Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Tingkat Pencahayaan Takril; Ramli Supu
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 1 No 1 (2019): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v1i1.484

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode survai dan observasi langsung. Tujuan penelitian adalah menentukan tingkat pencahayaan yang tepat dalam menghasilkan kelangsunan hidup larva ikan nila dan menentukan pertumbuhan larva ikan nila yang maksimal. Adapun kegunaan yaitu sebagai salah satu bahan informasi tentang pengaplikasian lama pencahayaan pada usaha pembenihan ikan nila. Dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjut dengan uji BNT jika hasilnya memperlihatkan ada pengaruh perlakuan. Adapun data kualitas air dianalisis secara deskriptif berdasarkan kelayakan hidup ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup larva ikan nila tertinggi dihasilkan pada lama pencahayaan 12T: 12G yakni 76,00%, sedangkan terendah pada 18T : 6G 44,80%. Pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan larva ikan nila tertinggi dihasilkan pada lama pencahayaan 12T: 12G 0,061 gram dan 13,48% per hari. Sedangkan terendah pada lama pencahayaan 24T: 0G yakni 0,019 gram dan 5,34% per hari. Kata kunci : nila, lama pencahayaan, kelangsungan hidup
Efektivitas Gel Lidah Buaya dengan Dosis Berbeda Untuk Pengobatan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Terinfeksi Pseudomonas aeruginosa Takril; Muhammad Ansar; Nur Sakia
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 2 No 2 (2021): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v2i2.989

Abstract

ABSTRACT: The present study aimed to determine the optimal dose of aloe vera gel for the treatment of infected common carp with Pseudomonas aeruginosa. A total of infected spots, growth performance, Water quality were recorded for data collection. A Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replications for each was applied for experimental design. One-way ANOVA was performed for statistical analysis and Tukey's test was used for posthoc test. The results showed that the highest changes in infected fish with Pseudomonas aeruginosa were found in 20% of aloe vera gel treatment (89.78%) and followed by treatment was 15% (85.48%), 10% (82.69%), control (25.4%) respectively. This finding suggested that soaking aloe vera gel at a dose of 20% promote a high survival rate of treated fish ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis lidah buaya yang optimal untuk pengobatan ikan mas yang terinfeksi penyakit Pseudomonas aeruginosa. Parameter yang diukur adalah perubahan titik jumlah infeksi bakteri, pertumbuhan, kualitas air dan kelangsungan hidup. Metode eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan mempunyai 3 kali ulangan digunakan sebagai rancangan percobaan. One-way ANOVA digunakan untuk analisis statistik dan uji Tukey digunakan untuk uji lanjutan. Hasil penelitian menunjukkan, Perubahan titik bakteri Pseudomonas aeruginosa ikan terinfeksi ditemukan pada perendaman gel lidah buaya 20 % dengan nilai 89,78, selanjutnya masing-masing perlakuan 15 % (85,48%), 10 % (82,69%), kontrol (25,4%). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perendaman gel lidah buaya dengan Dosis 20 % dapat meningkatkan kesembuhan pada ikan Mas
Analisis Kesesuaian Kualitas Air Sungai Dalam Mendukung Kegiatan Budidaya Perikanan di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Provinsi Sulawesi Barat Syahrul; Muhammad Nur; Fajriani; Takril; Reski Fitriah
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 3 No 1 (2021): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v3i1.1210

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air Sungai Batetangnga sebagai dasar kelayakan budidaya untuk usaha budidaya perikanan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2021, di Sungai Batetangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di Muara sungai, Rawa Bangun, Salu pajaan dan Limbong Lopi. Pengukuran parameter fisik kimiawi meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, arus, kecerahan, amoniak dan fosfat. Metode pengukuran berdasarkan American Public Health Association (APHA). Data diolah dan dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan m/detik), kedalaman (25-40 cm), oksigen terlarut (6,3-7,9 mg/L), pH (7,2-8,0), amoniak dan fosfat (0,000 mg/L). m/detik, kedalaman 56-67 cm, oksigen terlarut 6,9-8,2 mg/L, pH 6,9-8,2, amoniak dan fosfat 0,00 mg/L. m/detik, kedalaman 31-42 cm, oksigen terlarut 6,2-6,3 mg/L, pH 7,5-8,3, amoniak 0,015 mg/L, dan fosfat 0,041 mg/L. m/detik, kedalaman 131-143 cm, oksigen terlarut 6,6-7,7 mg/L, pH 7,2-8,2, amoniak 0,005 mg/L, dan fosfat 0,000 mg/L. Secara umum kondisi perairan S. Batetangnga masih dalam kondisi optimal untuk budidaya ikan. ABSTRACT The present study aims to analyze the water quality of the Batetangnga River for aquaculture. This research was conducted from June to August 2021, in the Batetangnga River, Polewali Mandar, West Sulawesi. Sampling locations were carried out in the Estuary of the river, Rawa Bangun, Salu Pajaan, and Limbong Lopi in Batetangnga village. Data was collected on temperature, pH, dissolved oxygen, current, water clarity, ammonia and phosphate. The data is processed and analyzed descriptively. The results showed that station 1 (Estuary) obtained temperature (26.0-26.6○C), brightness (25-40 m), current velocity (0.2-0.3 m/sec), depth (25-40 m/sec). cm), dissolved oxygen (6.3-7.9 mg/L), pH (7.2-8.0), ammonia and phosphate (0.000 mg/L). station 2 (Rawabangun) obtained a temperature of 25.5-27.2○C, water clarity 56-67 m, current velocity 0.1 m per second, depth 56-67 cm, dissolved oxygen 6.9-8.2 mg/ L, pH 6.9-8.2, ammonia and phosphate 0.00 mg/L, respectively. At station 3 (Salu Pajaan) the temperature is 25.2-26.1○C, brightness is 30-42 m, current velocity is 0.2-0.3 m/sec, depth is 31-42 cm, dissolved oxygen is 6.2- 6.3 mg/L, pH 7.5-8.3, ammonia 0.015 mg/L, and phosphate 0.041 mg/L. At station 4 (Limbong lopi) the temperature is 24.7-25.5○C, brightness is 62-70 m, current velocity is 0.3-0.4 m/sec, depth is 131-143 cm, dissolved oxygen is 6.6- 7.7 mg/L, pH 7.2-8.2, ammonia 0.005 mg/L, and phosphate 0.000 mg/L. In general, the water quality of Batetangnga river is still in suitable condition for fish cultivation.