Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

MODEL EKSPERIMENTAL LIMPASAN PERMUKAAN PADA PERKERASAN PAVING BLOCK DENGAN PENAMBAHAN RUMPUT ANTAR PAVING I Wayan Yasa; I D G Jaya Negara; Ni Kadek Asri R W
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.726 KB) | DOI: 10.22225/pd.9.1.1677.87-101

Abstract

The use of pavement is increasing as an impact of urban development. The pavement of the land surface is very influential on increasing surface runoff. The surface runoff will cause flooding and inundation if the drainage system is not good. The use of pavement that can reduce runoff is needed, to reduce the occurrence of floods. This study aims to determine the effect of the land surface on the value of the surface runoff coefficient (C). The material used is in the form of paving blocks with the fill of grass between paving blocks. This research was conducted using a rainfall simulator. The material used is brick-shaped paving blocks of size 20 x 10 x 8 cm with a variety of brick stacking patterns and woven mats combined with mini elephant grass with a mix ratio of 75%: 25%. The measurement results are rainfall intensity, runoff volume, and surface runoff coefficient (C). The results showed that the addition of mini elephant grass had an influence on the value of the runoff coefficient. In paving blocks without the fill of mini elephant grass has a greater coefficient. The runoff coefficients produced include: soil runoff coefficient values ranging from 0.39 - 0.44, paving blocks for brick stacking runoff coefficients range from 0.42 - 0.46, paving blocks woven mat ranges from 0.41 - 0.45, paving blocks brick stacking patterns with the fill of mini elephant grass runoff coefficient ranging from 0.40 to 0.45, and paving block woven mat patterns with of mini elephant grass runoff coefficient ranging from 0.36 - 0.41.
KESERAGAMAN TETESAN PADA IRIGASI TETES SISTEM GRAVITASI: Emission Uniformity on Gravitational Drip Irrigation System Humairo Saidah; I Wayan Yasa; Ernita Hardiyanti
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Since water availability in arid area is very limited, the technology of water-saving irrigation system is extremely needed. Gravitational drip irrigation system is one of modification drip irrigation system that very feasible to apply, due to using familiar materials that will be mostly easy to find and no high skill and sophisticated technology knowledge is needed. This research conducted an experimental model of drip irrigational system with a reservoir placed on the height of 3 meters. Then observations were made by measuring of water that collected in a glass collector on each emitter placed along lateral pipe 6 meters long. The pipe fitted on a slope of 0%, 0.3%, 0.4% and 0.5%, then be compared its emission uniformity. The results showed that the best emission uniformity coefficient obtained at 0.3% pipe slope compared with the others with emission uniformity coefficient more than 85% and in a category of very good emission uniformity. Then emission uniformity coefficient also increases while increasing the duration of flows. So the longer time of flows shows the better emitters performance.
PENGARUH PENYULINGAN AIR TANAH TERHADAP KONFIGURASI AQUIFER DI GILI TRAWANGAN: The Effect of Ground Water Destilationto the Aquifer Configuration in Gili Trawangan I Wayan Yasa; Budianto Budianto; Lilik Hanifah; Suparjo Suparjo
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan pariwisata di Gili Trawangan mengalami perkembangan yang sangat pesat dan merupakan salah satu andalan pariwisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Saat ini Gili Trawangan sudah menjadi destinasi pariwisata tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik bahkan didominasi oleh wisatawan mancanegara. Perkembangan pariwisata tersebut telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gili Trawangan serta telah dapat menciptakan peluang kerja bagi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pengadaan air bersih untuk kebutuhan pariwisata selama beberapa tahun disuplai dari wilayah Pemenang dengan menggunakan boat/perahu nelayan sehingga harga air bersih menjadi sangat mahal serta ketersediaannya sangat terbatas. Hal demikian yang sering menjadi keluhan dari pengusaha pariwisata. Berdasarkan kendala/ keterbatasan air bersih dalam mendukung pertumbuhan pariwisata di Gili Trawangan maka saat ini telah ada usaha penyulingan air tanah berupa air payau diolah menjadi