Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

FORMULASI, EVALUASI MUTU FISIK, DAN UJI SPF KRIM TABIR SURYA BERBAHAN DASAR RUMPUT LAUT E. cottonii Achmad Faruk Alrosyidi; Syaifiyatul H.
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 25 No. 1 (2021): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v25i1.11967

Abstract

E. cottonii merupakan salah satu makroalga merah yang mengandung senyawa Mycosporine-like amino acids(MAAs) yang mempunyai aktivitas mengabsorpsi radiasi UV-A dan UV-B sehingga E. cottonii bisa dikembagkanuntuk menjadi produk krim tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi krim tabir suryaberbahan dasar E. cottonii yang tepat sehingga didapatkan produk krim tabir surya dari E. cottonii yangmemiliki mutu fisik yang baik melalui uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, memiliki stabilitas fisik yang baikserta nilai SPF yang maksimal. Metode dalam penelitian ini merupakan metode eksperimen laboratorium.Bubur E. cottonii diformulasi menjadi krim tabir surya dengan mencampurkannya kedalam basis krim yangtelah dibuat. Krim dibuat dengan mencampurkan bubur E. cottonii dengan jumlah yang berbeda kedalambasis krim (F0). Formula dibuat sebanyak tiga macam dengan mencampurkan 5 gram bubur E. cottonii kedalam F0 (F1), 15 gram bubur E. cottonii ke dalam F0 (F2), dan 25 gram bubur E. cottonii ke dalam F0 (F3).Krim yang telah dibuat kemudian di evaluasi mutu fisiknya yang meliputi uji organoleptis dan homogenitas, ujiviskositas, uji daya sebar, dan uji pH. Kemudian dilakukan penentuan nilai Sun Protecting Factor (SPF) krimdengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa krim F0, F1, F2, dan F3tidak mengalami perubahan secara organoleptis, homogenitas, pH dan viskositas selama empat minggu.Sediaan krim F1, F2, dan F3 memenuhi daya sebar yang baik yaitu 5-7 cm. Nilai viskositas F0, F1, F2, dan F3memenuhi persyaratan krim yang baik yaitu berkisar antara 7.500-28.500 cPs selama penyimpanan empatminggu. Nilai pH F0, F1, F2, dan F3 sesuai dengan SNI dan pH balance kulit normal manusia yaitu berkisarantara 5,5-6,3. Formula terbaik yang memiliki nilai SPF maksimal adalah krim dengan penambahan bubur E.cottonii 25 gram (F3) yaitu 10,9.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN OBAT TERHADAP PERILAKU SWAMEDIKASI DIARE PADA MAHASISWA FARMASI DAN NON FARMASI UNIVERSITAS ISLAM MADURA Diana, Syeva Nur; H, Syaifiyatul; H, Naili Uswatun
Archives Pharmacia Vol 3, No 1 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Swamedikasi merupakan pengobatan gejala penyakit ringan dengan obat sederhana tanpa melalui resep Dokter. Pengetahuan merupakan faktor penting terbentuknya perilaku. Tujuan: Mengetahui korelasi dan komparasi tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare yang rasional antara Mahasiswa Farmasi dan non Farmasi, Universitas Islam Madura. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional dan metode purposive sampling dengan instrumen berupa kuisioner. Uji korelasi dengan analisis Pearson Corelation dan uji komparasi dengan analisis Z-test. Hasil: Analisis Pearson pada kuisioner Mahasiswa Farmasi dengan nilai r hitung > nilai r tabel (0,470 > 0,227), nilai signifikan 0,000 < 0,050 dengan nilai koefisien korelasi 0,470 menunjukkan hubungan antar variabel cukup kuat. Analisis Pearson pada kuisioner Mahasiswa non Farmasi dengan nilai r hitung > nilai r tabel (0,437 > 0,227), nilai signifikan 0,000 < 0,050 dengan nilai koefisien korelasi 0,437 menunjukkan hubungan antar variabel cukup. Analisis uji Z menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) kurang dari α = 0,05 (0,000 < 0,050). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare Mahasiswa Farmasi dengan tingkat kekuatan hubungan cukup dan Mahasiswa non Farmasi dengan tingkat kekuatan hubungan cukup. Terdapat perbedaan antara tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi diare Mahasiswa Farmasi dan Mahasiswa non Farmasi, Universitas Islam Madura.Kata Kunci: pengetahuan, perilaku, swamedikasi, diare
Evaluasi Label Halal Pada Produk Obat Tradisional / Jamu Madura H, Syaifiyatul; Indriyani, Nova; Riyanto, Rifki
Archives Pharmacia Vol 3, No 2 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jamu sudah menjadi budaya yang diwariskan turun-temurun di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki kekhasan dalam pengobatan tradisional adalah daerah Madura. Jamu Madura terkenal dengan kemujaraban khasiatnya dan ciri khasnya yang memiliki rasa pahit. Mayoritas penduduk Madura yang muslim membuat keberadaan informasi dan label halal dalam kemasan produk Jamu Madura menjadi sangat penting untuk melindungi konsumen muslim dari produk haram yang mungkin terdapat dalam produksi jamu. Studi ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi keberadaan label halal pada produk Jamu Madura yang beredar di pasaran. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi melalui survei, wawancara dan studi literatur. Ditemukan sebanyak 26 produk jamu dari 20 industri jamu yang belum memiliki label halal pada kemasannya. Kurangnya pemahaman mengenai mekanisme birokrasi pendaftaran dan pelaksanaan sertifikasi halal menjadi salah satu penyebab belum dicantumkannya label halal dalam kemasan produk.
Pola Penggunaan Obat Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe2 Di Puskesmas Pegantenan Suhailis, Suhailis; H, Syaifiyatul; H, Naili Uswatun
Archives Pharmacia Vol 3, No 1 (2021): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi atau resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola penggunaan obat pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Pegantenan bulan Januari-Mei Tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bersifat non eksperimental, dengan cara pengambilan data secara retrospektif dari rekam medik pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Pegantenan bulan Januari-Mei Tahun 2020 yang berisi informasi tentang nama pasien, jenis kelamin, umur pasien, obat yang digunakan, dosis sediaan yang digunakan. Dari hasil penelitan didapatkan hasil pola penggunaan obat Diabetes Mellitus  tipe 2 di Puskesmas Pegantenan bulan Januari-Mei Tahun 2020 obat yang sering digunakan (1) Metformin 40,3%, (2) Glimepirid + Metformin 37,6%, (3) Glimepirid 22,1%, Obat antidiabetes yang paling banyak digunakan adalah golongan obat Biguanid yaitu Metformin.
PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK UNTUK TERAPI PNEUMONIA DI POLI PARU RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM MOHAMMAD NOER PAMEKASAN Syaifiyatul H; Ainur Rahmah; Ach. Faruk Alrosyidi
Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru (JIFA) Vol 1 No 1 (2020): JURNAL ILMIAH FARMASI ATTAMRU
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.63 KB) | DOI: 10.31102/attamru.v1i1.916

