Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR – FAKTOR KOMUNIKASI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN Antari, Ni Putu Udayana; Meriyani, Herleeyana; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.431

Abstract

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK). Menurut hasil survei terhadap 50 konsumen Apotek, didapatkan hasil bahwa hanya 8 konsumen Apotek yang memilih tenaga kefarmasian untuk membantu memilihkan obat dalam swamedikasi. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TTK sebagai salah satu tenaga kefarmasian. Penelitian dibatasi pada faktor-faktor dari segi komunikasi khususnya di Apotek. Ditemukannya informasi-informasi yang diperlukan untuk pengembangan kompetensi TTK, khususnya dalam bidang komunikasi dengan pasien akan sangat membantu upaya peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian. Penelitian ini menggunakan rancangan survei cross-sectional, dengan menggunakan sistem purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner terstruktur kepada 100 konsumen apotek. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terkait faktor-faktor komunikasi eksternal (daya tarik fisik apotek, daya tarik fisik TTK, familiarity, empati, dan kedekatan) dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap TTK di Apotek. Data dianalisis secara bivariat menggunakan uji korelasi Spearman dan analisis multivariat menggunakan regeresi linear. Ada lima faktor yang diuji, yaitu; daya tarik fisik TTK, daya tarik fisik Apotek, empati, familiarity, dan kedekatan. Menurut hasil analisis bivariat semua faktor berpengaruh pada tingkat kepercayaan pasien kecuali faktor familiarity. Sedangkan jika diuji secara simultan menggunakan regresi linear, hanya faktor empati dan daya tarik fisik apotek yang dianggap cukup berpengaruh terhadap persamaan yang dihasilkan.
OPTIMASI GELLING AGENT DAN HUMEKTAN GEL HANDSANITIZER MINYAK ATSIRI DAUN JERUK LIMAU (Citrus amblycarpa (Hassk.) Ochse.) Suradnyana, I Gede Made; Wirata, I Kadek; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.716

Abstract

Pemakaian alkohol dalam sediaan handsanitizer dapat menyebabkan kulit kering dan iritasi. Minyak atsiri daun jeruk limau memiliki aktivitas sebagai antimikroba sehingga dapat digunakan alternatif bahan aktif gel handsanitizer. Gelling agent dan humektan merupakan komponen utama sediaan gel. Gelling agent dan humektan yang banyak digunakan adalah CMC-Na dan gliserin. Untuk mendapatkan komposisi optimal gelling agent dan humektan dalam sediaan gel perlu dilakukan optimasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komposisi gelling agent CMC-Na dan humektan gliserin yang optimal pada sediaan gel handsanitizer minyak atsiri daun jeruk limau. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan metode desain faktorial yang menggunakan dua faktor yaitu CMC-Na dan gliserin dengan dua level yaitu level tinggi dan rendah. Respon yang diamati adalah sifat fisik sediaan yang meliputi daya sebar dan daya lekat sediaan dengan analisis data menggunakan perangkat lunak Design Expert dan SPSS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa CMC-Na dan gliserin memberikan respon yang signifikan terhadap penurunan daya sebar dan peningkatan daya lekat, serta CMC-Na sebagai faktor yang dominan. Area formula optimal dari kombinasi CMC-Na dan gliserin telah diperoleh dengan persamaan daya sebar Y = 12.29167 - 5.74000(X1) – 0.1820009(X2) + 0.138667(X1X2) dan persamaan daya lekat Y = -1.76333 + 4.28000(X1) + 0.360000(X2) – 0.018667(X1X2).
EVALUASI FISIK SEDIAAN SUSPENSI DENGAN KOMBINASI SUSPENDING AGENT PGA (Pulvis Gummi Arabici) DAN CMC-Na (Carboxymethylcellulosum Natrium) Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 1 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v1i1.724