air tawar. Air tanah yang digunakan berupa air payau yang diambil dengan membuat sumur pada kedalaman 10 meter dan saat ini ini hampir 90% masyarakat dan pariwisata kebutuhan air bersihnya disediakan dari perusahaan yang melakukan penyulingan air tanah tersebut. Usaha penyulingan tersebut perlu mendapatkan perhatian selain sudah membantu penyediaan air bersih untuk pengembangan pariwisata tetapi juga perlu dilakukan usaha pemantauan perubahan aquifer dibawah permukaan sehingga tidak terjadi perubahan terutama penurunan elevasi muka tanah di Gili Trawangan. Metode yang digunakan yaitu dengan melakukan pengukuran resistivity lapisan batuan dengan Geolistrik langsung di lokasi penelitian dibeberapa titik dengan bentangan yang sesuai dengan kondisi dilokasi penelitian. Analisis kondisi batuan dan aquifer bawah permukaan mengunakan software RES2DIN. Hasil yang diperoleh yaitu berupa nilai resistivity masing-masing batuan penyusun lapisan bawah permukaan serta layer-layer lapisan batuan pada beberapa kedalam dengan berbagai kondisi sifat fisik dan kimianya yang menggambarkan kondisi lapisan aquifer/air tanah dibawah permukaan. Periode pengukuran rentang tahun 2012 dan tahun 2014 kondisi aquifer air tanah pada umumnya tidak menunjukkan perubahan secara signifikan walaupun adanya pengambilan air tanah secara terus menerus. Kedalaman air tanah bebas tidak mengalami penurunan karena pengisian selalu berlangsung dari air laut. Pengisian secara terus menerus ini disebabkan karena lapisan batuan penyusunnya sangat porus sehingga mempermudah masuknya air laut ke daratan menggantikan air yang diambil untuk disuling. Air tanah yang diambil dan disuling yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat dan dunia usaha pariwisata di Gili Trawangan belum mempengaruhi kedalaman aquifer air tanah di wilayah tersebut
STUDI EVALUASI KEAKTIFAN SDM KONSTRUKSI TEKNISI / TENAGA TERAMPIL DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT: Evaluation Study of Human Resources Activity of Techniciants Contructions / Vocation Skill in West Nusa Tenggara Province Mudji Wahyudi; I Wayan Yasa
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SDM Konstruksi Indonesia yang merupakan individu yang berpraktek profesi dikeinsyuran dan kearsitekturan serta teknisi/tenaga terampil (skilled labour) di sector konstruksi Indonesia, termasuk dalam kategori pekerja terampil yang akan berpartisipasi dalam AFTA 2015. Anomali peran dan fungsi SDM Konstruksi bersertifikasi ini meliputi Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil, sehingga dari total jumlah pemegang sertifikasi yang ada, tidak semua berkontribusi langsung pada proses pelaksanaan konstruksi. Potensi efektif dari SDM Konstruksi bersertifikasi tersebut tidak dapat diketahui, padahal hanya Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil yang telah bersertifikasi saja dapat berpartisipasi pada AFTA 2015. Untuk memperoleh gambaran nyata kesiapan SDM Konstruksi (Insinyur, Arsitek, Teknisi / TenagaTerampil) di tingkat Provinsi menjelang AFTA 2015, maka dilakukan Studi Evaluasi Keaktifan SDM Konstruksi Daerah (teknisi/tenaga terampil) di Provinsi NTB. Rendahnya kesadaran tenaga kerja konstruksi untuk memiliki SKT karena persepsi tenaga kerja terampil bahwa tidak ada korelasi yang linier antara kepemilikan SKT dengan pendapatan yang diperoleh tenaga konstruksi di daerah serta Tenaga kerja SDM konstruksi yang secara langsung terlibat dalam kegiatan proyek konstruksi yang sedang berjalan di Provinsi NTB sebagian besar tidak memiliki SKT, kepemilikan SKT hanya terbatas pada tingkat mandor dan pengawas lapangan.
CAKUPAN LAYANAN AIR BERSIH PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT: Water Supply Coverage of the Government of Lombok Barat Distric I Wayan Yasa
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air sebagai sumber kehidupan masyarakat secara alami, keberadaannya bersifat dinamis dan gravitasi mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah, tanpa mengenal batas wilayah administrasi. Keberadaan air mengikuti siklus hidrologis yang erat hubungannya dengan kondisi cuaca/iklim pada suatu daerah sehingga menyebabkan ketersediaan air tidak merata dalam setiap waktu dan setiap wilayah. Peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat berimplikasi pada peningkatan kebutuhan akan air bersih untuk berbagai keperluan sehari-hari. Sumber-sumber air dimasing-masing wilayah seringkali tidak sesuai dengan jumlah penduduk sehingga telah