p-Index From 2019 - 2024
0.702
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Purbaningrum, Diah A.
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penatalaksanaan Karies Rampan dengan Evaluasi Menggunakan Kariogram: Laporan Kasus pada Anak dengan Self-Mutilation Purbaningrum, Diah A.
e-GiGi Vol 9, No 1 (2021): E-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.1.2021.32606

Abstract

Abstract: To date, rampant caries has still a high prevalence. Evaluation of caries can be carried out comprehensively in patients with rampant caries by using a cariogram which can describe the causes and risks of caries. We reported a case of a girl aged 4 years, complaining of swelling of the back part of her lower gum. The patient was diagnosed as self-mutilation by a pediatrician. There were some scars in her left forefinger and wrist. Moreover, her teeth 51, 61, 72, 71, and 81 were loose. Clinical examination revealed poor oral hygiene, abscesses in the teeth 74 and 75, and many dental caries as well as tooth radixes. The patients had bottle feeding until the age of 3 years. Cariogram was performed at the first visit, followed by dental health education (DHE) and topical application of fluoride. Cariogram evaluation was carried out at the first visit, the 3rd month, and the 6th month, resulting in 15%, 19%, and 35% in prediction of preventing new caries, respectively. The patient was treated with cariogram follow-up, total care with block system, DHE, and topical application of fluoride. In this case, there was an increased prediction of caries prevention, and a decreased caries risk factors including diet and bacteria.Keywords: rampant caries, cariogram, caries management  Abstrak: Sampai saat ini karies rampan masih memiliki prevalensi yang tinggi. Penilaian karies dilakukan secara komprehensif pada pasien dengan karies rampan dengan menggunakan kariogram yang dapat menggambarkan penyebab dan urutan risiko karies. Kami melaporkan kasus seorang anak perempuan berusia 4 tahun dengan keluhan gusi belakang kiri bawah bengkak. Pasien didiagnosis oleh dokter spesialis anak menderita self mutilation. Terdapat bekas luka pada jari telunjuk kiri, pergelangan tangan, dan gigi 51, 61, 72, 71, 81 sudah tanggal. Pemeriksaan klinis menunjukkan oral hygene buruk dengan abses pada gigi 74 dan 75, banyak terdapat karies dan radiks. Pasien memiliki kebiasaan minum susu botol dengan dot sampai usia 3 tahun. Kariogram dilakukan pada kunjungan awal, diikuti edukasi kesehatan gigi dan mulut (DHE) dan pemberian topikal aplikasi fluor (TAF). Evaluasi dengan menggunakan kariogram dilakukan pada awal kunjungan, bulan ketiga dan bulan keenam dengan hasil kemungkinan menghindari karies baru sebesar 15%, 19% dan 35% secara berturut. Penatalaksanaan kasus ini ialah dengan follow-up  kariogram, total care dengan sistem blok, DHE, dan TAF. Pada kasus ini terjadi peningkatan kemungkinan menghindari karies baru yang cukup tinggi dan terjadi penurunan besarnya faktor risiko karies pada faktor pola diet dan bakteri.Kata kunci: karies rampan, kariogram, penatalakasanaan
Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Buah Naga Merah terhadap Pertum-buhan Streptococcus mutans pada Sediaan Obat Kumur (Uji Invitro) Ariyani, Bitha; Armalina, Desy; Purbaningrum, Diah A.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.34572