Abstract

Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, Pengobatan pneumonia harus diberikan antibiotik untuk menghilangkan bateri. Penelitian ini dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan periode januari sampai mei 2019. Desain penelitian adalah observasional retrospektif dengan analisis deskriptif. Ada 94 resep yang di diagnosa pneumonia Pada kelompok usia 17-25 tahun sebanyak 5 pasien (5,4%), usia 26-35 tahun sebanyak 18 pasien (19,1%), usia 36-45 tahun sebanyak 17 pasien (18,10%), usia 46-55 tahun sebanyak 35 pasien (37,20%), usia 56-65 tahun sebanyak 19 pasien (20,20%). Golongan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah sefalosporin dengan nama generik sefiksim. Hasil penelitian observasional ini menunjukkan bahwa usia 46-55 tahun lebih banyak menderita pneumonia. Temuan ini sejalan dengan literatur, namun pada penelitian efektivitas pemberian antibiotik untuk terapi pneumonia belum dapat dikaji sehingga penelitian lebih lanjut tentang efektivitas masing-masing antibiotik perlu dilakukan di RSU Mohammad Noer Pamekasan.
KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PASIEN TBC REGIMEN KATEGORI I DI PUSKESMAS PALENGAAN Syaifiyatul H; Fauzan Humaidi; Dwi Ratna Anggarini
Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru (JIFA) Vol 1 No 1 (2020): JURNAL ILMIAH FARMASI ATTAMRU
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.259 KB) | DOI: 10.31102/attamru.v1i1.917