menjadi permasalahan tahunan pada wilayah-wilayah tertentu terjadi kekurangan air bersih yang berdampak pada turunnya kualitas kesehatan masyarakat. Untuk mengetahui kebutuhan air pada tahun rencana, maka harus diketahui paling tidak perkiraan jumlah penduduk pada tahun tersebut, berdasarkan data yang ada pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam yaitu, Metode Rata-rata Aritmatika, Metode Regresi Linier dan Metode Geometri. Secara keseluruhan rata-rata cakupan layanan air bersih masyarakat di Kecamatan Gerung sudah mencapai 88,90% yang sebagian besar memanfaatkan sumur pribadi. Karena sebagian besar memanfaat sumber air dari air bawah permukaan maka usaha pelestarian sumber air bawah permukaaan perlu dilakukan yaitu dengan melakukan konservasi wilayah resapan dan mempertahankan kualitas air bawah permukaan tidak sampai tercemar.
ANALISIS KARAKTERISTIK CURAH HUJAN UNTUK PENDUGAAN DEBIT PUNCAK DENGAN METODE RASIONAL DI MATARAM: Analysis of Characteristics Rainfall for Peak Discharge Estimation With Rational Method in Mataram Muhammad Bagus Budianto; I Wayan Yasa; Lilik Hanifah
Spektrum Sipil Vol 2 No 2 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsep hidrologi sederhana dalam suatu sistem DAS (daerah aliran sungai) digambarkan dengan adanya hubungan antara masukan, proses dan luaran. Hujan adalah komponen utama dalam sistem tersebut yaitu sebagai masukan dalam sistem, sedangkan luaran dari sistem adalah berupa aliran. Aliran air dipengaruhi karakteristik hujan yaitu kedalaman hujan, durasi hujan, intensitas hujan dan frekuensi hujan. Intensitas hujan erat kaitannya dengan durasi dan frekuensi. Ketiga karakter hujan tersebut dapat digambarkan dalam grafik intensity-duration- frequency (IDF). Kurva IDF ini dapat digunakan untuk menghitung debit banjir rencana dengan menggunakan metode rasional. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pola distribusi curah hujan yang cocok adalah log pearson type III, kemudian curah hujan rancangan untuk periode ulang 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 berturut-turut adalah sebesar 41,46 mm, 67,36 mm, 96,43 mm, 122,03 mm, 162,96 mm, 200,79 mm, 245,86 mm dan 299,78 mm. Berdasarkan tata guna lahan yang ada pada tahun 2011 besarnya koefisien aliran (C) adalah 0,504, sedangkan dari data teknis DAS Unus untuk analisis waktu konsentrasi adalah 6,29 jam. Dan besaran debit puncak banjir untuk kala ulang 1, 2, 5, 10, 25, 50, 100 dan 200 berturut-turut adalah 23,10 m3/dt, 37,53 m3/dt, 53,73 m3/dt, 67,99 m3/dt, 90,80 m3/dt, 111,87 m3/dt, 136,99 m3/dt, 167,03 m3/dt.
ANALISIS BEBERAPA METODE PENGISIAN DATA HUJAN YANG HILANG DI WILAYAH SUNGAI PULAU LOMBOK: Analysis of Several Methods of Filling Data are Missing Rainfall in The Basin Island of Lombok I Wayan Yasa; Muhammad Bagus Budianto; Ni Made Karmila Santi
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hujan merupakan salah satu unsur hidrologi yang penting sebagai data masukan dalam analisis pengairan maupun dalam perancangan dan perencanaan bangunan-bangunan hidrolik. Data yang tercatat di stasiun hujan merupakan bagian penting di dalam analisis hidrologi. Adapun kendala yang hampir selalu ada dalam analisis adalah adanya data hujan yang hilang/kosong baik karena kerusakan alat, kelalaian petugas maupun data yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis metode yang paling tepat dalam mengestimasi data hujan yang hilang/kosong pada stasiun hujan di wilayah Sungai Pulau Lombok. Penelitian ini menggunakan beberapa metode dalam pengisian data hujan yaitu Rata-rata Aljabar, Normal Ratio Method dan Reciprocal Method dengan memasukkan unsur letak tinggi elevasi stasiun dan jarak stasiun sebagai salah satu variabel dalam pengisian data hujan yang hilang/kosong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan unsur elevasi stasiun sangat berpengaruh pada pengisian data hujan yang hilang/kosong. Pada metode Rata-rata Aljabar dengan memasukkan variabel elevasi, persentase penyimpangan berdasarkan nilai Kesalahan Relatif hujan harian sebesar 98%. Sedangkan untuk data hujan bulanan, Kesalahan Relatifnya sebesar 59% dengan menggunakan Reciprocal Method.
Pengenalan Irigasi Tetes Pada Anak- Anak Di Lingkungan Sekolah I Dewa Gede Jaya Negara; Anid Supriyadi; I Gede Putu Warka; I Wayan Yasa; Salehudin Salehudin
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 3 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.641 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.929

