Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERANCANGAN KEMASAN TAKE AWAY BUBUR AYAM MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) M Zulfan Rizaldi; Lina Dianati Fathimahhayati; Farida Djumiati Sitania
Journal of Industrial and Engineering System Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/jies.v1i2.301

Abstract

The development of the culinary business in Indonesia is currently quite rapid. One effort that can be done in the face of fierce product competition is through packaging design. The packaging used to package is not attractive because it is in the form of packaging with ordinary Styrofoam (PS or Polystyrene). Besides, the packaging is easily damaged in the lock and cannot be tightly closed, making it difficult for consumers when they want to consume porridge while on the way and do not have a clear identity to represent the brand of Kabayan Chicken Porridge. This study aims to provide recommendations for designing Kabayan Chicken Porridge packaging using the Quality Function Deployment (QFD) method. Data processing uses the product planning stage by preparing the House of Quality (HOQ) and the design deployment stage. After processing the data in the two stages of Quality Function Deployment (QFD), 24 critical parts were used as a reference in the design of Kabayan Chicken Porridge Take Away packaging. The recommended recommendations are paper bowl packaging which is waterproof, easily distributed, uses attractive fonts, uses attractive colors and does not conflict with product characteristics, uses easy-to-open and closed lid covers, displays product photos, displays manufacturer information, and displays the logo.
Analisis Pengaruh Shift Kerja terhadap Beban Kerja Mental pada Operator Air Traffic Control (ATC) dengan Metode NASA-TLX (Studi Kasus: Bandar Udara Internasional X) Rizka Amanda Putri; Willy Tambunan; Lina Dianati Fathimahhayati
Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1615.706 KB) | DOI: 10.31001/tekinfo.v6i2.394

Abstract

Pelayanan navigasi membutuhkan ketelitian dari seorang operator Air Traffic Control (ATC) untuk melakukan proses scanning pada air situation display dalam mengatur lalu lintas pesawat yang akan take off dan landing di Bandar Udara Internasional X dan pesawat overflying di bawah FL245 di area Balikpapan TMA serta semua penerbangan dari dan yang akan menuju Bandar Udara di Samarinda. Kegiatan ini termasuk ke dalam pekerjaan yang membutuhkan kerja mental. Selain itu, kepadatan lalu lintas udara setiap waktu pastinya berbeda-beda yang mungkin akan mempengaruhi tingkat ketelitian operator dalam melakukan kegiatan pemantauan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan pengukuran beban kerja mental operator ATC. Pengukuran beban kerja mental pada penelitian ini menggunakan NASA –TLX dengan tiga kondisi kerja yang berbeda yaitu shift pagi pada pukul 7.30-13.30 WITA, shift siang pada pukul 13.30-19.30 WITA, dan shift malam pada pukul 19.30-7.30 WITA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja mental operator ATC pada shift pagi masuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi sekali dengan skor 81, shift siang masuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi dengan skor 77, dan shift malam masuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi dengan skor 77. Shift kerja memiliki pengaruh terhadap beban kerja mental operator ATC karena disebabkan oleh kepadatan traffic yang terjadi pada tiga kondisi kerja yang berbeda yaitu shift pagi sebanyak 80 sampai 100 lebih traffic, shift siang sebanyak 20-80 traffic dan shift malam sebanyak 0-20 traffic. Rekomendasi yang dapat diberikan terhadap perolehan beban kerja mental yang cukup tinggi ini adalah melalui pembagian wilayah pada Balikpapan TMA, penambahan Sumber Daya Manusia (SDM), serta penyediaan tempat istirahat yang memadai dan fasilitas di dalamnya.
Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Pada Operator Contact Center (Studi Kasus : PT. XYZ Samarinda) Lina Dianati Fathimahhayati; Lilis Anggrainy; Willy Tambunan
Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Vol 8 No 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.887 KB) | DOI: 10.31001/tekinfo.v8i1.702