Abstract

Abstract: Caries could be minimized by reducing plaque accumulation with an antiseptic mouthwash. However, chlorhexidine 0,2%, the gold standard mouthwash, is known to have side effects. This has led to the innovation of an alternative herbal-based mouthwash that has antibacterial properties; one of the possible natural material is red dragon fruit peels. This study was aimed to prove the effect of red dragon fruit peel extract as mouthwash prepared in several concentrations to inhibit the growth of Streptococcus mutans. This was a quasi-experimental study with the post test control group design. There were six sample groups, namely mouthwash with extract concentration of 6.25%, 12.5%, 25%, and 50%, negative control (aquadest), and positive control (chlorhexidine 0.2%). The antibacterial assessment was done by using the well diffusion method calculating the inhibition zone formed around the wellbore. Data were analyzed by using the Kruskal Wallis test and the Mann Whitney Post Hoc test. The results showed that the average inhibition zones formed by extract mouthwash of 6.25%, 12.5%, 25%, 50% were 3.18 mm, 5.13 mm, 7.30 mm, and 11.01 mm respectively, and by positive control was 14.65 mm. There were significant differences between each treatment group. All concentrations of red dragon fruit peel extract in mouthwash could inhibit effectively the growth of Streptococcus mutans although not as effective as the positive control. In conclusion, red dragon fruit peel extract mouthwash could inihibit the growth of Streptococcus mutans.Keywords: mouthwash; red dragon fruit peel; Streptococcus mutans; antibacterial effect  Abstrak: Karies dapat diminimalisasi dengan mengurangi akumulasi plak menggunakan obat kumur antiseptik. Obat kumur chlorhexidine 0,2% merupakan obat kumur baku emas namun memiliki efek samping. Hal tersebut memunculkan inovasi untuk mencari alternatif obat kumur berbahan dasar herbal yang memiliki sifat antibakteri; salah satunya ialah kulit buah naga merah. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh ekstrak kulit buah naga merah dalam obat kumur dengan beberapa konsentrasi untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans penyebab karies. Jenis penelitian ialah quasi experimental dengan desain post test only group control design. Terdapat enam kelompok sampel yaitu obat kumur konsentrasi ekstrak 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, kontrol (-) akuades, dan kontrol (+) chlorhexidine 0,2%. Uji antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan menghitung zona hambat yang terbentuk di sekitar lubang sumuran. Uji statistik menggunakan Kruskal Wallis  dan uji post hoc Mann Whitney. Hasil penelitian mendapatkan rerata zona hambat yang terbentuk dari obat kumur konsentrasi ekstrak 6,25%, 12,5%, 25%, 50% ialah 3,18 mm, 5,13 mm, 7,30 mm, 11,01mm, dan kelompok kontrol(+) ialah 14,56 mm. Perbedaan bermakna terdapat pada setiap kelompok perlakuan. Setiap konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah dalam obat kumur berpengaruh menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans, namun belum sebaik kontrol (+). Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit buah naga merah dalam obat kumur berpengaruh menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.Kata kunci: obat kumur; kulit buah naga merah; Streptococcus mutans; efek antibakteri
Pengaruh Perendaman Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans pada Plat Resin Akrilik Syaula, Yuhi; Antari, Arlita L.; Purbaningrum, Diah A.
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.9.2.2021.34104

Abstract

Abstract: Denture plate materials such as acrylic resin can induce adhesion of Candida albicans. Therefore, acrylic resin needs to be immersed in disinfectant. However, disinfectant can change its physical and mechanical properties, hence an alternative material is needed, such as hibiscus flower (Hibiscus rosa sinensis L.) due to its antifungal activity. This study was aimed to identify the effects of hibiscus flower extract and its concentrations towards the growth of C. albicans on acrylic resin plates. This was an experimental and laboratory study using the post-test only with control group design.  Acrylic resins were immersed in suspension of C. albicans, then were divided into four groups, as follows: 62.5% and 75% hibiscus flower extract (group I and II), positive control (sodium hypochlorite), and negative control (sterile aquadest). Acrylic resins were cultured and incubated on SDA media for 24 hours then the number of colonies were calculated. The results showed that C. albicans colonies in the treatment groups I, II, negative control, and positive control were 495 CFU/ml, 571.25 CFU/mL, 1175 CFU/mL, 23.125 CFU/mL respective-ly. The Kruskal-Wallis test showed significant differences in number of colonies of C. albicans (p<0.05) among all groups The post hoc Mann-Whitney test showed that all groups were significantly different, except for treatment groups I towards II. In conclusion, extract of hibiscus flower (H. rosa sinensis L.) affected the growth of C. albicans on acrylic resin plates.Keywords: hibiscus flower; Hibiscus rosa sinensis L.; Candida albicans; acrylic resin  Abstrak: Adanya bahan plat basis gigi tiruan seperti resin akrilik dapat memicu perlekatan C. albicans; oleh karena itu, resin akrilik perlu direndam dalam larutan desinfektan. Namun, larutan desinfektan dapat mengubah sifat fisik dan mekanik dari akrilik sehingga diperlukan adanya bahan alternatif, antara lain bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) yang memiliki aktivitas antifungal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak dan konsentrasi bunga sepatu terhadap pertumbuhan C. albicans pada plat resin akrilik. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan post-test only with control group design. Resin akrilik direndam dalam suspensi C. albicans, Terdapat empat kelompok perlakuan yaitu ekstrak bunga sepatu 62,5% dan 75%, kontrol positif (sodium hipoklorit), dan kontrol negatif (akuades steril). Resin akrilik dikultur dan diinkubasi pada media SDA selama 24 jam, kemudian jumlah koloni C. albicans dihitung. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah koloni C. albicans kelompok perlakuan I, II, kontrol negatif, dan positif sebanyak 495 CFU/ml, 571.25 CFU/mL, 1175 CFU/mL, 23.125 CFU/mL secara berurut. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan perbedaan jumlah koloni C. albicans yang bermakna (p<0.05) antar semua kelompok. Uji post hoc Mann-Whitney menunjukkan semua kelompok berbeda bermakna, kecuali kelompok perlakuan I dengan II. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak bunga sepatu (H. rosa sinensis L.) berpengaruh terhadap pertumbuhan C. albicans pada plat resin akrilik.Kata kunci: bunga sepatu; Hibiscus rosa sinensis L.; Candida albicans; resin akrilik
Perbedaan antara Efek Perendaman dalam Susu Sapi dan Susu Kedelai Murni terhadap Kekerasan Email Gigi Hidayat, Audia N.; Purbaningrum, Diah A.; Sudaryanto, Sudaryanto; Hardini, Nadia
e-GiGi Vol 9, No 2 (2021): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v9i2.35707