Abstract

Kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat secara teratur sampai tuntas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengobatan tuberkulosis paru. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat pasien TB paru kategori I di Puskesmas Palengaan pada bulan Desember 2018. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan total sampel 23 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Palengaan pada bulan Desember 2018. pasien TB terdiri dari 12 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Kriteria umur pasien >46 tahun paling banyak 13 orang.Tingkat kepatuhan mencapai 87% sebanyak 20 orang. Adapun latar belakang pendidikan paling banyak tamat SD sebanyak 14 orang.Sedangkan jenis pekerjaan pasien TB 9 orang paling banyak sebagai petani.Pendidikan diduga dapat mempengaruhi tingkat pengetahun pasien tentang penyakit TB dan pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat ekonomi yang dapat mendorong kesadaran pasien untuk berobat prevensi penyakit TB. Data penelitian menunjukkan 87% responden patuh dan 13% responden tidak patuhdalam penggunaan obat.
KONSUMSI OBAT TRADISIONAL MADURA SEBAGAI ALTERNATIF PREVENSI DINI DISTRIBUSI COVID-19 Syaifiyatul H.
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 4 No 1 (2020): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v4i1.277

Abstract

Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by the Coronavirus class of Coronaviridae which infects epithelial cells in the respiratory tract. Effects in the form of fever, cough to shortness of breath. But some without symptoms also have the potential to pass it on to other people. COVID-19 can be anticipated with good immunity by consuming the Madura OT herb. Therefore, Madurese traditional medicine which is believed to be able to increase immunity needs to be observed. The research objective was to determine the consumption of Madurese traditional medicine as an alternative to early prevention of the distribution of COVID-19 in Madura. Observational study method - qualitative descriptive January - March 2020 in 4 Madura districts: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, and Sumenep. A sample of 200 Madurese traditional medicine consumers. The results of the data show that the Madurese traditional medicine ingredients contain the highest ingredients of ginger, turmeric and betel leaf consumed by the Sumenep community and the lowest is the Bangkalan Community. The satisfaction level of the Madurese community after consuming the Madurese traditional medicine herb shows satisfaction. The conclusion is that the type of Madurese traditional medicine consumed is believed to be able to suppress the growth of the corona virus in the body, including: ginger, turmeric, betel leaf; The Madurese community expressed “satisfaction” after consuming Madurese traditional medicine during the COVID-19 pandemic situation; Availability of basic ingredients of Madurese traditional medicine concoctions available in abundance in traditional markets; The price of basic materials for Madurese traditional medicine increases from February to March 2020.
Antioxidant Face Cream Formulation of Ethanol Extract from Soursop leaves (Annona muricata L) Alief Putriana Rahman; Liana .; Syaifiyatul H
Berkala Ilmiah Kimia Farmasi Vol. 9 No. 1 (2022): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bikfar.v9i1.40889