Abstract

The work requirements of the contact center operator in PT. XYZ Samarinda to always be friendly to customers in any circumstances and have to focus on work is likely to cause mental workload. In addition, the contact center operator must work monotonously by sitting in front of the computer within 8 hours can cause physical workload. Based on these problems, a study was conducted on the analysis of physical and mental workload on the contact center operators so that recommendations could be given to improve productivity and comfort while working. Measurement of physical workload is done using the %CVL measurement method at work. While the measurement of mental workload was carried out using the NASA-TLX method by distributing questionnaires to 9 contact center operators for 10 days. The results showed that the average physical workload of contact center operators was 13.5%. These results indicate that the physical workload of contact center operators is included in the low category, which means there is no significant burden. While the average mental workload of contact center operators is 65. Based on these results, the mental workload value of contact center operators is in the moderate category. Recommendations for improvements that can be given are doing the right way to sit, making improvements to the layout of the air conditioner so that the work environment becomes comfortable and using an ergonomic work chair. In addition it is necessary to build a good relationship that is by understanding the communication style between workers so that misunderstandings cannot be occur, conduct small celebrations, recreation, and hold ESQ Training to balance emotions and intelligence.
ANALISIS USABILITAS SISTEM OPERASI WINDOWS 10 PADA PENGGUNA EXPERT DAN NOVICE Mohammad Pirli Yusdani; Dutho Suh Utomo; Lina Dianati Fathimahhayati
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 17 No 1 (2016)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB)

Abstract

ABSTRAK sistem operasi Windows 10 merupakan sistem operasi komputer pribadi yang dikembangkan oleh Microsoft. Windows 10sebagai pembaruan dari sistem sebelumnya perluditinjau kekurangan dan kelebihannya berdasarkan pengalaman pengguna, sehinggadapat diberikan usulan perbaikan pada sistem operasi Windows 10. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat usabilitas sistem operasi Windows 10. Penelitian ini mengukur tingkat usabilitas Windows 10 jika digunakan oleh pengguna mahir (expert) dibandingkan dengan pengguna pemula (novice). Metode yang digunakan adalah dengan usability testing dan kuisioner SUS (System Usability Scale). Usability testing digunakan dengan cara mengukur waktu yang dibutukan untuk menyelesaikan suatu tugas. Selain itu diliat pula jumlah kesalahan yang dilakukan saat melaksanakan suatu tugas yang diberikan. Kuisioner SUS digunakan sebagai penunjang data hasil pengukuran guna melihat tingkat kepuasan pengguna. Tugas yang dilakukan masing-masing responden adalah manajemen desktop, manajemen software aplikasi pada system operasi, manajemen browser sistem operasi Windows 10, penggunaan DOS sistem operasi Windows 10, manajemen windows explorer, manajemen devices sistem operasi Windows 10, dan manajemen power sistem operasi Windows 10. Sampel yang digunakan sebanyak 40 responden yang dibagi 2 kelompok responden expert dan novice. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu pengerjaan tugas responden expert sebesar 178,8 detik, jumlah kesalahan sebanyak 37 buah, dan total skor kuesioner SUS sebesar 70,25.Sedangkan rata-rata waktu pengerjaan tugas responden novice adalah 210,65 detik, jumlah kesalahan sebanyak 63 buah, dan total skor kuesioner SUS adalah sebesar 57,875 yang dapat dikatakantidasepenuhnya dapat menerima kehadiran sistem operasi Windows 10. Berdasarkan hasil analisis, perlu dilakukan perbaikan pada menu pengaturan yang sulit ditemukan, kemudian sering terjadinya update otomatis, juga perbaikan pada kompabilitas terhadap hardware dan software yang lama agar dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 10
ANALISIS PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP BEBAN KERJA MENTAL PADA OPERATOR DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS) DENGAN METODE NASA-TAKS LOAD INDEX (TLX) (Studi Kasus: PT. Cahaya Fajar Kaltim) Riko Ardhi Surya; Lina Dianati Fathimahhayati; Farida D. Sitania
Matrik : Jurnal Manajemen dan Teknik Industri Produksi Vol 19 No 1 (2018)
Publisher : Prodi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.272 KB) | DOI: 10.30587/matrik.v19i1.510