Abstract

Suspensi dibuat karena beberapa zat aktif obat mempunyai kelarutan yang praktis tidak larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk cair. Konsentrasi PGA sebagai suspending agent adalah 5-10%, namun PGA pada konsentrasi kurang dari 10% memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Oleh karena itu PGA dikombinasikan dengan CMC-Na yang merupakan suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas serta dapat meningkatkan kestabilan suspensi. Sifat fisik yang diinginkan adalah suspensi memiliki partikel yang tidak cepat mengendap dan mudah diredispersi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik suspensi dengan kombinasi suspending agent PGA dan CMC-Na. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan pengolahan data secara deskriptif. Pada penelitian dibuat empat formula yaitu formula I, II, III, dan IV untuk diamati tampilan, warna, bau dan rasa, dihitung kecepatan dan volume sedimentasi yang terbentuk, serta diuji redispersibilitas dari masing-masing formula. Kombinasi PGA dan CMC-Na berturut-turut dari formula I, II, III, dan IV adalah 5% dan 0,25%; 3,75% dan 0,5%; 2,5% dan 0,75%; 1,25% dan 1%. Hasil pengujian kecepatan sedimentasi formula I, II, III, dan IV berturut-turut adalah 0,2318; 0,233; 0,124; dan 0,0021 (cm/menit). Sedangkan hasil pengujian volume sedimentasi adalah 0,031; 0,046; 0,152; dan 0,554. Hasil pengujian redispersibilitas yaitu 0%; 0%; 15%; dan 50%. Formula I dan II merupakan formula dengan sistem kombinasi dimana sistem deflokulasi lebih dominan sedangkan formula III dan IV juga merupakan formula dengan sistem kombinasi tetapi sistem flokulasi lebih dominan. Di akhir pengamatan, pada formula I dan IV tidak ada perubahan bau dan rasa sedangkan pada formula II dan III ada perubahan bau dan rasa.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPERCAYAAN DIRI TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN (TTK) DI KOTA DENPASAR TERKAIT PENGGUNAAN LOLOH DALAM PELAYANAN KESEHATAN Antari, Ni Putu Udayana; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i1.833

Abstract

Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Tujuan pengaturan saintifikasi jamu adalah meningkatkan penyediaan jamu yang aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu wujud pelaksanaan saintifikasi jamu adalah Klinik Jamu. Hingga saat ini belum ada Klinik Jamu yang didirikan di Bali khususnya di kota Denpasar sehingga wujud pelaksanaan dari Saintifikasi Jamu belum terealisasi. Telah dilakukan survey kepada 50 calon Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di kota Denpasar dan diperoleh hasil bahwa hanya 48% orang percaya bahwa loloh/jamu memiliki khasiat dan bisa membantu menjaga kesehatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan dan kepercayaan diri TTK di kota Denpasar untuk menggunakan loloh dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan rancangan survei dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling menggunakan kuesioner yang telah diuji uji validitas dan reliabilitasnya, kemudian disebar ke 80 TTK di kota Denpasar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan TTK di kota Denpasar tentang penggunaan loloh adalah kurang dengan persentase nilai sebesar 37,50 %. Sedangkan tingkat kepercayaan diri (TTK) di Kota Denpasar untuk menggunakan loloh sebagai salah satu metode preventif dalam pelayanan kesehatan masuk klasifikasi baik, dengan nilai persentase sebesar 72,9%.
UJI MUTU FISIK DAN UJI HEDONIK BODY BUTTER MASERAT BERAS MERAH JATILUWIH Suena, Ni Made Dharma Shantini; Meriyani, Herleeyana; Antari, Ni Putu Udayana
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v6i1.843

Abstract

Jatiluwih merupakan salah satu tujuan wisata andalan Kabupaten Tabanan Bali. Beras merah hasil pertanian dari Jatiluwih terkenal sebagai beras merah organik bermutu tinggi. Beras merah dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, sehingga komoditi tesebut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi sediaan body butter. Dengan dasar pertimbangan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji mutu fisik dan kenyamanan penggunaan melalui uji hedonik body butter maserat beras merah. Formulasi body butter dilakukan dengan membuat empat jenis formula body butter beras merah (F1, F2, F3, F4). Uji mutu fisik yang dilakukan meliputi uji organoleptis, pH, daya serap, daya sebar, homogenitas, dan daya lekat. Uji hedonik dilakukan terhadap aroma, penampilan fisik, tekstur, dan kenyamanan saat menggunakan body butter maserat beras merah. Kenyamanan saat penggunaan body butter meliputi: kemampuan melembabkan kulit, kelengketan saat digunakan, tingkat kesulitan saat dibersihkan, dan kemampuan body butter menyerap dengan baik ke dalam kulit. Hasil penelitian menunjukkan setiap Formula (F1, F2, F3, F4) memiliki kestabilan yang baik. Berdasarkan uji hedonik didapatkan bahwa formula F3 adalah formula yang terbaik dengan total nilai 100 (dari nilai tertinggi 120). Berdasarkan uji mutu fisik, formula yang terbaik adalah formula F3 karena memiliki daya serap paling tinggi (5,15 ml), daya sebar yang baik (6,12 cm) dan daya lekat yang baik (1,48 detik) yang tidak berbeda bermakna dengan daya lekat produk pembanding.
UJI STABILITAS FISIK FORMULASI LOTION ANTI NYAMUK MINYAK SEREH Ambari, Yani; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v5i2.844