Abstract

Abstract: Enamel is the hardest structure of the tooth which contains 96% inorganic material. The hardness of enamel can be observed through the remineralization cycle. Remineralization can be produced by solution that contains ionic calsium and phosphate, such as milk. This study was aimed to determine the difference between immersed in cow milk and in pure soy milk on enamel hardness. This was an experimental laboratory study with the posttest only control group design. Samples were caries-free mandibular first premolars, obtained by using the simple random sampling. There were 27 specimens of human premolars to be measured for enamel hardness divided into three groups, as follows: immersed in artificial saliva, cow milk, and pure soy milk for 90 minutes (assuming consumption of cow milk/pure soy milk for 3 months). The hardness value was tested by using Vickers Hardness Tester with a load of 1000 grams for 10 seconds. The One Way Anova test showed that there were significant differences in tooth enamel surface among groups (p<0.05). The difference in enamel hardness between the group immersed in cow milk and the one immersed in pure soy milk group was not significant (p>0.05). In conclusion, there was no difference between immersion in cow milk and in soy milk on the enamel hardness. Cow milk and soy milk can become remineralizing agents to increase the enamel hardness.Keywords: pure cow milk; pure soy milk; hardness of tooth enamel Abstrak: Email merupakan struktur terkeras dari gigi yang mengandung 96% bahan anorganik. Kekerasan email dapat diamati melalui siklus remineralisasi. Remineralisasi dapat dihasilkan oleh larutan yang mengandung ion kalsium dan fosfat, salah satunya ialah susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara perendaman dalam susu sapi dan susu kedelai murni terhadap kekerasan email gigi. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan the posttest only control group design. Sampel penelitian ialah gigi premolar pertama rahang bawah yang bebas karies, diperoleh dengan simple random sampling. Sejumlah 27 spesimen gigi premolar manusia yang diukur kekerasannya dibagi menjadi tiga kelompok yang direndam dalam saliva buatan, susu sapi, dan susu kedelai murni selama 90 menit (asumsi konsumsi susu sapi/susu kedelai murni selama tiga bulan). Nilai kekerasan diuji menggunakan Vickers Hardness Tester dengan beban 1000 gram selama 10 detik. Hasil uji One Way Anova menunjukkan terdapat perbedaan permu-kaan email gigi yang bermakna (p<0,05). Perbedaan kekerasan email antara kelompok yang direndam dalam susu sapi dan yang direndam dalam susu kedelai murni tidak bermakna (p>0,05). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat perbedaan bermakna antara perendaman dalam susu sapi dan dalam susu kedelai murni terhadap kekerasan email. Susu sapi dan susu kedelai dapat menjadi agen remineralisasi untuk meningkatkan kekerasan email gigi. Kata kunci: susu sapi murni; susu kedelai murni; kekerasan email gigi