Abstract

 Irigasi tetes merupakan sistem irigasi hemat air yang sudah lama diaplikasikan diberbagai negara, akan tetapi untuk di lingkungan diwilayah negara kita masih banyak yang belum mengenal. Memperhatikan adanya perubahan iklim global,yang berdampak pada ketersediaan air yang akan semakin menurun. Aplikasi irigasi tetes sangat mungkin dilakukan masyarakat, karena penggunaan airnya terbatas. Untuk itu pengenalan yang paling mungkin dilakukan  adalah pada anak-anak sekolah, sebagai penerus bangsa. Pengabdian ini melakukan pelatihan irigasi tetes sebagai materi pengabdian yang dilakukan pada  SMP Dwijendra Mataram. Sasaran pengabdian adalah semua anak-anak sekolah di sekolah SMP Dwijendra tersebut. Tujuan pelatihan ini  adalah untuk menigkatkan pengetahuan dan ketarampilan siswa tentang irigasi tetes  dan pertanian lahan terbatas. Pelatihan dilakukan dengan tahapan survey awal, ceramah di dalam kelas dan praktik irigasi  tetes dihalaman sekolah. Hasil yang dicapai adalah siswa dan siswi SMP Dwijendra telah mendapatkan pengetahuan irigasi tetes, memahami dengan baik sistem irigasi tetes, mampu membuat jaringan irigasi dan mengatur jarak tanaman irigasi serta mampu  mengoperasikan meningkat jaringan irigasi dan tanaman dengan baik.
SOSIALISASI BERSAHABAT DENGAN BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI DESA PEMENANG BARAT KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA Muh Bagus Budianto; I Wayan Yasa; Ery Setiawan; Desi Widianty; Ratna Yuniarti
Jurnal Bakti Nusa Vol. 2 No. 1 (2021): JURNAL BAKTI NUSA
Publisher : Jurusan Teknik Elektro Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/baktinusa.v2i1.24

Abstract

Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, karena letak Indonesia yang berada pada gugusan gunung api (ring of fire) dunia dan dilewati tiga lempeng tektonik, yaitu Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia. Sejak akhir bulan Juli hingga akhir tahun 2018 telah terjadi gempa bumi di Lombok. Gempa tersebut mengakibatkan kerusakan lingkungan, terjadinya tanah longsor, runtuhnya bangunan rumah, tempat ibadah, perkantoran dan jatuhnya korban jiwa maupun yang luka-luka. Kabupaten Lombok Utara merupakan wilayah terparah yang terkena dampak gempa Lombok, karena wilayah ini sangat dekat dengan pusat gempa. Banyaknya korban dan rusaknya infrastruktur akibat gempa harus menjadi pembelajaran bagi pemerintah dan masyarakat, agar ke depan dapat disusun kebijakan yang lebih ramah terhadap gempa. Selain itu di masyarakat juga perlu dilatih dan dibangkitkan budaya sadar bencana alam termasuk gempa bumi dan tsunami melalui penyuluhan. Hasil kegiatan meningkatnya kapasitas pengetahuan masyarakat tentang gempa bumi dan meningkatnya kesadaran masyarakat memitigasi gempa bumi dan tsunami, sehingga bila terjadi gempa lagi masyarakat telah siap dan dapat hidup harmonis dengan keadaan alam.
Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dalam Menginovasikan Produk Kerupuk Dari Limbah Kulit Kakao di Desa Medana, Tanjung (KLU) I Wayan Yasa; Noviatuzzohrah; Wahyu Samudra; Noviana; I Made Dwi Andika Saputra; Juan Dwiky Liestanto; Muhammad Fadhol Harry Setiawan; Sisilia Akmalyanti; Haryati; Abidatul Mutiah; Putri Nuryana
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 5 No 3 (2022): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.786 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i3.1866

Abstract

Buah kakao adalah buah yang tidak memiliki musim, sehingga menjadi salah satu buah yang menghasilkan hasil panen yang tinggi setiap tahun di desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Hasil panen yang tinggi, berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan, yaitu kulit kakao. Permasalahan utama masyarakat desa Medana yaitu kurangnya pemahaman tentang mengoptimalkan pemanfaatan kulit buah kakao, sehingga hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, bahkan sebagian besar merupakan limbah perkebunan yang hanya ditumpuk dan ditimbun. Kulit kakao mengandung senyawa fenolik, tanin, alkoloid, purin, dan coco butter. Hal ini membuktikan bahwa kulit kakao dapat dimanfaatkan sebagai produk olahan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Program ini dilaksanakan dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat desa Medana dengan memanfaatkan limbah kulit buah kakao menjadi produk olahan berupa kerupuk khususnya di desa Medana. Metode pelaksanaan dilakukan dengan metode survei dan wawancara dengan masyarakat setempat terkait untuk proses pengumpulan data. Proses selanjutnya yaitu sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan kulit kakao yang akan diolah menjadi produk berupa kerupuk kulit kakao. Produk dibuat dengan alat dan bahan yang sederhana dan mudah diaplikasikan, sehingga mudah diterapkan oleh masyarakat desa Medana dari berbagai kalangan. Hasil produk didapatkan yaitu berupa kerupuk yang renyah serta mengembang setelah digoreng, selain itu, respon masyarakat sangat baik terhadap program yang telah dilaksanakan.