Abstract

Nyamuk adalah penyebar berbagai penyakit. Nyamuk adalah sumber transmisi demam berdarah, malaria, Chikungunya, dan ekstremitas (filariasis). Salah satu bahan alam yang memiliki potensi sebagai anti nyamuk adalah minyak Citronella (Citronella oil). Minyak Citronella mengandung minyak esensial dengan komponen geraniol (20-40%), citronellal (25-50%), dan citronellol (10-15) yang menimbulkan aroma, sehingga dapat digunakan sebagai repellent atau pengusir nyamuk. Minyak Citronella adalah insektisida alami murah dan efektif, juga dapat digunakan dengan aman dan praktis, sehingga dapat dikembangkan menjadi lotion anti nyamuk. Untuk menjaga stabilitas minyak Citronella dalam bentuk lotion, perlu formulasi lotion anti nyamuk yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi lotion dari bahan aktif dari oleum Citronella dan untuk mengetahui hasil evaluasi dilakukan pada Lotion Citronella. Metode yang digunakan dalam pembuatan lotion Citronella adalah metode peleburan. Evaluasi dilakukan seminggu setelah pembuatan sediaan lotion, yaitu uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji ukuran partikel. Hasil evaluasi sediaan lotion minyak Citronella, antara lain, pada uji organoleptis lotion tidak berubah, tetap berwarna putih, memiliki bau khas Citronella dan tekstur lembut. Hasil pemeriksaan pH, lotion tidak mengalami berubah pH yaitu tetap pH 7. Dalam uji daya sebar, lotion Citronella pada konsentrasi 18% menyebar merata atau homogen. Hasil uji homogenitas, lotion Citronella pada konsentrasi 18% tidak menunjukkan butiran kasar pada kaca transparan. Pada uji bobot jenis menggunakan alat Piknometer, diperoleh bobot jenis lotion Citronella adalah 23, 8 g/ml. Terakhir pada uji ukuran partikel, lotion Citronella memiliki ukuran partikel yang seragam.
PENERIMAAN PASAR TERHADAP BODY BUTTER MASERAT BERAS MERAH (Oryza glaberrima Steud.) Suena, Ni Made Dharma Shantini; Syirvia, Alfiana Naili; Antari, Ni Putu Udayana
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i2.854

Abstract

Beras berwarna mengandung lebih banyak antosianin dan antioksidan daripada beras tanpa warna (Sutharut, 2012). Beras merah sebagai salah satu jenis beras berwarna berpotensi dikembangkan menjadi produk yang mampu memberikan nilai tambah bagi produsen beras merah, maupun masyarakat pengguna produk tersebut. Untuk itu telah dilakukan formulasi body butter dari maserat beras merah. Untuk mengetahui potensi pasar produk yang dihasilkan, diperlukan penelitian untuk mengetahui penerimaan pasar terhadap body butter beras merah. Penelitian dilaksanakan dengan metode analisis deskriptif menggunakan kuesioner. Responden adalah masyarakat di Kota Denpasar yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Responden diminta untuk menilai kualitas body butter yang meliputi warna, aroma, kekentalan, kemudahan saat digunakan, kenyamanan saat digunakan, kemampuan melembabkan kulit, dan kemampuan meresap ke dalam kulit. Setelah dilakukan analisis data secara deskriptif diperoleh bahwa persentase penerimaan body butter maserat beras merah adalah 82.31% sehingga termasuk dalam kategori sangat diterima di pasaran.
PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KADAR TABLET VITAMIN C YANG DIUKUR MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Yuda, Putu Era Sandhi Kusuma; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 2 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v2i1.860

