Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan e-cigarettes dan risiko cardiovascular disease pada usia 25-65 tahun Januaristi, Rima; Wahab, Revalita
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.58-64

Abstract

LATAR BELAKANGCardiovascular disease (CVD) adalah penyakit yang sering menyebabkan kematian dengan salah satu faktor risiko adalah merokok. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia berada di peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbanyak. Rokok saat ini terbagi menjadi dua yaitu rokok konvensional dan e-cigarettes. Beralihnya penggunaan rokok konvesional ke e-cigarettes karena rokok konvensional lebih banyak mengandung nikotin dibandingkan dengan e-cigarettes. Karena hal tersebut, pengguna e-cigarettes merasa lebih aman dari risiko terjadinya CVD dibandingkan pengguna rokok konvensional. Hal tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara e-cigarettes dengan risiko CVD. METODEDesain penelitian secara observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang diikuti oleh 84 orang pengguna e-cigarettes di lima toko e-cigarettes yang ada di Jakarta Barat pada bulan Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara meliputi karakteristik responden, lama penggunaan e-cigarettes, frekuensi penggunaan e-cigarettes, pengukuran risiko CVD yang disesuaikan dengan Jakarta Cardiovascular Score. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0,05 menggunakan perangkat komputer SPSS 25.0 for Windows HASILMayoritas pengguna e-cigarettes adalah usia 25-34 tahun, berjenis kelamin pria, frekuensi penggunaan e-cigarettes termasuk kategori berat (≥12 dripping/hari), lama penggunaan e-cigarettes termasuk kategori lama (>3 bulan) dan risiko CVD menengah. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara e-cigarettes dan risiko CVD. KESIMPULANTidak terdapat hubungan yang bermakna antara e-cigarettes dan risiko CVD pada usia 25-65 tahun.
Program remedial dan angka putus studi mahasiswa kedokteran Wahab, Revalita; Tjhin, Purnamawati
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2021.v4.50-56

Abstract

LATAR BELAKANGWalaupun penyusunan kurikulum Pendidikan Kedokteran telah disusun sedemikian rupa supaya dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang ditetapkan, tetap ada mahasiswa yang mengalami putus studi. Prevalensi putus studi secara umum pada tahun 2017 sebesar 2.8% mahasiswa yang terdaftar di Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri di Indonesia mengalami putus studi dan 3.7% mahasiswa terdapat di Jakarta. Putus studi dapat berdampak negatif untuk masyarakat, profesi dan institusi, sehingga perlu upaya untuk melakukan pencegahan dan penanggulangannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan program remedial. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas program remedial dalam menurunkan angka putus studi mahasiswa kedokteran. METODEPenelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 228 mahasiswa angkatan 2013-2017, menggunakan data sekunder meliputi jenis kelamin, tahun masuk kuliah, dan status putus studi. Kriteria inklusi sampel adalah mahasiswa yang termasuk pada kategori terancam putus studi. Analisis data dengan uji Chi-square, dengan tingkat kemaknaan 95%. HASILPrevalensi putus studi sebesar 12.7%. Sebagian besar responden yang terancam putus studi berjenis kelamin perempuan (68.9%) dan merupakan mahasiswa program non remedial (64%). Tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dan angka putus studi (p=0.989). Perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang sama untuk terjadi putus studi. Mahasiswa yang termasuk angkatan program remedial memiliki angka putus studi yang lebih tinggi (18.3%) dibandingkan dengan mahasiswa yang termasuk angkatan non-remedial (9.6%), walaupun secara statistik tidak bermakna (p=0.058). KESIMPULANPrevalensi putus studi mahasiswa kedokteran tahun 2013-2017 sebesar 12.7%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dan program remedial dengan terjadinya putus studi.