Abstract

PT Cahaya Fajar Kaltim merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Pada tanggal 26 Maret 2003 merupakan awal resminya PT. Cahaya Fajar Kaltim yang beroperasi di daerah Embalut, Tanjung Batu, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Sistem produksi yang digunakan di PT Cahaya Fajar Kaltim menggunakan sistem otomasi sehingga semua proses produksi dilakukan secara terpusat dengan menggunakan piranti elektronik berupa komputer di area Distributed Control System (DCS). Karena sifatnya yang vital, menjadikan area DCS rentan terhadap resiko yang berdampak besar. Di area DCS, para operator dituntut dalam memantau dan memberikan keputusan yang tepat disaat kondisi darurat. Kondisi ini membuat beban kerja mental yang dirasakan oleh operator tinggi. Pengukuran beban kerja mental pada penelitian ini menggunakan metode NASA- Taks Load Indexs (TLX) dengan mempertimbangkan 3 kondisi kerja yang berbeda yaitu shift pagi pada pukul 07.00-15.00, shift siang pada pukul 15.00-23.00, dan shift malam pada pukul 23.00-07.00. Hasil penelitian menunjukan bahwa beban kerja mental yang diperoleh operator boiler di area DCS didapat pada shift pagi termasuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi dengan nilai skor sebesar 55,89, pada shift siang termasuk ke dalam kategori beban kerja mental agak tinggi dengan nilai skor sebesar 49,41, dan pada shift malam termasuk ke dalam kategori beban kerja mental tinggi dengan nilai skor sebesar 60,52. Berdasarkan metode NASA-TLX shift kerja yang paling tingi dirasakan operator boiler di (DCS) PT.CFK adalah shift malam yang disebabkan oleh menurunnya daya konsentrasi karena rasa mengantuk, kemudian shift pagi yang disebabkan banyaknya tugas yang diberikan meliputi input data, kontroling, dan pengawasan namun operator bisa menyesuaikan kondisi, kemudian terakhir pada shift siang hari sama kondisinya dengan shift pagi namun banyaknya tugas jauh berkurang tugas hanya meliputi kontroler dan pengawasan. Rekomendasi dapat diberikan terhadap hasil nilai perhitungan dan analisa beban kerja mental operator boiler Distributed Control System (DCS) di PT.Cahaya Fajar Kaltim yaitu dengan menerapkan sistem shift baru, menyediakan tempat istirahat yang memadai, membangun fasilitas dan prasarana pendukung, dan juga memberikan pelatihan keamanan kerja yang rutin.
Analisis Reliability Pada Mesin Fan Mill Unit 1 di PT Cahaya Fajar Kaltim Denny Randiana Firda Saputra; Yudi Sukmono; Lina Dianati Fathimahhayati
Dinamika : Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.605 KB) | DOI: 10.33772/djitm.v10i1.4839