Abstract

Mutu suatu obat atau kualitas produk sangat penting karena akan menentukan efek terapetik. Penyimpanan obat yang kurang baik merupakan salah satu masalah yang dapat mengganggu dalam upaya mempertahankan mutu obat. Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang mudah rusak. Karena vitamin C mudah teroksidasi pada suhu tinggi dan dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat apabila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam, atau pada suhu rendah. Salah satu sediaan yang sering di konsumsi adalah vitamin C dalam bentuk tablet. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap kandungan vitamin C pada tablet yang dijual di pasaran. Pada penelitian ini digunakan dua macam sampel tablet vitamin C yang diperoleh secara acak (random sampling) dari apotek X yang berada di daerah Denpasar. Sampel diberi perlakuan berupa penyimpanan pada suhu dingin (5°C), suhu kamar (27°C) dan suhu panas berlebih (48°C) selama 180 menit dengan tiga kali pengulangan dan kadar vitamin C diukur menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Kandungan tablet vitamin C tertinggi ditemukan pada tablet yang disimpan pada suhu dingin (5°C) dengan persentase kadar sampel I = 100,6% dan sampel II = 101,3%. Kandungan vitamin C terendah terdapat pada tablet yang disimpan pada suhu panas berlebih (48°C) dengan persentase kadar sampel I = 91,2% dan sampel II = 96,6%. Dari hasil uji statistik didapat hasil tidak ada perbedaan yang bermakna dari sampel I dan II yang disimpan pada suhu dingin (5°C) dengan suhu kamar (27°C). Sedangkan terdapat perbedaan yang signifikan pada tablet yang disimpan pada suhu panas berlebih (48°C). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa suhu penyimpanan berpengaruh terhadap kandungan tablet vitamin C, dimana penyimpanan pada suhu berlebih dapat menurunkan kadar vitamin C pada tablet.
HUBUNGAN KEPEMILIKAN SAHAM APOTEKER PADA APOTEK DENGAN PELAKSANAAN GOOD PHARMACY PRACTICE (GPP) OLEH APOTEKER Arimbawa, Putu Eka; Dewi, Dewa Ayu Putu Satrya; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v4i1.876

Abstract

Good Pharmacy Practice (GPP) adalah praktik farmasi, oleh apoteker, untuk menciptakan konsep kualitas layanan kesehatan yang baik. Dalam membuat apotek untuk melakukan GPP, apoteker dapat bekerja sama dengan pemilik apotek (non-apoteker) dalam bentuk saham apotek. Kerjasama tersebut tidak akan menjadi masalah jika tidak bertentangan dengan GPP. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan terhadap 71 apoteker di Kota Denpasar. Data dikumpulkan pada Februari-April 2017 dengan kuesioner dan dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepemilikan apotek dan aspek kesejahteraan pasien (p = 0,13, OR = 2,13) dan manajemen (p = 0,51, OR = 1,38). Ada hubungan yang signifikan antara aspek kontribusi apoteker (p = 0,04, OR = 2,76) dan kerjasama dengan dokter (p = 0,02, OR = 3,30). Secara keseluruhan, ada hubungan yang signifikan (p = 0,03, OR (CI95%) = 3,02 (1,08-8,41)). Kepemilikan saham apotek oleh apoteker menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara aspek kontribusi apoteker dan kerja sama dengan dokter. Kepemilikan saham akan meningkatkan kepercayaan dan jaminan keamanan apoteker, terutama saat membantu dokter dalam memberikan informasi tentang obat-obatan.
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas Lamk) SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Wintariani, Ni Putu; Suena, Ni Made Dharma Shantini
Jurnal Ilmiah Medicamento Vol 3 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Medicamento
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36733/medicamento.v3i2.1034

Abstract

Daun ubi jalar mengandung flavonoid dan fenol yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun Ipomoea batatas Lamk. terhadap kadar bilirubin total serum pada tikus putih galur Wistar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan Randomized Pre and Post Test Control Group Design. 25 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi menjadi 5 kelompok secara acak yaitu kelompok kontrol negatif (Aquadest + CMC Na 0,5%), kelompok kontrol positif (hepamax dosis 46,9 mg/200 gramBB), kelompok perlakuan I, II dan III berturut-turut 40 mg/200 gramBB, 80 mg/200 gramBB, 160 mg/200 gramBB selama 7 hari. Pada hari ke-8 seluruh kelompok diinduksi parasetamol 378 mg/200 gramBB selanjutnya pada hari ke-10 dilakukan pengambilan darah dan pengukuran kadar bilirubin total serum. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak etanol daun ubi jalar pada kelompok perlakuan dapat menurunkan kadar bilirubin total serum secara signifikan dengan nilai signifikansi 0,163 yaitu (p>0,05). Dosis ekstrak daun ubi jalar yang sebanding dengan hepamax 46,9 mg/200 gramBB/hari dalam menurunkan kadar bilirubin total adalah dosis 160 mg/200 gramBB/hari. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daun ubi jalar (Ipomoea batatas Lamk.) sebagai hepatoprotektor dengan jenis sediaan yang lain.