yang direncanakan akibat dari komitmen yang rendah dari semua pihak, serta belum terperhatikannya persepsi dan ekpektasi yang terjadi di masyarakat setempat.
Branding Riau The Homeland Of Melayu Untuk Meningkatkan Daya Tarik Wisata Dan Kunjungan Wisata Di Provinsi Riau Atika Fajriandhany; Ilham Gemiharto; Edwin Rizal
Tornare: Journal of Sustainable and Research Vol 2, No 3 (2020): September, 2020
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/tornare.v2i3.29696

Abstract

Branding menjadi salah satu alat atau perantara bagi masyatakat agar dapat kenal dengan sebuah destinasi pariwisata.Penelitian ini menjelaskan bahwa branding merupakan sebuah identitas dalam memperkenalkan potensi dan keunggulan pasriwisata yang ada di daerah tertentu termasuk Provinsi Riau. Maka dari itu pemerintah Provinsi Riau membentuk sebuah branding yang mewakili dan memperkenalkan daya tarik wisara yang ada di Provinsi Riau.Riau The Homeland Of Melayu adalah sebuah tagline branding provinsi riau yang diharapkan dapat memperkenalkan pariwisata Riau yang selama ini menjadi daya tarik Provinsi Riau. Branding ini bukan hanya sekedar logo semata namun branding Riau The Homeland Of Melayu merupakan sebuah keseluruhan ,makna dan nilai yang tertanam di dalamnya. Branding Riau The Homeland Of Melayu juga menjadi brand destinasi yang mecakup unsur wisata dan budaya. Sebuah destinasi pariwisata tidak dipandang sebagai suatu tempat tapi juga dianggap sebagai tempat yang memiliki Cultural dan natural value. Branding inilah yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap pariwisata Provinsi Riau dan berkunjung ke Provinsi Riau. Branding Riau The Homeland of Melayu ini untuk membangun identitas pariwisata Riau. .Riau The Homeland of Melayu menjadi media untuk menyampaikan gagasan mengenai pariwisata unggulan yang ada di Provinsi Riau. Daya tarik wisata merupakan salah satu dimensi yang sangat penting dalam pembentukan brand pariwisata. Tanpa Adanya daya tarik wisata maka pariwisata mungkin tidak ada yang istinewa dari suatu daerah ini pun akan mengakibatkan tingkat kunjungan wisata akan menurun . Kesalahan dalam mengelola daya tarik wisata akan berdampak pada penurunan citra pariwisata dan juga mengurangi tingkat kunjungan .Penelitian mengunakan metode penelitian studi literatur yang mana mengumpulkan referensi yang relevan dan terkait dalam pembahasan mengenai branding dan brand destinasi. Penelitian ini juga menggunakan metode observasi yang mana peneliti juga mengamati kegiatan promosi seperti apa yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Riau dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi Riau dalam mempromosikan Rau The Homeland Of Melayu .Dalam memepromosikan Branding Riau The Homeland Of Melayu Dinas Pariwisata Provinsi Riau memiliki strategi promosi sendiri antara lain Paid Media, Owned Website dan , Social Media.
STRATEGI BRANDING BIRO HUMAS KOTA BOGOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BOGOR SMART CITY Ilham Gemiharto
Jurnal Politikom Indonesiana Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Politikom Indonesiana
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.065 KB) | DOI: 10.35706/jpi.v3i1.1415

Abstract

ABSTRAK  Smart city merupakan strategi untuk menghadapi permasalahan yang semakin meningkat di perkotaan agar tercapai pembangunan yang berkelanjutan dan dapat meningkatkan kualitas hidup warganya. Beberapa kota besar di Indonesia mulai melaksanakan program smart city. Smart city diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi oleh beberapa kota besar di Indonesia, seperti permasalahan lingkungan, permasalahan transportasi umum, permasalahan sosial, krisis ekonomi, pelayanan publik oleh pemerintah dan lain sebagainya. Untuk mewujudkan Bogor Smart City, setidaknya ada lima indikator yang harus dipenuhi sebuah kota untuk memenuhi predikat Smart City antara lain mencakup hal-hal seperti ekonomi pintar (smart economy), Mobilitas pintar (smart mobility), Lingkungan pintar (smart environment), kehidupan pintar (smart living), masyarakat pintar (smart people) dan pemerintah pintar (smart governance).Penelitian mengenai strategi Humas Pemerintah Kota Bogor dalam pelaksanaan program Bogor Smart City ini menggunakan metodologi kualitatif. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah analisis studi kasus berdasarkan metode, data, dan triangulasi sumber. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berupa obsevasi, wawancara mendalam.Berdasarkan hasil penelitian ini strategi branding Humas Kota Bogor dalam Program Smart City Kota Bogor sudah cukup efektif, hal ini terlihat dari hasil wawancara mendalam dengan informan dan narasumber penelitian yang menyatakan bahwa pernyataan yang diberikan signifikan dengan efektivitas strategi komunikasi yang dilakukan. Upaya komunikasi melalui berbagai media dinilai sudah efektif namun terdapat media yang perlu ditingkatkan agar pemasaran dapat berjalan lebih optimal, yaitu melalui media daring (online), baik melalui media sosial maupun website. Kata kunci: strategi branding, biro humas, smart city, Kota Bogor.