Abstract

PT Cahaya Fajar Kaltim adalah perusahaan pembangkit listrik swasta yang berlokasi di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Embalut, Tanjung Batu, Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. Sumber daya alam batubara menjadi pilihan bahan bakar yang digunakan perusahaan. Perusahaan menggunakan berbagai macam mesin untuk menjalankan produksi dan salah satunya adalah fan mill. Saat ini perusahaan belum memiliki jadwal perawatan yang pasti khususnya pada mesin fan mill dan hanya melihat dari munculnya beberapa indikasi kerusakan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui keandalan mesin dan mengetahui interval waktu perawatan dari mesin. Pengolahan data dilakukan dengan analisis keandalan dan mean time to failure (MTTF). Data yang dibutuhkan pada penelitian adalah data historis kerusakan dan data wawancara mesin. Tahapan yang dilakukan adalah menentukan komponen kritis berdasarkan persentase frekuensi kerusakan mesin, kemudian mencari nilai waktu antar kerusakannya. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi distribusi kerusakan yang muncul dan menghitung nilai keandalan berdasarkan distribusi terpilih kemudian menentukan usulan interval waktu perbaikan dari mesin. Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data diketahui bahwa pada mesin fan mill 1A, 1B dan 1C memiliki komponen kritis yang sama yaitu komponen impeller, pressure adjustier dan recycle jalur. Komponen impeller 1A memiliki keandalan hingga hari ke 84, komponen pressure adjustier 1A memiliki keandalan hingga hari ke 36, komponen recycle jalur 1A memiliki keandalan hingga hari 39, komponen impeller 1B memiliki keandalan hingga hari ke 81, komponen pressure adjustier 1B memiliki keandalan hingga hari ke 80, komponen recycle jalur 1B memiliki keandalan hingga hari ke 80, komponen impeller 1C memiliki keandalan hingga hari ke 75, komponen pressure adjustier 1C memiliki keandalan hingga hari ke 80, dan komponen recycle jalur 1C memiliki keandalan hingga hari ke 77. Mesin fan mill 1A perlu dilakukan perawatan maksimum pada hari ke 140, mesin fan mill 1B perlu dilakukan perawatan maksimum pada hari ke 124, dan mesin fan mill 1C perlu dilakukan perawatan pada hari ke 115. Kata kunci: Keandalan, Mean Time to Failure, Fan Mill, Komponen Kritis, Perawatan.
Analisis Beban Kerja Mental dan Fisik Operator HD Komatsu 785-7 Hotma Kristian Silalahi; Lina Dianati Fathimahhayati; Willy Tambunan
ARIKA Vol 15 No 1 (2021): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.443 KB) | DOI: 10.30598/arika.2021.15.1.37

Abstract

Sims Jaya Kaltim merupakan salah satu perusahaan terkemuka dibidang kontraktor penyedia jasa pertambangan yang berfokus pada pengangkutan material Overburden (OB). Operator HD Komatsu 785-7 bertugas untuk mengangkut material dari disposal menuju ke dumpingan. Pengukuran beban kerja fisik menggunakan metode pengukuran %CVL (cardiovasculair load) selama 6 hari dengan pengukuran denyut jantung pada saat bekerja dan istirahat menggunakan alat pulse oxymeter lalu dihitung menggunakan rumus %CVL. Pengukuran beban kerja mental menggunakan metode NASA-Task Load Index dengan membagikan kuesioner kepada 30 operator HD Komatsu 785-7. Pengukuran dilakukan selama 6 hari kerja. Pengukuran dibagi menjadi 3 regu, satu regu terdiri dari 10 operator. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai rata-rata %CVL dengan rata-rata keseluruhan 17,00% yang berarti operator tidak mengalami kelelahan fisik karena <30% termasuk dalam kategori ringan. Hasil beban dengan rata-rata keseseluruhan sebesar 66,60 yang termasuk dalam golongan perkrjaan tinggi (61-80) yang berarti memerlukan perhatian khusus. Rekomendasi Usulan perbaikan yang diberikan kegiatan random fatique, kontroling pengisian KKH, kontroling jalan, dan kontroling debu.
Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Dengan Metode HIRARC Fajar Muhammad Khudhory; Lina Dianati Fathimahhayati; Theresia Amelia Pawitra
Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/tekinfo.v10i2.1329

Abstract

CV. Jaya Makmur repairs and sells second-hand heavy equipment spare parts. This workshop has an area of about 400 m2 with limited working space due to large number of materials like machines, tools and finished products spread around. When doing work activities, it was often found that workers did not wear complete Personal Protective Equipment (PPE). This condition led some minor work accidents ovvur almost everyday. Due to many potential hazards in CV. Jaya Makmur, analysis related to occupational health and safety needed to be done in order to control the potential hazards. This research aims to identify potential hazards, assess risks, and control the risks in CV. Jaya Makmur using HIRARC method. Based on the results of observations and interviews with a workshop owner and three workers, there were 18 potential hazards. There were also 12 low level risks and 22 moderate level risks. There was some risk control that can be done like engineering control, which is installation of barriers between the source of danger and workers. There were also some administrative control like changing work procedures, conducting supervision and warning, providing training to workers on the importance of occupational safety and health in the workplace, as well as making and performing periodic maintenance on work equipment. In addition, the workers needed to use personal protective equipment like work clothes, face shield, safety glasses, gloves, safety helmet, mask, safety shoes, and earmuff while working.
Analisis Risiko Ergonomi Menggunakan Agricultural Whole-Body Assessment (AWBA) serta Prevalensi Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Petani Karet Lina Dianati Fathimahhayati; Theresia Amelia Pawitra; Tri Budi Purnomo; Jenny Noviani
Tekinfo: Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Teknik Industri Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/tekinfo.v11i1.1768