Abstract

Krim wajah merupakan krim perawatan yang digunakan untuk merawat kulit wajah, salah satu bahan tanaman alami yang dapat digunakan sebagai zat aktif pada sediaan krim yaitu daun sirsak (Annona muricata L.) yang memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini untuk memformulasikan sediaan krim dari ekstrak etanol daun sirsak serta menguji aktivitas antioksidan pada sediaan krim wajah. Daun sirsak di ekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Sediaan krim di evaluasi mutu fisik meliputi Uji organoleptik,Uji pH, Uji homogenitas, Uji viskositas, Uji daya Sebar, Uji daya lekat, Uji sentrifugasi dan penentuan tipe emulsi serta uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH dan diukur pada panjang gelombang 511,5 nm menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari penelitian ini menghasilkan sediaan krim wajah ekstrak etanol daun sirsak secara organoleptik sediaan krim memiliki perbedaan pada warna. Uji pH Krim FI, FII dan FIII memiliki hasil rata-rata 6,0-6,6. Uji homogenitas FI, FII dan FIII memiliki hasil yang homogen. Uji Viskositas memiliki nilai 49950 cPs. Uji daya sebar FI, FII dan FIII memiliki hasil baik yaitu rata-rata 5,2-5,7 cm. Uji daya lekat FI, FII dan FIII dengan nilai rata-rata 26,5-46,5. Uji sentrufugasi FI, FII dan FIII stabil secara fisik dan penentuan tipe emulsi krim yaitu tipe M/A. Uji aktivitas antioksidan krim wajah ekstrak etanol daun sirsak pada FI dengan konsentrasi 3% nilai IC50 80,64 ppm, FII dengan kosentrasi 5% nilai IC50 46,06 ppm dan FIII dengan konsentrasi 7% nilai IC50 10,91 ppm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sediaan krim wajah ekstrak etanol daun sirsak pada FI, FII dan FIII memenuhi syarat kestabilan fisik berdasarkan parameter uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji sentrifugasi dan penentuan tipe emulsi. Sediaan krim FI memiliki nilai IC50 sebesar 80,64 ppm yang dinyatakan aktivitas antioksidan kuat, pada FII memiliki nilai IC50 sebesar 46,06 ppm dinyatakan aktivitas antioksidan sangat kuat dan FIII memiliki nilai IC50 sebesar 10,91 dinyatakan aktivitas antioksidan sangat kuat.
Analisis kadar total flavonoid pada daun dan biji pepaya (carica papaya l.) Menggunakan metode spektrofotometer Uv-Vis Putro Panji Asmoro Bangun; Alief Putriana Rahman; Syaifiyatul H
Jurnal Ilmiah Farmasi Attamru (JIFA) Vol 2 No 1 (2021): JURNAL ILMIAH FARMASI ATTAMRU (FEBRUARI)
Publisher : Universitas Islam Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.468 KB) | DOI: 10.31102/attamru.v2i1.1263

Abstract

Analysis of total flavonoid content of papaya leaf and seed extract (Carica papaya L.) by UV-Vis spectrophotometry method. The purpose of this study was because the utilization of papaya leaves and seeds (Carica papaya L.) was still lacking, and to determine the total flavonoid content contained in papaya leaf and seed extract (Carica papaya L.). Extraction of chemical content from the leaves and seeds of papaya (Carica papaya L.) was carried out by maceration method using 96% ethanol. To determine the levels of flavonoid compounds in the sample extract, a compound analysis was performed using UV-Vis spectrophotometry. From the results of the study obtained a qualitative analysis of the flavonoid compounds of each papaya leaf and seed (Carica papaya L.) from 96% ethanol extract changes to brick red color which indicates a positive flavonoid content. Meanwhile, the absorbance measurement was carried out using UV-Vis spectrophotometry with a wavelength of 510 nm. 5 ppm absorbance value (0.214), 10 ppm absorbance value (0.3799), 15 ppm absorbance value (0.5126), and 20 ppm absorbance value (0.7033). As well as measurement of total flavonoid content of papaya leaves (Carica papaya L.) from 96% ethanol extract of 17.4633 mg QE/g or 1.7463% and total flavonoid content of papaya seeds (Carica papaya L.) from 96% ethanol extract of ,8181 mg QE/g or 1,5818%. These results indicate that papaya leaf extract (Carica papaya L.) has higher flavonoid content than papaya seed extract (Carica papaya L.).