Abstract

Likewise in most agricultural work, MSDs also appears in rubber farmers because it was done with an unusual posture. This study aimed to evaluate the prevalence of MSD and to analyze the ergonomic risk of rubber farmers working posture. The NBM (Nordic Body Map) method was used to measure the prevalence of MSDs and the AWBA (Agricultural Whole-Body Assessment) method was used to calculate the risk value of the farmer's work posture. Data collected by interview and direct observation to 15 rubber farmers from 4 different plantation in Perangat Selatan Village, Kutai Kartanegara, East Kalimantan. The results showed that majority of farmers had complaints of MSDs on their waist, back, right shoulder, right upper arm, right forearm and knee. AWBA results indicated that 53% working posture categorized as high risk; 40% as medium risk and 7% as safe. The safe category only occurs in sharpening knives activity, because farmers sit while doing this activity. Suggested improvements to minimize the risk of unusual postures are to provide assistive devices such as light chairs, strollers, tables to place rubber sap to be put into sacks and to improve the design of the tapping knife. The knife should have longer handle in order to minimize the bending down posture in rubber tapping activity. Keywords: AWBA, ergonomic, NBM, rubber farmers, working posture
Analisis Kualitas Pelayanan Menggunakan Metode Servqual Dan Importance Performance Analysis (IPA) (Studi Kasus: PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur) Dirga Febrian Hidayat; La Ode Ahmad Safar Tosungku; Lina Dianati Fathimahhayati
JTI: Jurnal Teknik Industri Vol 9, No 1 (2023): JUNI 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jti.v9i1.21281

Abstract

Banyaknya kebutuhan air minum maupun air bersih di daerah Sangatta, membuat PDAM Tirta Tuah Benua harus senantiasa melakukan perbaikan peningkatan layanan terhadap pelanggannya agar tercapainya suatu pelayanan yang berkualitas. Hal ini perlu dilakukan agar mampu mengatasi keluhan-keluhan dari pelanggannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan berdasarkan kesenjangan kinerja dan harapan pelanggan serta tingkat kesesuaian berdasarkan harapan pelanggan dengan kinerja perusahaan PDAM Tirtta Tuah Benua. Metode yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan adalah SERVQUAL dan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil yang didapat ialah nilai dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa/perusahaan belum memenuhi harapan pelanggan karena nilai kualitas (Q) yang dihitung <1 dengan nilai rata-rata kualitas pelayanan sebesar 0,94782. Pada hasil analisis diagram kartesius yang menjadi prioritas utama dan harus ditingkatkan pada kuadran I adalah atribut 1 yaitu pegawai (staf/administrasi) menyampaikan layanan secara jelas pada awal pemasangan PDAM dengan nilai gap -0,26, atribut 2 yaitu informasi yang diberikan pegawai mengenai prosedur penggunaan jasa dapat dimengerti dengan nilai gap -0,28, atribut 3 yaitu pegawai (staf/administrasi) sigap dalam memberikan pelayanan terhadap keluhan dari pelanggan dengan nilai gap -0,24, dan atribut 4 yaitu ketanggapan pegawai (staf/administrasi) dalam memberikan pelayanan terhadap permintaan pelanggan dengan nilai gap -0,27. Rekomendasi perbaikan kualitas pelayanannya yaitu meningkatkan kinerja karyawan dan menambah pegawai/staff pada bagian customer service untuk kecepatan dan ketepatan dalam merespon keluhan-keluhan dari pelanggan PDAM Tirta Tuah Benua. Kata kunci: Service Quality, Importance Performance Analysis, Kinerja Perusahaan,  Harapan Pelanggan, PDAM, Usulan Perbaikan.